Pemberian pembekalan keterampilan hidup harus diberikan sejak dini
karena akan mudah dalam menyerap segala informasi dan kemampuan bersosialisasinya akan menjadi lebih baik. Cerdas berarti mampu menjelaskan sesuatu yang rumit secara sederhana kepada orang lain. Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencangkup sejumlah kemampuan seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa dan belajar.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO yang juga
pemerhati pendidikan anak, Prof D.R H. Arief Rachman, M.pd. mengatakan bahwa kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu untuk meraih kesuksesan.
Arief menjelaskan, keterampilan hidup adalah seperangkat
keterampilan manusia yang diperoleh melalui pengajaran atau pengalaman langsung yang digunakan untuk menangani masalah dan pertanyaan yang biasa ditemui dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Persiapan yang harus dilakukan saat pembekalan keterampilan hidup
diantaranya dengan memerhatikan kebutuhan fisiknya, berupa asupan gizi yang baik, mamantau tumbuh kembang anak, memeriksakan kesehatan anak secara rutin, pemenuhan kebutuhan sandang, dan menyediakan permukiman yang sehat dan layak bagi proses tumbuh kembang anak.
Pembekalan keterampilan hidup juga dapat menjadikan kecerdasan
majamuk yang dimiliki oleh anak berkembang dengan baik. Kecerdasan majemuk itu meliputi: - kecerdasan linguistic - Kecerdasan emosional - Kecerdasan intrapersonal - Kecerdasan naturalis
B. MengenaI Teori Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan terbagi-bagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1) Kecerdasan Intelektual (IQ)
2) Kecerdasan Spritual (SQ) 3) Kecerdasan Emosional (EQ) Menurut Piaget, perkembangan inteligensi atau kecerdasan anak itu terbagi menjadi 4 tahap, yaitu : 1) Tahap sensorik motorik (antara umur 0-2 tahun) 2) Tahap pra-operasional (2-7 tahun) 3) Tahap operasional konkret (7-12 tahun) 4) Tahap operasional formal (12- tahap seterusnya)