Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Khoirotun Nikmah

NIM

: 151510501180

KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian
tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali
Komposisi media kultur jaringan terdiri dari sejumlah unsur yang diperlukan untuk
pertumbuhan eksplan dalam lingkungan buatan, unsur-unsur ini umumnya terdapat di tanah.
A. Komponen kultur jaringan dapat dikelompokkan ke dalam :
1. Unsur makro : nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan
Sulfur (S)
2. Unsur mikro : boron (B), cobalt (Co), tembaga (Cu), iodium (I), besi (Fe), mangan (Mn),
molybdenum (Mo) dan seng (Zn)
3. Vitamin (vitamin B1) dan Myo-inositol, pada beberapa formula media ditambahkan
4.
5.
6.
7.
8.

niasin dan piridoksin (B6)


Gula (sukrosa) sebagai sumber energy
Zat pengatur tumbuh, untuk merangsang dan mengontrol pertumbuhan
Arang aktif, sebagai penyerap racun (jika diperlukan)
Air (aquadest) sebagai pelarut
Agar-agar

B. Formulasi Media
Terdapat banyak formula atau resep media tanam kultur jaringan yang pada umumnya
diberi nama sesuai dengan nama penemunya, antara lain :
1. Murashige dan Skoog (MS), memiliki kisaran yang luas
2. Gamborg atau B-5
3. Vacin Went (VW)
4. Nitsch dan Nitsch
5. Schenk dan Hildebrandt (SH)
6. Woody Plant Medium (WPM)

Perbanyakan kultur jaringan adalah perbanyakan yang menggunakan bagian tanaman


yang dimasukkan ke dalam botol dengan media kultur yang lengkap dan kondisi lingkungan
yang mendukung pertumbuhan. Memang kalau dilihat selintas bahwa bahan yang digunakan

adalah bagian tanaman, maka langsung logika kita berfikir bahwa perbanyakan kultur
jaringan adalah masuk dalam kategori perbanayakan vegetatif.
Ketika kita lihat lebih mendalam, maka kultur jaringan banyak metodenya. Kalau
dalam perbanyakan tersebut menggunakan metode Embrio somatik yaitu suatu embrio
yang terbentuk dari sel-sel somatic atau vegetatif, maka seperti yang kita tau bahwa embrio
merupakan bagian pokok di dalam komponen biji. Embrio yang umum kita ketahui adalah
hasil penggabungan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, menjadi embrio.
Dalam hal ini, dapat didefinisikan bahwa embrio adalah start awal dari dimulainya
mahluk hidup yang dikendalikan oleh rangkaian genetik yang terdapat di dalam embrio
tersebut. Karena calon tanaman tersebut dimulai dari awal, maka sifatnya sama dengan
karakter bibit yang berasal dari biji. Oleh sebab itu bila kita menggunakan metode embrio
somatic dalam perbanyakan tanaman di dalam kultur jaringan, maka karakter yang dihasilkan
merupakan gabungan dari beberapa karakter perbanyakan vegetatif dan perbanyakan
generatif, yaitu mempunyai sifat yang sama dengan induknya, karena berasal dari bagian
tanaman dari induknya. Mempunyai karakter benih atau biji karena merupakan embrio, tapi
bukan hasil penggabungan dari sifat tetuanya, tapi embrio yang berasal dari sel somatic atau
vegetatif, yaitu sifat berakar tunjang untuk dikotil, viablitas tinggi dan jouvenil, dan umur
panjang. Karena berasal dari bagian tanaman, tapi juga berupa embrio somatic, maka
karakternya akan menjadi gabungan dari kedua sifat tersebut, viabilitas tinggi tapi bisa cepat
berbunga dan berbuah dan umur panjang. Melihat hal tersebut diatas maka kultur jaringan
merupakan teknologi perbanyakan yang mencakup perbanyakan vegetatif tapi juga
perbanyakan generatif. Dan melihat definisi Embrio Somatik sebenarnya memberikan
dampak dan konsekuensi yang sangat hebat atau besar.

Anda mungkin juga menyukai