Metod
Metod
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa pentingnya tujuan penelitian yang menjadi
gagasan utama dilakukannya suatu penelitian. Dalam penelitian kuantitatif,
peneliti menggunakan teori secara deduktif dan meletakkannya di awal proposal
penelitian. Karena tujuannya adalah untuk menguji atau menverifikasi suatu teori
ketimbang mengembangkannya maka peneliti kuantitatif seyogianya mengajukan
teori, mengumpulkan data untuk mengkaji teori tersebut, menyatakan konfirmasi
atau diskonfirmasi atas teori tersebut berdasarkan hasil yang diperoleh.
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti sering kali menguji berbagai teori
untuk menjawab rumusan masalahnya, yang sebelumnya telah dibahas seperti apa
rumusan masalah yang ada di penelitian kuantitatif. Selain menfokuskan pada
penggunaan teori, penelitian kuantitatif juga akan menyajikan variabel-variabel
apa saja yang akan digunakan serta cara menggunakannya. Variabel-variabel yang
digunakan biasanya membantu merancang rumusan masalah dan hipotesis
penelitian. Variabel-variabel itu berhubungan satu sama lain, berfungsi sebsgsi
jembatan antarvariabel. Dalam beberapa hal, penelitri juga dapat mendefenisikan
variabel-variabel kunci yang digunakan dalam penelitian.
Dengan demikian, pada makalah ini akan dijelaskan tentang variabelvariabel apa saja yang digunakan dalam penelitian kuantitatif serta hipotesisnya,
asumsi yang digunakan dan teori apa saja yang mendukung variabel, hipotesis dan
asumsi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pada makalah ini adalah
1. Apa itu variabel, teori, asumsi, dan hipotesis?
2. Apa jenis-jenis variabel, teori, asumsi, dan hipotesis ada di dalam
penelitian kuantitatif?
3. Variabel, teori, asumsi, dan hipotesis yang bagaimana dilakukan oleh
penelitian kuantitatif?
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Variabel Penelitian
1. Pengertian variabel penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel
dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai
variasi antara yang satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek
yang lain (hatch dan farhady, 1981).
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat
yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan,
pendidikan, status sosial, dan lain-lain. Kidder (1981) menyatakan bahwa variabel
adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya. Menurut Sutandyo Wignjosoebroto (1983:31), variabel adalah suatu
konsep yang dapat mewujud ke dalam dua atau lebih dari dua kesatuan variasi
(hitungan atau ukuran).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Macam-macam variabel penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:159) variabel dapat dibedakan atas
variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Contoh variabel kuantitatif miasalnya
luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dan sebagainya. Lebih jauh variabel
kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu variabel diskrit dan
variabel kontinum.
a. Variabel diskrit
Disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena hanya dapat
dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan. Misalnya wanita-pria,
hadir-tidak hadir, atas-bawah. Angka-angka digunakan dalam variabel
diskrit ini untuk menghitung yaitu banyaknya yang hadir, banyaknya
pria, dan sebagainya. Maka angka dinyatakan sebagai ferekuensi
b. Variabel kontinum
Variable kontinum di pisahkan menjadi tiga variabel kecil yaitu variabel
ordinal, variabel interval, dan variabel rasio.
3
tidak diukur atau diobservasi dalam penelitian. Variabel ini memang ada,
tetapi pengaruhnya tidak dapat dilacak secara langsung.
3. Variabel sebagai objek penelitian
Apabila seseorang peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu
menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya
adalah susu dan berat badan orang. Maka susu dan berat badan merupakan
variabel penelitian.
Dalam penelitian seperti ini, sebaiknya peneliti menggunakan pendekatan
eksperimen. Kelompok eksperimen adalah orang-orang yang minum susu,
sedangkan kelompok kontrol adalah orang-orang yang tidak diberi minum susu.
Banyaknya susu yang diberikan kepada kelompok eksperimen ditakar dengan
ukuran liter, maka variabelnya berbentuk variabel kontinum. Sedangkan tambahtidaknya berat badan, diukur dengan ukuran kilogram, variabelnya juga variabel
kontinum (ratio).
4. Memahami variabel yang bermakna
Menurut Arikunto (2010:166) dalam variabel penelitian ada dua hal yang
diperhatikan, yaitu:
1. Sifat variabel
Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dibedakan menjadi dua,
yaitu variabel statis dan variabel dinamis.
Variabel statis adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya,
misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal, dan
lain-lain.
Variabel dinamis
merupakan
variabel
yang
dapat
diubah
bawah ini, kita dapat menentukan mana yang lebih bermakna dalam
penelitian.
Kebiasaan hidup sehari-hari ---------------- motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi-------------------------- etos kerja
Etos kerja-------------------------------------- keberhasilan kerja.
Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang
dapat dilakukan oleh peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti
terhadap orang lain agar tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan
mempunyai manfaat yang cukup besar.
5. Jenis hubungan antar variabel
Margono (2010) menjelaskan beberapa jenis hubungan antar variabel
sebagai berikut:
a. Hubungan simetris. Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan
simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi
oleh variabel lainya.
b. Hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana
suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya.
c. Hubungan tidak simetris. Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel
lainnya.
B. Teori
1. Definisi teori
Dalam penelitian kuantitatif, ada beberapa preseden historis untuk
memandang teori sebagai prediksi atau penjelasan saintifik. Misalnya, definisi
Kerlinger (1979) tentang teori masih berlaku hingga saat ini. Dia berpendapat
bahwa teori merupakan seperangkat konstruk (variabel-variabel), definisi-definisi,
dan proposisi-proposisi yang saling berhubungan yang mencerminkan pandangan
sistematik atas suatu fenomena dengan cara merinci hubungan antarvariabel yang
ditujukan untuk menjelaskan fenomena alamiah.
Berdasarkan definisi ini, teori merupakan seperangkat konstruk (atau
variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi atau
hipotesis yang merinci hubungan antar variabel. Suatu teori dalam penelitian bisa
C. Asumsi
1. Pengertian asumsi
Asumsi merupakan kebenaran yang diterima atau suatu pernyataan yang
sudah dianggap benar, karena sudah banyak teruji kebenarannya secara empiris,
sehingga tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Contoh makin padat
kendaraan, makin meningkat kecelakaan lalu lintas. Makin banyak makan, makin
gemuk. Implikasi asumsi yang digunakan memberi konsekuensi pada tindakan.
Asumsi penelitian kuantitatif yang dikemukakan oleh Jujun S. Suriasumantri
(1990) dalam T. Widodo (2009:25) merupakan kebenaran yang diterima atau
pernyataan yang dianggap benar yang relevan dengan bidang ilmu, kesimpulan
sebagaimana adanya, tersurat, dan melandasi telaah ilmiah.
2. Jenis-jenis asumsi
Asumsi penelitian kuantitatif dapat dipahami secara filosofis dari unsurunsur fislsafat positivistis dan hakekat manusia.
a. Asumsi Ontologis
Ontologis menunjuk pada objek ilmu baik objek materiil maupun objek
formil. Objek materiil diartikan lingkup kajian ilmu dan objek formil
pembatasan permasalahan kajian ilmu. Oleh karena itu, objek penelitian
kuantitatif adalah semua realita yang bisa diamati manusia baik langsung
maupun tidak langsung.
b. Asumsi Epistimologis
Epistimologis dimaksudkan metode yang digunakan suatu ilmu dalam
upaya memperoleh pengetahuan yang benar sebagai khasanah ilmu yang
bersangkutan.
c. Asumsi Aksiologis
Aksiologis dimaksudkan dengan nilai atau kemanfaatan ilmu dalam
kehidupan manusia. Nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik, yang
dihargai, yang dicita-citakan tetapi bersifat subjektif.
d. Asumsi Hakekat Manusia
Penelitian kuantitatif menggunakan asumsi hakekat manusia pada
prinsipnya manusia diatur oleh pola universal, sehingga karakteristik dan
subjektivitas individu tidak diperhatikan. Manusia berada diantara
komponen-komponen dalam suatu sistem baik mikro maupun makro,
sehingga manusia tidak lepas dari pengaruh lingkungan.
D. Hipotesis
1. Pengertian hipotesis
11
harus
dianalisis
variabel-variabel
yang
dianggap
turut
12
3. Fungsi hipotesis
Suatu hipotesis dapat dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang dapat
memperoleh jawaban berdasarkan data empiris. Bentuk pertanyaan menunjukkan
keragu-raguan yang selalu ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan sebelum terbukti
benar. Jadi fungsi hipotesis yang utama adalah membuka kemungkinan untuk
menguji kebenaran teori. Maka karena itu segala pernyataan berdasarkan suatu
13
teori dalam bentuk yang dapat diuji validitasnya disebut hipotesis (Nasution,
1996:40). Secara singkat dapat disimpulkan bahwa hipotesis berfungsi untuk:
a. Menguji kebenaran suatu teori
b. Memberi ide untuk mengembangkan suatu teori
c. Memperluas pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang kita pelajari
4. Bentuk-bentuk hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan masalah penelitian.
Bila dilihat dari tingkat eksplansinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian
ada tiga yaitu: rumusan masalah dekriptif, komparatif dan asosiatif. Oleh karena
itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis dekriptif,
komparatif, dan asosiatif (Sugiyono,2013:100)
1. Hipotesis deskriptif. Merupakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri baik satu variabel atau
lebih.
Contoh 1:
Rumusan masalah deskriptif : Berapa daya tahan lampu pijar merk X?
Hipotesis deskriptif :
Daya tahan lampu pijar merk X adalah 600 jam (H0)
Daya tahan lampu pijar merk X tidak sama dengan 600 jam (Ha)
Hipotesis Statistik :
H0 : = 600
Ha : 600
: adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui
sampel
Contoh 2:
Rumusan masalah deskriptif : Seberapa tinggi motivasi belajar mahasiswa
suatu fakultas tertentu?
Hipotesis deskriptif :
H0 : Motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas paling sedikit 80% dari
kriteria ideal yang ditetapkan(paling sedikit berarti lebih besar atau
sama dengan )
14
signifikan
antara
kelompok-kelompok
dalam
variabel
Peneliti membuat suatu prediksi atas hasil yang diharapkan. Prediksi ini
biasanya
berasal
dari
literatur-literatur
atau
penelitian-penelitian
Keadaan sebenarnya
Hipotesis benar
Hipotesis salah
Tidak membuat
Kekeliruan tipe II
kekeliruan
Tidak membuat
Kekeliruan tipe I
kekeliruan
Sumber : Arikunto(2010:115)
Keterangan:
a. Kekeliruan tipe I adalah kekeliruan nilai menolak hipotesis nol (H o)
yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kekeliruan
dinyatakan dengan .
b. Kekliruan tipe II adalah kekeliruan bila menerima hipotesis nol (Ho)
yang salah (seharusnya ditolak). Tingkat kekeliruan ini dinyatakan
dengan .
c. Keputusan menerima hipotesis nol (Ho) yang benar, berarti tidak
membuat kesalahan.
d. Keputasan menerima hipotesis nol (Ho) yang salah berarti kekeliruan
tipe II.
16
hipotesis
hanya
dibuat
jika
yang
motivasi
berprestasi
karyawan
kantor
A?(tidak
dihipotesiskan).
Problematika 2:
Seberapa tinngi etos kerja karyawan kantor A? (tidak dihipotesiskan)
Problematika 3:
Apakah ada dan seberapa tinggi hubungan antara motivasi berprestasi
dengan etos kerja karyawan kantor A?
Hipotesis: Ada hubungan yang tinggi antara motivasi berprestasi dengan
etos kerja karyawan kantor A.
BAB III
PENUTUP
18
KESIMPULAN
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Teori merupakan
seperangkat konstruk (atau variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi
dengan proposisi atau hipotesis yang merinci hubungan antar variabel. Suatu teori
dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan, atau
alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang
muncul di dunia.
Asumsi merupakan kebenaran yang diterima atau suatu pernyataan yang
sudah dianggap benar, karena sudah banyak teruji kebenarannya secara empiris,
sehingga tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Setelah peneliti mengadakan
penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan
anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Jadi
hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara dari masalah penelitian yang
merupakan rangkuman dari telaah pustaka yang kebenarannya masih harus diuji
melalui data yang terkumpul.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik,
Jakarta : PT. RINEKA CIPTA.
19
20