Anda di halaman 1dari 13

1.

Cari dan bahas 4 teori psikologi komunikasi


a. Psikonalisis
Psikologi analisis ini lebih sering kita kenal dengan sebutan psikoanalisis. Pendiri dari
psikonalaisis yang terkenal adalah Sigmund Freud (1856-1939). Teori-teori Freud sangat
berpengaruh pada bagaimana orang-orang dalam budaya Barat memandang dirinya dan dunianya
mereka. Terkadang kita berpikir bahwa manusia adalah makhluk yang rasional yang sepenuhnya
sadar setiap perilaku yang diperbuatnya. Namun maksud ketidaksadaran dalam psikologi ini
adalah ketidaksadaran kita akan pengalaman yang tidak pernah kita sadari karena pengalaman ini
terjadi pada tahap perkembangan. Selain itu Freud juga percaya bahwa ketidaksadaran yang
sering dialami oleh kita ini bukan karena faktor-faktor yang statis melainkan masing-masing dari
kita mempunyai kekuatan yang membuatnya dinamis. Jadi di dalam ketidaksadaran yang kita
alami ini terdapat pergeseran dan gerakan yang mengakibatkan saling mempengaruhi satu sama
lain antara faktor-faktor dalam ketidaksadaran tersebut. Freud juga mengganggap ketidaksadaran
yang bersifat dinamis ini disebut sebagai Psikologi Dinamik (Dynamic pschology).
Aliran psikologi analisis atau yang biasa dikenal psikoanalisis ini terdiri dari personal dan
interpersonal. Kepribadian ini mempengaruhi proses belajar dan perilaku kita. Freud berpendapat
bahwa orang yang bertindak dengan atas dasar motif yang tidak disadarainya maupun atas dasar
pikiran, perasaan, dan kecenderungannya yang sebagian disadari. Freud juga menjelaskan bahwa
tingkah laku kita sebagai manusia ini bersumber dari dorongan-dorongan alam bawah sadarnya.
Menurut Freud, kehidupan jiwa kita memiliki tiga tingkatan kesadaran yaitu sadar
(conscious), prasadar (preconscious) dan tidak sadar (unconscious).
a. Sadar (conscious)
Tingkat kesadaran ini menjelaskan kesadaran kita yang berisi semua hal yang kita cermati
pada saat keadaan tertentu. Menurut Freud kesadaran ini hanya sebagian kecil saja dari
kehidupan mental kita seperti pikiran, persepsi, perasaan dan ingatan kita. Kesadaran ini
merupakan hasil dari proses penyaringan yang diatur oleh stimulus dan rangsangan kita.
b. Prasadar (preconscious)
Prasadar ini sering kita kenal dengan sebutan ingatan yang siap (available memory).
Prasadar ini dapat dikatakan sebagai jembatan antara kesadaran dan ketidaksadaran kita. Proses
prasadar ini terbentuk karena adanya pengalaman yang ditinggalkan oleh perhatian kita sehingga
dari semula yang kita sadari menjadi yang tidak kita cermati sehingga akan menekan untuk
berpindah ke daerah prasadar. Ketidaksadaran kita yang sudah berada di daerah prasadar ini
dapat muncul kesadaran dalam bentuk simbolik seperti mimpi, lamunan, salah ucap dan
mekanisme pertahanan diri kita.
c. Tidak sadar (unconscious)
Ketidaksadaran adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran. Menurut Freud
bagian ketidakasadaran ini adalah bagian terpenting dari jiwa manusia. kesadaran kita dapat
berupa insting, implus dan drives yang dibawa sejak kita lahir. Isi dari ketidaksadaran ini
memiliki kecenderungan yang kuat untuk bertahan terus untuk tetap di dalam ketidaksadaran

sehingga mempengaruhi kita untuk mengatir tingkah laku kita yang sangat kuat dan tidak
disadari.
Pikiran kesadaran dan ketidaksadaran ini dianalogikan sebagai gunung es oleh Freud.
Tujuan analogi gunung es ini, Freud ingin menggambarkan bahwa seberapa luas bagian dari
ketidaksadaran pikiran yang kita miliki ini. Dengan gunung es kita dapat mengetahui bahwa
super ego dan ego ini terdapat pada kesadaran dan ketidaksadaran kita. Sedangkan Id
sepenuhnya di dasar gunung es yang berada sepenuhnya pada zona ketidaksadaran yang kita
miliki.
Yang diungkapakan Freud bahwa dalam psikoanalisis ini merupakan hasil interaksi dari
tiga sub sistem kepribadian sehingga mengahsilkan perilaku manusia. Tiga sub sistem menurut
Freud itu adalah:
1. Id
Id adalah kepribadian yang paling tua dan berada dalam ketidaksadaran sama sekali. Id ini
dapat dikatakan sebagai sistem kepribadian yang pertama karena id ada sejak kita lahir dan
diturunka karena adanya gen dari orangtua kita. Id ini juga tidak akan pernah kita sadari di
sepanjang hidup kita. Freud mengatakan bahwa id ini sebagai jembatan antara segi biologis dan
psikis manusia.
Id disini dapat berupa prinsip kesenangan, pemenuhan kebutuhan dan nafsu, serta tabiat
manusia hewani. Hal itu terjadi karena id mengandung perasaan senang dan tidaks senang.
Namun Id disni lebih menitik beratkan kepada nafsu manusia yang selalu ingin lebih dan lebih.
Tentu saja hal ini karena sifat alami manusia yang tidak akan pernah puas dalam pemenuhan
kebutuhannya. Manusia akan mencari sesuatu yang lebih lagi dari apa yang sudah mereka
dapatkan.
Menurut Freud Id ini bekerja karena adanya dan menurut prinsip kesenangan. Hal itu
terjadi karena Id selalu mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit. Struktur kepribadian
dari Freud ini terdiri atas berbagai dorongan yang sifatnya tidak sadar serta sebagai tempat
penyimpanan energi psikis yang dimiliki oleh seseorang. Id bergerak berdasarkan prinsip
kesenangan (pleasure principle) dengan hasrat ingin memenuhi kebutuhannya. Id bersifat
egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat manusia hewani.
Prinsip kesenangan dapat diproses dengan dua cara yaitu dengan tindakan refleks dan
proses primer. Tindakan refleks ini dapat berupa reaksi yang otomatis yang dibawa sejak kita
lahir. Reaksi ini sering sekali kita lakukan dan hampir setiap pernah melakukannya seperti
mengejapkan mata. Selain itu proses primer ini merupakan reaksi yang kita lakukan ketika kita
sedang membayangkan atau mengkhayal sesuatu. Proses ini bermanfaat untuk mengurangu dan
menghilangkan ketegangan misalnya ketika kita sedang lapar maka kita akan cenderung
membayangkan makanan yang enak yang ingin kita makan. Namun kedua hal tersebut hanya
mampu kita bayangkan tanpa kita mampu membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang
benar-benar memuaskan kebutuhan kita. Selain itu Id tidak akan mampu menilai dan
membedakan mana yang kita anggap benar dan mana yang kita anggap salah karena hal itu
bersifat tabu.

Seperti dua sisi mata uang logam, nafsu selalu memiliki dua sisi pula yaitu positif dan
negatif. Namun bagaimana pintar-pintarnya dalam mengendalikan nafsu negatif kita agar
menjadi nafsu yang positif. Oleh karena itu nafsu dalam diri manusia itu pasti selalu dimiliki
oleh setiap manusia.
Nafsu ini dapat berbahaya jika kita memanfaatkan nafsu kita untuk melakukan hal-hal
yang bersifat individu tanpa memikirkan kebutuhan orang lain. Apalagi jika nafsu itu adalah
hanya untuk kepentingan sendiri saja yang dapat membuat pihak lain merasa rugi. Oleh karena
itu kita harus selalu menahan hawa nafsu yang bersifat negatif. Tetapi jika tidak ada nafsu maka
tidak mungkin adanya peradaban manusia. Nafsu itu boleh tinggi ketika hal itu bersifat positif.
Contoh dari nafsu yang bersifat postif adalah ketika nafsu untuk ingin masuk perguruan
tinggi dan jurusan yang sudah menjadi impian kita. Maka dengan nafsu, kita akan terdorong dan
termotivasi untuk belajar agar masuk dan ketrima menjadi mahasiswa perguruan tinggi dan
jurusan yang kita inginkan.
Contoh dari nafsu yang negatif adalah nafsu ingin memiliki uang sebanyak mungkin
dengan memanfaatkan kedudukan dan jabatan yang sedang kita miliki. Hal ini tentu sangat
berbahaya karena dapat menimbulkan motif rasa untuk memilikinya dengan berbagai cara
misalnya seperti korupsi atau tindak pencucian uang yang akhir-akhir ini sedang marak di
Indonesia.
2. Ego
Ego ini lebih sering kita kenal dengan sebutan rasionalitas. Rasionalitas ini muncul karena
adanya fungsi untuk menjembatani tuntutan hawa nafsu manusia dengan realita yang ada di
dunia luar khususnya di sekitar kita. Rasionalitas yang dianggap sebagai jembatan ini memiliki
fungsi pula yaitu sebagai jembatan antara hasrat atau nafsu dengan tuntutan rasional kita sebagai
manusia yang tentu pula bersifat realistis dan masuk akal sehat manusia. Dengan rasionalitas
maka manusia akan berpikir secara rasional pula. Menurut Freud ego ini adalah struktur
kepribadian yang menangani tuntutan kenyataan karena ego sangat taat oleh prinsip kenyataan.
Ego ini dapat berkembang dari Id. Hal itu membuat orang mampu menangani realita
dengan rasionalitas yang kita miliki karena ego termasuk salah satu prinsip dari realita (reality
principle).
Ego dapat kita katakan sebagai pelaksana dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama.
Pertama, ego ini memilih stimuli atau rangsanagan mana yang akan kita respon serta insting
mana yang akan dipusakan sesuai dengan prioritas kebutuhan dari kita sendiri. Kedua, kita dapat
menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dapat kita puaskan sesuai dengan tersedianya
peluang dan kesempatan yang memiliki resiko minimal.
Ego ini tunduk dari Id dan harus mencari realitas apa yang dibutuhkaan sehingga dapat
memuaskan kebutuhan dan meredakan ketegangan yang terjadi. Dengan ego pula, kita dapat
membedakan antara khayalan dengan kenyataan serta mau menangguang segala ketegangan
yang terjadi yang masih dalam batas tertentu.
Ego ini dapat menunda pemuasan diri kita karena kita lebih cenderung menggunakan ego
untuk memuaskan diri yang lain yang lebih seseuai dengan lingkungannya dan hati nurani.
Dengan ego kita dapat menggunakan kemampuan berpikir kita secara rasional dalam mencari
pemacahan masalah yang terbaik.

Terkadang rasionalitas ini mengalahkan hawa nafsu atau id. Kenapa? Ya karena dengan
rasionalitas manusia yang berpikir dengan rasional dan masuk akal ini akan menghalangi nafsunafsu manusia yang akan berbuat negatif karena memikirkan dampak-dampak negatif yang akan
terjadi jika seseorang akan melakukan perbuatan negatifnya karena rasa nafsu yang tidak pernah
puas.
3. Super Ego
Super ego biasa dikenal dengan sebutan atau istilah nurani manusia. Superego tidak
mempertimbangkan kenyataan karena superego hanya mempertimbangkan berbagai dorongan id
yang dapat disalurkan dalam persyaratan moral yang dapat diterima.
Superego ini juga termasuk sebagai kekuatan dari kepribadian yang menggunakan prinsip
idealistik (idealistic principle). Prinsip ini sebagai bentuk perlawanan dari prinsip kepuasan
kepuasan Id dan prinsip realistik dari Ego.
Ada tiga fungsi superego. Pertama, mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan
moralistik. Kedua, merintangi implus Id, terutama implus seksual dan agresif yang bertentangan
dengan standar nilai masyarakat yang berkembang. dan yang terakhir adalah mengejar
kesempurnaan.
Super ego juga dikenal dengan sebutan polisi kepribadian karena mengandung moralitas
pada diri manusia. Polisi kepribadian disini mempunyai arti bahwa super ego atau nurani
manusia ini memilki perasaan yang idealis. Kita sebagai anak sudah mengembangkan superego
yang kita miliki dengan berbagai perintah dan larangan dari orang tua kita.
Super ego atau hati nurani ini muncul karena adanya percampuran dari norma-norma sosial
yang berkembang di masyarkat dan lingkungan sekitar dengan budaya atau kultur yang turun
temurun dan sudah menjadi sebuah tradisi.
Dengan hati nurani yang baik yang dimilki oleh manusia makan tentu saja akan
menciptakan perilaku yang baik pula. Itu dapat terjadi karena hati nurani yang dimiliki oleh
manusia ini dapat mengalahkan segala macam rasionalitas dan nafsu yang dimiliki manusia pula.
Ketiga struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego dan superego yang sudah dijelaskan
diatas itu bukan sebagai bagian yang menjalankan kepribadian kita melainkan sebagai sistem
struktur dan proses psikologi yang mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Ketiga kepribadian ini
sering muncul dengan tingkah laku kita yang abnormal jika timbul adanya konflik.
Teori ini sangat menitikberatkan pada id, ego dan super ego. Ketiga hal itu dianggap yang
paling ada dan pasti dimiliki di dalam diri manusia. Ketiga hal itu memang adalah hal yang pasti
dimiliki oleh manusia. Namun nafsu, rasional dan nurani itu dapat dikendalikan manusia, apakah
akan menjadi hal yang baik atau akan menjadi hal yang kurang baik bahkan tidak baik itu
semuanya tergantung pada diri manusia.
Menurut Freud mekanisme pertahanan sebagai metode untuk melindungi ego dan untuk
mengurangi rasa cemas dengan berbagai cara dan secara yang tidak sadar sehingga terdistorsi
secara nyata. Ada dua pokok dari mekanisme pertahanan ini yaitu bahwa kita sepenuhnya tidak
sadar bahwa kita telah menggunakan mereka dan ketika kita menggunakan mekanisme
pertahanan ini dengan kadar menengah atau sementara maka membuat mekanisme pertahanan
yang selalu tidak sehat. Mekanisme pertahanan ini penting sekali untuk kita miliki karena dapat

membantu ego yang kita miliki agar dapat bertahan hidup dalam mengahadapi segala tekanan
yang kita hadapi.

2.behaviorisme
Menurut Abraham Maslow pada tahun 1958 bahwa psikologi behavioristik adalah sebagi
kekuatan pertama. Aliran ini dipelopori oleh John Broadus Watson (1878-1958). Behaviorisme
ini berasal dari istilah Behavior yang artinya tingkah laku. Jadi pada aliran ini, psikologi
behaviorisme mempelajari bahwa tingkah laku yang nyata, terbuka dan dapat diukur secara
obyektif oleh kita. Aliran behviorisme ini muncul di Amerika Serikat pada tahun 1913.
Aliran ini menganggap bahwa psikologi manusia itu berdasarkan tingkah laku kita bukan
dari kesadaran kita. Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang
pebelajar dalam berperilaku. Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan
mengubah pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya
Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran
Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
Behaviorisme ini lebih menganalisis pada sebuah perubahan perilaku yang dianggap
sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini juga menganalisis perilaku yang nampak karena aliran
ini lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Perilaku ini tentu saja dapat diukur,
dideskripsikan dan diramalkan. Tingkah laku menurut aliran behvior ini, manusia dapat
melakukan berbagai kegiatan seperti memilih, mencoblos dan membeli.
Tingkah laku menurut teori behaviorisme ini adalah tingkah laku yang diakibatkan karena
pengaruh dari lingkungannya. Jika seseorang berada di lingkungan yang baik, maka orang
tersebut akan cenderung memiliki tingkah laku yang baik pula. Jika seseorang berada di
lingkungan yang buruk, maka tidak melepas kemungkinan pula seseorang akan terpengaruh dan
memiliki tingkah laku yang buruk pula. Itu semua karena sifat dasar alami tingkah laku manusia
yang reaktif dan selalu memberi respon terhadap lingkungannya.
Lingkungan memang adalah hal yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia.
Oleh karena itu munculnya teori psikologi behaviorisme karena menganggap teori psikoanalisis
kurang sempurna dan menganggap bahwa manusia itu bukan hanya terdiri id, ego, dan super ego
tetapi bisa dibentuk karena adanya faktor lingkungan yang sangat berperan penting.
Konsep Manusia Mesin (Homo Mechanicus)
Lingkungan adalah faktor penting dalam pembentukan tingkah laku manusia. Dengan
lingkungan maka manusia tentu akan mengalami berbagai macam pengalaman yang dialami
dalam hidupnya melalui lingkungan. Pengalaman memang tidak akan pernah lepas dan dihindari
oleh setiap manusia karena manusia akan selalu hidup di dalam sebuah lingkungan dan akan
menemukan hal yang baru yang akan menambah pengalaman manusia. Namun perilaku tersebut
hanyalah perilaku yang nampak, diukur dan dapat diramalkan. Ciri dari teori ini adalah
mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan
lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan,

mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar


yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Sekarang kita hidup di jaman dimana arus globalisasi ini menerpa kita. Pengaruh disini
tentu tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Dengan segala adanya kemudahan membuat kita
mudah terpengaruh baik dari dalam maupun dari dalam. Kita dapat membeli sesuatu karena
adanya pengaruh misalnya pengaruh iklan yang kuat sehingga kita mudah sekali terpengaruh
untuk mengonsumsi produk tersebut.
Tahun 2014 ini adalah tahun politik bagi Indonesia. Indonesia pada bulan April mendatang
ini akan mengadakan pesta demokrasi dengan pemilihan legislatif. Banyak sekali partai politik
berlomba-lomba mengadakan kampanye dengan menawarkan janji-janji untuk memakmurkan
rakyat. Misalnya, kita menonton Jokowi berkampanye untuk maju dalam bursa pencapresan. Jika
kita sudah terpengaruh dan percaya dengan janji-janji yang ditawarkan Jokowi, maka pada
pemili pemilihan presiden kita lebih cenderung untuk memilih Jokowi.
Selain itu manusia dapat juga memandang individunya sebagai makhluk yang reaktif. Hasil
rekatif tersebut juga tentu mempengaruhi kita untuk merespons terhadap lingkungannya. Hal ini
sering sekali kita alami baik secara sadar maupun secara tidak sadar. Misalnya saja, jika kita
melihat warna merah pada sebuah bendera partai politik yang sering dipajang di pinggir-pinggir
jalan, pasti kita selalu mengidentikkan dengan partai yang berlambang moncong banteng tersebut
yaitu PDIP. Kenapa? Karena partai PDIP ini sudah bertahan lama dan sangat identik dengan
warna merah. Tentu saja hal ini didukung karena adanya karakter yang kuat dari partai PDIP
tersebut.
Menurut aliran ini perilaku yang nampak itu juga dapat diukur dan diramalkan. Misalnya
saja yayasan Lembaga Survai Indonesia (LSI) dapat meramalkan dan selalu memberi hasil dari
quick qount atau hasil perhitungan cepat yang bersifat sementara. Tentu saja hal ini LSI sudah
melalukan survai mendalam terlebih dahulu apa yang akan dipilih seseorang dalam pemilu agar
dapat memprediksi hasil dari pemilu tersebut. Dan tentu saja hal ini sering sekali kita melihat
bahwa prediksi dari hasil yang dilakukan oleh LSI ini tidak jauh berbeda dari hasil perhitungan
secara manual.
Behviorisme ini memandang bahwa psikologi ini adalah bagian yang benar-benar obyektif
dan eksperimentil dari pengetahuan alam. Oleh karena itulah kita dapat mengetahui bahwa aliran
behaviorisme ini sebagai tingkah laku manusia dan bukan tentang kesadaran yang kita alami.

3.PSIKOLOGI KOGNITIF
Teori kognitif ini berasal dari istilah Cognitive dari kata cognition atau kognisi yang
artinya penggunaan pengetahuan atau manusia yang menggunakan akalnya untuk
berpikir. George Miller (1920) dapat dianggap sebagai salah satu pendiri dari psikologi kognitif
ini.
Awalnya, kita sebagai manusia hanya dipandang sebagai mesin yang ditentukan oleh
stimulus luar yaitu dengan cara memanusiakan manusia karena manusia itu bukan hanya sekedar
sebagai mesin. Keadaan tersebutlah yang mendorong berkembangnya psikologi kognitif.
Sehingga psikologi kognitif ini memandang psikologi sebagai suatu ilmu tentang perilaku dan
proses mental (the science of behvior and mental processes).

Sudut pandang dari psikologi kognitif sosial yang ada pada kebpribadian ini menekankan
keawasan, keyakinan, pengharapan, dan tujuan yang disadari. Para psikolog aliran kognitif sosial
ini lebih menjelajahi bagaimana kemampuan seseorang untuk menalar, memikirkan masa lalu,
masa kini dan tentunya masa depan kita. Selain itu sseorang juga dapat mampu merefleksikan
dirinya sendiri.
Para psikolog ini juga menekankan interpretasi individu terhadap situasi dengan demikian
memusatkan pada keunikan setiap individu atau orang dengan melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana perilaku itu disesuaikan terhadap situasi yang beragam dari yang sudah
ditemuinya. Para pakar teori kognitif ini tidak tertarik pada cakupan yang luas, tetapi mereka
lebih tertarik untuk meneliti bagaimana faktor-faktor yang lebih spesifik, seperti keyakinan yang
berkaitan dengan perilaku dan kinerja kita.
Dalam perspektif psikologi kognitif ini menyatakan bahwa proses berpikir adalah fungsi
kerja utama dari otak kita. Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mempelajari proses
mental termasuk bagaimana orang berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar. Aliran psikologi
kognitiv ini menjelaskan bahwa proses belajar adalah suatu proses perubahan persepsi dan
pemahaman yang tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati oleh diri
kita. Asumsi dasar teori kognitif ini adalah bahwa setiap orang telah mempunyai pengetahuan
yang salah satunya berasal dari pengalaman yang dialaminya yang ada dalam dirinya sendiri
yang tertata dan sangat tersusun rapi dalam bentuk struktur kognitif.
Manusia pada umumnya sering sekali melakukan perbuatan psikologi ini termasuk kita
seperti memahami, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan
informasi, pemecahan masalah, membayangkan, dan memperkirakan. Karena fokus utama aliran
psikologi ini adalah manusia yang senantiasa selalu berpikir maka dengan cara memahami dan
memperhatikan sesuatu maka otak kita dapat secara otomatis ikut berpikir. Seperti saat kita
berada di kelas untuk mengikuti kuliah, kita kan memahami dan memperhatikan apa yang
diajarkan dosen kepada kita lalu kita akan dituntut untuk berpikir dan menemukan solusi atau
pemecahan masalah.
Manusia sebagai makhluk yang selalu berpikir (Homo sapiens). Manusia memang sudah
ditakdirkan untuk dilahirkan sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna dibanding dengan
makhluk yang lainnya. Yang membedakan manusia dengan makhluk Tuhan lainnya adalah
manusia dapat berpikir.
Dalam teori psikologi kognitif ini yang paling ditekankan adalah manusia yang selalu
berikir. Berpikir adalah salah satu hal yang sangat penting di dalam diri setiap manusia. Dengan
berpikir maka manusia akan memiliki ilmu pengetahuan yang lebih dan lebih luas lagi. Dan hal
itu dapat membuat manusia agar selalu belajar baik dari pemikirannya, ilmu pengetahuannya
maupun lingkungannya.
Manusia sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya. Selain manusia
dianggap selalu berpikir, manusia juga selalu dianggap berusaha untuk memahami
lingkungannya. Memang pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang selalu beradaptasi
dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Dengan belajar utnuk memahami
lingkungannya maka manusia akan memiliki pengalaman yang dianggap juga sebagai salah satu
proses belajar yang tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon yang
kita miliki tetapi melibatkan proses berpikir kita yang lebih lengkap dan kompleks. Dengan

pengalaman pula kita dapat mengubah persepsi dan pemahaman kita yang lebih baik namun
tidak semuanya perubahan yang kita alami adalah perubahan berupa tingkah laku kita yang dapat
diamati. Hal itu dapat terjadi karena kita cenderung lebih mementingkan proses belajar dari
proses adaptasi kita dalam memahami lingkungan kita sebagai bentuk pengalaman daripada pada
hasil belajar itu sendiri.
Ketika seseorang mempersespikan lingkungannya, seseorang memperoleh cara baru dalam
mempresentasikan informasi itu secara mental. Menurut Jean Piaget, bahwa proses belajar
manusia itu mencakup tiga tahapan perkembangan. Pertama, asimilasi adalah sebuah proses
penggabungan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada dan terekam dalam
benak si pembelajar sebelumnya. Kedua, akomodasi adalah sebuah proses penyelarasan struktur
kognitif dalam situasi yang baru diterimanya. Dan yang terakhir adalah equilibrasi yaitu sebuah
proses penyelarasan dalam pengkombinasian antara asimilasi dengan akomodasi.
Teori Kognitif Bandura
Albert Bandura atau yang biasa disapa Albert ini menunjukkan bahwa seseorang
dapatmenyebabkan situasi dan terkadang definisi dari situasi itu sendiri tergantung dari
keyakinan seseorang mengenainya. Teori kognitif dari Bandura ini menyatakan bahwa perilaku,
lingkungan, dan faktor manusia atau kognitif kita semuanya itu penting dalam memahami
kepribadian. Determinisme resiprokal (reprocal determinism) menurut Bandura ini
menggambarkan cara perilaku, lingkungan, dan faktor manusia atau lingkungan yang
berinteraksi untuk menciptakan kepribadian.
Belajar melalui pengamatan. Bandura meyakini bahwa proses belajar melalui pengamatan
seseorang itu merupakan aspek yang penting dalam cara kita belajar. Melalui pengamatan, kita
dapat belajar untuk membentuk berbagai gagasan mengenai perilaku orang lain dan kemudian
mungkin kita kan mengadopsi atau menirunya perilaku ini untuk kita sendiri. Menurut pakar
teori kognitiv ini meyakini bahwa kita memperoleh cakupan luas perilaku, pikiran, dan perasaan
lewat mengamati perilaku orang lain melalui berbagai pengamatan sehingga sapat membentuk
bagian yang penting dari kehidupan kita.
Kendali pribadi. Menurut Bandura (2006) dan Mischel (2004) kita dapat mengatur dan
mengendalikan perilaku kita sendiri meskipun lingkungan kita berubah. Kognisi atau pikiran kita
akan akan mengarahkan caranya untuk mengendalikan perilaku dan menolak pengaruh
lingkungan pada situasi yang kita hadapi. Satu aspek yang tidak kalah pentingnya dalam
pengalaman pengendalian adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan perubahan dalam dunianya atau self-efficacy.
Self-efficacy. Self-efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasi suatu
situasi dan mengahsilkan berbagai hasil yang positif. Self-efficacy membuat hidup seseorang
dapat berkembang menjadi positif seperti pemacahan masalah, menjadi lebih mudah bergaul, dan
lainnya. Self-efficacy juga membantu kita dalam berbagai situasiyang tidak memuaskan dengan
cara mendorong kita untuk meyakini bahwa mereka dapat berhasil.
Teori Miller dan Bruner
George Miller (1920) melakukan kerjasama dengan koleganya yaitu Bruner (1915). Miller
dan Bruner memilih istilah cognition atau yang kita kenal dengan istilah kognisi ini untuk
menunjukkan subject matternya dan fasilitas baru yang telah dibuat oleh mereka yang diberi
nama center for Cognitive Studies. Menurut Miller dengan istilah cognition dapat menjadi

sebuah pertanda keluarnya dari pandangan pandangan yang behavioristik. Miller sendiri telah
yakin bahwa psikologi kognitif ini merupakan murni revolusi. Miller lebih percaya jika langkah
kembali ke psikologi commonsense yaitu bahwa psikologi ini harus berkaitan dengan kehidupan
mental dan perilaku kita.
Topik yang menjadi pusat penelitian Miller adalah bahasa, ingatan, persepsi, pembentukan
konsep, berpikir, dan segala yang mengenai psikologi perkemabangan. Beberapa karya dan
penelitian yang telah dilakukannya itu membawa Miller menjadi presiden dari the American
Psychological Association pada tahun 1969, dan menerima Distinguished Scientific Contribution
Award and Gold Medal Award for Life Achievement in the Application of Psychology.
Teori Disonansi Kognitif
Teori disnonansi kognitif adalah salah satu teori dari teori kognitif. Teori disonansi
kognivisme adalah salah satu teori yang paling terkenal. Terkenalnya teori disonansi kognitif
karena teori ini menjadi teori yang wajib dipelajari di seluruh dunia yang mempelajari ilmu
psikologi.
Teori ini menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh seseorang itu kadang-kadang tidak
sejalan, dengan apa yang dipikirkan dan diketahuinya. Yang dilakukan oleh seseorang ini belum
tentu seseaui apa yang dipirkan dan diketahuinya. Seringkali seseorang melakukan perbuatan itu
secara sadar dan tidak sadar.
Banyak orang telah mengalami teori ini seperti perbuatan mencontek dan korupsi.
Seseorang telah mengetahui mencontek dan korupsi adalah perbuatan yang dilarang tetapi
seseorang itu pula secara sadar dan tidak sadar melakukannya karena banyak faktor salah
satunya adalah keinginannya dan kebutuhannya.
Koruptor adalah salah satu pelaku dari teori ini karena koruptor sebelum melakukan
korupsi telah mengetahui hal ini adalah hal yang salah dan tidak boleh dilakukan karena selain
perbuatan yang melanggar hukum dan perbuatan yang dilarang oleh agam tetapi korupsi juga
akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Dengan melakukan tindakan korupsi, dia akan
dipenjara dan hartanya akan disita. Selain itu tindakan korupsi sangat merugikan orang lain
karena itu adalah uang rakyat yang digunakan untuk membayar pajak dengan guna untuk
pembangunan yang lebih baik lagi sehingga masyarakat dapat mendapatkan fasilitas yang baik.
Namun hal itu akan terhambat karena adanya korupsi. Para koruptor sudah mengetahui bahwa
melakukan tindakan korupsi adalah hal yang salah dan itu bukan keinginannya sesungguhnya.
Tetapi karena adanya kebutuhan seseorang yang untuk hidup dengan gaya hidup yang tinggi
yang tidak ditunjang dengan penghasilan yang cukup, maka seseorang akan melakukan cara
instan untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya salah satunya dengan melakukan tindakan
korupsi. Hal itu tidak jauh berbeda dengan masalah contek mencontek.

Teori kognitif memusatkan pada pengaruh lingkungan pada kepribadian. Pendekatan


kognitif ini mengembangkan suatu iklim ilmiah untuk memahami kepribadian yang menyoroti
penagamatan perilaku. Teori ini lebih menekankan pengaruh berbagai proses kognitif yang
menjelaskan kepribadian dan berpendapat bahwa orang-orang memiliki kemampuan untuk
mengendalikan lingkungan mereka.

Teori kognitif ini tidak lepas dari adanya beberapa kritik yang disampaikan oleh
pengkritik sudut pandang kognitif sosial pada kepribadian. Pertama, pendekatan kognitif ini
terlalu memusatkan perubahan dan pengaruh situasi pada kepribadian dan tidak memperhatikan
kualitas kepribadian yang stabil secara memadai. Kedua, pendekatan kognitif ini dianggap terlalu
mengabaikan peran biologi dalam kepribadian kita. Dan yang terakhir adalah sikologi kognitif
ini cenderung lebih mengarah kepada peramalan yang sangat spesifik bagi tiap-tiap orang
termasuk kita sendiri dalam situasi apapun, terasa mustahil untuk dilakukan secara generalisasi.

4.PSIKOLOGI HUMANISTIK
Psikologi humanistik mulai berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1950. Maslow
adalah salah satu tokoh yang paling populer dalam aliran psikologi humanistik. Oleh karena itu
tidak heran jika Abraham Maslow (1908-1970) dijuluki dan dikenla sebagai bapak dari Psikologi
Humanistik. Menurut Abraham Maslow pada tahun 1958 bahwa psikologi humanistik adalah
kekuatan yang ketiga setelah psikologi behavioristik dan psikoanalisis. Menurut Misiak dan
Sexton (1998) psikologi humanistik ini muncul karena adanya rasa ketidakpuasan pada psikologi
behavioristik dan psikoanalisis.
Sudut pandang humanistik ini lebih menekankan kapasitas seseorang untuk pertumbuhan
pribadi, kebebasan untuk memilih takdir diri kita sendiri serta berbagai kualitas positif dari diri
kita. Menurut Calin (2001) dan Smith (2001) bahwa para psikolog humanistik lebih meyakini
bahwa tiap-tiap kita memiliki kemampuan untuk coping, mencapai apa yang kita inginkan dan
tentunya yang mengendalikan hidup kita. Hal itu dapat menjelaskan secara singkat bahwa setiap
individu pasti memiliki kapasitas untuk menerobos dan memahami drinya dari dunia sekitarnya.
Sudut pandang humanistik ini lebih cenderung memberikan perbedaan dan pertentangan
yang jelas dari sudut pandang psikodinamika. Sudut pandang psikodinamika ini sering sekali
terlihat didasarkan pa konflik, dorongan-dorongan yang destruktif, serta pandangan pandangan
hakikat manusia yang yang bersifat pesimis. Sudut pandang humanistik ini juga bertentang
dengan sudut pandang psikologi behavior. Hal ini terjadi karena salah satu daya pendorong
dibalik perkebangan psikologi humanitik ini untuk bergerak di luar psikoanalisis menurut Freud
dan psikologi behavior kepada sesuatu yang mungkin menangkap kekayaan dan potensi positif
aspek dari hakekat manusia itu sendiri.
Teori humanistik ini menjelaskan bahwa proses belajar kita ini harus dimulai dengan
tujuan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, teori humanistik
khususnya teori belajar humanistik lebih bersifat abstrak. Teori ini juga cenderung lebih
mendekati kajian ilmu filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi. Aliran psikologi humanistik
sangat terkenal dengan konsepsi bahwa esensinya manusia itu baik menjadi dasar keyakinan dan
mengajari sisi kemanusiaan. Psikologi humanistik utamanya didasari atas atau merupakan
realisasi dari psikologi eksistensial dan pemahaman akan keberadaan dan tanggung jawab sosial
seseorang.
Teori humanistik lebih kita kenal sebagai teori yang lebih mementingkan orang atau sudut
pandang pelaku yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Proses belajar adalah salah
satu kegiatan yang sangat penting untuk meningkatkan motivasi dan pengalaman emosional kita.
Penelitian humanistik ini juga tidak memahami dari sudut pandang pengamatan kita. Hal ini

disebabkan karena teori humanistik ini lebih banyak berbicara tentang konsep pendidikan dengan
tujuan untuk membentuk manusia yang diimpikan dan dicita-citakan serta tentang proses belajar
kita dalam bentuk yang paling ideal.
Dalam teori humanistik ini dijelaskan bahwa proses kegaiatan belajar dianggap berhasil
apabila kita sebagai pelajar telah memahami lingkungan sekitarnya serta dirinya sendiri. Hal ini
dikarenakan dalam proses kegiatan belajar, kita sebagai murid ini harus selalu mau untuk
berusaha agar secara perlahan tapi pasti kita dapat mampu menggapai aktualisasi diri kita ini
dengan baik. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat kita tunjukan dalam berbagai bentuk,
seperti perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapan, kemampuann,
daya reaksi dan daya penerimaan kita.
Studi psikologi humanistik ini menekankan karakteristik yang dimiliki oleh makluk
manusia seutuhnya seperti cinta, kesedihan, peduli, dan harga diri. Psikolog humanistik
mempelajari bagaimana orang-orang dipengaruhi oleh persepsi dan makna yang melekat pada
pengalaman pribadi mereka. Aliran ini menekankan pada pilihan kesadaran, respon terhadap
kebutuhan internal, dan keadaan saat ini yang menjadi sangat penting dalam membentuk perilaku
manusia.
Pandangan humanistik juga membuat para psikolog menyadari bahwa cara kita
mempersepsikan diri kita dan dunia sekitar kita ini merupakan sebagai sautu kunci kita dalam
kepribadian. Namun pandangan humanistik ini tidak terlepas darikritikan. Beberapa pengkritik
yakin bahwa para psikolog humanistik ini terlalu bersifat optimis mengenai hakikat manusia dan
terlalu berlebihan dalam memandang kebebasan dan rasionalitas manusia. Selain itu beberapa
pengkritik juga mengatakan bahwa para penganut humanistik ini dapat mendorong orang-orang
untuk berpikir sangat positif mengenai diri mereka. Namun pada dasarnya bahwa pandangan
humanistik ini memang terlihat abstrak dan sulit untuk diuji lebih mendalam lagi.

2. berikan contoh kasus dari salah satu teori psikologi komunikasi


Ketika seorang ibu ingin mengajarkan bagaimana mengajarkan berhitung , ia
akan mengamati terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik anaknya dan
kemampuan dasar yang dimiliki. ibu akan berfikir ia sebagai subjek dan anaknya
sebagai objek. fakta netral harus dimiliki oleh sang ibu dalam menghadapi anaknya.
Sebuah pemikiran yang bersih dari unsur- unsur subjektifnya. Ditahap ini materi
materi pembelajaran berhitung akan diberikan sebagai bentuk stimulus dari ibu
terhadap anaknya.
Ibu akan menjelaskan dan mencotohkan tentang bagaimana urutan berhitung
sebab akibat dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil. Rangkaian sebab
(pemberian stimulus) akibat ini akan menghasilkan sebuah respon dari anaknya
dimana respon ini akan membentuk sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pembelajaran. teori teori tersebut akan dipraktekkan secara instrumental dan
universal di kelas kelas selanjutnya.
Kasus singkat diatas adalah contoh dari sebuah pembelajaran di rumah dengan
penerapan teori behaviorisme. Ibu mengajari sebuah stimulus berupa materi
materi pengajaran dan mengharapkan akan mendapatkan sebuah respon yang
berupa perubahan tingkah laku dari anak-anaknya. Perubahan tingkah laku dalam
bentuk dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk mempraktekkan pelajaran
yang diberikan berubah menjadi mampu untuk mempraktekkannya. ibu tidak
melihat bagaimana proses anaknya belajar, ibu hanya melihat bagaimana hasil
akhir yang diperoleh. Reinforcement positive atau negative yang akan diberikan
tergantung dari bagaimana perubahan tingkah laku yang dihasillkan.

DAFTAR PUSTAKA
King, Laura. 2010, The Science of Psychology: An Appreciative View, Kencana Prenada
Salemba Humanika, Jakarta.
Taufik. 2012, Empati Pendekatan Psikologi Sosial, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
G.Goble, Frank. 2006, Mahzab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow,
Kanisius,Yogyakarta.
Dirgagunaras, Singgih. 1986, Pengantar Psikologi, Mutiara Sumber Daya, Jakarta.
Sujanto, Agus. 2004, Psikologi Umum, Bumi Aksara, Jakarta.
Walgito Bimo. 2004, Pengantar Psikologi Umum, Andi Offset, Yogyakarta.
http://kajianpsikologi.blogspot.com/p/teori-belajar-behavioristik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis
http://belajarpsikologi.com/teori-psikoanalitik-oleh-sigmund-freud/

Anda mungkin juga menyukai