Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH AVERTEBRATA AIR

PORIFERA

Oleh Kelompok 2:
1. Rachimsyah Agung R. Wawoeroentoe
150511050
2. Siti Alifia R. Djanuarsyah
15051105002

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Porifera ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Dosen mata kuliah Avertebrata Air yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Porifera. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Manado, 22 Agustus 2016

Kelompok 2

ii

DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi

. i
. ii
. iii

BAB I Pendahuluan . 1
BAB II Pembahasan . 2
BAB III Penutup
. 8
Daftar Pustaka

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti
lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porifera adalah
sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah
diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar
hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air
beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar
melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian
yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam
mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat menangkap partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut
dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium
karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut
spongin. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat
digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat, harus
mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.Untuk tujuan itu sponsa
menghasilkan larva kecil yang dapat berenang dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri
dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan
berkembang menjadi hewan dewasa.
Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah satu
hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada hewan yang
berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat yang agak unik dalam
dunia hewan, oleh karena itu oleh beberapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu
kelompok yang disebut parasoa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri hewan Porifera ?
2. Ada berapa kelompokkah Klasifikasi Filum Porifera?
3. Bagaimanakah Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia ?
4.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui ciri-ciri hewan Porifera.
2. Mengetahui kelompok Klasifikasi Filum Porifera.
3. Mengetahui Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia.
1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Porifera
Porifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti membawa. Porifera
adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana. Hewan ini memiliki ciri umum,
yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan
spons.
2.2 Ciri-ciri Porifera
1. Sudah merupakan Metazoa (Metazoa tingkat rendah), (Metazoa = hewan bersel banyak),
sebab walaupun tubuhnya sudah berdiri dari banyak sel tetapi jaringan tubuhnya masih
sederhana karena :
Belum mempunyai organ tubuh yang khusus.
Belum mempunyai sistem saraf, yang menanggapi rangsang adalah sel-sel
individual.
Belum mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus. Pencernaan
makanan secara intra seluler (pencernaan makanan dalam sel) karena masih
intraseluler maka disebut Parazoa.
2. Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut Porifera) dan sudah mempunyai sistem
canol.
3. Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis antara lain :
Lapisan luar = epidermis tersusun dan dermal-dermal epitelium.
Lapisan dalam tersusun dari Choanocyte = deretan sel leher masing-masing
Choanocyle dilengkapi dengan Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan dalam dan
luar) terhadap zat antara berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau Mesenchym.
4. Tubuh dilengkapi kerangka yang berupa Spicula-spicula yang berasal dari :
Kapur (Ca CO3).
Silicat (H9 Si3O2)
Campuran kapur + silikat. Kerangka tersebut terdapat didalam lapisan Mesogles.
5. Tempat hidup :
Dilaut (kebanyakan).
Air tawar (beberapa).
6. Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang membawa
makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zat-zat makanan tadi akan
ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh
sel amoebosit, maka sari-sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang sudah
tidak mengandung zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan
melalui oskulum. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terdapat rongga yang
disebut mesenkim atau mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang
merupakan penyusun rangka atau spikula berada. Porifera tidak mempunyai sel saraf.
Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt,
karena itu gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan.
2

A. Struktur dan Fungsi Tubuh


Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan
dalam protozoa.Tubuh memiliki banyak pori-pori (ostium) yang merupakan celah masuknya air
ke rongga dalam tubuh yang berukuran lebih lebar yang disebut spongocoel. Dari spongocoel,
air kemudian keluar melalui oskulum, yang terdapat dipermukaan oral (atas) tubuh.
Struktur anatomi porifera :
1. Lapisan luar tubuh (epidermis) terdiri dari selapis sel yang membentuk celah-celah kecil
yang disebut ostium. Sel yang membentuk dan menggerakkan ostium disebut porosit.
2. Lapisan dalam (endodermis) terdiri atas sel berbentuk leher yang disebut koanosit.
Koanosit memiliki inti, vakuola dan flagela yang berkaitan dengan fungsi sel ini sebagai
alat pencernaan. Pencernaan terjadi di dalam koanosit, oleh karena itu disebut memiliki
pencernaan interseluler.
Antara tubuh bagian luar dan dalam terdapat lapisan tengah (mesoglea/mesenkim) yang
terdiri dari 3 model sel, yaitu amubosit dan skleroblast dan arkeosit. Dinamakan amubosit
merujuk kepada bentuk dan sifat selnya yang menyerupai bentuk dan sifat amuba, yang mudah
berubah bentuk. Skleroblast menghasilkan rangka yang disebut spikula. Spikula umumnya
terbuat dari mineral kalsium karbonat dan silika, sedangkan yang lain terbuat dari bahan organik
spongin. Sedangkan arkeosit berfungsi dalam reproduksi sel secara seksual.
Porifera belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna.Pencernaan dilakukan secara
sederhana dengan cara menyaring makanan, berupa plankton dan bakteri, yang terlarut dalam air.
Sel yang berperan dalam proses ini adalah koanosit. Setelah itu, maka tugas selanjutnya, yaitu
mengedarkan makanan dilakukan oleh amubosit. Amubosit pula yang berperan mengangkut zat
sisa pencernaan untuk dibuang.
B. Cara Hidup dan Habitat
Porifera hidup secara heterotof. Makanannya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang
masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan
cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.
Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5
km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.
Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel
pada batu atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah
tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.
C. Reproduksi
Porifera melakukan Reproduksi Aseksual maupun Reproduksi Seksual.
1. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule
disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam
tubuh porifera yang hidup di air tawar. Porifera dapat membentuk individu baru dengan
regenerasi.
2. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum). Ovum
dan sperma dihasilkan oleh koanosit. Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga
sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hermafrodit.
3

2.3 Klasifikasi Filum Porifera


Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu
Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).

Hexactinellida
Kerajaan
:
Filum
:
Kelas
:
Sub Kelas
:
Order
:
Order
:

Animalia.
Porifera.
Hexactinellida (Schmidt, 1870).
Hexasterophora dan Amphidiscophora.
Amphidiscosida.
Aulocalycoida, Hexactinosa dan Lychniscosa.

Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan. Habitat
utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan kelas ini dari
kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh spikula silikat. Kerangka spons pada
kelas hexactinelida tidak memiliki jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit
terbatas pada bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.
a. Sub Kelas Hexasterophora.
Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya
berupa hexaster. Contoh Euplectella.
b. Sub Kelas Amphidiscorpha.
Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa
Amphidics. Contoh Hyalonema.

Demospongiae
Kingdom
:
Filum
:
Kelas
:
Ordo
:

Animalia.
Porifera.
Demospongiae.
Halichondrida.

Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa


empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya. Beberapa bentuk primitive
tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada pada spons ini berupa Leuconoid.
Porifera yang masuk dalam kelompok Demospongia memiliki penyebaran yang paling
luas dari daerah tidal hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk memiliki habitat di air
tawar.
a. Sub kelas Tetractinomorpha.
Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres tetraxonid
dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki serat
spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk radial dan perkembangan cortical axial
mengalami kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar dengan
stereogtastrula. Famili yang primitive menetaskan amphiblastulae.

1. Ordo Homosclerophorida.
Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive yang memiliki
struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi . Larva
menetas berupa amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil.
Beberapa spesies tidak memiliki rangka seperti pada Oscarella.
2. Ordo Choristida.
Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa
megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster,
sterptaster atau sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali rumit. Spons
ini memiki korteks yang dapat dibedakan secara jelas dan seringkali tersusun
atasnlapisan fibrosa di sebelah dalam dan lapisan gelatin di bagian luar. Contoh
Geodia dan Aciculites.
b. Sub Kelas Ceractinomorpha.
Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas Ceractinomorpha
adalah larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa monaxonid, dan
mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada
rangkanya juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.
1. Ordo Halichondrida.
Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka
megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki
microskleres. Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta.
2. Ordo Poecilosclerida.
Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu mengandung
megaskleres choanosomal dan dermal. Contoh Coelosphoera dan Myxilla.
3. Ordo Haplosclerida.
Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari
kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau
bergabung dalam suatu anyaman yang diikat dengan perekat spongin.
Contoh Haliclona,. Megaskleresnya berupa diactinal dan kadang-kadang berupa
monactinal yang sedikit bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada, mikroskleresnya
berupa Chelate, taxiform, sigmoid atau raphdes.
Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai rangka
dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada . Dermal yang
terspesialisasi hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang
kompleks dari serat spongin bercabang-cabang menembus lapisan dermal.
Contoh Callyspongia.
4. Ordo Dictyoceratida.
Porifera yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula. Rangka
sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman dari serat spongin yang bisa
menyertakan partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain. Lapisan
dermal sering diperkuat oleh spongin A.

Calcarea
Kerajaan
Filum
Kelas

:
:
:

Animalia.
Porifera.
Calcarea.

Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka spikula
dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan mikroskleres. Bentuk
spons ini bervariasi dari bentuk yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga
bentuk bentuk koloni yang membentuk bangunan serupa anyaman dari pembuluhpembuluh yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk raksasa.
a. Sub kelas Calcaronea.
Ciri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa larva amphibalstulae.
Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap koanosit muncul dari
nucleus. Spikula triradiate biasanya satu helai yang terpanjang dari yang lain .
Struktur tipe saluran air yang ada pada sub kelas ini berupa tipe leuconoid
yang berasal dari tipe syconoid.
1. Ordo Leucosolenida.
Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2. Ordo Sycettida.
Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau
Leuconoid. Contoh Sycon.
b. Sub Kelas Calcinea.
Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa
parenchymula dan flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus
koanosit yang menempati dasar sel.Pada sebagian besar spesies triradiata ,
spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada pada sub
kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa anyaman dari
asconoid.
1. Ordo Clathrinida.
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang
secara permanen serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks.
Contoh Clathrina.
2. Ordo Leucettida.
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid
hingga Leuconoid dengan membrane dermal atau korteks yang jelas.
Contoh Leucascus levcetta.
3. Ordo Pharetronida.
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa
Leuconoid dan rangka tersusun dari spikula quadriradiata yang disertai
penguat calcareous. Contoh Petrobiona dan Minchinella.

2.4 Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia.


Sebagai makanan hewan laut lainnya.
Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut.
Sebagai hiasan akuarium.
Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci jenis hippospongia.
Porifera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB).
Sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.
Sebagai campuran bahan industri (kosmetik).
2.5 Gambar untuk porifera:

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filum porifera telah ada di laut sejak jaman prokambium sekitar 600 juta tahun yang lalu,
berdasarkan cacatan fosil.Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan
turunan dari koloni protozoa jenis 'choanoflagellata'.
'Hewan spons' itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh
hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari
organisme multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5000 - 10.000
species, dan hanya 150 species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai bentik di
perairan.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif.
Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera
termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel
kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika
kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera
berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang
nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi
ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina Diah, Ph.D. 2004. BIOLOGI SMA KELAS 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
http://www.gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-beluk-phylum-porifera/
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0016%20Bio%2014b.htm

Anda mungkin juga menyukai