Anda di halaman 1dari 11

Umiardiningsih Dr. Sp. K.J.

ke saya
Dear Mas Ulum,
Bersama ini saya forwardkan e mail - e mail Pak Ardi, pembicara Sminar
Studi Theosofi.
Mohon komentarnya.
Salam,
Bu Umi
Selamat berulang tahun ucapnya!
Tentu yang kita maksudkan yang berulang-tahun adalah badan JasmaniahFana yang pasti lahir, hidup, dan kemudian mati itu. Tetapi dimanakah
Kekekalan dibalik Kefanaan ini?
Apa hubungannya badan Jasmaniah-Fana dengan Aku Yang-Sejati
Yang Kekal Itu (karena energi adalah lestari, karena seluruh eksistensi
bersumber dari Tuhan yang tidak berawal, dan kembali ke Tuhan yang
sama yang juga tidak berakhir karena mengatasi Maha Waktu)
Apa Logika TK/ Elementer dan Filsafat Elementernya?
Tentu setiap manusia mempunyai pengertiannya masing-masing,
dan itu cukup baginya untuk sementara ini.
Tetapi jika berminat meninjau disiplin lain, maka tulisan di bawah ini
mungkin bisa mendatangkan inspirasi yang tidak populer, dan
tersembunyi dalam-dalam di dalam kesejatian diri setiap makhluk itu
sendiri.
Logika TK/ Elementer --- Filsafat TK/ Elementer:
Dari Ada Potensial menjadi Ada Aktual
Bukan dari Tidak-Ada menjadi Ada, melainkan:
dari Ada Potensial menjadi Ada Aktual.
Contoh:
1. Dari Ayam (ada) Potensial di dalam Telur, menjadi Ayam (ada) Aktual
meninggalkan Telur, bukan dari tidak-ada Ayam menjadi ada Ayam.
2. Dari Pohon (ada) Potensial di dalam Biji, menjadi Pohon (ada) Aktual
meninggalkan Biji, bukan tidak-ada Pohon menjadi ada Pohon
3. Dari 7 Warna Pelangi (ada) Potensial di dalam Cahaya-Putih, menjadi 7
Warna Pelangi (ada) Aktual meninggalkan Cahaya-Putih ketika CahayaPutih mendiferensiasikan-diri/ membiaskan-diri hingga terbentuk Pelangi
aktual, bukan tidak-ada Pelangi menjadi ada Pelangi.
Aku Adalah Bukan Jasmani dan Lebih Halus daripada Yang Rohaniah

Siapakah yang berulang-tahun?


Badan Jasmaniah
Siapakah Aku (Yang-Sejati)?
Aku (Yang-Sejati) Adalah Bukan Badan Jasmaniah, Bukan Jasmani.
Mengapa Aku bukan badan Jasmaniah?
Karena badan Jasmaniah akhirnya mati,
dan sebaliknya Aku (Yang-Sejati) mengatasi kematian dan tetap hidup, .
Aku (Yang-Sejati) adalah Percikan-Illahiah terpancar dari Sang Illahi,
lebih halus daripada Yang Rohaniah.
Aku (Yang-Sejati) Adalah Kekal, Kesadaran-Murni Belaka, Tanpa Materi
Mengapa Aku (Yang-Sejati) adalah kekal?
Karena Aku adalah bukan batu percikan Gunung.
Karena Aku adalah bukan sinar percikan Cahaya.
Aku (Yang-Sejati) adalah Percikan-Illahiah yaitu Kesadaran-Murni
belaka, Kesadaran-Murni tanpa Materi, terpancar dari Sang Illahi.
Kesadaran-Murni, Percikan-Illahiah adalah lebih halus daripada Energi.
Energi adalah Lestari sebagaimana Sains Modern telah mengajarkannya
kepada Manusia, sehingga lebih daripada kelestarian Energi, KesadaranMurni adalah Kekal, lebih daripada sekedar imortal, mengatasi-kematian,
lestari.
Mengapa Kesadaran-Murni tanpa Materi?
Karena Materi apapun pasti terurai meluruh, runtuh, sehingga tidak
kekal, padahal Kesadaran-Murni, Percikan-Illahiah adalah kekal.
Bola Berdimensi Nol adalah Lebih Halus. Lebih Dahsyat, daripada Bola
Berdimensi Tiga
Bola berdimensi tiga, diandaikan bola ini bisa melihat, maka:
sisi kanannya melihat pemandangan hanya di sisi kanan saja
sisi kirinya melihat pemandangan hanya di sisi kiri saja
sisi atasnya melihat pemandangan hanya di sisi atas saja
sisi bawahnya melihat pemandangan hanya di sisi bawah saja
Titik berdimensi nol (nol panjangnya, nol lebarnya, nol tingginya)
diandaikan Titik ini bisa melihat, maka:
Titik berdimensi nol ini dengan seketika melihat pemandangan di sisi atas,
bawah, kiri, kanan, depan, belakang, secara serentak.
Inti-Ekistensi Setiap Makhluk Adalah Kesadaran-Murni belaka, Berdimensi
Nol
Inti Ekistensi setiap makhluk adalah Kesadaran Murni belaka, Tanpa
Materi, Tanpa Badan dan berdimensi Nol ini, Percikan Illahiah, Berpotensi
Illahiah, terpancar dari Sang Illahi (Aspek Sang Absolut), berSumber
Terakhir di Sang Absolut Kekal Tidak Bersifat.
Mengapa Kesadaran perlu bersekolah?
Karena Kesadaran adalah bagaikan Titik berdimensi nol sebagai Tetesan/
atau Telur/ atau Biji sehingga semuanya sudah sempurna di dalam dirinya
sendiri secara potensial dan oleh karena itu:
tidak perlu meminta-minta/ memohon-mohon apapun,
semuanya sudah penuh karunia sempurna potensial di dalam diri sendiri,
dan diri sendiri dalam rasa syukur penuh kebersahajaan, perlu bersekolah,

rajin belajar dan bekerja, jernih mengaktifkan akal-sehat,


untuk dapat mengaktualisasikan sendiri, potensi sempurna tersebut
agar terdidik menjadi Tuan bagi diri sendiri,
dan tidak dibuat langsung-jadi menjadi boneka sempurna
(Ayam adalah sempurna potensial di dalam Telur Ayam sehingga tidak
perlu meminta-minta apa-apa lagi, dan sebaliknya perlu menetas dan
membentangkan/ mengaktualisasikan diri sendiri menjadi anak ayam;
Beringin sudah sempurna potensial di dalam Biji Beringin, sehingga tidak
perlu
meminta-minta
apa-apa
lagi,
dan
sebaliknya
perlu
mengaktualisasikan diri, dari dalam diri sendiri tumbuh membentang,
dalam bimbingan sistem Illahiah).
Sistem Illahiah senantiasa mengisi Alam Semesta, dan aktif tersembunyi
di dalam inti eksistensi setiap makhluk, setiap partikel.
Badan Jasmaniah adalah Diferensiasi, Pembiasan, Turunan, Instrumen
bagi Aku (Yang-Sejati)
Apa hubungan antara Badan Jasmaniah-ku dengan Aku (Yang-Sejati)=
Kesadaran-Murni belaka, Percikan Illahiah= Monad?
Badan Jasmaniah adalah instrumen, kendaraan, wahana, di alam
Jasmaniah agar Kesadaran-Murni= Aku Yang-Sejati= Percikan Illahiah
dapat ber-evolusi= mengaktualisasikan, membentangkan PotensiIllahiahnya, melalui bersekolah di Sekolah Kehidupan= Alam-Semesta,
mempelajari Kehidupan dan Daya yang berfungsi di alam Alam Semesta
Yang-Termanifestasi, tersusun dari tujuh (7) Alam Manifestasi, yaitu tujuh
alam yang bertingkat kehalusannya, dan alam-alam yang lebih halus
menembusi alam-alam yang-lebih-kasar, sebagaimana udara dan air
menembusi tanah dan batuan berpori. Dari yang terhalus adalah:
1. Alam Illahiah
2. Alam Monadiah,
3. Alam Rohaniah, medan bersemayam dan berfungsinya Roh
(badan+kesadaran Rohaniah), instrumen Monad, percikan, turunan,
diferensiasi/ pembiasan Monad
4. Alam Intuisional, medan bersemayam dan berfungsinya Intuisi
(badan+kesadaran Intuisional), instrumen Monad, percikan, turunan,
diferensiasi/ pembiasan Monad
5. Alam
Mental, medan bersemayam dan berfungsinya Mental
(badan+kesadaran Mental), instrumen Monad, percikan, turunan,
diferensiasi/ pembiasan Monad
6. Alam Astral (=Perasaan, Emosi, Sensasi), medan bersemayam dan
berfungsinya Astral (badan+kesadaran Astral), instrumen Monad,
percikan, turunan, diferensiasi/ pembiasan Monad
7. Alam Jasmanah, medan bersemayam dan berfungsinya Jasmani
(badan+kesadaran Jasmaniah), instrumen Monad, percikan, turunan,
diferensiasi/ pembiasan Monad
Ada 7 wahana (badan+kesadaran) sebagai instrumen/ kendaraan bagi
Aku Yang Sejati,

Wahana adalah badan+ kesadaran, disebut badan karena bersusunan


materi, disebut kesadaran .... karena memang turunan dari
kesadaran murni belaka=
Aku Yang Sejati= Percikan Illahiah tersebut (adalah bagaikan Hidup yang
menghidupi Pohon).
7 wahana (badan+kesadaran) tersebut adalah:
1.
wahana (badan+kesadaran) Rohaniah ber-evolusi/ bersekolah di
alam Rohaniah
1.1. wahana (badan+kesadaran) Intuisional, ber-evolusi/ bersekolah di
alam Intuisional
1.2. wahana (badan+kesadaran) Mental Abstrak, ber-evolusi/ bersekolah
di alam Mental yang-lebih-halus/ tinggi
Tiga-tiganya tersebut di atas, disebut Jiwa Rohaniah (imortal, tetap hidup
ketika Jiwa-Fananya lahir dan mati di setiap re-inkarnasi, bagaikan batang
pohon tetap hidup ketika daunnya bersemi dan kemudian berguguran)
dan Tiga-tiganya tersebut di bawah ini disebut Jiwa Fana (mortal,
mengalami kelahiran dan kematian, bagaikan Daun mengalami bersemi
dan berguguran)
2.wahana (badan+kesadaran) Mental Konkrit, ber-evolusi/ bersekolah di
alam Mental yang-lebih-rendah/kasar
2.1. wahana (badan+kesadaran) Astral (perasaan, emosi, dan sensasi),
ber-evolusi/ bersekolah di alam Astral
2.2.a.wahana (badan+kesadaran) Jasmaniah Kembaran Etheris, berevolusi/ bersekolah di alam Jasmaniah yang-lebih-halus
2.2.b.wahana (badan+kesadaran) Jasmaniah Kasar (padat, cair dan gas),
ber-evolusi/ bersekolah di alam Jasmaniah yang-lebih-kasar.
Adalah Hidup Pohon ataupun Batang Pohon serta Sistem Illahiah
yang menentukan bilamana daun-daun bersemi ataupun berguguran.
Adalah Aku Yang Sejati= Percikan Illahiah= Inti-Eksitensi ataupun Jiwa
Rohaniah serta sistem Illahiah
yang menentukan bilamana Jiwa Fana lahir ber-re-inkarnasi dan
kemudian mati,
yang menentukan kelahiran dan kematian badan Jasmaniah,
yang menentukan kelahiran dan kematian badan Astral,
yang menentukan kelahiran dan kematian badan Mental-konkrit.
Meskipun demikian:,
Pusat Jasmaniah adalah Titik berdimensi Nol,
(Titik Ideal berdimensi Nol artinya nol, panjangnya, nol lebarnya, nol
tebalnya, sehingga:
tidak menempati ruang,
dan tidak terhingga banyaknya titik bisa berada di dalam titik lainnya,
bertingkat-tingkat derajat kehalusannya)
Pusat Astral adalah Titik berdimensi Nol,
Pusat Mental adalah Titik berdimensi Nol,
Pusat Intuisional adalah Titik berdimensi Nol,
Pusat Rohaniah adalah Titik berdimensi Nol,

Pusat Monadiah/ Aku Yang Sejati/ Kesadaran Murni Belaka/ Percikan


Illahiah, adalah Titik berdimensi Nol,
Pusat Illahiah adalah Titik berdimensi Nol
Dan seluruh Pusat ini berada di Maha Titik Yang Sama, berdimensi Nol
juga,
namun berisi tidak terhingga banyaknya Pusat-Pusat Individu/ Inti-Inti
Eksistensi seluruh makhluk, dalam dimensi khas tersendiri, unique,
masing-masing,
dan seluruhnya berada di dalam, terpancar dari:
Maha Titik (= Sang Illahi= Sang Tunggal, aspek dari Tuhan Impersonal
(=Maha Titik+Maha Ruang Bola= Aspek Sang Absolut) berdimensi Nol
juga, Sedemikian sehingga mendekatkan diri ke Tuhan adalah bukan
meninjau keluar dari diri sendiri, bukan melalui Meminta, melainkan
melalui Mencerdaskan dan Memurnikan diri sendiri, dan Menyelam
kedalam Keheningan Total menembus Pusat Jasmaniah diri sendiri
kemudian menembus Pusat Astral, menembus Pusat Mental, menembus
Pusat Intusional, menembus Pusat Rohaniah diri sendiri, dan dalam
Puncak Keheningan Kalbu, melebur kedalam Pusat Monadiah= Inti
Eksistensi Diri Sendiri masing-masing, Kesadaran Murni Belaka, dan IntiEksitensi masing-masing inilah yang melesat menyelam kedalam Sang
Illahi, hingga terjadinya Pencerahan Monadiah, sebagai percikan Illahiah
yang telah teraktualisasi dalam kemuliaan Illahiah, namun tetap tidak
memiliki dirinya sendiri, karena sekedar sebagai percikan belaka dari Sang
Illahi yang tidak terukur ITU.
Dongeng semacam ini adalah bagaikan penyelaman dari permukaan
Samudera bertekanan rendah dan penuh gemuruh deburan ombak,
menyelam kedalam keheningan bertekanan tinggi di dasar Samudera,
menyelam kedalam kedalaman yang tidak terdalami di dalam IntiEksistensinya sendiri.
Akan tiba saatnya sekarang ataupun bermilyar tahun yang akan
datang, dimana Individu menemukan keindividuannya sendiri di dalam
ketunggalan hidup dengan seluruh individu lainnya, bagaikan tiap-tiap
warna dari tujuh warna pelangi menemukan keindividuan potensial
seluruh warna masing-masing di dalam cahaya putih, aku adalah engkau
dan engkau adalah aku, walaupun aku tetap aku dan engkau tetap
engkau.
Bagaimana bisanya Badan Jasmaniah yang Materi itu adalah
Diferensiasi, Pembiasan, Turunan, Instrumen dari Aku (Yang-Sejati) yang
Tanpa Materi Itu? dan Kesadaran Murni belaka ITU?
Sains Modern sudah menemukan bahwa Elektron bebas
yang memasuki sistem Atom dimana Elektron mengorbit Proton
dan Netron, ternyata berat Elektron tersebut berkurang dan
terurai kedalam Energi. Netron dapat terurai kedalam Proton dan
Elektron kedalam Energi. Yang membedakan tanah, udara, dan emas,

adalah sekedar susunan dan jumlah Elektron, Proton dan Netron.


Sehingga seluruh Alam Semesta adalah bukan sekedar Elektron, Proton
dan Netron melainkan seluruhnya adalah Energi, mengekpresikan diri
kedalam Cahaya ataupun Getaran. Sehingga seluruh Alam Semesta
adalah Getaran (= Nada= Sabda= Firman).
Jadi Materi adalah Energi yang sangat padat.
Gunung Es adalah Air Lautan yang membeku.
Yang Absolut/ Kesejataian Terakhir Tertinggi beraspek Realitas Terakhir
Tertinggi.
Realitas memancarkan Kesadaran-Murni [=Aku (Yang-Sejati) dari tiap-tiap
Makhluk/ Eksistensi]
Kesadaran-Murni, percikan Illahiah, mendiferensiasikan Batin,
sebagaimana
Cahaya
Putih
mendiferensiasikan/
menurunkan/
membiaskan Pelangi.
Batin memadat menghasilkan Materi, sebagaimana Air Lautan memadat
menghasilkan Gunung Es.
Maka Alam-Semesta adalah bukan sekedar lautan Energi melainkan
lautan Batin, ekspresi terluar dari Realitas Terakhir Tertinggi.
Dan Aku (Yang-Sejati) setiap makhluk mendiferensiasikan dirinya
sendiri menghasilkan Batinnya sendiri yang memadatkan diri
menghasilkan badan Jasmaniahnya sendiri masing-masing, sebagai
instrumennya guna mengaktualisasikan, membentangkan, potensi Illahiah
masing-masing sebagai percikan Illahiah yang teremanasi/ terpancar dari
Sang Tunggal= Sang Illahi= Sang Realitas Terakhir Tertinggi yaitu Aspek
dari Sang Absolut yang kekal Tidak menjelma karena kekal mengatasi
Maha Ruang, juga kekal Tidak Bersifat, mengatasi KeIllahiahan karena
kekal Seimbang-Berimbang mengatasi Emosi, dan kekal Tidak Berpusat,
sehingga Tidak Memancar, karena kekal Merata Universal.
Sang Absolut dilambangkan sebagai Nol= Ada, Void dan Plenum,
sebagaimana halnya Angka Nol penuh berisi tidak-terhingga banyaknya
pasangan lawan, sama-besar dan berlawanan-tanda, +n dan n, jumlah
masing-maisng dan seluruhnya adalah Nol, Void, dan seluruhnya penuh,
plenum, tidak terhingga banyaknya di Nol, namun tetap Nol adalah Tanpa
Sifat, Bukan Positif, Bukan Negatif, Bukan Imajiner, walaupun seluruhnya
berada di dalam Nol, dalam keadaan seimbang-berimbang.
Sang Tunggal= Sang Illahi= Sang Realitas Terakhir Tertinggi
dilambangkan sebagai Maha-Titik berdimensi Nol, memancarkan IntiEksistensi setiap makhluk= Aku (Yang-Sejati) setiap makhluk yang juga
dilambangkan sebagai Titik Berdimensi Nol, sehingga Maha-Titik
berdimensi Nol tidak pernah kehabisan tempat berisi tidak terhingga
banyaknya Titik Berdimensi Nol (Nol panjangnya, Nol lebarnya, Nol
tingginya).

Badan Jasmaniah adalah badan/ instrumen yang terkasar, yang


semakin halus adalah badan Astral (perasaan, emosi, sensasi), badan
Mental, badan Intuisional, badan Rohaniah.
Aku (Yang-Sejati)= Monad = Percikan Illahiah Kesadaran-Murni
belaka berfungsi di alam Monadiah dan alam Illahiah.
Badan Jasmaniah berfungsi di alam Jasmaniah, Badan Astral
berfungsi di alam Astral, Badan Mental berfungsi di alam Mental, Badan
Intuisional berfungsi di alam Intuisional, Badan Rohaniah berfungsi di
alam Rohaniah.
Yang Laki-Laki, Yang Wanita, Yang Banci Transexual adalah hanya
Badan Jasmaniah belaka, sebagaiimana yang berwarna adalah hanya
Pelangi belaka dan Cahaya Putih Sumber Pelangi adalah Tidak Berwarna
Pelangi.
Demikianlah, Aku (Yang-Sejati)= Monad = Percikan Illahiah
Kesadaran-Murni belaka adalah Tanpa Materi, Tanpa badan, Tanpa Gender,
Tanpa Sex, Bukan Laki-Laki, Bukan Wanita, Bukan Banci Transexual.
Karena demikian Disiplinnya/ Ajarannya maka dalam Okultisme/
Esoterisme/ Theosofi: Kekal Tidak Pernah Ada Pelecehan Terhadap LakiLaki/ Wanita/ Banci.
Dan setiap Monad perlu membentuk badan Jasmaniah Laki-Lakinya
sendiri sendiri dalam Ratusan Re-inkarnasi untuk mempelajari KeLakiLakian, dalam berbagai Spesies, Ras, Religi, Filsafat, Sains
Dan setiap Monad perlu membentuk badan Jasmaniah Wanitanya
sendiri dalam Ratusan Re-inkarnasi untuk mempelajari KeWanitaan, dalam
berbagai Spesies, Ras, Religi, Filsafat, Sains
Karena demikian Disiplinnya/ Ajarannya maka dalam Okultisme/
Esoterisme/ Theosofi: Kekal Tidak Pernah Ada Pelecehan Terhadap Ras,
Religi, Filsafat, Sains, Gender, Sex, Spesies, karena semuanya itu dalam
ratusan Reinkarnasi melintasi ratusan juta tahun adalah Ras, Religi,
Filsafat, Sains, Gender, Sex, Spesiesnya sendiri.
Karena demikian Disiplinnya/ Ajarannya maka dalam Okultisme/
Esoterisme/ Theosofi:
yang berlaku adalah Persaudaraan Illahiah
Universal dengan seluruh Makhluk, seluruh Materi, dalam Kasih Tanpa
Permusuhan Apapun, Tanpa Memusuhi Makhluk Apapun/ Siapapun.
Karena tokh, seluruh makhluk, seluruh materi berkehidupan dari
Hidup Yang Sama yaitu Hidup Tunggal dari Satu-satuNya Illahi Sendiri.
Kejahatan adalah sekedar masih primitifnya suatu Makhluk dalam
mengaktualisasikan/ membentangkan potensi-Illahiah masing-masing
sebagaimana halnya siswa TK berIQ cerdas potensial 160 belum bisa
menghitung 1-2=? karena masih primitif Aktualisasi/ Pembentangan IQ
jenius 160-nya, misalnya.
Tidak ada Kejahatan Yang Permanen karena Esensi masing-masing
adalah Illahiah sebagai percikan-percikan Illahiah Yang terpancar dari
Sang Illahi, dan bersumber terakhir di Sang Absolut.

Kejahatan adalah juga bagaikan besi merah membara masih


mengandung pita-pita gelap dalam Spektrumnya, tetapi ketika besinya
sudah bepijar putih maka semua pita Spektrumnya berwarna terang
berkilau.
Hukum Illahiah yang Maha Sempruna tidak memperkecualikan
setiap tindakan, ucapan, perasaan, pikiran apapun, dan senantiasa:
membimbing setiap makhluk melalui Kesengsaraan jika perilaku
makhluk itu sendiri bertentangan dengan Kealamian Illahiahnya sendiri,
dan
membimbing setiap makhluk melalui Kebahagiaan jika perilaku
makhluk itu sendiri selaras dengan Kealamian Illahiahnya sendiri,
Hukum Sebab dan Akibat ini adalah Menyeluruh kasihNya dan
menyeluruh pula KeadilanNya, dengan perhitungan rinci melintasi puluhan
Re-inkarnasi, ribuan, jutaan tahun perhitungan ketelitiannya, sedemikian
sehingga Kesengsaraan/ Malapetaka ataupun Kebahagiaan/ Keindahan
apapun yang dihadapinya:
seluruhnya bersumber dari dalam dirinya sendiri, dari dalam riwayat
jiwanya sendiri, sehingga melalui setiap Kesengsaraan/ Malapetaka, setiap
Kebahagiaan/ Keindahan ia dibimbing untuk memurnikan dan
mencerdaskan diri, sebagaimana melalui bilangan Negatif dan bilangan
positif ia dibimbing untuk membentangkan kecerdasan Intelektualnya
melalui Matematika.
Sang siswa dapat mencermati betapa megahnya dan penuh
kemuliaan Illahiahnya proses evolusi Jasmaniah dan Rohaniah ini,
membentang di Sekolah Kehidupan yaitu seluruh Alam-Semesta
Jasmaniah, Astral, Mental, Intuisional, Rohaniah, Monadiah, dan
Illahiah,maka oleh karena itu, tidak dapat tidak, ia menerjunkan seluruh
hidup dan kehidupannya kedalam Pelayanan bagi Evolusi seluruh makhluk
di lingkungannya kini, dan di Alam-Semesta kelak, kini ia bagaikan ulat
keluar dari kepompongnya sendiri, dan terbang mengangkasa
meninggalkan kepompongnya, dan berpelayanan bagi yang di sekitarnya,
bunga, tanaman, keindahan;
ia juga keluar bukan sebagai diri sendiri, melainkan telah melupakan
diri sendiri, meninggalkan seluruh sifat mementingkan diri sendiri, tanpa
mengharapkan upah apapun, imbalan apapun, hadiah apapun, Surga
ataupun Nirvana, dalam kecerdasan dan kemuliaan percikan Illahiah itu
sendiri, sebagai Kesadaran Murni yang terpancar dari Sang Illahi dan
berSumber-Terakhir di Sang Absolut.
Mineral, Tanaman, Binatang, Manusia, Adept, Deitas, Logos adalah
sekedar kelas-kelas di Sekolah Kehidupan, bagaikan Kindergarten, Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, Universitas
adalah sekedar kelas-kelas di Sekolah Science,Dan Kesadaran Murni
Belaka tadi= Inti-Eksistensi tiap-tiap makhluk= percikan Illahiah,

membentangkan, mengaktualisasikan Potensi Illahiah masing-masing


melalui misalnya bersekolah di kelas/ kerajaan/ jenjang-evolusi Mineral,
Tanaman, Binatang, Manusia, Adept, Deitas, Logos dst.
melintasi keabadian lamanya, melintasi siklus kekal Maha Kiamat dan
Maha Emanasi,karena potensi Illahiah adalah tidak terhingga pula
kwalitasnya.
Jadi SD-nya tetap SD dan tidak menjadi SMP,
dan SMP-nya tetap menjadi SMP dan tidak menjadi SMA,
demikianlah:
bukan Binatangnya yang menjadi Manusia,
dan bukan Manusianya yang menjadi Adept,
melainkan muridnya/ siswanya/ kesadaran murni belaka tadi yang lulus
dari kelas Binatang, dan naik kelas ke kelas/ jenjang-evolusi Manusia,
muridnya/ siswanya/ kesadaran murni belaka belajar di kelas Manusia
hingga lulus dan naik kelas lagi ke kelas/ jenjang-evolusi Adept, dst. tidak
terhingga.
Keceriaan, Rasa Syukur, oleh karena itu, adalah Aksioma dalam Kehidupan
setiap Pelajar Okultisme/ Esoterisme/ Theosofi karena:
- ia menyadari bahwa apapun yang terjadi adalah Bukan Kebetulan,
Karena Tuhannya Mutlak CerdasNya dalam Mengatur segala sesuatu
Tanpa Ada Yang Terlewat, Tanpa Ada Yang Kebetulan,
- ia menyadari bahwa apapun yang terjadi adalah senantiasa
membimbingnya
dan setiap makhluk lainnya, secara Illahiah
tersembunyi, dan ia tidak menambah beban hidup orang lain, karena
setiap Kesedihan, setiap Duka-Cita apapun adalah energi yang menular
kepada siapapun di sekitarnya dan tetap bahwa menambah beban hidup
orang lain adalah menjadi Karma Buruk bagi diri pelakunya sendiri,
ia menyadari bahwa seluruh makhluk, Mineral, Tanaman, Binatang,
Manusia, Roh-Roh Alam, Adpet, Hyang, Deitas.Logos, Satelit, Planet,
Bintang, turun ke Alam-Semesta adalah bagi Inti-Eksitensi [Aku (YangSejati)= Monad = Percikan Illahiah Kesadaran-Murni belaka] masingmasing untuk bersekolah di Alam Semesta suatu Sekolah Kehidupan
Illahiah. Turun ke Alam Semesta untuk:
Ber-Involusi dari medan Illahiah ke medan Materi, dan
Ber-Evolusi dari medan Materi ke medan Illahiah,
seluruhnya adalah karena Kecerdasan dan Kasih Illahiah, Maha Sempurna
dan Maha Cerdas TuhanNya, dan bukan karena Kebengisan dan Kesalahan
Siapapun/ Apapun.
Dan di dalam Maha Kasih dan Maha Cerdas Illahiah itulah seluruh
eksistensi dengan teliti dan cermat dibimbing menjalani Involusi masingmasing, dan menjalani Evolusi masing-masing dalam berSekolah di Alam
Semesta, guna setiap eksitensi, setiap makhluk dapat mutlak pastinya

(bukan
sekedar
harapan/
pengharapan)
membentangkan,
mengaktualisasikan potensi Illahiah masing-masing sebagai percikanpercikan Illahiah, mencapai jenjang-jenjang kesempurnaan Illahiah
masing-masing.
Tidak
terhingga
banyaknya
jenjang-jenjang
kesempurnaan Illahiah ini, karena yang Illahiah adalah tidak terhingga.

ia menyadari bahwa Binatang telah peka merasakan Sakit ketika


dibantai, dan telah peka merasakan Kasih ketika disayangi, maka PelajarTulen
Okultisme/
Esoterisme/
Theosofi
senantiasa
menjalani
Vegetarianisme/ Veganisme/ Fruitisme. Non-Violence/ Ahimsa/ Tidak
Melakukan Kekerasan adalah Mercu-Suar bagi Perilaku Hidupnya di setiap
saat, dan berPelayanan bagi Pembentangan Potensi Illahiah setiap
makhluk adalah Missi Hidupnya.

Sang Kata adalah bukan Sang Benda, tulisan adalah sekedar tulisan mati,
sekedar peta,
walaupun bisa mendatangkan inspirasi jernih jika tulisannya:
-

cerdas tidak melanggar kaidah-kaidah Logika,

dan murni tidak tersentuh oleh kekerasan, dan tidak tersentuh oleh
sifat mementingkan diri/ kelompok sendiri apapun, dan tidak meminta
apapun, tidak mengharapkan apapun, tulus mensemesta.

Selamat Berulang-Tahun tadi adalah di dalam Kedalaman Pandangan


Hidup Universal semacam ini,

Just take it if it is good for you or leave it away untouched, ambillah jika
beranfaat bagimu, atau sebaliknya biarkan pergi tak tersentuh.
Ardi

Balas
Teruskan

BalasBalas
Selengkapnya
[Senggang] saeful ulum ke Umiardiningsih
perlihatkan detail 12 Sep (4 hari yang lalu)
Trimakasih banyak atas kiriman emailnya, semoga Tuhan membalas
kebaikan ibu.
dalam memahami eksistensi yang absolut bisa di ibaratkan, alam semesta
tersusun dari atom, atom tersusun dari netron, proton, elektron, nuklelus,
sedangkan susunan dari atom masih bisa di pecah lagi menjadi quark,
menurut ahli fisika quantum quark merupakan pilinan energi, di balik
energi tentunya ada informasi, di balik informasi adalah makna, dibalik
makna adalah yang membuat makna yaitu yang Absolut, jadi alam
semesta merupakan perwujudan dan ekspresi diri dari yang Absolut,
manusia tersusun adari beberapa kesadaran sedangkan untuk
menemukan mutiara yang terdalam merupakan pembelajaran dan
penyadaran manusia untuk bisa kembali dan bersatu dengan yang
absolut..
Balas
Teruskan
Bayi 4-6 Bulan - Segala Hal Yang Perlu Anda Ketahui
IKLAN
Mengenai Perkembangan Bayi 6 Bulan
www.ClubNutricia.co.id

Anda mungkin juga menyukai