OLEH:
NAMA
: Apriko Jauwahir
NIM
: 1401007
KELAS
: SI.IV A
A. CONTOH KASUS
Bapak BT (65 tahun, 165cm, 70 kg) mengalami nyeri di daerah abdominal. Gejala lain
yang dia rasakan adalah anoreksia, nausea, perut kembung, sering bersendawa, sesak napas,
dan adanya pembengkakan (oedem) didaerah kaki.
RPD
RPO
Diagnosa sementara
Data pasien
Nadi
RR
Suhu
Data laboratorium :
HB
Na
K
Scr
AST
ALT
Glukosa
CK
CK-MB
Eritrosit
Leukosit
Hematokrit
= 9,5 g/dl
= 170 mEq/L
= 7,2 mEq/L
= 1,9 mg/dL
= 36 IU/L
= 43 U/L
= 110 mg/dL
= 120 U/L
= 9 g/L
= 3 x 106 /mm3
= 13.000 /mm3
= 35%
B. PENYELESAIAN KASUS
1. Penyampaian kasus sederhana
a. Data pasien lengkap
Nama
: BT
Umur
: 65 Tahun
BB
: 70 Kg
TB
: 165 cm
JK
: Laki-laki
RPD
: Anemia dan Hipertensi
RPS
: Asma dan Hipertensi
MH
: Becotide inhaler (Betametason), Voltaren (Na- diklofenak)
VS
: TD = 140 / 78
Nadi = 80 kali/menit
RR = 20 kali/menit
Suhu = 38 oC
DL
: HB = 9,5 g/dl
Na = 170 mEq/L
K
= 7,2 mEq/L
Scr = 1,9 mg/dL
AST = 36 IU/L
ALT = 43 U/L
Glukosa = 110 mg/dL
CK = 120 U/L
CK-MB = 9 g/L
Eritrosit = 3 x 106 /mm3
Leukosit = 13.000 /mm3
Hematokrit = 35%
b. SOAP
1) Subjek (S)
Nyeri abdominal, Anoreksia, Nousea, Perut Kembung, Sering Bersendawa,
Sesak Nafas
2) Objek (O)
Tanda vital
TD
Nadi
RR
Suhu
= 140/78
= 80 kali/menit
= 20 kali/menit
= 38 oC
Data laboratorium
HB
= 9,5 g/dl (normal : 14-18 gr/dl)
Na
= 170 mEq/L (normal : 145 mEq/L)
K
= 7,2 mEq/L (normal : 3,5-5 mEq/L)
Scr
= 1,9 mg/dL (normal : 0,6-1,3 mg/dL)
AST
= 36 IU/L (normal : 37 U/L)
ALT
= 43 U/L (normal : 42 U/L)
Glukosa
= 110 mg/dL
CK
= 120 U/L
CK-MB
= 9 g/L (normal : 0-7 g/L)
Eritrosit
= 3 x 106 /mm3 (normal : )
Leukosit
= 13.000 /mm3 (normal : )
Hematokrit = 35% (normal : )
ClCr
= (140-70) x 65 / 72 x 1,9 = 35,63 mL/menit
3) Asessment (A)
4) Plan (P)
a. Terapi farmakologi
:
Obat Becoride Inhaler (Betametason) dihentikan penggunaannya
karena merupakan golongan kortikosteroid yang merupakan
faktor resiko hipertensi dan GERD (Gastrointestinal Esofagus
Refluks Desease) dan sebenarnya pasien tidak mengalami asma
melainkan hanya gejala dari GRED jadi obat tidak diperlukan.
Obat Voltaren (Natrium Diclofenak) juga dihentikan
penggunaannya karena dapat meningkatkan kandungan natrium
yang memperparah hipertensi pada pasien.
Diberikan obat :
- Furosemide untuk hipertensi dan mengobati udema.
- Sukralfat untuk GERD
- Fero fumarat untuk anemia
Untuk obat nyeri tidak diberikan karena kurang diperlukan,
dimana nyeri disebabkan adanya luka pada lambung akibat
GERD, jadi jika GERD terobati maka nyeri tidak muncul.
b. Non farmakologi
:
Untuk penyakit hipertensi, GERD, dan anemia pada pasien sebagai
terapi penunjang yang dapat membantu proses terapi pasien untuk kualitas
hidup yang lebih baik.
2. Pemilihan obat
1) Farmakologi :
a.
Obat hipertensi
Obat yang dipilih
Diuretik dari gologan Diuretik Kuat.
Obat : Furosemide
Mekanisme kerja
Mekanisme kerjanya adalah dari tepi lumen (cepat dan bolak-balik)
memblok pembawa Na+/K+/2cL- , dengan ini menghambat absorpsi ion
natrium, ion kalium, dan ion klorida dalam cabang tebal jerat henle
menaik. Untuk dapat bekerja dari daerah lumen, senyawa ini dari aliran
darah harus masuk ke cairan tubulus. Transport terjadi melalui sekresi aktif
tubulus proksiumal.
b.
Obat GERD
Obat yang dipilih
Golongan pelindung mukosa lambung
Obat : Sukralfat
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja adalah dapat membentuk suatu kompleks protein pada
permukaan tukak, yang melindunginya terhadap HCL, pepsin, dan
empedu. Disamping itu, zat ini juga menetralkan asam, menahan kerja
pepsin, dan mengadsorpsi asam empedu. Senyawa alumunium sukrosa
sulfat ini membentuk polimer mirip lem dalam suasana asam dan terikat
jaringan nekrotik lunak secara selektif.
Dosis, Frekuensi, Durasi, dan Cara Pemberian
Diberi per-oral 4 x 1g p.c dan sebelum tidur
c.
Obat anemia
Obat yang dipilih
Multivitamin yang mengandung Fe (Zat Besi)
Mekanisme kerja
Mekanisme kerjanya zat besi membentuk inti dari cincin heme Fe-porfirin
yang bersama-sama dengan rantai globin membentuk hemoglobin.
Dosis, Frekuensi, Durasi, dan Cara Pemberian
Diberikan peroral 2 x 200 mg (=65 mg Fe) antara jam makan.
2) Non farmakalogi
a. Hipertensi
Mengurangi makanan berlemak, berbumbu asam, cokelat, kopi, allkohol.
Mengurangi asupan Natrium dengan diet garam
Melakukan aktivitas fisik seperti aerobik
b. GERD
Posisi kepala / tempat tidur ditinggikan 6-8 inch
Diet dengan menghindari makanan tertentu (makanan berlemak,
berbumbu,asam, cokelat, kopi, alkohol).
Menurunkan BB bagi yang gemuk
Jangan makan terlalu kenyang, jangan segera tidur setelah makan.
Sebaiknya makan sedikit-sedikit tapi sering
Hindari hal : seperti merokok, pakaian ketat, mengangkat barang berat.
Menghindari obat-obat yang dapat menurunkan tonus LES :
antikolinergik, teofilin, diazepam, opiate, antagonis kalsium, agonis beta
adrenergic, progesterone
c. Anemia
Mencukupkan asupan nutrisi Fe, asam folat, dan vitamin B12. Misalnya dari
sayur-sayuran hijau, ikan laut, dan unggas.
3) Efek Samping
Konstipasi, diare, mual, gangguan pencernaan, gangguan lambung, mulut
kering, ruam, gatal-gatal, nyeri punggung, pusing, sakit kepala, vertigo, dan
mengantuk.
4) Interaksi Obat
Dengan antibakteri (siproflaksasin, norflaksasin, oflaksasin, dan tetrasiklin),
antikoogulan (warfarin), antiepilepsi (fenitoin), antijamur (ketokonazol),
glikosida jantung, tiroksin.
5) Harga
Kemasan tablet 500 mg x 100 biji dengan harga Rp. 141.900,c. Fero Fumarat (Golongan Zat Besi Oral)
Hemobion (Mengandung Fe Fumarat 360 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin B12
15 g, Vitamin C 75 mg, Kalsium karbonat 200 mg, Kolekalsiferol 400 iu tiap
tablet) produk Merck
1) Indikasi
Pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi besi
2) Kontraindikasi
Hemokromatosis, anemia hemolitik, hipersensitivitas
3) Peringatan
Individu dengan keseimbangan besi normal tidak boleh mengkonsumsi besi
secara kronis
4) Efek Samping
Noda pada gigi, nyeri abdominal, konstipasi, diare, mual, warna feses gelap.
5) Interaksi Obat
Dengan antasida (magnesium trisilikat), antibakteri (tetrasiklin), bisfosfonat,
dopaminergik (levodopa), penisilamin, trientin, seng.
6) Harga
Kemasan kapsul 10 x 10 biji dengan harga Rp. 140.400,4. Monitoring dan evaluasinya
a. Subjektif
1) Apakah keluhan GERD (sesak nafas, nyeri abdominal, anoreksia, nausea,
perut kembung, sering bersendawa) berkurang atau tidak ?
2) Apakah oedem di kaki pasien hilang atau tidak ?
3) Apakah anemia pasien sembuh atau tidak ?
4) Apakah hipertensi pada pasien terkontrol atau tidak ?
5) Jika nyeri bertambah sebaiknya diperhatikan perlunya penambahan obat anti
nyeri yang sesuai
6) Penyesuaian dosis diperlukan jika terapi kurang efektif sesuai ketentuan yang
cocok
b. Objektif
1) Pemeriksaan tekanan darah
2) Pemeriksaan Hb, eritrosit, dan hematokrit untuk mengetahui tingkat kesembuhan
anemia
3) Pemeriksaan serum kreatinin untuk mengetahui keadaan fungsi ginjal
4) Pemeriksaan CK dan CK-MB untuk mengetahui keadaan fungsi jantung
5) Pemeriksaan elektrolit Na dan K
c. Diperhatikan efek samping obat, yaitu :
1) Furosix (furosemide 40 mg)
2) Ulsidex (sukralfat 500 mg)
3) Hemobion (Fe Fumarat 360 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin B12 15 g,
Vitamin C 75 mg, Kalsium karbonat 200 mg, Kolekalsiferol 400 iu).
DAFTAR PUSTAKA
Ashley, C, dan Corrie, A, 2009, Renal Drug Handbook Third Edition, Radclife Publishing
Oxford ; United States
Darmansjah, dkk, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia ; Jakarta
Mediacastore, 2010, Apotik Online Mediacastore (http://apotik.medicastore.com), online 20
Oktober 2010
Mutscler, E., 1991, Dinamika Obat Edisi V, Penerbit ITB ; Bandung
Mycek, J.M, dkk, 2002, Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2, Widya Medika ; Jakarta
Sukandar, Elin Yulinah, dkk, 2008, Isofarmakoterapi, PT.ISFI Penerbit Jakarta ; Jakarta
Syarif, A., dkk, 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi V, Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; Jakarta