Oleh
Nur Hidayati
22020114210096
LATAR BELAKANG
RISKESDAS tahun 2013 menunjukan angka kejadian Hipertensi di
Indonesia sebanyak 25,8% dan angka kejadian hipertensi ini cenderung terjadi
lebih tinggi pada perempuan dari pada laki-laki. Angka kejadian hipertensi terjadi
mulai umur 15 tahun 24 tahun sebanyak 8,7% dan prevalensi hipertensi semakin
bertambah seiring dengan pertambahan usia, prevalensi pada usia 45-54 tahun
sebanyak 35,6%, dan prevalensi tertinggi yaitu pada usia 75 tahun keatas
sebanyak 63,8%.1
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg dan menetap.2 Hipertensi dapat
menyerang siapa saja baik muda maupun tua, hipertensi merupakan salah satu
penyakit mematikan di dunia dan merupakan penyakit pembunuh nomor 3 setelah
penyakit jantung dan kanker.3
Berdasarkan Masalah keperawatan yang terjadi pada Ny. H yaitu
mengalami masalah karena Ny. H sering mengeluh pusing, tengkuk sakit, tekanan
darahnya tinggi diatas 140/90 mmHg, selain itu sulit tidur dan terlihat tidak segar.
Masalah hipertensi merupakan masalah yang serius karena selain mengganggu
kegiatan sehari-hari, hipertensi juga menyebabkan komplikasi seperti stroke,
ginjal, jantung bahkan kematian. Relaksasi Otot Progresif sebagai salah satu
intervensi yang ditetapkan diharapkan dapat mengatasi masalah Ketidakefektifan
Manajemen Regimen Terapeutik karena klien bingung memutuskan terapi
nonfarmakologis apa yang akan dilakukan dan keterbatasan pengetahuan tentang
intervensi nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Ny. H diharapkan mampu
memahami konsep relaksasi otot progresif dan mempraktekan ROP
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan Ny. H mampu :
a.
Menjelaskan pengertian ROP
b.
Menyebutkan manfaat ROP
c.
Mengetahui langkah-langkah teknik pelaksanaan relaksasi otot
d.
C.
progresif
Mempraktekan relaksasi otot progresif
RENCANA PELAKSANAAN
1. Sasaran
Sasaram pendidikan kesehatan relaksasi otot progresif adalah Ny. H dengan
hipertensi yang memiliki tekanan darah diatas 140/90 mmHg dan tidak
memiliki hambatan untuk melakukan kegiatan ROP
2. Strategi Pelaksanaan
a.
Metode
Ceramah dan demonstrasi
b.
c.
d.
e.
Keterangan :
1 : Pemateri
2 : Ny. H dengan hipertensi
3 : Pembimbing
3
Indikator hasil dari Penkes
1) Ny. H dapat menjelaskan pengertian relaksasi otot progresif
2) Ny. H dapat menyebutkan manfaat ROP
3) Ny. H dapat menjelaskan dan mempraktekan langkah-langkah
pelaksanaan relaksasi otot progresif
3. Tahap Kegiatan
No
1
Tahap
Prainteraksi
(5 menit)
Kerja
(20 menit)
Kegiatan
Media
- Menyampaikan salam
- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu
Flipchar
- Menjelaskan
pengertian
-
Terminasi
(5 menit)
otot progresif
Evaluasi :
redemonstrasi
menyebutkan
langkah-langkah
pelaksanaan
relaksasi
otot
progresif
Mengucapkan terima kasih
Salam penutup
4. Kriteria Evaluasi
a.
Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan preplanning
2) Kontrak waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan dan demonstrasi
b.
c.
kesehatan
3) Ny. H dapat mengikuti dan memahami tentang penkes yang disampaikan
Evaluasi Hasil
1) Ny. H dapat menjelaskan pengertian relksasi otot progresif dengan benar
2) Ny. H dapat menyebutkan 75% manfaat relaksasi otot progresif dengan
benar
3) Ny. H dapat mempraktekan minimal 75% langkah-langkah relaksasi otot
progresif dengan benar
No
Pernyataan
1 Relaksasi otot progresif adalah suatu metode untuk
membantu menurunkan ketegangan sehingga otot
menjadi rileks
2 Relaksasi otot progresif dapat menurunkan tekanan
darah dan meningkatkan kualitas tidur
3 Relaksasi otot progresif dapat menurunkan gula darah
4 Relaksasi otot progresif dapat menurunkan sesak nafas
5 Gerakan 1. Relaksasi otot progresif yaitu Setelah
gerakan 14 dilanjutkan dengan mengunci lutut
sedemikian sehingga ketegangan pindah ke otot-ototo
betis
6 Gerakan 2. Relaksasi otot progresif yaitu Menekuk
kedua lengan kebelakang pada pergelangan tangan
hingga otot-otot tangan bagian belakang dan lengan
bawah menegang, jari-jari menghadap kelangit-langit.
7 Gerakan 3. Relaksasi otot progresif yaitu Gerakan ini
diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga
Benar
Salah
10
11
12
13
14
14
15
16
17
18
otot lengan, tangan, bisep, bahu, leher, wajah, perut dan kaki
Relakxation via letting go
Metode ini biasanya merupakan tahap berikutnya dari relaxation via
tension- relaxation yaitulatihan untuk memperdalam dan menyadari
c.
relaksasi
Differential relaxation
Differential relaxation adalah salah satu penerapan keterampilan relaksasi
progresif dimana tidak hanya menyadari kelompok otot yang diperlukan
untuk melakukan aktifitas tertentu saja tetapi juga mengidentifikasi dan
lebih menyadari lagi otot-otot yang tidak perlu untuk melakukan aktifitas.
Kontraindikasi relaksasi otot progresif yaitu klien dengan gangguan otot,
jaringan atau nyeri punggung bawah, serta klien dengan tekanan intracranial
meningka, hipertensi tidak terkontrol serta penyakit arteri koronaria yang berat.5,6
makan
Tidak boleh latihan setelah minum minuman keras
Latihan dilakukan dengan posisi duduk, tetapi dapat juga dengan posisi
f.
tidur
Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri
sendiri
g. Latihan membutuhkan waktu 15-20 menit
4. Pelaksanaan
a.
Ambil posisi duduk dan rileks
b. Mata dipejamkan perlahan-lahan dan konsentrasi pada latihan
c.
Gerakan-gerakan latihan
- Gerakan 1. Menggenggam tangan kanan sambil membuat suatu
kepalan semakin kuat, sambil merasakan ketegangan, kemudian
kepalan dilepaskan dan rasakan rileks selama 10 detik. Setelah selesai
-
kulitnya keriput.
Gerakan 6. Menutup mata keras-keras sehingga dapat dirasakan
ketegangan disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan
mata .
Gerakan 7. Mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi
dagu
kedadanya,
sehingga
dapat
merasakan
lemas
Gerakan 12.
Menarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya. Posisi ini ditahan selama beberapa saat, sambil
merasakan ketegangan dibagian dada kemudian turun ke perut. Pada
Gerakan 14. Meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot paha
terasa tegang.
Gerakan 15. Setelah gerakan 14 dilanjutkan dengan mengunci lutut
sedemikian sehingga ketegangan pindah ke otot-ototo betis
Daftar Pustaka
1. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta : kemenkes.
2. Lemone, P., Burke, K. 2008. Medikal Surgical Nursing: Critikal Thinking in
Client Care, 4th, 4th Ed. New Jersey: Persone Prentice Hall.