Anda di halaman 1dari 3

Kewajiban Manusia Memelihara Dan Memakmurkan Alam

Oleh : Adi Sutrisno

.






.





.







Hadirin Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah.
Subhanallah, Allah telah membentangkan bumi yang sangat luas dengan
tumbuh-tumbuhan yang menghijau ranau berkemilau. Diciptakannya Laut yang biru
beserta seluruh ekosistem di dalamnya. Gunung-gunung, batu, air dan udara, semua itu
merupakan sumber daya alam karunia Tuhan. Manusia diberikan mandat untuk
memeliharanya dengan cara mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam tersebut
berdasarkan azas kelestarian untuk mencapai kemakmuran yang dapat memenuhi
kebutuhan sekarang dan generasi yang akan datang.
Namun kenyataan berbicara lain, bahwa alam ini mengalami kerusakan yang
cukup parah, baik di daratan, lautan maupun udara yang mengakibatkan malapetaka
bagi manusia. Kerusakan itu disebabkan oleh ulah tangan manusia yang tidak
bertanggungjawab yang hanya mementingkan ambisi pribadi tanpa mempedulikan
kelestarian alam. Untuk itu perlu ditumbuhkan kesadaran untuk mencintai alam serta
lingkungan sekitar. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat al-Hijr ayat 19-20 :

Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan
kami tumbuhkan padanya segala sesuatu yang menurut ukuran. Dan kami telah
menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup. Dan (Kami menciptakan pula)
makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.

Hadirin Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah.


Ayat ini memberikan gambaran bahwa betapa banyak fasilitas yang telah Allah
sediakan bagi manusia untuk dipergunakan bagi kebutuhan hidupnya, dengan catatan
haruslah dengan kedasadaran menjaga keseimbangan dan kelestarian alam.
Allah menghamparkan bumi beserta seluruh isinya sebagai sumber kehidupan.
Dijadikannya gunung-gunung dengan iklim yang cocok untuk pertanian, laut dijadikan
sebagai sumber pencarian sang nelayan. Begitupula dengan sungai-sungai yang
mengalir, tumbuh-tumbuhan bahkan hewan diciptakan Allah untuk kesejahteraan umat
manusia. Sepantasnya manusia bersyukur dengan semua karunia yang Allah berikan.
Adalah suatu kenyataan, bahwa keadaan lingkungan alam di negeri kita ini sudah
mengalami kerusakan yang sangat parah dan mengkhawatirkan, karena ulah perbuatan

manusia. Kalaulah keadaan alam ini dirusak terus menerus maka kehancuran tinggal
menunggu waktunya saja.

Hadirin Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah.


Coba kita renungkan!!, selama kurang lebih lima tahun belakangan ini, musibah
apa yang tidak menimpa negeri kita?!. Gelombang besar bernama tsunami sudah
pernah terjadi, banjir bandang nyaris setiap tahun kita alami, tanah longsor dan banjir
lumpur pun belum selesai kita tangani, kekeringan dan kebakaran seolah saling
menjemput dan beriringan. Gunung berapi yang terbatuk dan memuntahkan lahar,
mengirim batu dan pasir yang mematikan, seolah-olah sepakat untuk bergolak bersama
di seluruh Indonesia. Belum lagi global warming (pemanasan global) yang bagaikan
monster yang siap menerkam kita setiap saat. Efek global warming diperkirakan akan
menyebabkan perubahan-perubahan seperti ; naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intensitas kejadian alam yang ekstrim (saat kita yang di Sumatera
berjuang menghadapi hujan dan banjir, di pulau Jawa justru kewalahan melawan
panas). Akibat lain ialah terpengaruhnya hasil pertanian, punahnya berbagai jenis
hewan, serta mengganggu kesehatan manusia. Ini bukan Tuhan sedang mengombral
murka, ini tentang manusia dan perilakunya. Udara kita kotor, sungai kita tercemar,
hutan kita gundul, siapa dalang dari semua ini kalau bukan manusia.
Hadirin Jamaah Jumat Yang diRahmati Allah.
Bagi umat Islam, ajaran untuk tidak berbuat kerusakan pada alam, memelihara
lingkungan, berbuat yang terbaik buat umat manusia, menjadi ajaran yang sangat
dijunjung tinggi. Diriwayatkan oleh Thabrani, Nabi SAW bersabda yang artinya:

Sayangilah apa yang ada di bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh yang ada di
langit (Allah SWT)
begitu pula UU No. 41 Tahun 1999 tentang melestarikan hutan sudah ada, tapi kenapa
masih saja merusak alam ini?. Hal ini disebabkan karena adanya kelompok manusia
yang memiliki sifat rakus, ingin cepat kaya, ditambah lagi dengan kurangnya
pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai agama dalam kehidupannya sehingga
enak saja merampok kekayaan alam.
Hadirin Jamaah Jumat Yang Berbahagia.
Kerusakan alam yang terjadi seperti sekarang ini ternyata juga pernah terjadi
pada zaman dahulu yakni pada kaum Nabi Tsamut. Oleh karena itu, Islam menyuruh
kita belajar dari sejarah, karena dari sejarah itu dapat diperoleh gambaran bagaimana
umat terdahulu berinteraksi dengan alam, bagaimana ganjaran Allah terhadap orang
yang zalim dan membangkang kepada-Nya. Bagi orang yang suka berbuat zholim dan
membangkang kepada Allah, hendaknya menyadari bahwa betapa besar nikmat yang
telah Allah berikan, maka adalah wajib mensyukuri nikmat itu dalam berbagai bentuk,
seperti memanifestasikan dalam bentuk memelihara dan memakmurkan alam. Tidakkah
seyogyanya manusia belajar dari masa lalu? Tapi ternyata manusia lupa dengan
sejarah, hal ini seperti disebutkan dalam al-Quran surat Hud ayat 61 berikut ini :

.



.




Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Sholeh, Sholeh berkata : Hai
kaumku, sembahlah Allah. Sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku
amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)
Hadirin Jamaah Jumat Yang diRahmati Allah.
Dalam ayat tadi, Allah SWT menjelaskan bahwa, setelah manusia berkembang
biak di atas bumi, mereka diserahi tugas oleh Allah untuk memakmurkannya sebagai
ungkapan dari rasa syukur atas anugerah dan karunia dari pada-Nya. Dalam ayat tadi
secara jelas Allah berfirman
( dan menjadikan kamu pemakmurnya), artinya


bahwa alam beserta segala isinya hendaklah dipelihara dan dijaga kelestariannya.
Bagaimana caranya?. Yaitu menghentikan segala bentuk ekploitasi alam, baik itu
berupa penebangan hutan secara liar alias illegal logging, penambangan emas tanpa
izin (PETI), menangkap ikan dengan cara meracuni air sungai. Kemudian lakukan
reboisasi, singkirkan sifat rakus dari dalam hati melalui pemahaman secara utuh
terhadap ajaran agama. Kepada orang tua, tokoh masyarakat, ulama dan para
pemimpin hendaklah memberikan peringatan kepada keluarga dan masyarakat akan
pentingnya memelihara alam, dan yang paling penting kepada penegak hukum,
tegakkan hukum yang sebenar-benarnya, berikan sanksi hukum yang tegas.
Hadirin Jamaah Jumat Yang Berbahagia.
Bila kita telah terlanjur berbuat kezholiman dan kerusakan, sesungguhnya Allah
Maha Pengampun. Oleh karena itu dalam ayat tadi Allah juga memerintahkan

( bertaubatlah kamu). Bila kita bertaubat kemudian diiringi dengan amal

sholeh dalam konteks ini yaitu memakmurkan dan memelihara alam, maka Insya Allah
alam nan indah ini akan terjaga kelestariannya sehingga apa yang kita nikmati saat ini
juga akan dinikmati oleh anak cucu kita dikemudian hari karena alam nan indah ini
adalah titipan anak cucu kita bukan warisan dari nenek moyang. Oleh karena itu
seyogyanya kita mewariskan mata air bukan air mata.

Anda mungkin juga menyukai