Anda di halaman 1dari 23

Tugas Pengantar Fisika Energi

Pemasaran Sumber Energi


PLN OPERASIKAN CNG PLANT TERBESAR DI
DUNIA UNTUK PLTGU GRATI

Mutiara Efendi
140310110016

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
PLN mengoperasikan Compressed Natural Gas (CNG) plant yang terbesar
di Dunia dengan kapasitas 15 MMSCFD. CNG plant ini memiliki kemampuan
menyalurkan gas untuk 3 unit gas turbin pembangkit listrik dengan total
kapasitas 300 MW.
PLTGU/PLTG Grati terdiri dari 2 blok yang saat ini mendapatkan suplai gas
sebesar 90 BBTUD dari Santos melalui sumur Oyong dan Wortel. Suplai gas
ini sanggup memasok 3 gas turbin (combined cycle) blok 1 masing-masing
sebesar 100 MW. Sedangkan blok 2 (open cycle) berfungsi sebagai pemikul
beban puncak (peaker) menggunakan bahan bakar HSD. Dengan adanya CNG
Plant (Compressed Natural Gas), maka PT Indonesia Power akan bisa
mengoperasikan blok 2 sebagai pemikul beban puncak tanpa menggunakan
BBM (bahan bakar PLTG yang berwujud cair).
Biaya pokok produksi listrik menggunakan BBM sekitar 2.800 rupiah per
kWh, sementara jika menggunakan CNG, BPP-nya hanya sekitar Rp1.000/
kWh. Dengan produksi listrik PLTG Grati Blok 2 selama 4 sampai 5 jam per
hari yang berkisar 1.200 s/d 1.500 MWh, maka potensi penghematan akibat
pengurangan BBM ini kurang lebih 1 triliun rupiah per tahun.
Pengunaan bahan bakar gas melalui Fasilitas CNG juga berdampak signifikan
dengan lingkungan hidup.

2. Tujuan
Mengoperasikan PLTGU/PLTG tanpa menggunakan BBM
Mengefiesensikan bahan bakar
3. Rumusan Masalah
Biaya produksi listrik menggunakan BBM yang terlalu besar.
Dampak pengunaan bahan bakar gas melalui Fasilitas CNG

BAB II
PEMBAHASAN
PLN mengoperasikan CNG plat terbesar di dunia untuk PLTGU grati
Proyek CNG Plant untuk memenuhi kebutuhan PLTG saat beban
puncak (Peak Shaving) SJB selesai dibangun. PLN mengoperasikan
Compressed Natural Gas (CNG) plant yang terbesar di Dunia dengan
kapasitas

15

MMSCFD.

CNG

plant

ini

memiliki

kemampuan

menyalurkan gas untuk 3 unit gas turbin pembangkit listrik dengan total
kapasitas 300 MW. PLTGU/PLTG Grati terdiri dari 2 blok yang saat ini
mendapatkan suplai gas sebesar 90 BBTUD dari Santos melalui sumur
Oyong dan Wortel. Suplai gas ini sanggup memasok 3 gas turbin
(combined cycle) blok 1 masing-masing sebesar 100 MW. Sedangkan blok
2 (open cycle) berfungsi sebagai pemikul beban puncak (peaker)
menggunakan bahan bakar HSD.
Dengan adanya CNG Plant (Compressed Natural Gas), maka PT Indonesia
Power akan bisa mengoperasikan blok 2 sebagai pemikul beban puncak
tanpa menggunakan BBM.
Biaya pokok produksi listrik menggunakan BBM sekitar 2.800
rupiah per kWh, sementara jika menggunakan CNG, BPP-nya hanya
sekitar Rp1.000/ kWh. Dengan produksi listrik PLTG Grati Blok 2 selama
4 sampai 5 jam per hari yang berkisar 1.200 s/d 1.500 MWh, maka potensi
penghematan akibat pengurangan BBM ini kurang lebih 1 triliun rupiah
per tahun.

Pengunaan bahan bakar gas melalui Fasilitas CNG juga berdampak


signifikan dengan lingkungan hidup. Sumbangan terhadap penurunan
emisi dunia dari pengoperasian CNG Plant PLTGU Grati Blok 2
diestimasikan sebagai berikut : sekitar 254 ribu ton CO2 per tahun, 126,5
ton kadar SO2 per tahun dan 3.500 ton kadar NO2 pertahun. PLN saat ini
juga membangun CNG untuk PLTGU Gresik, PLTGU Tambak Lorok dan
PLTGU Muara Tawar.
PLTG CNG, Solusi Baru Utuk Memperbaiki Keadaan SJB
Saat pembahasan dengan pemerintah, selalu dibarengi dengan isu
inefisiensi di tubuh PLN, dan hampir selalu isu BBM menjadi tokoh
sentralnya. Dan isu BBM ini ada benarnya, karena BBM masih memakan
43% atau Rp 49 T dari Rp 112 T biaya energi di tahun 2013, sementara
subsidi untuk PLN sendiri hanya Rp 78 T.
Isu tersebut adalah isu kecukupan pasokan daya di Sistem Jawa Bali yang
3-4 tahun yang lalu memuncak. Kini isu itu telah berlalu sejak mulai
banyak masuknya pembangkit-pembangkit listrik PPDE 10000 MW.
Apakah persoalan di SJB selesai sampai disini? Ternyata tidak, masih ada
hal-hal yang membuat SJB tidak sepenuhnya bagus, dari sisi keandalan
dan kualitas. Tahun-tahun terakhir ini kualitas frekuensi SJB cenderung
bergejolak. Seperti dilihatkan pada grafik berikut:

Ekskursi frekuensi 25 September 2012


Salah satu langkah memperbaikinya dari sisi keandalan adalah terus
berusaha mengaktifkan kembali fasilitas regulasi primer, governor free,
maupun regulasi sekunder, LFC, sebagai partisipasi unit-unit pembangkit
pada SJB. Namun demikian, upaya ini masih belum memadai. Penyebab
utamanya adalah berkurangnya proporsi pembangkit-pembangkit yang
melayani segmentasi peaking load dan load follower. Hal ini merupakan
konsekuensi dari tidak dioperasikannya semaksimal mungkin pembangkitpembangkit ini yang melayani segmen ini, yang mayoritas berbahan bakar
minyak (BBM).
Dahulu PLTG dan PLTGU minyak merupakan andalan SJB untuk menjaga
kestabilan frekuensi, karena pembangkit jenis inilah yang bisa menaik dan
menurunkan beban dengan ramping rate cepat. Fungsi ini juga bisa
dilakukan oleh PLTA waduk, namun kita mengetahui kapasitas PLTA
semakin menurun, karena laju sedimentasi waduk yang lebih cepat dari
perkiraan semula misalnya, disamping variasi musim hujan dan kemarau
juga berpengaruh.

Operator sistem berjuang keras menstabilkan sistem terutama pada waktuwaktu kritis jam 16.00 sampai 18.00 dimana ramp-nya mencapai
2000~3000 MW / jam.
Ilustrasi ramping rate demand yang ekstrim
Walaupun pembangkit-pembangkit baseload

PLTU-PLTU

batubara

berusaha dijadikan load follower, namun hasilnya tidak optimal.


Contohnya, saat ini pada malam/dini hari PLTU seperti Tanjung Jati,
Suralaya bebannya diset rendah dan ketika pagi hari mulai dinaikkan.
Dengan cara ini ekskursi frekuensi tetap terjadi terutama jika ada
gangguan meski hanya di salah satu komponen SJB (N-1). Kenapa kita
peduli pada ekskursi frekuensi? Jika ekskursi ini melampaui batas, bisa
terjadi under frequency relay (UFR) bekerja, dan skema load shedding
(pengurangan beban) mungkin terjadi. Akibatnya, bisa terjadi, cadangan
sistem normal / sangat cukup, namun ada daerah yang mengalami
pemadaman.
Apa yang dilakukan oleh pengelola SJB untuk mengatasi hal-hal ini?
Salah satu yang sangat strategis adalah berusaha mengoperasikan kembali
unit-unit pembangkit yang melayani segmen beban puncak (peak shaving
unit). Bagaimana caranya? Kita tahu, subsidi BBM untuk listrik pada
APBN

terus

berusaha

ditekan,

jadi

mustahil

memaksakan

diri

mengoperasikan kembali pembangkit yang menghasilkan 100 MW dengan


meminum BBM sampai 100 ribu liter per 3 jam (meski dalam kondisi
darurat hal ini tidak bisa dihindari, jika sampai terjadi black/brown out
maka kerugian di sisi konsumen akan jauh lebih besar ketimbang subsidi
yang dikeluarkan pemerintah).
Ide cemerlang yang akan segera direalisasikan di SJB adalah mensubstitusi
BBM dengan bahan bakar gas. Kok bisa dibilang ide cemerlang? Bukan
kah kita semua tahu BB Gas dari dulu juga jauh lebih murah daripada
BBM?
Yang mungkin belum semua orang awam mengetahui adalah sifat natural
penyaluran gas alam. PLTGU di luar negeri seperti di Jepang biasanya
menggunakan bahan bakar gas dari gas alam cair (LNG), karena tidak

mempunyai sumber /sumur gas di sekitarnya atau di dalam negeri. Karena


gasnya disimpan dalam bentuk cair, maka pemanfaatannya dapat diatur,
kapan pun dibutuhkan tinggal dialirkan, jadi mirip BBM yang disimpan di
dalam tangki timbun. Nah, sumber gas untuk PLTGU-PLTGU di Indonesia
tidak seperti itu. Sumber gasnya berasal dari gas pipa, gas yang dialirkan
dari sumur / sumber gas melalui pipa gas.
Offshore platform
Dan yang perlu diketahui, sifat sumur gas sangat unik. Selain biasanya gas
dipakai untuk lifting minyak (sumur gas dan minyak seringkali bercampur,
jadi satu sumur bisa menghasilkan minyak dan gas sekaligus), gas ini juga
hampir tidak bisa diatur besar kecil keluarannya. Sekali menyemburkan
gas, maka harus dialirkan, jika tidak maka reservoirnya bisa rusak.
Malahan ada kasus, karena keliru mengoperasikan, maka gasnya
bercampur dengan air. Akibatnya, gas pipa aliran arusnya (flow rate)
cenderung datar (flat). Manuver flow rate gas hanya terbatas pada
memainkan tekanan (pressure) pada pipa yang panjang (line pack), yang
biasanya sempit range-nya. Dan bisa diduga, karena bahan bakarnya
konstan, maka produksi listrik dari pembangkit listriknya juga konstan.
Jadi PLTGU gas yang ada di Indonesia, suka tidak suka, bermain di
segmen pasar beban dasar (base load) karena sifat alaminya tadi.
Bagaimana jika SJB tidak menginginkan energi listrik dari PLTGU gas
tadi?
Foto thermal Flare gas
Pilihannya ya itu tadi, tetap menerima listrik dari PLTGU gas dengan
mengalahkan produksi listrik dari pembangkit lain, termasuk dari PLTU
batubara yang seharusnya bermain di baseload, atau bisa juga membiarkan
gas dari sumur gas dibakar (flare) ke udara bebas, namun gas yang dibakar
ke udara tersebut tetap harus dibayar (Take or Pay). Gas alam harus
dibakar jika dilepas ke udara, karena gas Metana adalah gas rumah kaca
(green house gas) yang efek melubangi ozonnya jauh lebih parah daripada
gas karbon dioksida hasil pembakaran. Ini juga menjadi alasan kenapa

kontrak gas (PJBG/GSA) selalu mencantumkan klausul ToP, yaitu


merupakan turunan dari sifat alami sumur gas yang diterjemahkan secara
komersial.
Dari sini lah bisa dijelaskan, ide dasar subsitusi BBM dengan BBG pada
Peak Shaver Unit sangat cemerlang. Ide ini mulai diidentifikasi dalam
RUPTL PLN 2011-2020. Gas pipa yang sifat alaminya telah dijelaskan
tadi, dirubah sifatnya dengan cara dijadikan compressed natural gas
(CNG). Gas pipa, ditekan / dikompres menjadi bertekanan tinggi,
disimpan dalam bejana (vessel), dan dilepas kembali pada saat dibutuhkan,
pada Waktu Beban Puncak (WBP).
Jadi CNG ini mewarisi 2 sifat menguntungkan dari BBG dan BBM, dari
gas alam mewarisi sifat harganya yang lebih murah dan lebih ramah
lingkungan (beban emisi CO2, NOx lebih rendah), dari BBM mewarisi
sifat fleksibilitasnya (bisa dimanfaatkan pada waktu tertentu). Meskipun
proses kompresi CNG menimbulkan biaya, namun compressed fee ini dan
harga BBG-nya masih jauh lebih murah dibandingkan BBM.
Bagaimana dengan alternatif lain untuk memenuhi beban puncak? PLTG
CNG ini masih lebih baik dibanding misalnya PLTA Pump Storage (Upper
Cisokan yang paling cepat akan beroperasi). Kita tahu investasi
membangun PLTA apa pun relatif lebih besar dibanding membangun
PLTG, dan waktu pembangunannya lama, bertahun-tahun (bandingkan
dengan membangun PLTG, 1 tahun dapat berdiri). Apalagi jika PLTG-nya
sudah ada, tinggal membangun CNG plant, maka solusi ini benar-benar
dapat diandalkan delivery time-nya.
Bonus keuntungannya, beban PLTU-PLTU batubara diramalkan relatif
akan lebih stabil (berkurang naik turunnya) sehingga secara tidak langsung
akan meningkatkan keandalan PLTU-PLTU batubara (misal dari risiko
bocornya

pipa-pipa

boiler

karena

thermal stress/fatigue). Secara

keseluruhan, energy cost SJB akan turun untuk kondisi SJB dengan
kualitas yang sama. Artinya, jika hendak dilakukan studi, maka
perbandingan yang benar, apple to apple, adalah membandingkan energy
cost di era pada saat PLTG minyak masih dijalankan (tahun 2011 ke

bawah) dengan versus masa pada saat PLTG CNG pertama mulai
beroperasi di SJB (diperkirakan mulai Q1 2013).
PLTG
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah
pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas
sebagai penggerak generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan
prinsip kerja yang sederhana dimana energi panas yang dihasilkan dari
proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi mekanis dan
selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan
kebutuhannya. Sistem PLTG menggunakan prinsip siklus Brayton yang
dibagi atas siklus terbuka dan siklus tertutup. Pada siklus terbuka, fluida
kerja adalah udara atmosfer dan pengeluaran panas di atmosfer karena gas
buang dari turbin dibuang ke atmosfer. Adapun kekurangan dari turbin gas
adalah sifat korosif pada material yang digunakan untuk komponenkomponen turbinnya karena harus bekerja pada temperature tinggi dan
adanya unsur kimia bahan bakar minyak yang korosif (sulfur, vanadium
dll), tetapi dalam perkembangannya pengetahuan material yang terus
berkembang hal tersebut mulai dapat dikurangi meskipun tidak dapat
secara keseluruhan dihilangkan. Dengan tingkat efisiensi yang rendah hal
ini merupakan salah satu dari kekurangan sebuah turbin gas juga dan pada
perkembangannya untuk menaikkan efisiensi dapat diatur/diperbaiki
temperature kerja siklus dengan menggunakan material turbin yang
mampu bekerja pada temperature tinggi dan dapat juga untuk menaikkan
efisiensinya dengan menggabungkan antara pembangkit turbin gas dengan
pembangkit turbin uap dan hal ini biasa disebut dengan combined cycle.
PLTGU
PLTGU adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU, dimana
panas dari gas buang dari PLTGdigunakan untuk menghasilkan uap yang
digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Dan bagian yangdigunakan untuk
menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam
Generator).PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi

untuk mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara)
menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada dasarnya, sistemPLTGU ini
merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan
energi panasdan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk
memanaskan air di HRSG (Heat RecoverySteam Genarator), sehingga
menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan
digunakanuntuk memutar sudu (baling-baling) Gas yang dihasilkan dalam
ruang bakar pada Pusat Listrik TenagaGas (PLTG) akan menggerakkan
turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadienergi
listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair
(BBM) maupun gas(gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan
tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya. Prinsipkerja PLTG adalah
sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan dalm kompresor dengan
melalui air filter / penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke
dalam kompresor tersebut.
Padakompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar
untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar
menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.turbin
uap.Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara
untuk dibakar. Tapi jikamenggunakan BBM harus dilakukan proses
pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dandibakar.
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu
dan bertekanan tinggiyang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan
ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbinmenjadi energi gerak
yang memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin
sisagas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang
disemprotkan ke turbin bersuhutinggi, maka pada saat yang sama
dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubangudara
pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka
bahan bakar yangdigunakan tidak boleh mengandung logam Potasium,
Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm)

Prinsip Kerja PLTG


Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) mempunyai beberapa
peralatan utama seperti : Turbin Gas(Gas Turbine), Kompresor
(Compressor), Ruang Bakar (Combustor). Udara dengan tekanan atmosfir
ditarik masuk ke dalam compressor melalui pintu, udara ditekan masuk ke
dalam compressor. Udara ditekan masuk ke dalam ruang bakar dengan
tekanan 250 Psi dicampur dengan bahan bakar dan di bakar dalam ruang
bakar dengan temperatur 2000 30000F. Gas hasil pembakaran yang
merupakan energi termal dengan temperature dan tekanan yang tinggi
yang suhunya kira-kira 9000C .
Dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian akan
dimanfaatkan untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan
sudu-sudu diam turbin, gas panas tersebut temperature dan tekanan
mengalami penurunan dan proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi.
Selanjutnya energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin digunakan untuk
memutar generator hingga menghasilkan energi listrik. Adapun sebagai
pendukung pusat listrik tenaga gas ini digunakan beberapa alat bantu
(auxiliary equipments) untuk membantu proses siklus turbin gas berjalan
dengan baik, seperti :

Sistem Pelumas

Sistem Bahan Bakar

Sistem Pendingin

Sistem Udara Kontrol

Sistem Hidrolik

Sistem Udara Tekan

Sistem Udara Pengkabutan


Prinsip Kerja PLTGU
Dalam operasinya, unit turbin gas dapat dioperasikan terlebih dahulu
untuk menghasilkan daya listrik sementara gas buangnya berproses untuk
menghasilkan uap dalam ketel pemanfaat gas buang. Kira-kira 6 (enam)
jam kemudian, setelah uap dalam ketel uap cukup banyak, uap dialirkan ke
turbin uap untuk menghasilkan daya listrik.
Bagian-bagian penting dari PLTGU adalah :
1) Turbin gas
2) HRSG (Heat Recovery Steam Generator)

3) Turbin Uap dan alat-alat bantu lainnya


Karena daya yang dihasilkan turbin uap tergantung kepada banyaknya gas
buang yang dihasilkan unit yaitu kira-kira menghasilkan 50% daya unit
PLTG, maka dalam mengoperasikan PLTGU ini, pengaturan daya PLTGU
dilakukan dengan mengatur daya unit PLTG, sedangkan unit PLTU
mengikuti saja, menyesuaikan gan gas buang yang diterima dari unit
PLTG-nya.
Perlu diingat bahwa selang waktu untuk pemeliharaan unit PLTG lebih
pendek daripada unit PLTU sehingga koordinasi pemeliharaan yang baik
dalam suatu blok PLTGU agar daya keluar dari blok tidak terlalu banyak
berubah sepanjang waktu. Ditinjau dari segi efisiensi pemakaian bahan
bakar, PLTGU tergolong sebagai unit yang paling efisien dari unit-unit
termal (bisa mencapai angka di atas 45%).
Komponen PLTG
Kompresor Utama
Kompresor utama adalah kompesor aksial yang berguna untuk memasok
udara bertekanan ke dalam ruang bakar yang sesuai dengan kebutuhan.
Kapasitas kompresor harus cukup besar karena pasokan udara lebih
(excess air) untuk turbin gas dapat mencapai 350 %. Disamping untuk
mendapatkan pembakaran yang sempurna, udara lebih ini digunakan untuk
pendingin dan menurunkan suhu gas hasil pembakaran.
Inlet Guide Vanes (IGV)
Pada kompresor berkapasitas besar, diisi udara masuk kompresor, yaitu
pada inlet guide vanes dipasang variabel IGV, sedangkan pada kompresor
berukuran kecil umumnya dipasang Fixed Guide Vanes. Variabel IGV
berfungsi untuk mengatur volume udara yang dikompresikan sesuai
dengan kebutuhan atau beban turbin. Pada saat Start Up, IGV juga
berfungsi untuk mengurangi surge. Pada saat stop dan selama start up,
IGV tertutup ( pada unit tertentu, posisi IGV 34-48% ), kemudian secara
bertahap membuka seiring dengan meningkatnya beban turbin. Pada beban
turbin tertentu, IGV terbuka penuh (83-92%). Selama stop normal IGV
perlahan-lahan ditutup bersamaan dengan turunnya beban, sedangkan pada

stop emergency, IGV tertutup bersamaan dengan tertutupnya katup bahan


bakar.
Combustion Chamber
Combustion Chamber adalah

ruangan

tempat

proses

terjadinya

pembakaran. Ada turbin gas yang mempunyai satu atau dua Combustion
Chamber yang letaknya terpisah dari casing turbin, akan tetapi yang lebih
banyak dijumpai adalah memiliki Combustion Chamber dengan beberapa
buah Combustion basket, mengelilingi sisi masuk (inlet) turbin. Di dalam
Combustion Chamber dipasang komponen-komponen untuk proses
pembakaran beserta sarana penunjangnya, diantaranya: Fuel Nozzle,
Combustion Liner, Transition Piece, Igniter, Flame Detektor
Turbin Gas
Turbin Gas berfungsi untuk membangkitkan energi mekanis dari sumber
energi panas yang dihasilkan pada proses pembakaran. Selanjutnya energi
mekanis ini akan digunakan untuk memutar generator listrik baik melalui
perantaraan Load Gear atau tidak, sehingga diperoleh energi listrik.
Bagian-bagian utama Turbin Gas adalah: Sudu Tetap, Sudu Jalan, Saluran
Gas Buang, Saluran Udara Pendingin, Batalan, Auxiallary Gear
Load Gear
Load Gear atau main Gear adalah roda gigi penurun kecepatan putaran
yang dipasang diantara poros Turbin Compressor dengan poros Generator.
Jaringan listrik di Indonesia. Memilii frekwensi 50 Hz, sehngga putaran
tertinggi generator adalah 3000 RPM, sedangkan putaran turbin ada yang
4800 RPM atau lebih.
Alat Bantu
Pada saat muai start up, belum tersedia udara untuk pembakaran. Udara
pembakaran disuplai oleh kompresor aksial, sedangkan kompresor aksial
harus diputar oleh turbin yang pada saat start up belum menghasilkan
tenaga bahkan belum berputar. Oleh karenanya, pada saat start up perlu
ada tenaga penggerak lain yang dapat diperoleh dari : Motor generator,
Motor Listrik, Mesin Diesel
Komponen PLTGU

Sistem PLTGU dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: sistem
GTG, HRSG dan STG.
Sistem Generator Turbin Gas (Gas Turbine Generator )
Turbin adalah suatu pesawat pengubah daya dari suatu media yang
bergerak misalnya air, udara, gasdan uap, untuk memutar generator
sehingga

menghasilkan

tenaga

listrik.

Pada

PLTG/U,

media

yangdigunakan untuk memutar turbin adalah gas panas yang didapatkan


dari pembakaran bahan bakar yangsudah dicampur udara dalam ruang
bakar.Udara pembakaran didapat dari kompresor yang terpasang satu
poros dengan turbin. Karenakonstruksinya yang demikian, maka daya
yang dihasilkan tidak sepenuhnya untuk memutarkan generator, tetapi
sebagian besar untuk memutarkan kompresor sehingga menyebabkan
efisiensiPLTG/U rendah.Pada prinsipnya turbin gas di PLTG Muara
Karang menggunakan sistem terbuka. Pada sistem ini gas buang yang
telah dipakai untuk memutar turbin masih mempunyai suhu 514C dan
tekanan yangtinggi sekitar 1 atm, yang nantinya pada sistem tertutup
digunakan untuk memanaskan HRSG ( Heat Recovery Steam Generator).
Mula-mula rotor (kompresor dan turbin) di putar oleh alat penggerak awal
yaitu motor listrik.Kemudian kompresor menghisap udara atmosfer dan
menaikan tekanan beberapa kali lipat (1-8)tekanan semula. Udara
bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam ruang bakar dimana ruang
bakar itu pula ditempatkan sejumlah bahan bakar dan dinyalakan oleh
busi. Untuk ruang bakar lainnyacukup dengan disambung penyalanya dan
busi hanya menyala beberapa detik saja. Akibat dari pembakaran akan
menaikan suhu dan volume dari gas bahan bakar tersebut, sekali terjadi
percikanmaka terjadi pembakaran selama bahan bakar disemprotkan ke
dalamnya. Gas yang yang dihasilkanmempunyai tekanan dan temperatur
tinggi kemudian berekspansi dalam sebuah turbin danselanjutnya ke
atmosfir (melaluisaluran keluaran) untuk Siklus Terbuka. Pembakaran
akan terus berlangsung selama aliran bahan bakar tidak berhenti. Pada saat
gas panas masuk ke dalam turbin gas, as tersebut memutarkan turbin,
kompresor, alat bantu dan generator. Diagram Alir GTG ditunjukkanoleh

gambar 2.Komponenkomponen utama sistem GTG adalah sebagai


berikut:
a. Cranking Motor adalah motor yang digunakan sebagai penggerak awal
atau start up system GTG. Motor cranking mendapat suplai listrik
tegangan 6 kV yang berasal dari switch gear.
b. Filter Udara merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara
bebas agar udara yangmengalir menuju ke kompresor merupakan
udara yang bersih.
c. Kompresor berfungsi mengkompresi udara dalam turbin gas.
d. Ruang bakar, berfungsi sebagai tempat pembakaran di dalam sistem
turbin gas. Dapat beruparuang bakar tunggal atau terdiri dari ruang
ruang bakar yang banyak
e. Turbin, berfungsi untuk mengekspansi gas panas hingga menghasilkan
energi mekanis untuk menggerakkan generator .
f. Generator berfungsi sebagai pembangkit energi listrik dimana di
dalamnya

terjadi proses perubahan dari energi mekanik ke

listrik.Sedangkan untuk peralatan pendukung sistem turbin gas, adalah


sebagai berikut :
i.
Sistem Pelumas ( Lube Oil Sistem)Fungsi utama sistem
pelumas ini adalah untuk melumasibearingbearing baik
untuk bearingturbin gas maupun bearing generator. Di
samping itu juga digunakan sebagai penyuplai minyak
untuk sistem hidrolik pada Pompa Minyak Hidrolik
(hydraulic Oil

Pump). Mulamula sebelumturbin gas

dioperasikan, maka Pompa Minyak Pembantu ( AO P =


Auxiliary Oil Pump)dihidupkan untuk menyuplai minyak
pelumas ke dalam bearing turbin gas dan generator untuk
selanjutnya diputar pada putaran turning gear atau dalam
keadaan pendinginan (on cooldown) pada putaran lebih dari
30 rpm, dengan tujuan agar ketika pengidupan (start up),
gaya geser ( frictionf
bearing

dengan

poros

orce) yang terjadi antarametal


turbin

gas

dan

generator

dapatdikurangi. Kemudian setelah turbin gas mulai berjalan

dan putaran mulai naik sampai putarannormal, maka suplai


minyak pelumas akan diambil alih dari AOP keMain Lube
Oil Pump (MOP), di mana pompa ini diputar melalui
hubungan antaraAccessories gear atau Load Gear dengan
ii.

poros turbin gas.


Sistem bahan Bakar (Fuel Oil Sistem)Sistem pembakaran
untuk PLTG/U ini menggunakan minyak HSD (High Speed
Diesel). Pada proses penyaluran bahan bakar, dilakukan
melalui instalasi perpipaan yang menghubungkan tangki
penampungan sampai ke ruang bakar. Aliran bahan bakar
dari tangki penampung dipompadengan transfer pump
melalui

flowmeter

untuk

perhitungan

pemakaian.

Kemudian untuk mendapakan hasil pembakaran yang


maksimal maka dipasangMain Oil Pump yang terpasangdan
berputar melalui hubungan dengan poros turbin gas dengan
Accessories Gear. Dan untuk mengatur jumlah aliran bahan
bakar yang masuk ke ruang bakar diatur dengan Katup
iii.

Kendali(control valve) yang berfungsi sebagai governor.


Sistem Pendingin (Cooling Sistem) Ketika minyak pelumas
digunakan untuk melumasi bearing bearing pada turbin
gas dangenerator, mengakibatkan temperatur dari minyak
pelumas ini menjadi lebih tinggi, sehinggaminyak pelumas
tersebut

perlu

pendinginan. Adapun

sebagai

media

pendingin minyak pelumasdigunakan air melalui sirkulasi


di dalam heat exchanger dan untuk mendinginkan air yang
bertemperatur lebih tinggi akibat transfer panas di dalam
heat exchanger, maka air pendingin iniakan didinginkan
dengan dihembuskan di kisi kisi radiator. Demikian
sirkulasi ini berlangsung secara tertutup dan untuk
mensirkulasi air pendingin digunakan Water Cooling
Circulating Pump.

iv.

Sistem Hidrolik ( Hydraulic Sistem)Sistem hidraulik


digunakan untuk menggerakkanMain Stop Valve, di mana
didalam

mekanismeoperasinya

untuk

membuka

dan

menutup main stop valve diperlukan hidrolik yang diambil


dari Pipin Sistem pelumas turbin gas kemudian dipompa
dengan hydraulic oil pump. Adapun fungsi dari main stop
valve adalah untuk menghentikan laju aliran bahan bakar
minyak saat unit terjadigangguan atau untuk membuka
saluran bahan bakar pada sistem perpindahan bahan bakar
(katubutama bahan bakar).
Sistem Generator Turbin Uap(Steam Turbine Generator )
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi kinetik, energikinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi
mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Porosturbin, langsung atau
dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme
yangdigerakannya. Tergantung dari jenis mekanik yang dipisahkan, turbin
uap dapat digerakan pada berbagai bidang industri, dan untuk pembangkit
listrik.Pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik dalam bentuk
poros dilakukan dalam berbagaicara. Turbin uap secara umum
diklasifikasikan

ke

dalam

tiga

jenis,

impuls,

reaksi

dan

gabungan,tergantung pada cara perolehan pengubahan energi potensial


menjadi energi kinetik akibat semburan uap.
Komponen utama Sistem STG adalah sebagai berikut.
a. Turbin Uap (Steam Turbine), berfungsi untuk mengekspansi uap
superheat
hingga menghasilkanenergi mekanis untuk menggerakkan generator.
b. Generator , berfungsi untuk menghasilkan energi listrik di mana di
dalamnya terjadi proses perubahan energi mekanis menjadi energi listrik.
c. Kondensor (Condenser), berfungsi sebagai penampung air condensate
sekaligus sebagai tempat pendinginan uap bekas hasil ekspansi turbin uap
dimana media air laut digunakan sebagai media pendinginnya.
d. Tangki air Pengisi (Feed Water Tank ), tangki ini berisi air murni
sebagai tandon pengisi air condenser .

e. Pompa air Pengisi (Feed Water Pump), pompa ini memindahkan air
pengisi dari tangki air pengisi ke condenser dan menjaga levelcondenser
tetap pada kondisi normal.
Peralatan Pendukung Sistem Turbin Uap adalah sebagai berikut.
1) Sistem minyak pelumas turbin uap digunakan untuk melumasi bearing
turbin uap dan bearinggenerator, dimana pada sistem ini terdapat peralatan
Main Lube Oil Pump(MOP),Lube Oil Pump(LOP ), Emergency Oil Pump
(EOP) dan Lube Oil Cooler. Mulamula pada kondisi dimanaturbin uap
masih dalam putaran turning gear, maka sistem pelumasan akan
didistribusikan dandisirkulasi minyak, dengan main lube oil pump.
Selanjutnya setelah turbin uap berputar dansampai kondisi berbeban, maka
seluruh sistem pelumasan akan didistribusikan dan disirkulasikanminyak
pelumas ini dengan menggunakan main lube oil pump(MOP) dan lube oil
pump(LOP).
2) Sistem Pendingin Minyak Pelumas digunakan untuk mendinginkan
temperatur minyak pelumasyang tinggi setelah digunakan untuk melumasi
bearing bearing turbin uap dan generator yangkemudian dialirkan masuk
ke dalam
lube oil cooler , di mana media pendingin yang digunakanadalah air
(Closed Cycle Cooling Water ). Air yang bertemperatur tinggi setelah
digunakan untuk mendinginkan minyak pelumas akan didinginkan di
dalam heat exchanger dengan media pendinginnya diambil dari air laut
melalui Pompa Sirkulasi Air (discharge circulating water pump).
3) Sistem Hidrolik pada sistem turbin uap digunakan untuk membuka
maupun menutup KatupPenghenti Utama (main stop valve) dan
menggerakkancontrol valve(Governor ) pada pipa suplaiuap superheat
untuk memutar turbin. Di mana yang digunakan untuk sistem hidrolik
inimerupakan minyak hidrolik yang tertampung di dalam tangki dan
disuplai dengan menggunakan pompa minyak hidrolik (hydraulic oil
pump).
4) Sistem Pendingin Siklus Tertutup ini terdiri dariClosed Cycle Cooling
Water

Heat

Exchanger

Pump(CCCWP).

Sirkulasi

(CCCW),Closed
air

pendingin

Cycle
ini

Cooling

Water

digunakanuntuk

mendinginkan turbin uapLube Oil Cooler (LOC), turbin uap Generator


Hydrogen Cooler (GHC) dan Hydraulic Oil Cooler serta bearing bearing
pompa di HRSG. Air dari sisi outlet CCCW yang bertemperatur lebih
rendah setelah didinginkan dengan air laut yang diambil dari sisi
Discharge CWP akan digunakan sebagai media pendingin di dalam LOC
dan GHCselanjutnya dari sisi outlet peralatan ini, air yang bertemperatur
lebih tinggi dipompamenggunakan CCCWP masuk ke dalam CCCW,
demikian siklus air ini berlangsung secaratertutup.
Heat Recovery S team Generator Sistem(HRSG)
Energi panas yang terkandung dalam gas buang/saluran keluaran turbin
gas yang temperaturnyamasih cukup tinggi (sekitar5630C) dialirkan
masuk ke dalam HRSG untuk memanaskan air di dalam pipapipa
pemanas (evaporator ), selanjutnya keluar melalui cerobong dengan
temperatur sekitar 1500C. Air di dalam pipapipa pemanas yang berasal
dari drum mendapat pemanasan dari gas panastersebut, sebagian besar
akan berubah menjadi uap dan yang lain masih berbentuk air. Campuran
air dan uap selanjutnya masuk kembali ke dalam drum. Di dalam drum,
uap dipisahkan dari airdenganmenggunakan pemisah uap yang disebut
Separator . Uap yang sudah terpisah dari air selanjutnyadipanaskan lebih
lanjut, sehingga kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan turbin
uap,sedangkan air yang tidak menjadi uap disirkulasikan kembali ke
pipapipa pemanas, bersamasamadengan air pengisi yang baru.
Demikian proses ini berlangsung terus menerus selama unit beroperasi.
a. Condenser
Berfungsi sebagai tempat pendinginan uap hasil ekspansi dari turbin uap
(LP Turbin) dimana air laut yang dipompa oleh CWP (Circulation Water
Pump) digunakan sebagai media pendinginnya
b. CEP
Berfungsi sebagai media penyuplai air dari condenser ke dalam inlet LP
Economizer dan HP Economizer di dalam HRSG melalui BFP (Boiler
Feedwater Pump) dan melalui Deaerator.
c. Deaerator

Pada Deaerator terjadi proses menghilangkan kandungan O2 terlarut pada


air.
d. BFP (Boiler Feedwater Pump)
Terdapat 2 jenis BFP yaitu LP BFP yang menyalurkan air dari Deaerator
menuju LP Economizer dan HP BFP yang menyalurkan air dari Deaerator
menuju HP Economizer 1.
e. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
Berfungsi sebagai heat exchanger untuk menghasilkan uap high & low
pressure yang digunakan untuk memutar turbin uap, yang nantinya akan
memutar generator.
f. LP Circulation Pump (LP BCP)
Berfungsi mensirkulasikan air antara LP Drum dengan LP Evaporator
yang bertujuan untuk mendapatkan distribusi panas di dalam air yang
homogen.
g. HP Circulation Pump (HP BCP)
Berfungsi untuk mensirkulasikan air antara HP Drum dengan HP
Evaporator dimana sirkulasi ini bertujuan untuk mendapatkan distribusi
panas di dalam air secara homogen.
h. Steam Turbine (Turbin Uap)
Berfungsi untuk mengekspansi udara panas sehingga menghasilkan energi
mekanis untuk menggerakkan generator.
i. Generator
Berfungsi sebagai perubah energi mekanis menjadi energi listrik.

Kelebihan dan Kekurangan PLTG dan PLTGU


a. Kelebihan PLTG
1. Ringan
2. Waktu Start yang relatif singkat
3. Tidak memerlukan air pendingin
4. Masa pembangunan yang 1-2 tahun
5. Murah
6. Dapat ditempatkan disegala lokasi
7. Keandalan tinggi, karena alat bantunya sedikit sehingga kemungkinan
kerusakan juga kecil.
8. Bisa diremote (dikendalikan dari jauh)
9. Memungkinkan dipasang secara mobile
b. Kekurangan PLTG

Kendala utama perkembangan pembangkit ini di Indonesia adalah


pada proses penyediaan bahan bakar gas itu sendiri. Pemeriksaan BPK
menemukan bahwa jumlah kebutuhan gas bumi untuk sejumlah
pembangkit PLN di Jawa dan Sumatera sebanyak 1.459 juta kaki kubik
per hari, sedangkan pasokan gas yang disediakan oleh para pemasok
sebanyak 590 juta kaki kubik per hari. Dengan demikian terjadi
kekurangan pasokan gas sebanyak 869 juta kaki kubik per hari.
1. Efisiensi rendah, 25 32 %
2. Umurnya pendek.
3. Daya mampunya sangat dipengaruhi oleh kondisi udara atmofer.
4. Biaya pemeliharaan mahal, karena harga sudu-sudunya tinggi atau
mahal
5. Kapasitas kecil, maksimum sekitar 200 MW
6. Harga bahan bakar tinggi, karena memerlukan bahan bakar kualitas
tinggi
c. Keuntungan PLTGU
Dengan menggunakan daur kombinasi gas dapat diperoleh dua
keuntungan utama yaitu: dapatmenambah daya listrik dan dapat
menghemat biaya bahan bakar. Penambahan daya listrik tanpamenambah
bahan bakar juga berarti akan menaikkan efisiensi termal sistem dan dapat
dinaikkan darisekitar 24 % menjadi sekitar 42 %. Besarnya peningkatan
efisiensi ini tergantung dari temperatur air pendingin yang digunakan
pada PLTU dan besarnya temperatur gas buang PLTG. Makin
dingintemperatur air pendingin dan semakin tinggi temperatur gas
buangnya maka peningkatan efisiensinya juga semakin besar.Alasan lain
pemilihan PLTGU adalah waktu konstruksi yang cepat sehingga bila ada
lonjakan permintaan tenaga listrik yang harus dipenuhi dalam waktu
singkat dapat dibangun PLTGU secara bertahap. Tahap pertama dibangun
PLTG untuk memenuhi lonjakan permintaan, sedangkan HRSG beserta
PLTU dibangun dan dioperasikan kemudian bila permintaan tenaga listrik
sudah meningkat.PLTGU dapat dioperasikan sebagai pembangkit untuk
beban puncak maupun untuk beban dasar.Sebagai pembangkit untuk beban
dasar yang perlu diperhatikan adalah kontinuitas air pendingin,sedangkan

sebagai pembangkit untuk beban pencak perlu dipertimbangkan waktu


start-up dariPLTGU. PLTG mempunyai waktu start-up yang cepat
sedangkan untuk PLTU mempunyai waktustart-up yang lambat bila dalam
kondisi cold start-up. Sehingga untuk melayani beban puncak perlu
beroperasi secara warm start-up.
- Gas panas keluaran dari turbin gas dapat digunakan untuk
-

memanaskan air sehingga menjadi uap untuk menggerakkan turbin uap


Meningkatkan efisiensi menjadi sebesar 40-50%
Efisiensi bahan bakar

d. Kekurangan PLTGU
1. Peningkatan biaya
2. Peningkatan luas area yang dibutuhkan

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan dilakukannya upaya ini sedikit banyaknya bisa membantu
mengefisienkan penggunakan bahan bakar dengan menggunakan BBM
yang harganya jauh lebih mahal daripada penggunaan CNG plant.

Daftar Pustaka
-

http://imadudd1n.wordpress.com/ (Sabtu, 07 September

2013 , 12:26)
http://suhartiny.blogspot.com/2012/10/makalah-pltgpltgu_6192.html ((Sabtu, 07 September 2013 , 12:45)

Anda mungkin juga menyukai