Anda di halaman 1dari 16

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF

A. Pengertian Sistem Informasi Eksekutif


Istilah Eksekutif memang diterangkan secara bebas, Eksekutif sering
dikaitkan dengan perencanaan dan jangka panjang dan berorientasi pada
kesejahteraan perusahaan. Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada
sistem informasi fungsional, manajer puncak akan menerima semua informasi dari
subsistem - subistem fungsional dan para eksekutif harus menyarikan dan
mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem
informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas tersebut. Berikut ini
beberapa pandangan tentang apa yang harus dilakukan oleh Eksekutif :
a. Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi manajemen yang
sama: merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staff, mengarahkan dan
mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif, sedangkan
fungsi-fungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
b. Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran,
tetapi orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah
negotiator. Salah satu contoh, seorang manajer puncak berunding dalam
menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat bawah/rendah berunding
tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
c. Agenda dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para
eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap: (a)
menetapkan agenda - tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang, mencegah,
dan jangka pendek); (b) membangun jaringan kerjasama diantara orang-orang yang
harus menyelesaikan agenda tersebut; (c) menetapkan lingkungan norma dan nilai
yang tepat sehingga anggota jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.

Sistem informasi eksekutif juga disebut sebagai sistem pendukung eksekutif.


Sistem ini merupakan sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel
bagi eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna
untuk mengindentifikasi masalah. Pemakai yang awam dengan komputer pun tidak
sulit mengoperasikannya karena sistem dilengkapi antarmuka yang sangat
memudahkan pemakai untuk menggunakannya. Sistem Informasi Eksekutif
dirancang untuk membantu eksekutif mencari informasi yang diperlukan pada saat
mereka membutuhkannya dan dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat
[Pengenalan Sistem Informasi, Raymond Mcleod, Jr.]. Pemakai SIE dapat
melakukan permintaan informasi, memilih sendiri format grafik, tampilan
informasi yang dikehendaki. Kemampuan drill down yang tersedia pada sistem
ini memungkinkan eksekutif dapat melihat lebih rinci suatu informasi. Drill
down berarti eksekutif dapat memulai dari gambaran sekilas dan kemudian secara
bertahap mengambil informasi yang lebih terinci:
1. Menyediakan akses terhadap seluruh jenis informasi
2. menyediakan keluwesan pelaporan dan menyediakan perangkat untuk
menganalisis informasi
3. Membantu eksekutif mengidentifikasi masalah
Tugas SIE adalah mendokumentasikan seluruh informasi yang ada, sehingga
informasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai basis informasi dan dapat diakses
kapan pun dan dimana pun, maka diputuskan untuk membuat suatu sistem
informasi eksekutif berbasis web dengan nama sistem informasi eksekutif yang
diharapkan mempunyai fitur-fitur untuk menangani permintaan data dari para
jajaran. Sistem Informasi Eksekutif merupakan implementasi Sistem Informasi
Organisasi, yang dapat dibagi menjadi subsitem berdasarkan cara pengelompokan

pemakai didalam organisasi [Sistem Informasi Manajemen, Raymond Mcleod,


Jr.].
Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) terdapat juga
sistem informasi fungsional satu untuk tiap area fungsional utama organisasi.
Subsistem fungsional adalah sistem informasi yang disesuaikan bagi
kegiatan dalam area ini, dimana terdapat dua subsistem yaitu sistem informasi
akademis dan sistem informasi kepegawaian yang disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai atas informasi mengenai area-area fungsional, mendapatkan
publikasi luas di beberapa area dan sedikit kurang diarea lain.
Model Sistem Informasi Eksekutif diperlihatkan pada Gambar 3 basis data
berisi data dari SIA (sistem informasi akademis) dan SIK (sistem informasi
kepegawaian) yang digunakan eksekutif untuk mendapatkan informasi dan
publikasi yang luas.Perangkat lunak EIS menggunakan isi basis data untuk
menghasilkan tampilan yang telah disusun sebelumnya yang diturunkan ke
workstation eksekutif dan disimpan di database eksekutif. Eksekutif memasukkan
permintaan informasi dan menerima tampilan.
Dalam model sistem informasi eksekutif diatas eksekutif melakukan dialog
dengan perangkat lunak sistem informasi eksekutif dengan memasukkan instruksi
kedalam sistem melalui menu. Pemilihan menu dilakukan dengan mouse.
Penggunaan keyboarddikurangi. Informasi dapat ditampilkan dalam bentuk tabel
atau narasi. Istilah yang berkembang dari kegiatan SIE adalah drill down. Sistem
informasi eksekutif memantau seberapa baik organisai berjalan dalam hal
tujuannya dan faktor penentu keberhasilannya. Eksekutif yang menerima konsep
faktor-faktor penentu keberhasilan menggunakan sistem informasi eksekutif
mereka untuk memantau setiap faktor penentu keberhasilan dalam hal ini adalah

instansi pendidikan misalnya kualitas staf pengajar, materi yang berbobot, fasilitas
universitas.
Sistem informasi eksekutif memvisualisasikan perbandingan kinerja yang
dianggarkan dengan kinerja aktual dengan bentuk multimedia yang menampilkan
tabel atau narasi, sehingga eksekutif dapat mendapatkan informasi yang perlu
diperhatikan oleh eksekutif untuk memutuskan suatu tindakan yang diperlukan.
Peran utama dari SIE adalah membuat sintesis, atau menyarikan data dan
informasi bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini
disebut pemampatan informasi, dan menghasilkan suatu gambaran operasi
organisasi. Dengan menyatukan komputer ke dalam sistem informasi mereka,
peluang baru akan terbuka bagi pengambilan dan analisis informasi yang
sebelumnya tidak pernah tersedia pada tingkat eksekutif.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Pengertian Sistem Informasi Eksekutif
adalah Merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi bagi Eksekutif
mengenai kinerja keseluruhan perusahaan, informasi dapat diambil dengan mudah
dan dalam berbagai tingkat rincian dan memudahkan serta mendukung keterangan
dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan
kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan
untuk bertemu gol strategis dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai
satu bentuk dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS).
B. Sejarah Sistem Informasi Eksekutif
Secara umum, sistem informasi eksekutif dikembangkan seperti mainframe
program berbasis komputer. Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data
dan untuk menyediakan kinerja penjualan atau statistik riset pemasaran untuk
membuat keputusan, seperti halnya petugas keuangan, direktur pemasaran, dan

petugas eksekutif pemimpin. Obyektif adalah untuk mengembangkan aplikasi


komputer itu akan menyoroti keterangan untuk memuaskan eksekutif senior
kebutuhan. Secara khas, sebuah EIS menyediakan data hanya perlu untuk
mendukung keputusan level eksekutif dari pada data bagi seluruh perusahaan.Hari
ini, aplikasi dari EIS tidak hanya pada hirarki perusahaan, tetapi juga di komputer
pribadi pada satu daerah jaringan lokal.
EIS sekarang seberangi platform perangkat keras komputer dan
mengintegrasikan keterangan menyimpan pada mainframe, mesin komputer
pribadi, dan minicomputers. Sebagai beberapa perusahaan jasa klien mengadopsi
sistem informasi perusahaan yang terakhir, karyawan dapat mempergunakan
komputer pribadi mereka untuk memperoleh akses ke datan perusahaan dan
memutuskan data yang adalah relevan untuk pembuatan keputusan mereka.
Perbuatan pengaturan ini semua, pengguna mampu untuk menyesuaikan akses
mereka ke perusahaan sesuai data dan menyediakan keterangan relevan terhadap
keduanya bagian atas dan tingkat yang lebih rendah di perusahaan.
C. Komponen Sistem Informasi Eksekutif
Secara umum komponen dari EIS dapat tergolong seperti :
1. Hardware (Perangkat Keras)
Ketika membicarakan tentang perangkat keras untuk satu lingkungan EIS,
kita harus memfokuskan pada perangkat keras yang dibutuhkan pertemuan
eksekutif. Eksekutif harus diletakkan yang pertama dan kebuthan eksekutif harus
didefinisikan sebelum perangkat keras dapat terpilih. Perangkat keras komputer
dasar diperlukan untuk suatu EIS meliputi empat komponen:
a. Input Device / alat masukan : Alat ini mengijinkan eksekutif untuk memasuki,
verifikasi, dan perbaharui data dengan seketika.

b. Central Processing Unit : Adalah pusat komponen karena ini dapat mengontrol
komponen mesin komputer yang lain.
c. File Penyimpanan Data : Eksekutif dapat mempergunakan ini secara terpisah
untuk menyimpan keterangan bisnis, dan bagian ini juga dapat membantu eksekutif
mencari keterangan informasi bisnis historis dengan mudah.
d. Output Device / alat keluaran : Eksekutif dapat menggunkan alat ini untuk
membaca rekaman visual dan sistem ini memerlukan dukungan dan hardware
komputer yang tidak begitu mahal. Alat ini juga dapat meningkatkan akses dari
keterangan EIS untuk banyak pengguna yang lain dengan suatu perusahaan.
2. Software (Perangkat Lunak)
Memilih perangkat lunak penting untuk mendesain satu EIS yang efektif.
Oleh sebab itu, komponen perangkat lunak dan bagaimana cara mengintegrasikan
data ke dalam suatu sistem sangatlah penting. Perangkat lunak dasar yang
diperlukan untuk satu EIS meliputi empat komponen:
a. Teks yang mendasari perangkat lunak. Bentuk paling umum dari teks dapat di
dokumentasikan.
2 b. Database : Database heterogen bercokol pada satu jangkauan spesifik Vendor dan
platform komputer membuka akses eksekutif bagi Eksekutif.
3

c. Dasar grafis : Grafis dapat mengarahkan volume dari teks dan statistik ke dalam
keterangan visual untuk Eksekutif. Jenis grafis yang khas adalah: bagan gugus
berkala, diagram, peta, grafis gerak, bagan urutan, dan perbandingan mengorientasi
graf (bagan balok).

d. Dasar model : EIS memodelkan data yang mengandung data statistik rutin dan
khusus, keuangan, dan analisa kuantitatif lain.
D. Konsep Dasar Sistem Informasi Eksekutif

Para eksekutif membangun EIS atas dasar konsep-konsep manajemen.


Ada 3 konsep yang perlu dibahas, yaitu: faktor-faktor penentu keberhasilan
(critical success factors), management by exception, dan model mental. Dengan
Penjelasan sebagai berikut :
a. Faktor Penentu Keberhasilan (Critical Success Factor)
Adalah hal-hal (factor) yang menentukan keberhasilan atau kegagalan segala
jenis kegiatan organisasi. Factor-faktor ini dalam setiap perusahaaan berbeda-beda
tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Tahun 1961 D. Donald Daniel dari
McKinsey & Company menciptakan faktor-faktor keberhasilan. Faktor-faktor ini
bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk industri kendaraan
bermotor, CSF (critical success factors) yang diyakini adalah model, jaringan
dealer yang efisien, dan pengendalian biaya manufaktur yang efisien. Sebagai
contoh misalnya sebagai berikut CSF dari industri asuransi jiwa adalah
pengembangan personil manajemen agen, pengendalian personil administratif, dan
inovasi menciptakan produk-produk asuransi.
b

b.

Management by Exception (MBE)


Perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja actual.

Sehingga informasi dapat langsung didapat dan digunakan untuk menyelesaikan


setiap permasalahan seperti perangkat lunak EIS yang dapat mengidentifikasi
perkecualian-perkecualian secara otomatis dan membuatnya diperhatikan oleh
eksekutif.
c. Model Mental
Peran utama EIS adalah membuat sintesis, atau menyarikan data dan
informasi bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini
disebut pemampatan informasi (information compression) dan menghasilkan suatu
gambaran atau model mental dari operasi perusahaan.

Tahun 1973, P.N. Johnson Lavid menciptakan istilah model mental, yakni
memungkinkan perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan, untuk
memahami fenomena, untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk
mengendalikan pelaksanaannya dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian
melalui

pengganti

(proxy).

E. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Eksekutif


Rockart dan Delong mengidentifikasi 8 faktor penentu keberhasilan EIS, yaitu :
1. Sponsor eksekutif yang mengerti dan berkomitmen, Eksekutif tingkat puncak, lebih
baik CEO karena harus berfungsi sebagai sponsor eksekutif EIS dengan
mendorong penerapannya.
2. Sponsor operasi, kalau sponsor eksekutif sibuk dapat diberikan kepada eksekutif
lebih rendah, misal wakil presiden eksekutif. Sponsor operasi bekerjasama dengan
eksekutif pemakai dan spesialis informasi untuk memastikan pekerjaan itu
terlaksana.
3. Staff jasa informasi yang sesuai, tidak saja mengerti teknologi informasi tetapi juga
mengerti cara eksekutif menggunakan sistem itu.
4.

4. Teknologi informasi yang sesuai H/W dan S/W tidak lebih dan tidak
kurang.

5. Manajemen data, data harus selalu mutakhir dengan mengidentifikasi tanggal dan
jam dimasukkan dalam sistem. Juga perlu analisis melalui drill-down dengan
bertanya kepada manajer data atau keduanya.
6. Kaitan yang jelas dengan tujuan bisnis, EIS harus berhasilmemecahkan masalahmasalah spesifik/untuk memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani teknologi
informasi.

7. Manajemen atas : Penolakan organisasi. Jika seorang eksekutif menolak EIS, perlu
upaya untuk mendapatkan dukungan. Untuk itu perlu identifikasi masalah tersebut,
kemudian menerapkan EIS dengan prototyping untuk mengatasi masalah tersebut.
8. Manajemen atas penyebaran dan evolusi sistem : Jika manajer tingkat atas mulai
menerima informasi dari EIS, maka manajer tingkat bawah menginginkan
informasi yang sama, karena mereka ingin mengantisipasi masalah dan
memecahkannya sebelum manajer tingkat atas mengangap masalah tersebut tidak
terkendali.
F. Langkah - langkah eksekutif untuk meningkatkan sistem informasi
Lima langkah untuk pencapaian pengembangan tersebut :
1.

Menyimpan inventarisasi dari transakasi informasi yang masuk, yaitu


memelihara record data dan menyimpan ke database, dan dapat dibuat
laporan. Studi Jones dan McLeod mengemukakan bahwa eksekutif biasanya
menganggap sumber dan media tertentu dapat memberikan kontribusi yang lebih
banyak dari apa sebenarnya ia berikan. Dengan bukti sam , sumber dan media yang
lain mungkin ia remehkan. Eksekutif. Dibantu oleh sekretarisnya. Dapat
memelihara catatan data yang sama seperti yang ada pada studi jones dan McLeod.
Data yang dicatat tersebut dimasukan kedalam DBMS. Kemudian meraka dapat
membuat laporan yang dapat digunakan untuk mejawab tujuh pertanyaan yang
dikemukakan oleh jones dan McLeod bila meraka berhubungan dengan system
yang dimilikinya

2.

Merangsang terjadinya sumber yang bernilai tinggi. Dengan adanya sumber


yang bernilai tinggi maka eksekutif mengkomunikasikan sumber tersebut ke setiap
anggota dengan melakukan konferensi. eksekutif kemudian dapat melakukan cara
yang lebih mudah untuk mengkomunikasikan sumber tersebut. CEO bank

memberikan contoh yang baik mengenai cara melakukan hal ini. Mungkin
sebagian besar informasi yang bernilai tinggi yang ia terima berasal dari komite
manajemennya. Agar setiap anggota merasa mempunyai kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi, CEO memutuskan untuk menggunakan meja bundar untuk
melakukan konferensi.
3.

Mengambil manfaat dari peluang yang ada, ketika informasi datang, eksekutif
harus dapat memperolehnya. Ketika secuil informasi datang, eksekutif harus
menangkapnya. Wakil direktur bidang keuang menjalankan strategi ini dengan
menempatkan meja kerjanya menghadap tembok, sehingga ia membelakangi pintu
masuk. Nampaknya hal ini seperti untuk menghindari informasi, padahal
sebenarnya maksudnya kebalikannya. Seperti yang ia jelaskan, ketika seseorang
memasuki kantornya, ia tidak ingin melakukan percakapan dengan tamu tersebut
sambil melihat tumpukan kertas kerja yang belum selesai dikerjakan. Dengan
penempatan mejanya menghadap tembok. Ia dapat menghadapi tamunya dengan
konsentrasi penuh tanpa gangguan kertas kerja yang belum ia selesaikan.

4.

Menyesuaikan sistem dengan kebutuhan perorangan, eksekutif menggunakan


gaya atau cara pengumpulan informasi yang berbeda. Dalam studi jones dan
Mcleod, datanya menunjukan bahwa tiap eksekutif mempunyai gaya atau cara
pengumpulan informasi yang berbeda-beda. Apa yang terbaik bagi eksekutif
adalah bila ia tidak berkerja untuk orang lain. CEO dari perusahaan pengecer
mengerjakan apa yg menjadi perkejaannya sendiri.

5.

Memanfaatkan teknologi, memanfaatkan staf pelayan informasi untuk


mengembangkan sistem dalam perusahaan itu sendiri. Minat terhadapat EIS telah
meningkat mulai akhir tahun 1980-an. Banyak perusahaan besar yang telah
mempekerjakan staf pelayanan informasi untuk mengembangkan system dalam
perusahaan itu sendiri. Sekarang ini ada lebih dari 30 perusahaan yang memasuk

dan menawarkan software EIS, hardware, dan pelayanan konsultasi. Kita akan
mengakhiri pembahasan kita kali ini dengan menampilkan pilihan dan beberapa
dasar untuk melakukan implementasi yang baik.
G. Alasan EIS di butuhkan untuk kebutuhan informasi yang up to date
Beberapa alasan mengapa EIS yang dibutuhkan untuk mengatasi berbagai
macam kebutuhan akan informasi yang up to date.
a. Eksternal
- meningkatan kompetisi
- Lingkungan yang dengan cepat berubah
- Keharusan untuk selalu proaktif
- Kebutuhan untuk mengakses external database
b. Internal
- Kebutuhan akan informasi yang up to date
- Kebutuhan akan komunikasi
- Kebutuhan akan informasi yang lebih akurat
- Kebutuhan untuk meningkatkan keefektifan
Tujuan dari Executive Information Sistem adalah menghasilkan target
informasi yang selalu up to date untuk meningkatkan performance dari suatu
perusahaan dengan memberikan perhatian khusus pada tujuan akhir dan
prioritasdari perusahaan tersebut.
H. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi Eksekutif (SIE)
Semua sistem memliki kekurangan dan kelebihan. Akan tetapi, itu semua
tergantung dari penggunaan dan pengguna. SIE pun juga memiliki kekurangan dan
kelebihan sendiri.

Berikut Kelebihan Sistem Informasi Eksekutif (SIE) tersebut:


a. Mempermudah para eksekutif untuk menggunakan pengalamannya dalam dunia
komputer.
b. Menyediakan pengiriman tepat waktu dari keterangan rangkuman perusahaan.
c. Keterangan yang disediakan semakin mudah dimengerti.
d. Biasanya menawarkan efisiensi untuk membuat keputusan.
e. Melakukan penyaringan data untuk manajemen.
f. Meningkatkan pemeriksaan keterangan.
g. Dapat Mengakses dan memadukan jangkauan data internal dan eksternal yang
bersifat luas.
Sedangkan Kekurangan Sistem Informasi Eksekutif (SIE), yaitu:
a. Memiliki fungsi yang terbatas, tidak dapat melakukan perhitungan kompleks.
b. Pada perusahaan kecil mungkin membutuhkan biaya lebih untuk membuat
implementasi.
c. Karena sistemnya besar, sehingga sulit untuk mengaturnya.
d. Pembuatannya harus dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi eksekutif
senior.
e. Eksekutif mungkin menghadapi beban terlalu berat untuk membuat
keterangannya.
I. Contoh beserta alasan penggunaan SIE pada suatu perusahaan
Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang telah menggunakan Sistem Informasi
Eksekutif, contohnya yaitu Bank Mandiri
Bank Mandiri yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 merupakan
bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah

Indonesia. Empat bank milik pemerintah yang bergabung menjadi bank Mandiri
tersebut adalah Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor
Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.
Dari penyatuan empat bank pemerintah yang memiliki core banking system yang
berbeda-beda, data center yang berbeda-beda, serta infrastruktur baik hardware,
software maupun jaringan yang berbeda-beda maka pada awal bank Mandiri \
melakukan evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy. Dan pada
akhirnya bank Mandiri memutuskan untuk mengembangkan SIE nya dengan cara
memodifikasi sistem core banking Bank Exim (BEST) untuk memenuhi kebutuhan
standar produk awal bank Mandiri yang kemudian disebut dengan MASTER
(Mandiri Sistem Terpadu).
Berdasar hasil evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy
tersebut sistem core banking Bank Eximlah yang dianggap terbaik dari keempat
sistem yang ada pada keempat legacy bank dan yang paling memungkinkan untuk
direkomendasikan

sebagai

standar

sistem

paling

memungkinkan

untuk

diimplementasikan sesuai dengan time frame legal merger.


Sistem core banking bank Exim telah diimplementasikan pada lebih dari 200
cabang, dan terdapat 40 karyawan bank Exim memahami sistem tersebut dengan
baik.
MASTER hanya sebuah solusi sementara jangka pendek untuk dapat
secepatnya beroperasi dalam satu platform. MASTER tidak dapat mendukung
kebutuhan bisnis dan visi bank Mandiri untuk masa mendatang karena MASTER
dibuat pada pertengahan tahun 1980an untuk keperluan bank dengan segmen
korporasi, sedangkan bank Mandiri menyasar pada segmen yang berbeda denga
bank Exim yaitu segmen ritel.

Selain itu, arsitektur sistem MASTER dikembangkan dengan konsep


branch- centric yang tidak dapat mendukung konsep hub and spoke. Disamping itu
database yang dimiliki oleh MASTER ini cukup terbatas dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan customer view dan segmentasi nasabah yang diperlukan.
Selanjutnya dilakukan benchmarking aplikasi MASTER yang dilakukan di IBM
Center Rochester dan diketahui bahwa MASTER tidak dapat memenuhi kebutuhan
bank Mandiri. Dari sini, pihak manajemen bank Mandiri sepakat untuk mengganti
core banking sistemnya dengan sistem off- the-shelf from the market yang dapat
mendukung bisnis dan visi bank Mandiri, dan tidak mendesain ulang sistem
MASTER.
Setelah itu dilakukan penggantian sistem MASTER ke system eMAS (Enterprise
Mandiri Advanced System) yang project pilotnya dilakukan dalam dua tahap.
Sistem eMAS dijalankan senilai US$ 173 juta selama 3 tahun yang mencakup
empat inisiatif utama yaitu:
1. Memperkaya dan memperbarui delivery channel.
2. Membangun sistem core banking baru yang terintegrasi.
3. Membangun MIS didukung teknologi Data Warehouse terkini.
4. Memperkuat dan memperbarui sistem infrastruktur yang reliable.
didukung oleh anggota tim sebanyak 500 orang, 32 proyek, 18 sistem
interfaces dan 128 sub modul. Pada bank Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi
perhatian dalam pengelolaan data, yaitu:
a. Timeless: data harus tersedia pada watunya untuk mengantisipasi perubahan
bisnis yang cepat.
b. Usability: data harus sesuai dengan kebutuhan user.
c. Completeness: data yang lengkap akan dapat memberikan gambaran bisnis yang
lebih baik, sehingga pada saat pemasukan data (data entry), field-field penting
telah dibuat mandatory dan default value.

d. Correctness: ketepatan data untuk digunakannya parameter table untuk


meminimalisir kesalahan pengetikan (typing error).
e. Precision: memastikan bahwa data tetap lengkap dan sesuai (tidak ada data yang
hilang atau berubah).
f. Lack of abiguity: kesamaan persepsi atas data diperlukan untuk menghindari
misinterpretasi.
Untuk mendukung penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat
waktu dan konsisten maka dibentuk Enterprise Information Architecture yang
bersifat "agile & adaptive" dan comply dengan Basel II.
Saat ini, sebagian besar proses pelaporan telah berjalan secara otomatis,
meski terdapat beberapa yang masih diperlukan adanya intervensi atau
pengontrolan dari unit terkait dalam hal ini eksekutif untuk dilakukan adjustment
sesuai keputusan manajemen, maupun adanya temuan audit internal dan eksternal.
Walaupun demikian, diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih terasa
terdapat kekurang optimalan waktu pemrosesan pembentukan data menjadi
informasi, serta kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan laporan dan data yang
tersedia. Untuk itu diperlukan upaya performance tuning pada database maupun
program, termasuk simplifikasi laporan dan reengineering proses pembentukan
laporan.
Pihak bank Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks
dengan menggunakan Business Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business
Intelligence sudah digunakan oleh unit bisnis untuk pengambilan berbagai
keputusan strategis, meskipun sementara ini penggunaannya masih dalam tahap
sales dan marketing product.
Tetapi, untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun datamart
(subset dari Data warehouse yang berisi data yang lebih spesifik yang bersifat

departemental) yang lebih komprehensif dan peningkatan pemahaman, baik oleh


IT maupun user, yaitu pihak manajemen puncak yang tetkait untuk menghindari
adanya kesalahan interpretasi (mis- interpretation).

Anda mungkin juga menyukai