Anda di halaman 1dari 6

TUGAS III MATA KULIAH

TEKNIK PEMERCONTOAN PERTEMUAN KE 4


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pemercontoan
Semester V Pada Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2016/2017

Disusun oleh:
Maulana Gunawan
10070112099

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1437 H / 2016 M
A. Sampling
Sampling adalah proses pengambilan sebagian komoditas dari seluruh
komoditas yang akan diperiksa kualitasnya, seluruh komoditas tersebut disebut
populasi sedangkan bagian komoditas yang terambil tersebut sample atau
contoh.
Tujuan sampling ialah mendapatkan contoh yang selain kualitasnya bisa
mewakili kualitas seluruh populasi, jumlahnya pun relatif masih bisa ditangani.
Faktor utama yang menentukan tingkat kesulitan suatu sampling ialah variabilitas
komponen-komponen pembentuk populasi. Batubara merupakan material yang
mempunyai tingkat variabilitas sangat tinggi, baik secara fisik maupun secara
kimia, oleh karena itu sampling batubara yang baik tidak mudah dilakukan,
padahal hasil yang mewakili seluruh populasi merupakan utama semua pihak
terkait.
1. Apa yang disebut dengan sampling yang baik?
Sampling yang baik adalah sampling yang di samping dilakukan dengan
akurat dan presisinya tinggi, sehingga contoh mewakili seluruh populasi dengan
baik, jumlah contoh yang terambilpun harus dapat ditangani.
Karena tak seorangpun tahu berapa nilai kualitas sesungguhnya suatu
komoditas, maka metode sampling, sample preparation dan analysis dianggap
tidak pernah ada yang 100% sempurna. Nilai kualitas yang didapat dari suatu
pengukuran hanyalah nilai pendekatan.
Nilai yang paling dekat dengan nilai sesungguhnya adalah nilai rata2 hasil
analisis

yang

didapat

oleh

sebanyak

mungkin

pemeriksaan,

dengan

menggunakan metode standar yang sama.


2. Dimana sampling bisa dilakukan?
Pada dasarnya sampling dilakukan dimana saja, dalam dua kemungkinan
kondisi yang berbeda yaitu :
Kondisi Moving stream (sementara batubara dipindahkan) lokasinya di Belt
conveyor, stockpile, barge, ship (incremental).

Kondisi Stationary (batubara dalam tumpukan) lokasinya di stockpile, barge atau


ship.
Sampling dalam kondisi moving stream lebih disukai para praktisi dari
pada dalam kondisi stationary. Hal ini dikarenakan apabila dalam kondisi moving
stream, increment contoh diambil persatuan jumlah berat atau waktu tertentu
pada saat batubara tersebut dipindahkan, sehingga contoh yang terambil
terdapat lebih mewakili seluruh populasi, sedangkan sampling dalam kondisi
stationary, contoh hanya diambil dari permukaan saja (kira-kira satu meter dari
permukaan) sehingga contoh tidak cukup mewakili populasi terutama pada
stockpile dimana segregasi tidak mungkin dapat dihindarkan sehingga
kemungkinan terjadinya bias besar sekali.
3. Bagaimana sampling dilakukan?
Sampling dapat dilakukan baik secara manual maupun secara mechanical,
cara mechanical sampling merupakan cara yang lebih disukai karena :
Contoh yang didapat dengan cara ini lebih bisa mewakili populasi dibandingkan
dengan contoh yang didapat dengan cara manual pada umumnya, kecuali
stopped-belt sampling.
Sampling dilakukan tampa harus mengganggu jalannya operasi, karena
sampling dilakukan terhadap batubara yang berada pada belt conveyor yang
sedang berjalan (moving stream), perkiraan presisi yang dicapai dapat diukur,
bias yang mungkin terjadi dapat diukur, keamanan para sampler lebih terjamin
Stopped-belt sampling merupakan sampling cara manual yang sangat
baik untuk dilakukan, namun sampling cara ini sangat mengganggu jalannya
operasi dikarenakan belt conveyor harus di berhentikan setiap kali mengambil
contoh (increment).
Pengambilan contoh batubara secara manual oleh seorang sampler dari
belt conveyor yang sedang berjalan dengan kecepatan serta kapasitas laju
angkut (flowrate) yang tinggi dan dilakukan dalam kurung waktu yang cukup
lama serta frekwensi pengambilan yang cukup tinggi, tidak mudah dilakukan dan
sangat berbahaya, oelh karena itu sedapat mungkin hindarilah cara tersebut.
Dibawah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan penggunaan cara tersebut, yaiitu :

Kecepatan belt conveyor

Tebalnya batubara pada belt conveyor

kapasitas laju angkut (flowrate)

Top size partikel batubara

Dalam beberapa standard method telah ditetapkan beberapa angka sebagai


batasan akan kondisi yang dianggap berbahaya pada pengambilan contoh
dengan cara tersebut.

Kondisi

satuan

AS

Kecepatan belt conveyor

M/dt

Tebalnya batubara pada belt conveyor

Cm

Kapasitas laju angkut (flowrate)

Ton/jam >200

Top size partikel

Mm

BS
>1.5

63

20

ISO
>1.5
20

>200 >200
80

80

B. Accuracy (Akurasi)
Accuracy dalam bahasa indonesianya adalah akurasi atau ketepatan,
Yang dimaksud dengan akurasi suatu pengukuran ialah besar atau kecilnya
penyimpangan hasil pengukuran tersebut terhadap nilai sesungguhnya.
Cara menentukan akurasi adalah dengan jalan membandingkan hasil
pengukuran dengan nilai sesungguhnya. Apabila perbedaannya sangat kecil
maka dikatakan bahwa pengukuran tersebut akurasinnya tinggi atau disebut juga
dengan sangat akurat, dan sebaliknya apabila perbedaannya besar maka
dikatakan bahwa dengan pengukuran tersebut akurasinya rendah atau dengan
kata lain tidak akurat.
Nilai sesungguhnya tidak pernah bisa diketahui, oleh karena itu
penentuan akurasi suatu pengukuran pun tidak dapat dilakukan yang dapat
dilakukan hanyalah membandingkan hasil pengukuran tersebut terhadap nilai
yang dianggap sama dengan nilai sesungguhnya (nilai pendekatan). Nilai
pendekatan didapat dengan cara :

Merata-ratakan

sebanyak

mungkin

hasil

pengukuran,

pengukuran

sebaiknya dilakukan oleh beberapa pengukur yang berbeda, tentunya dengan


cara yang sama dan dianggap paling baik.
Menentukan cara dan tempat sampling yang dianggap akan mendapatkan
contoh yang dapat menghasilkan nilai sesungguhnya (misalnya stopped belt).

C. Precision (presisi)
Precision dalam bahasa indonesianya adalah presisi atau kecermatan. Jika
suatu pengukuran dilakukan berulang-ulang dan memberikan hasil yang
variasinya kecil, maka dikatakan bahwa presisi pengukuran tersebut tinggi,
sebaliknya apabila memberikan hasil yang variasinya besar, maka dikatakan
bahwa presisi pengukuran tersebut rendah. Presisi dan akurasi sebenarnya
merupakan dua hal yang berbeda namun banyak orang menganggap kedua hal
tersebut merupakan hal yang sama, perlu kita sadari bahwa suatu hasil analisa
yang akurasinya rendah mungkin saja mempunyai presisi yang tinggi dan
sebaliknya suatu hasil analisis yang presisinya tinggi mungkin saja tidak akurat.
Umumnya parameter yang dipergunakan untuk mengukur presisi ialah kadar
abu, karena umumnya abu merupakan komponen yang paling bervariasi dalam
batubara. Apabila kadar abunya rendah dan merata maka bisa dipergunakan
parameter lain, seperti total moisture atau calorific value, namun perlu
diperhatikan bahwa nilai kedua parameter ini mudah berubah.

D. Bias
Apabila perbedaan hasil suatu analisis dengan suatu hasil yang dianggap
benar selalu lebih kecil atau selalu lebih besar, maka peristiwa tersebut disebut
bias.
Batubara mempunyai partikel dengan ukuran dan berat jenis yang bervariasi,
perlu kita ketahui bahwa kualitas tiap partikel batubara tersebut dapat berbeda
satu sama lainnya. Semakin besar variansi distribusi partikel suatu batubara
semakin besar pula variansi kualitasnya dan semakin besar kemungkinan
terjadinya bias pada pengambilan contonya.

DAFTAR PUSTAKA

Jefri Hansen Siahaan, ST , Teknik Sampling, 2011,


http://arsipteknikpertambangan/2011/01/.html Di akses pada tanggal 20
Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai