Anda di halaman 1dari 4

Definisi Recall Produk / product recall

Recall produk (product recall) adalah proses mengambil barang cacat dari konsumen
(oleh produsen) dan memberikan mereka (konsumen) dengan kompensasi.
Biasanya sering terjadi sebagai akibat dari masalah keamanan atas cacat manufaktur
pada produk yang dapat membahayakan penggunanya.
Proses penggantian dapat bervariasi tergantung pada undang-undang lokal (suatu
negara: undang-undang perlindungan konsumen, undang-undang khusus yang
mengatur perdagangan) dan penyebab product recall.
Produk recall tidak hanya berlangsung satu hari, satu minggu, atau satu bulan saja,
namun bisa berlangsung selama setahun, bahkan lebih dari satu tahun tergantung
jumlah produk dan penyebab recol tersebut.
Ada beberapa langkah umum yang sering terjadi, sebagai contoh:

jika produsen makanan hewan mengeluarkan produk yang dapat meracuni

hewan, perusahaan akan mengumumkannya kepada publik akan bahaya


makanan hewan tersebut dan meminta agar pelanggan mengembalikan produk
ke perusahaan, atau hanya membuangnya. pelanggan biasanya akan diberikan
pengembalian dana penuh atau penggantian secara material.
jika produsen mobil/motor mengeluarkan produk yang dapat membahayakan
konsumen dalam hal keamanan, produsen dalam hal ini pabrikan akan
mengumumkan kepada publik bahwa ada masalah keamanan produk yang harus
diperbaiki dan meminta konsumen mengembalikannya kepada produsen. hal ini
biasanya terjadi pada produk mobil. jarang terjadi produk motor. Langkah

perusahaan biasanya mengganti part yang membahayakan tersebut dengan yang


baru dan aman bagi keselamatan, kemudian produsen akan mengembalikan
produknya kepada konsumen. namun ada juga yang memberi penggantian
produk dengan yang baru.
Penarikan produk sukarela berdasarkan inisiatif produsen sebenarnya jarang terjadi
di Indonesia. Bebarapa tahun lalu, produk kendaraan roda empat Honda pernah
melakukan hal yang hampir sama. Bedanya Honda tidak menawarkan penggantian
kendaraan, tetapi melakukan perbaikan di bagian yang dikhawatirkan dapat
mengganggu kenyamanan dan keamanan pengguna.
Upaya semacam ini sebenarnya merupakan bentuk dari tanggung jawab perusahaan
atau produsen terhadap produk yang mereka pasarkan. Pengujian tidak hanya
dilakukan di dalam pabrik sebelum produk diedarkan, tetapi monitoring tetap
dilakukan setelah produk beredar dan digunakan konsumen. Dugaan lain adalah
perusahaan mencermati dan menganalisis dengan baik keluhan yang mungkin
datang dari konsumen. Keluhan tidak hanya ditindaklanjuti sekadarnya, tetapi
ditelusuri kemungkinan penyebab atau asal usulnya. Dengan demikian, tidak sampai
terjadi korban atau kerugian konsumen yang lebih besar.
Langkah Produk recall lebih dipilih oleh perusahaan karena biaya untuk melakukan
pe-recall-an produk lebih kecil bila dibandingkan dengan biaya akibat hukum
(denda) yang ditimpakan oleh undang-undang kepada suatu perusahaan atau
produsen.
Recall produk bagi konsumen
keuntungan:

terjamin kualitas dan keamanan dari produk yang dikonsumsinya atau

dipakainya.
mengurangi kerugian akibat dari hal yang ditimbulkan oleh produk tersebut

di kemudian hari.
kerugian:

konsumen akan rugi jika tidak mengetahui bahwa produk yang

dikonsumsinya atau dipakainya direcall. Dengan kata lain produk recall lebih
menguntungkan konsumen daripada merugikan.
Recall produk bagi perusahaan
keuntungan:

dapat meningkatkan citra (baik) produk dari perusahaan yang membuatnya


(meskipun ada yang beranggapan sebaliknya)
menambah kepercayaan konsumen terhadap produsen

kerugian:

kerugian material yang besar karena harus mengganti produk atau memberi

kompensasi kepada konsumen.


kerugian pada kepercayaan di bursa saham yang mengakibatkan menurunnya

pergerakan saham.
seringkali recall produk dijadikan senjata oleh produsen lain (kompetitor)

untuk menjatuhkan citra perusahaan yang me-recall produknya. apalagi di


Indonesia, product recall masih terbilang aib bagi sebagian masyarakat
Indonesia.
Sebagai referensi, berikut beberapa contoh mobil yang mengalami kasus recall di
Amerika yang sudah atau akan dipasarkan di Indonesia dan di Indonesia :

2011-2012 > Nissan Juke kasus recall : sistim bahan bakar


2011 > Nissan 370Z kasus recall : perangkat power window
2012 > Porsche Cayman kasus recall : perangkat seatbelt
2011 > Toyota Corolla kasus recall : struktur, body atap & pilar
2011 > Toyota Land Cruiser kasus recall : ban, pressure monitoring &

sistim regulator
2011 > Honda Civic kasus recall : sistim bahan bakar
2012 > Honda Civic kasus recall : perangkat airbag
2011 > BMW seri 5 kasus recall : mesin dan sistim pendingin mesin
2011 > BMW seri 7 kasus recall : mesin dan sistim pendingin mesin
2011 > BMW X5 kasus recall : mesin dan sistim pendingin mesin
2012> Daihatsu Gran Max tipe Pikap produksi 2007-15 Oktober 2010

(sekitar 36ribu unit- di Indonesia) potensi keretakan pada bagian dudukan ban
cadangan Indonesia
2012> Daihatsu Gran Max tipe Mini Bus dan Blind Van produksi 2007-23

Oktober 2008 (sekitar 11ribu unit- di Indonesia) potensi keretakan pada bagian
dudukan ban cadangan- Indonesia
2012> Daihatsu Sirion produksi Januari 2008-Maret 2011 (sekitar 3ribu

unit- di Indonesia) desain lubang pembuangan tetesan air hasil kondensasi


penyejuk udara yang berada tepat di atas steering rack yang berpotensi timbulkan
karat dan recall juga di Malaysia pada awal 2012
2011 > Honda Jazz dan City (recall 42.000 unit)

2012> Toyota Motor Corp atas produk Camry, Corolla, Yaris, Vios, Matrix,
RAV4, Highlander, Tundra, Sequoia, xB, xD, dan Scion yang diproduksi pada
kurun Juli 2005Mei 2010 yang dijual di Jepang = 459.300, Amerika Utara =
2,47 juta, Eropa dan China = 2,8 juta, Timur Tengah, dan Oseania. (sekitar 7,4
juta unit di seluruh dunia). kasus recall masalah pada tenaga listrik tombol
power window pengemudi yang bisa menyebabkan malafungsi.

Seba
gai konsumen tentunya kita berharap pasar terbebas dari produk-produk yang tidak
aman dan tidak layak. Namun tampaknya harapan ini masih akan jauh dari
kenyataan. Selama pemerintah (melalui undang-undang yang jelas dan tegas dan
aparat terkait) tidak mampu mensterilkan pasar dari produk-produk yang tidak
aman, dan pelaku usaha tidak sepenuhnya melakukan bisnis yang bersih dan etis,
tanggung jawab sepertinya digeser ke pundak konsumen. Konsumen harus lebih
berdaya. Konsumen dituntut untuk senantiasa berhati-hati, mencari informasi dan
meningkatkan pengetahuan, serta berani bicara apabila menemukan produk yang
tidak layak.
Sumber : https://kphmph.wordpress.com/2012/11/22/pengetahuan-productrecall-sebenarnya-apa-sih-jelaskan/

Anda mungkin juga menyukai