Macam Pembangkit Listrik
Macam Pembangkit Listrik
disemprotkan ke dalam ruang bakar dan dinyalakan, sehingga terjadi pembakaran yang
mengubah bahan bakar menjadi energi panas/ kalor. Udara untuk pembakaran yang dihasilkan
kipas tekan/force draf fan akan dipanasi dahulu oleh pemanas udara/heater. Setelah itu, energi
panas akan dialirkan ke dalam air di pipa melalui proses radiasi, konduksi dan konveksi,
sehingga air berubah menjadi uap bertekanan tinggi. Drum ketel akan berisi air di bagian bawah
dan uap di bagian atasnya. Gas sisa setelah dialirkan ke air masih memiliki cukup banyak energi
panas, tidak dibuang begitu saja melalui cerobong, tetapi akan digunakan kembali untuk
memanasi Pemanas Lanjut ( Super Heater), Pemanas Ulang (Reheater), Economizer dan
Pemanas Udara.Dari drum ketel, uap akan dialirkan menuju turbin uap. Pada PLTU besar (di atas
150 MW), turbin yang digunakan ada 3 jenis yaitu turbin tekanan tinggi, menengah dan rendah.
Sebelum ke turbin uap tekanan tinggi, uap dari ketel akan dialirkan menuju Pemanas Lanjut,
hingga uap akan mengalami kenaikan suhu dan menjadi
kering.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang yang akan
menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses yang sama seperti di Pemanas Lanjut. Selanjutnya
uap baru akan dialirkan ke dalam turbin tekanan menengah dan langsung dialirkan kembali ke
turbin tekanan rendah. Energi gerak yang dihasilkan turbin tekanan tinggi, menengah dan rendah
inilah yang akan diubah wujudnya dalam generator menjadi energi listrik.Dari turbin tekanan
rendah uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan menjadi air kembali. Pada kondensor
diperlukan air pendingin dalam jumlah besar. Inilah yang menyebabkan banyak PLTU dibangun
di daerah pantai atau sungai. Jika jumlah air pendingin tidak mencukupi, maka dapat digunakan
cooling tower yang mempunyai siklus tertutup. Air dari kondensor dipompa ke tangki
air/deareator untuk mendapat tambahan air akibat kebocoran dan juga diolah agar memenuhi
mutu air ketel berkandungan NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman (pH). Setelah itu, air akan
melalui Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas sisa dan dipompakan kembali ke
dalam ketel.
PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)Gas Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada
pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan
mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa
berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat
efisiensi pembakaran dan prosesnya.Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mulamula udara
dimasukkan dalam kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel debu tidak
ikut masuk dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke
ruang bakar
untuk dibakar bersama bahan
bakar. Di sini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara
atau tidak. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk dibakar.
Tapi jika menggunakan BBM, harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru
dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas
bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin,
hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk
menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui
cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang
sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang pada turbin. Untuk
mencegah korosi turbin akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak
boleh mengandung logam Potasium, Vanadium dan Sodium yang melampaui 1 part per mill
(ppm).
PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap)
Gas dan Uap Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan kombinasi antara PLTG
dan PLTU. Gas buang PLTG bersuhu tinggi akan dimanfaatkan kembali sebagai pemanas uap di
PLTGU, daya PLTG yang diatur dan daya PLTU akan mengikuti saja. PLTGU merupakan
pembangkit yang paling efisien dalam penggunaan bahan bakarnya.Secara umum HRSG tersebut
adalah pengganti boiler pada PLTU, yang bekerja untuk menghasilkan uap. Setelah uap dalam
ketel cukup banyak, uap tersebut akan dialirkan ke turbin uap dan memutar generator untuk
menghasilkan daya listrik. Dan efisiensi PLTGU lebih baik dari pusat listrik termal lainnya
mengingat listrik yang dihasilkan merupakan penjumlahan yang dihasilkan PLTG ditambah
PLTU tanpa bahan bakar.
PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi)
Panas Bumi Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit Pusat Listrik Tenaga
Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja uap yang
digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu, PLTP
biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya operasional PLTP juga
lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar, namun memerlukan biaya
investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.Ilustrasi siklus
perubahan energi pada PLTP :Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi.
Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan
Secara blok diagram sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan berikut
ini.
1. Prinsip Kerja
dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian
disalurkan melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu
pembangunan
pembangkit
tenaga
listrik,
secara
umum
ada
dan
pada
saat
pembangkit
tenaga
listrik
tersebut
dioperasikan.
2. Memperhitungkan dan memprekdisikan tersedianya sumber daya penggerak (air,
panas bumi dan bahan bakar), sehingga benar-benar feasible untuk penggunaan
dalam jangka waktu yang lama dan bisa mendukung kontinyuitas operasional
pembangkit tersebut.
3. Tersedianya lahan beserta prasarana dan sarananya, baik untuk pembangkit
tenaga listrik itu sendiri maupun untuk penyalurannya, karena hal ini merupakan
satu kesatuan untuk melayani beban.
4. Pertimbangan dari segi pemakaian pembangkit tenaga listrik tersebut, apakah
untuk melayani dan menanggung beban puncak, beban yang besar, beban yang
kecil atau sedang, beban yang bersifat fluktuatif atau hanya untuk stand by saja.
5. Biaya pembangunannya harus ekonomis dan diupayakan memakan waktu
sesingkat
mungkin.
Selain
itu
juga
harus
dipertimbangkan
dari
segi
listrik yaitu pembangunan paling murah dan investasi paling sedikit (least cost
generation and least invesment).
Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa prinsip dasar pembangkitan
tenaga listrik terdapat pada pengubahan energi mekanik ke dalam energi listrik.
Gambar 2 berikut ini memperlihatan bagan sistem pembangkitan, yang terdiri
dari berbagai jenis pembangkitan.
Pusat Listrik Tenaga Gas membutuhkan udara yang baik, bersih dan dalam
jumlah yang tak terhingga. Proses pembangkitan listrik tenaga gas adalah
sebagai berikut: Udara bertekanan 1 atmosfer pertama-tama disaring oleh
saringan udara (air filter) kemudian melalui Inlet Compressor (1) udara hasil
saringan masuk ke dalam Compressor (2) untuk dimampatkan. Udara hasil
pemampatan akan bercampur dengan bahan bakar yang dipompa ke ruang
bakar/combustion chamber (3). Proses ini disebut proses pengabutan karena
membentuk kabut campuran udara dan bahan bakar yang digunakan dalam
proses pembakaran di dalam ruang bakar. Hasilnya adalah panas (energi panas)
yang digunakan untuk memutar rotor/poros pada Turbin Gas (4). Sisa gas dari
proses pembakaran dengan suhu 460 oC dibuang ke udara melalui exhaust (5),
sementara itu rotor/poros pada turbin gas (4) melalui suatu sistem kopling akan
memutar rotor/poros elektro-magnet pada generator (6) yang menyebabkan
medan magnet berotasi di dalam kumparan kawat. Dan sesuai dengan prinsip
pembangkitan tenaga listrik, pada kumparan kawat akan timbul energi listrik.
Rotor/poros generator (6) akan berputar dengan kecepatan 3000 putaran/menit
yang berarti perubahan tegangan akan menjadi 50 kali setiap detik, sehingga
akan menghasilkan listrik dengan frekwensi 50 Hz. Untuk pendinginan ruang
bakar (3) dan Turbin Gas (4), digunakan aliran udara dari Compressor.
2. Proses Produksi PLTA
PLTU)
Bila PLTG dapat beroperasi normal dengan memakai BBM, PLTU dapat
beroperasi dengan memanfaatkan sisa gas panas dari PLTG yang disalurkan
melalui Pipa/Saluran Gas Panas (5). Selanjutnya gas panas dibuang ke 21
cerobong/stack (13) guna pemanasan air/uap di HRSG/Boiler (6), sehingga
uapnya dapat dipakai untuk memutar Turbin Uap (4a). Setelah Turbin Uap
beroperasi,
porosnya
akan
memutar
Generator
Turbin
Uap
(4b)
untuk
menghasilkan tenaga listrik. Sebelum dialirkan ke Trafo Utama Turbin Uap (15),
tenaga listrik tersebut harus melalui PMT/Breaker Turbin Uap (14) dulu untuk
sinkronisasi dengan tegangan yang ada di Transmisi/Switch Yard (16).
Listrik di Indonesia, menurut yang dilansir dari Koran Kompas beberapa waktu yang lalu sedang
krisis. Beberapa pembangkit yang seharusnya menyuplai listrik ke pulau Jawa dan Bali
mengalami kerusakan atau setidaknya mengalami penurunan daya listrik. Hal ini tentu saja
membuat gusar beberapa orang, terutama yang nantinya mungkin akan mengalami pemadaman.
Tapi sebenarnya seberapa tahu kita terhadap masalah ini? Atau lebih umumnya, apakah anda
mengetahui bagaimana sebenarnya listrik diproduksi dan didistribusikan?
Untuk menjawab pertanyaan itulah, kenapa akhirnya saya mencoba membuat artikel umum
mengenai pengetahuan perlistrikan kita, dan ingin mengajak pembaca untuk lebih melihat
kedalam mengenai produksi listrik, khususnya di Jawa dan Bali.
Listrik tidak bisa disimpan secara efektif
Dalam skala besar, saat ini tidak ada teknologi yang cukup efisien digunakan untuk menyimpan
energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit, untuk detailnya saya tidak mengetahui secara
pasti, tapi kalau saya boleh berpendapat, mungkin dari sisi biaya mengubah arus AC ke arus DC
untuk kemudian disimpan didalam baterai masih mahal, belum lagi dilihat dari sisi efisiensi loss
dan lain sebagainya, -ini hanya asumsi saya saja-.
Karakteristik inilah yang membuat industri pembangkitan jauh berbeda secara prinsip dengan
industri lain, katakanlah industri customers good.
Industri customers good beroperasi untuk mengisi stok, sangat jarang saya temui industri
customers good yang langsung mendistribusikan barangnya langsung setelah keluar dari lini
produksi terakhirnya, adanya faktor menyimpanan ini membuat gangguan pada produksi barang
cenderung tidak berpengaruh, karena kekurangan ini bisa diambil dari stok barang yang ada di
gudang.
Tidak demikian dengan industri pembangkit. Industri pembangkit karena tidak bisa menyimpan
hasil produksinya, yaitu listrik (dalam bentuk arus AC), cenderung untuk berproduksi sesuai
dengan demandnya, yaitu kebutuhan listrik nasional, atau dalam konteks ini, kebutuhan listrik
Jawa Bali. Berproduksi melebihi apa yang diminta, maka sisanya akan terbuang percuma,
berproduksi dibawah permintaan, maka akan dicomplaint oleh pelanggan, belum lagi biasanya
suatu powerplant yang trip(mati) biasanya akan menarik powerplant-powerplant sekitarnya.
Juga tidak mustahil kalau kemudian di demo masyarakat dan lain-lain.
Pembangkitan listrik
Secara umum, listrik dihasilkan oleh sebuah pembangkit, atau lebih mudah disebut generator.
Prinsip pembangkitan listrik dari sebuah generator, mirip-mirip dengan pelajaran fisika tentang
GGL, gaya gerak listrik, kecuali Generator akan menghasilkan listrik tiga fase.
Analogi mudahnya adalah dinamo di sepeda anda (kalau ada) yang bisa membuat lambu sepeda
anda menyala bila dinamo tadi dihubungkan dengan roda, biasanya roda depan.
Bila kita upscale kedalam skala industri, maka anggap saja generator tadi dihubungkan dengan
tenaga penggeraknya sehingga dapat berputar dan menghasilkan listrik.
Jenis pembangkit listrik
Sebelum kita beranjak lebih jauh, maka sebelumnya saya mau mengajak anda untuk mengenal
jenis-jenis pembangkit yang ada di Dunia saat ini.
Bila kita melakukan klasifikasi dari sisi bahan bakar, maka pembangkit akan dibagi menjadi
beberapa jenis yang anda pasti sudah familiar:
Batubara
Nuklir
Gas
Panas Bumi
Biogas
Bila kita melakukan klasifikasi berdasarkan penggerak utamanya, maka akan terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
Turbin uap
Turbin gas
Turbin air
Reciprocating engine, dan mungkin masih ada lagi yang saya tidak tahu.
Berdasarkan pengalaman, hampir semua pembangkit yang saya kunjungi biasanya digerakkan
oleh turbin uap. Yang berbeda hanya pada bahan bakar pembuatan uapnya. Beberapa
menggunakan batubara untuk memanaskan fluidanya, beberapa menggunakan gas, dan yang
sekarang sedang menjadi perdebatan, adalah menggunakan nuklir sebagai bahan bakar
pemanasan uap.
Karena klasifikasi berdasarkan bahan bakarnyanya sudah cukup straightforward, maka
selanjutnya saya akan menjelaskan berdasarkan tenaga penggeraknya saja.
Uap:
PLTU adalah pembangkit yang menggunakan uap untuk memutar turbinnya yang akan
menggerakkan generator dan akhirnya menghasilkan listrik. Uap ini dihasilkan oleh proses
pemanasan yang terjadi di Boiler.
Uap yang dihasilkan oleh boiler tentu saja tidak sama dengan uap yang keluar pada saat kita
memasak air di dapur. Pemanasan di boiler pada pembangkit ini demikian panasnya sehingga
uap yang dihasilkan akan berada pada fase superheated, uap yang penuh energi inilah yang
dihantamkan ke bilah-bilah turbin, sehingga turbin akan berputar dan menghasilkan listrik
melalui generatornya.
Karena rumitnya proses dari mulai memanaskan uap sampai dengan mulai memutar turbin selain
juga karena adanya inersia termodinamika dalam sistemnya, maka PLTU yang di hot start baru
mulai berproduksi setelah kurang lebih 5 jam. Bila proses pembangkitan dimulai dengan cold
start, maka bisa ditebak, kurang lebih butuh 16 jam untuk mulai menghasilkan listrik.
Bisa dilihat bahwa grafik pembebanan di pulau Jawa dan Bali cukup banyak berfluktuasi dengan
puncak beban di sekitar pukul 19:00
Dengan melihat grafik diatas dan waktu startup turbine yang berbeda-beda untuk setiap jenisnya,
maka untuk pulau Jawa dan Bali, mau tidak mau pendistribusian beban harus melalui tiga jenis
pembangkit, dengan pembangkit jenis uap menjadi pembangkit baseline, pembangkit jenis gas
menjadi pengisi lubang di Baseline dan membantu menyangga beban puncak, dan pembangkit
jenis Air menjadi penyangga beban puncak saja.
Melihat kurva diatas pula, maka kebijakan mengenai pembangunan pembangkit baru juga harus
merefleksikan kurva demand sesuai dengan proyeksi kebutuhan listrik dimasa depan.
Beberapa skenario lain menyangga kebutuhan listrik Jawa-Bali
Menurut saya, membangun PLTU baru sebanyak 100 buah dengan grafik kurva load yang sangat
fluktuatif juga bukan pilihan bagus, mengingat akan banyak sekali energi yang akan terbuang
percuma, terlebih bila semuanya misalnya berupa PLTU. Disinilah desain besar perlistrikan
nasional menjadi hal yang diperlukan dalam menentukan arah kebijakan kedepannya.
Membangun terlalu banyak reaktif powerplant juga tidak akan begitu menguntungkan dari segi
bisnis maka walaupun mungkin efisien. Hal ini dikarenakan break event point suatu powerplant
sedikit banyak tergantung dari running hoursnya, sehingga PLTG yang hanya hidup dari jam
16:00 sampai 21:00 mungkin akan mencapai BEP let say..100 tahun lagi mungkin :D
Dengan memperhitungkan berbagai hal, maka nantinya akan terlihat berapa powerplant yang
harus menjadi base load powerplant dan berapa yang menjadi powerplant mendukung peak,
disinilah kemudian peran P3B menjadi krusial
Pembangkit Listrik Tenaga Air
1. PLTA Angkup. Bearada di Aceh
2. PLTA Cibadak. Berada di Jawa barat
3. PLTA Cirata. Berada di Jawa Barat
4. PLTA Jatiluhur. Berada di Jawa Barat
5. PLTA Garung. Berada di Jawa Tengah.
6. PLTA Selorejo. Berada di Jawa Tengah
7. PLTA Tuntang. Berada di Jawa Tengah
8. PLTA W onogiri. Berada di Jawa Tengah
10. PLTA Lodaya. Berada di Jawa Timur
11. PLTA Karangkates. Berada di Jawa Timur.
12. PLTA Paiton. Bearada di Jawa Timur
13. PLTA Wingi Raya. Berada di Jawa Timur
14. PLTA Maninjau. Berada di Sumatera Barat
15. PLTA Sadang. Berada di Sulawesi Selatan
PEMBANGKIT lISTRIK TENAGA UAP
1. PLTU Bukit Asam. Berada Sumatera selatan
2. PLTU Paiton. Berada di Jawa Timur
3. PLTU Muara Karang. Berada di Jakarta
4. PLTU Belawan. Berada di Sumatera Utara
5. PLTU Semarang. Berada di Jawa Tengah
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS
Nama
Lokasi
PLTA Angkup
PLTA Peusangan
Kapasitas
Jenis dan
jumlah
pembangkit
? PLTA
4 x 71,50 MW
PLTA total 4
unit 286 MW
PLTA Tangga
Sumatera Utara
4 x 79,25 MW
PLTA total 4
unit 317 MW
Sumatera Utara
2 x 41 MW
PLTA total 2
unit 82 MW
PLTA
Sipansihaporas
Sumatera Utara
2 x 25 MW
PLTA total 2
unit 50 MW
PLTA Asahan I
Sumatera Utara
2 x 90 MW
PLTA total 2
unit 180 MW
PLTA Agam
Sumatera Barat
3 x 3,5 MW
PLTA total 3
unit 10,5 MW
PLTA Maninjau
Sumatera Barat
4 x 17 MW
PLTA total 4
unit 68 MW
PLTA Singkarak
4 x 43,75 MW
PLTA total 4
unit 175 MW
PLTA Tes
Bengkulu
4 x 4 MW
PLTA total 4
unit 16 MW
PLTA Musi
Bengkulu
3 x 70 MW
PLTA total 3
unit 210 MW
3 x 38 MW
PLTA total 3
unit 114 MW
PLTA Besai
Lampung
2 x 46,4 MW
PLTA total 2
unit 90 MW
PLTA Batutegi
Lampung
2 x 14 MW
PLTA total 2
unit 28 MW
PLTA Ubrug
Jawa Barat
PLTA Bengkok
Jawa Barat
PLTA Cibadak
Jawa Barat
PLTA Cikalong
Jawa Barat
3 x 6,40 MW
PLTA total 3
unit 19,2 MW
PLTA Saguling
Jawa Barat
4 x 175 MW
PLTA total 4
unit 700 MW
PLTA Cirata
Jawa Barat
8 x 126 MW
PLTA total 8
unit 1.008 MW
PLTA Jatiluhur
Jawa Barat
7 x 25 MW
PLTA total 7
unit 175 MW
PLTA Lamajan
Jawa Barat
3 x 6,40 MW
PLTA total 3
unit 19,2 MW
PLTA Parakan
Kondang
Jawa Barat
4 x 2,48 MW
PLTA total 4
unit 9,92 MW
PLTA Jelok
Jawa Tengah
4 x 5,12 MW
PLTA total 4
unit 20,48 MW
PLTA Timo
Jawa Tengah
4 x 3 MW
PLTA total 4
? PLTA
unit 12 MW
PLTA Ketenger
Jawa Tengah
2 x 3,52 MW
PLTA total 2
unit 7 MW
PLTA Gajah
Mungkur
Jawa Tengah
1 x 12,4 MW
PLTA total 1
unit 12,4 MW
PLTA Garung
PLTA total 2
unit 26,4 MW
PLTA
Wadaslintang
Kecamatan Wadaslintang,
Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah
2 x 8,2 MW
PLTA total 2
unit 16,4 MW
PLTA Mrica
Jawa Tengah
3 x 61,5 MW
PLTA total 3
unit 184,5 MW
PLTA Kedung
Ombo
Jawa Tengah
1 x 23 MW
PLTA total 1
unit 23 MW
PLTA Sidorejo
Jawa Tengah
1 x 1,4 MW
PLTA total 1
unit 1,4 MW
PLTA Klambu
Jawa Tengah
1 x 1,1 MW
PLTA total 1
unit 1,1 MW
PLTU Semarang
Jawa Tengah
1469 MW
PLTA,PLTGU
1469 MW
PLTA Mendalan
Jawa Timur
3 x 5,8 MW
PLTA total 3
unit 23 MW
PLTA Siman
Jawa Timur
3 x 3,6 MW
PLTA total 3
unit 10,8 MW
PLTA Giringan
Jawa Timur
PLTA Selorejo
Jawa Timur
1 x 4,48 MW
PLTA total 1
unit 4,48 MW
3 x 35 MW
PLTA total 3
unit 105 MW
PLTA Wlingi
Jawa Timur
2 x 27 MW
PLTA total 2
unit 54 MW
PLTA Lodoyo
Jawa Timur
1 x 4,5 MW
PLTA total 1
unit 4,5 MW
PLTA Sengguruh
Jawa Timur
2 x 14,5 MW
PLTA total 2
unit 29 MW
PLTA Tulung
Agung
Jawa Timur
2 x 23 MW
PLTA total 2
unit 46 MW
PLTA Tulis
Jawa Timur
2 x 7 MW
PLTA total 2
unit 14 MW
3 x 10 MW
PLTA total 3
unit 30 MW
1 x 4.44 MW;1 x
PLTA total 3
4,5 MW;1 x 5,44
unit 14,38 MW
MW
PLTA Tanggari I
1 x 17,2 MW
PLTA total 1
unit 17,2 MW
PLTA Tanggari II
1 x 19 MW
PLTA total 1
unit 19 MW
PLTA Larona
Sulawesi Selatan
3 x 55 MW
PLTA total 3
unit 165 MW
PLTA Balambano
Sulawesi Selatan
2 x 65 MW
PLTA total 2
unit 130 MW
PLTA Karebbe
Sulawesi Selatan
2 x 70 MW
PLTA total 2
unit 140 MW
PLTA Bakaru
Sulawesi Selatan
2 x 63 MW
PLTA total 2
unit 126 MW
PLTA SulewanaPoso I
4 x 40 MW
PLTA total 4
unit 160 MW
PLTA SulewanaPoso II
3 x 65 MW
PLTA total 3
unit 195 MW
5 x 80 MW
PLTA total 5
unit 400 MW
Tengah
PLTG Cikarang
? PLTG
PLTG Plengan
? PLTG
PLTG Sunyaragi
? PLTG
1 x 60 MW
PLTP Gunung
Salak
PLTP total 1
unit 60 MW
? PLTP
PLTP Kamojang
375 MW
PLTP
PLTP Wayang
Windu
? PLTP
PLTU Tarahan
2 x 65 MW
Unit I dan II
PLTU PT Krakatau
Cilegon, Banten
Daya Listrik
400 MW
5 PLTU
PLTU Priok
1384 MW
PLTU, PLTGU
PLTU Paiton
Swasta I
1230 MW
2 PLTU
PLTU Paiton
Swasta II
1300 MW
2 PLTU
PLTU Suralaya
Unit
Pembangkitan
Brantas
Kecamatan Sumberpucung,
Kabupaten Malang, Jawa Timur
281 MW
12 PLTA
Unit
Pembangkitan
Cirata
1.008 MW
8 PLTA
2.280 MW
5 PLTG, 1 PLTU
Unit
Pembangkitan
Gresik
dan 3 PLTGU
Unit
Pembangkitan
Muara Karang
1.200 MW
5 PLTU dan 1
PLTGU
Unit
Pembangkitan
Muara Tawar
920 MW
2 PLTG dan 3
PLTGU
Unit
Pembangkitan
Paiton
800 MW
2 PLTU
PLTU Lati
2 x 7 MW
1 PLTU
Unit
Pembangkitan
Talang Duku
35 MW
Untuk mempercepat ketersediaan listrik PLN membuat program untuk membuat 35 PLTU
dengan total tenaga 10.000 MW. Ketiga puluh lima PLTU tersebut tersebar di jawa dan luar
jawa. Untuk Jawa dibangun 10 buah PLTU, rinciannya sebagai berikut :[1]
N Pembang
o
kit
PLTU 1
Banten
Tempat
Kapasit
as
Keterangan
Suralaya
PLTU 2
Banten
Labuhan
PLTU 3
Banten
Lontar
3 x 315
MW
PLTU 1
3 x 330
Indramayu
Jawa Barat
MW
5 PLTU 2
Pelabuhan 3 x 350 Terletak di desa Citarik, kecamatan Palabuhan
Jawa Barat Ratu
MW
ratu, Proyek ini dikerjakan oleh konsorsium
PLTU 2
7 Jawa
Tengah
Cilacap
1 x 600
MW
PLTU 1
Pacitan
Jawa Timur
PLTU 2
Paiton
Jawa Timur
Tj. Awar
PLTU 3
10
Awar
Jawa Timur
Tuban
2 x 350
Selengkapnya Lihat di [3]
MW
PLTU
11 Tanjung Jati Jepara
B
Selengkapnya lihat di
2 x 661
MW
[4]
Untuk diluar pulau jawa dan bali dibangun 25 PLTU, rinciannya sebagai berikut :
No
Pembangkit
Kapasitas
PLTU NAD
2 x 100 MW
2 x 200 MW
2 x 100 MW
2 x 25 MW
2 x 15 MW
PLTU 1 Riau
2 x 10 MW
Keterangan
PLTU 2 Riau
2 x 7 MW
2 x 7 MW
PLTU Lampung
2 x 100 MW
2 x 50 MW
2 x 25 MW
2 x 60 MW
2 x 65 MW
2 x 25 MW
2 x 10 MW
2 x 50 MW
17 PLTU Gorontalo
2 x 25 MW
18 PLTU Maluku
2 x 15 MW
2 x 7 MW
20 PLTU 1 NTB
2 x 15 MW
21 PLTU 2 NTB
2 x 25 MW
22 PLTU 1 NTT
2 x 7 MW
23 PLTU 2 NTT
2 x 15 MW
24 PLTU 1 Papua
2 x 7 MW
25 PLTU 2 Papua
2 x 10 MW
[sunting]