Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN
1

Latar Belakang

Sakit kepala atau yang dalam bahasa medisnya disebut Cephalalgia, adalah suatu kondisi
sakit yang terletak di sekitar kepala, terkadang rasa sakit pada leher atau bagian atas leher
juga disebut sakit kepala. Sakit kepala merupakan salah satu jenis penyakit yang sering
dirasakan orang banyak.1
Salah satu jenis sakit kepala yang juga banyak dikeluhkan adalah sakit kepala sebelah
atau migrain. Kata migrain berasal dari bahasa Yunani yaitu hemicrania (hemi = setengah,
cranium = tengkorak kepala). Serangan sakit kepala migrain terasa lebih menyiksa dan
terkadang datang tiba-tiba. Penderita migrain akan merasakan nyeri dan berdenyut seperti
dipukuli dan ditarik-tarik dan biasanya disertai dengan gangguan saluran cerna seperti mual
dan muntah. Penderitanya pun cenderung menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, suara dan
bau-bauan. Hal itu tentu amat mengganggu dan bisa menghambat segala aktifitas si
penderita.1
Migren adalah nyeri kepala heterogen dengan nyeri hebat dan durasi lama
dibandingkan dengan nyeri kepala lain. Walaupun kebanyakan penderita migren dilaporkan
nyerinya sedang sampai berat selama serangan, pengobatan terbanyak adalah dengan
menggunakan obat-obatan over-thecounter (OTC).2
Serangan sakit kepala migrain dapat terjadi beberapa kali setahun sampai beberapa
kali seminggu, dengan lama serangan biasanya 1-2 jam. Migrain atau sakit kepala sebelah
sebenarnya belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, diperkirakan jenis sakit
kepala ini disebabkan karena adanya hiperaktifitas impuls listrik otak yang meningkatkan
aliran darah di otak sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi
(luka radang).1
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa migren adalah salah satu dari
20 penyakit terbanyak yang menimbulkan gangguan aktivitas kehidupan seseorang, selain itu
juga menjadi beban biaya yang cukup tinggi setelah epilepsi, stroke, sindrom Parkinson,
sklerosis multipel dan penyakit Alzheimer. Karena berat, lama dan gejala yang menyertai
migren cukup berat, pengobatan saat serangan migren menjadi penting. Tujuan utama
pengobatan akut adalah onset cepat, cukup efektif, secara konsisten dapat menurunkan nyeri
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 1

tanpa menimbulkan serangan ulang nyeri kepala dan bermanfaat sebagai obat penolong saat
serangan.2
Sebanyak 3 dari 4 penderita migrain adalah perempuan. Artinya, lebih banyak
perempuan yang mengalami migrain daripada pria. Di seluruh dunia, migrain mengenai 25%
wanita dan 10% pria. Migrain paling sering mengenai orang dewasa (umur antara 20 sampai
50 tahun), tetapi seiring bertambahnya umur, tingkat keparahan dan keseringan semakin
menurun. Migrain biasanya banyak mengenai remaja. Bahkan, anak-anak pun dapat
mengalami migrain, baik dengan atau tanpa aura. Resiko mengalami migrain semakin besar
pada orang yang mempunyai riwayat keluarga penderita migrain.1
Pada wanita migren sangat berhubungan dengan naik-turunnya hormon. Banyak
wanita yang terserang migren beberapa hari sebelum menstruasi. Sebagian wanita lainnya
justru menderita migren ketika datang bulan.1
Fakta menunjukkan bahwa migren yang lebih banyak menyerang perempuan dewasa
merupakan sakit kepala tipe sekunder. Biasanya migren bersifat kronis, dimana serangannya
akan datang berulangkali. Migren biasanya terasa disekitar pelipis (temple), kadang-kadang
di dahi, sekeliling mata atau bagian belakang kepala. Yang anda perlukan adalah berbaring
ditempat yang tenang dan gelap.1

BAB 2
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala berulang dengan
serangan yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi (unilateral), sifatnya berdenyut,
intensitasnya nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh aktivitas , dan dapat disertai mual
atau dan/ atau muntah, fotofobia, dan fonofobia.3
Migren adalah gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala unilateral (kadang
bilateral) yang dapat disetai muntah dan gangguan visual.4
Migren dapat bersifat migren klasik (di dahului gejala visual atau aura lainnya) atau
migren umum (tanpa aura). Migren umum mempunyai karakteristik seperti migren klasik,
tetapi berkembang tanpa gejala peringatan atau berkembang dengan lambat.5
2.2. Epidemiologi
Dari hasil penelitian epidemiologi, migren terjadi hampir 30 juta penduduk Amerika Serikat,
75% di antaranya wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya muncul
antara usia 10-40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun. Migren tanpa
aura umumnya lebih sering terjadi dibandingkan migren disertai aura dengan presentasi
sebanyak 90%.3
Migren biasanya dimulai pada usia remaja (meskipun dapat terjadi pada segala usia),
selanjutnya kejadian migren menurun pada usia 30-40 tahun, dapat makin hebat atau
mengmenghilang selama penderita menstruasi, hamil, atau menaupose. Biasanya terdapat
riwayat keluarga dengan migren atau childhood motion sickness.5
Pada kondisi ini, sering terjadi lebih dari 10% populasi umumnya mengalami
setidaknya satu serangan migren dalam hidupnya. Migren dapat terjadi pada semua umur,
tetapi umumnya onsetnya terjadi pada saat remaja atau usia duapuluhan, wanita lebih sering.
Terdapat riwayat migren

dalam keluarga pada sebagian besar pasien. Anak-anak yang

mengalamii mabuk perjalanan dan muntah yang bersiklus sering kali mengalami migren.
Serta terdapat hubungan antara migren dengan hipertensi dan cedera kepala.4
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 3

2.3. Patofisiologi Migren


Patofisiologi yang mendasari migren belum jelas, tetapi gejala neurologis awal aura (gejala
visual, sensorik, dan fenomena lainnya) menunjukkan fase vasokontriksi intraserebral (ini
merupakan penyederhanaan: aura lebih mungkin merupakan penyebaran gelombang
depolarisasi melalui korteks serebri). Nyeri kepala mungkin disebabkan oleh terjadinya
vasidilatasi setelah vasokontriksi, terutama pada pembuluh darah ektraserebral kulit kepala
dan dura. Terdapat bukti farmakologis mengenai keterlibatan jalur serotonik (5-HT) beserta
neuropeptida vasoaktif. Baru-baru ini studi genetik pada keluarga dengan migren hemiglegia
menunjukan peran kanal kalsium dalam patogenesis migren .4
Migren umum adalah proses sentral yang melibatkan baik kortikal melalui cortical
spreading depression atau proses di batang otak. Proses sentral dibangkitkan melalui
inflamasi neurogenik di meningen dan vasodilatasi, yang dalam hal ini disebut sebagai
mekanisme nyeri perifer, kemudian nosiseptif aferen teraktivasi membawa sinyal nyeri ini
melalui kompleks trigeminoservikal. Dari sistem trigeminoservikal ini sinyal nyeri secara
ascending melalui talamus diteruskan ke korteks. Terjadi pelepasan calcitonin generelated
peptide (CGRP) sebagai vasodilator endogen yang menimbulkan kaskade asam arakhidonat.
Nukleus batang otak dan periaquaductal gray matter (PAG) dianggap berperan sentral dalam
patofisiologi migren. Disfungsi primer terletak pada nukleus batang otak yang terlibat dalam
proses antinosisepsi. Nukleus raphe dorsalis pada PAG merupakan penghasil 65% 5HT otak
dan locus cereleus menghasilkan sekitar 96% norepinefrin di otak.2
2.4. Faktor Pencetus
Faktor-faktoe pencetus yang dapat menyebabkan timbulnya migren:3
1

Perubahan hormon (65,1%). Estrogen dan progesteron merupkan hormon utama yang
berkaitan yang berkaitan dengan serangan migren, baik pada saat maupun di luar
periode menstruasi. Penurunan konsentrasi estrogen dan progesteron pada fase luteal

siklus menstruasi merupakan saat terjadinya serangan migren.


Makanan (26,9%), Makanan serung menyebabkan nyeri kepala pada beberapa orang
antara lain: makanan yang sifat vasodilator (histamin, contohnya: anggur merah,
natrium nitrat), vasokonstriktor (tiramin, contoh: keju; feniletilamin, coklat; kafein),
dan zat tambahan pada makanan (natrium nitrat, monosodium glutamamat/MSG, dan

aspartam).
Stres (79,9%)

Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 4

Rangsangan sensorik.
Sinar yang terang dan menyilaukan (38,1%).
Bau menyengat, termasuk bau menyengat seoerti parfum dan bunga atau bau
yang tidak menyengat seperti tinner dan asap rokok (43,7%).
Faktor fisik.
Kegiatan fisik berlebihan termasuk aktivitas seksual (27,3%).
Perubahan pola tidur, termasuk terlalu banyak tidur (32%), dan gangguan saat

tidur (49,8%).
Perubahan lingkungan (53,2%). Seperti: cuaca, musim, tingkat dataran tinggi, tekanan

7
8

barometer, atau zona waktu.


Alkohol (37,8%).
Merokok (35,7%).

2.5. Fase dan Gambaran Klinis Migren


Migren adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan episode nyeri kepala
paroksismal dan gejala penyerta yang berlangsung 4-72 jam. Migren dapat digambarkan
sebagai kejadian neurologis akibat kerentanan otak terhadap serangan dan berbagai pemicu
dari lingkungan. Penderita migren bereaksi terhadap stimuli normal, yang terjadi akibat
keadaan neuronal yang hipereksitabel. Dapat terjadi tumpang tindih fase migren yang terdiri
dari: fase prodromal, aura, nyeri kepala dan postdromal.2

a. Fase Prodromal
Fase prodromal dapat ditemukan sekitar 10-80% penderita migren, fase ini
mendahului timbulnya fase nyeri kepala yang berlangsung 1-24 jam dengan gambaran klinis
berupa iritabilitas, eksitabilitas, hiperaktif, atau depresi. Gejala awal ini juga termasuk
hipoaktif, keinginan makan, menguap berulangulang, kaku leher, dan lain-lain. Gejala- gejala
prodromal ini menunjukkan sistem saraf sentral yang terlibat dalam serangan migren.2
b. Fase Aura
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 5

Aura didapatkan pada 15-20% penderita migren. Fase ini kontradiktif dengan fase
prodromal; merupakan fenomena fokal bisa berupa gejala positif (kelebihan sensasi) dan
negatif (sedikit sensasi). Aura tipikal berlangsung 5-60 menit, 90% berupa aura visual,
yang lain bisa berupa gangguan sensoris maupun gangguan bicara (disfasia). Aura tersering
adalah berupa kilatan visual scotoma dengan pandangan kabur sebagian.2
c.

Fase Nyeri Kepala


Nyeri kepala pada penderita migren 60% unilateral, dapat berpindah-pindah, mungkin

berbeda sisi pada serangan yang berbeda. Karakteristik nyeri kepala pada migren adalah
unilateral atau bilateral, bisa di frontal, oksipital atau suboksipital dengan intensitas sedang
sampai berat, berdenyut, dan diperberat dengan aktivitas fisik atau batuk, bersin, dan turun
atau naik tangga.2
Gejala penyerta yang penting saat serangan migren adalah anoreksia, mual dan atau
muntah. Mual terjadi pada 90% penderita sedangkan muntah terjadi pada sepertiga penderita.
Dibedakan dari mual muntah pada meningitis yang mungkin hanya sekali sedangkan
penderita migren berulangulang. Gejala lain adalah gangguan persepsi visual berlebihan
berupa fotofobia, fonofobia, dan ketidaksukaan akan baubauan. Penderita lebih suka di
ruangan gelap dan tenang. Selain itu, dapat juga disertai hipertensi ortostatik, dizziness,
gangguan behavior, seperti irritable, gangguan memori, dan sulit berkonsentrasi.2
d. Fase Postdromal
Setelah fase nyeri kepala penderita biasanya terganggu konsentrasinya dan merasa
lelah, kehabisan tenaga, iritabel. Kemudian penderita merasa lemah, kesakitan, dan lapar.2
2.6. Klasifikasi Migren dan Kreteria Diagnosa 6
a

Migren tanpa aura

Istilah sebelumnya : Common migren, Hemikrania simpleks.


Deskripsi:
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam. Karekteristik nyeri
kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas
fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.
Kriteria diagnostik :
A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil
diobati).
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 6

C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut:


1. Lokasi unilateral
2. Kualitas berdenyut
3. Intensitas nyeri sedang atau berat
4. Keadaan bertambah berat oleh aktifitas fisik atau penderita menghindari aktivitas fisik
rutin (seperti berjalan atau naik tangga).
D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini:
1. nausea dan atau muntah
2. fotofobia dan fonofobia.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
b. Migren dengan aura
Istilah Sebelumnya: Migren Klasik, oftalmik, hemiparestetik, hemiplegi atau afasia migren,
migren accompagnee, migren komplikasi.
Deskripsi:
Suatu serangan nyeri kepala berulang dimana didahului gejala neurologi fokal yang
reversible secara bertahap 5-20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit. Gambaran
Nyeri kepala yang menyerupai migren tanpa aura biasanya timbul sesudah gejala aura.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B
B. Migren dengan aura yang memenuhi kriteria B dan C satu diantara 1-6.
C. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.

1. Migren dengan aura tipikal.


Deskripsi:
Aura tipikal terdiri dari gejala visual dan/atau sensoris dan/atau berbahasa. Yang berkembang
secara bertahap, durasi tidak lebih dari 1 jam, bercampur gambaran positif dan negatif,
kemudian menghilang sempurna yang memenuhi kriteria dari migren tanpa aura.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
B. Adanya aura yang terdiri paling sedikit satu dari dibawah ini tetapi tidak dijumpai
kelemahan motorik:
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 7

1. Gangguan visual yang reversibel seperti: positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintik
bintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).
2. Gangguan sensoris yang reversible termasuk positif (pins and needles), dan atau negatif
(hilang rasa/kebas).
3. Gangguan bicara disfasia yang reversible sempurna.
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral
2. paling tidak timbul satu macam aura secara gradual > 5 menit dan/atau jenis aura yang
lainnya > 5menit.
3. masing gejala berlangsung > 5 dan < 60 menit.
D. Nyeri kepala memenuhi kriteria B-D. Migren tanpa aura dimulai bersamaan dengan aura
atau sesudah aura selama 60 menit.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
2. Nyeri kepala non migren dengan aura tipikal.
Deskripsi:
Aura berisikan gangguan visual dan atau gangguan sensoris dan atau gangguan bicara.
Perkembangan gradual, durasi tidak melebihi 1 jam, bercanpur dengan gambaran postif dan
negatif dan berisikan komplet dari karakteristik dengan aura yang tidak memenuhi syarat
migren tanpa aura.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
B. Adanya aura yang berisikan paling sedikit satu dari dibawah ini tetapi tidak dijumpai
kelemahan motorik:
1. Gangguan visual yang berulang seperti : positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintikbintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).
2. Gangguan sensoris termasuk positif (pins and needles),dan atau negatif (hilang rasa).
3. Gangguan bicara disfasia.
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Gejala visual homonim dan atau gejala sensoris unilateral.
2. Paling sedikit 1 gejala aura timbal secara gradual > 5 menit dan/ atau gejala aura yang
lainnya terdapat > 5menit.
3. Setiap gejala berlangsung > 5 dan < 60 menit.
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 8

D. Nyeri kepala yang tidak memenuhi kriteria B-D pada. Migren tanpa aura yang dimulai
selama aura atau diikuti aura selama 60 menit.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
3. Aura tipikal tanpa nyeri kepala
Deskripsi:
Aura yang tipikal berupa gangguan visual dan/atau sensorik dengan atau tanpa gangguan
berbicara. Timbul secara gradual, durasi tidak melebihi dari1 jam, campuran gambaran positif
dan negatif dan akan pulih secara reversible sempurna dan tidak berhubungan dengan nyeri
kepala.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
B. Adanya aura paling sedikit satu dari dibawah ini dan tidak dijumpai kelemahan motorik:
1. Gangguan visual yang reversible seperti : positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintikbintik atau garis-garis) dan/atau negatif (hilangnya penglihatan).
2. Gangguan sensoris yang reversible seperti positif (pins and needles), dan/atau negatif
(hilang rasa/kebas)
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Gejala visual homonim dan/ atau gejala unilateral sensoris.
2. Paling tidak ada satu gejala aura yang timbal secara gradual > 5 menit dan/atau aura
yang lainnya > 5 menit.
3. Tiap gejala berlangsung > 5 dan < 60 menit.
D.Tidak didapati Nyeri kepala selama aura atau sesudah timbulnya aura dalam waktu 60
menit.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
4. Familial hemiplegik migren (FHM)
Deskripsi:
Migren dengan aura termasuk kelemahan motorik dan paling tidak ada satu keturunan
pertama atau kedua dari keluarga menderita migren dengan aura termasuk kelemahan
motorik.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 9

B. Adanya aura berupa kelemahan motorik yang reversible disertai paling sedikit satu dari
dibawah ini:
1

Gejala visual yang reversible sempurna berupa gejala: positif (cahaya yang berkedipkedip, bintik-bintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).

2. Gejala sensoris yang reversible sempurna berupa positif (pins and needles), dan atau
negatif (hilang rasa/kebas).
3. Gangguan bicara disfasia yang reversible.
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. paling tidak ada satu gejala aura yang timbul secara gradual > 5menit dan /atau aura
yang lainnya terjadi > 5 menit.
2. Tiap gejala aura berlangsung > 5 menit dan < 24 jam
3. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D pada migren tanpa aura dimulai selama aura
atau sesudah onset aura selama 60 menit.
D. Paling tidak ada satu dari keluarga keturunan pertama atau kedua yang menderita serangan
yang memenuhi kriteria A-E.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
5. Sporadik hemiplegik migren
Deskripsi :
Migren dengan aura termasuk kelemahan motorik tetapi tidak terdapat pada keluarga pada
keturunan pertama atau kedua yang mempunyai aura termasuk juga kelemahan motorik.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C.
B. Adanya aura yang terdiri atas kelemahan motorik yang reversible sempurna dan disertai
paling tidak satu dibawah ini:
1. Gejala visual yang reversible sempurna seperti : positif (cahaya yang berkedip-kedip,
bintik-bintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).
2. Gejala sensoris yang reversible sempurna termasuk positif (pins and needles), dan /atau
negatif ( hilang rasa).
3. Gangguan bicara disfasia yang reversible sempurna .
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Paling tidak ada satu gejala aura yang timbul secara gradual > 5menit dan/ atau gejala
aura lain > 5menit.
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 10

2. Tiap gejala aura berlangsung > 5 menit dan < 24 jam


3. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D pada migren tanpa aura dimulai selama
adanya aura atau sesudah onset aura dalam waktu 60 menit.
D. Tidak ada riwayat keluarga keturunan pertama atau kedua mengalami serangan yang
memenuhi kriteria A-E.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
6. Migren tipe basiler
Istilah sebelumnya : Migren arteri basiler, basiler migren.
Deskripsi:
Migren dengan aura yang berasal dari keterlibatan brain stem dan atau keterlibatan
kedua hemisfer secara simultan tetapi tidak dijumpainya kelemahan motorik.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
B. Dijumpainya paling tidak 2 serangan aura yang reversible sempurna, tanpa ada kelemahan
motorik:
1. disartria
2. vertigo
3. tinitus
4. Hypacusia
5. diplopia
6. gejala visual yang simultan kedua lapang pandang temporal dan nasal dari kedua mata.
7. ataksia
8. kesadaran menurun
9. parestesis bilateral simultan.
C. Paling sedikit satu dari dibawah ini :
1. Paling tidak satu gejala Aura yang timbul secara gradual > 5 menit dan/ atau gejala aura
lain yang terjadi lebih dari 5 menit.
2. Tiap gejala aura berlangsung > 5 menit dan < 60 menit.
D. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D pada migren tanpa aura timbul pada waktu
bersaman dengan aura ataupun sesudah onset aura dalam waktu 60 menit.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 11

C. Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor migren


1. cyclical vomiting
Deskripsi :
Cyclic vomiting adalah suatu serangan episodik yang berulang, biasanya stereotipik pada
seseorang berupa muntah & mual terus menerus. Serangan tersebut disertai dengan kulit
pucat dan lethargi. Di antara dua serangan di dapatkan resolusi komplet dari gejala.
Kriteria Diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B & C
B. Serangan episodik, stereotipik pada seseorang berupa mual terus menerus, muntah yang
berlangsung dari 1 jam sampai 5 hari.
C. Muntah selama serangan berlangsung sekurang-kurangnya 4x/jam selama 1 jam
D. Di antara 2 serangan tidak terdapat gejala.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
Gejala-gejala yang biasanya menyertai cyclical vomiting: Abdominal pain, diare, nyeri
kepala, demam, social withdrawl, dehidrasi, Photophobia, Trigger factor: stress, kelelahan,
mabuk perjalanan.
Terapi:
Terapi saat serangan
1. Erythromycin ethylsuccinate 20 mg/kg/hr dalam dosis terbagi 2x/hari selama 7 hari
2. Anti migren
3. Anti muntah
Terapi profilaksis:
1. Amitriptillin
2. Cyproheptadin
2. Migren abdominal
Deskripsi:
Suatu gangguan idiopatik dan berulang terutama pada anak-anak yang ditandai dengan nyeri
abdomen bagian tengah, dan episodik berlangsung antara 1 72 jam dengan episode bebas
gejala di antara 2 serangan. Intensitas Nyeri biasanya sedang sampai berat disertai gejala
vasomotor, mual dan muntah.
Kriteria Diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 5 serangan memenuhi kriteria B D.
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 12

B. Serangan nyeri abdominal berlangsung antara 1 72 jam (tanpa terapi/gagal terapi)


C. Nyeri abdominal mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Lokasi midline, peri-umbilikal atau sulit dilokalisir
2. Nyeri tumpul
3. Intensitas sedang sampai dengan berat
D. Selama serangan nyeri abdominal sekurang-kurangnya ada 2 gejala yang menyertai yaitu:
1. Anoreksia
2. Nausea
3. muntah
4. Pucat
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
Catatan:
Serangan migren Abdominal bisa diprovokasi oleh: stress, kelelahan, kurang tidur, salah
makan. Biasanya tidak dijumpai aura spesifik. Pada beberapa anak dilaporkan mengalami
gejala prodromal non spesifik:perubahan perilaku, perasaan tidak enak, nyeri kepala dan
anoreksia.
Terapi:
1. Anti emetik: metoclopramide
2. Analgesik: parasetamol, diklofenak, kodein
3. Ergotamin
4. Triptans
5. Terapi cairan bila muntah berat.
6. Hidroterapi
7. Abdominal castor oil
Terapi profilaksis:
Beta blockers, Cyproheptadin, Tricyclic antidepresan, Pizatifen, Aspirin, Diet tinggi serat,
Anti konvulsan
D. Migren Retinal
Deskripsi:
serangan berulang dari gangguan visual monokuler termasuk skintilasi, skotoma atau
kebutaan pada serangan migrain.
Kriteria Diagnostik:
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 13

A Sekurang-kurangnya 2 serangan memenuhi kriteria B dan C


B Phenomena visual positif/negatif monokuler yang reversible penuh (skintilasi,
skotoma, kebutaan) yang dibuktikan dengan pemeriksaan selama serangan atau
penderita menggambarkan adanya gambaran defek lapangan pandang monoculer
selama serangan
C Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B D untuk migrain tanpa aura dimulai selama
serangan atau sesudahnya selama kurang dari 60 menit.
D Pemeriksaan oftalmologik di antara serangan adalah Normal.
E Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
Terapi:
Terapi profilaksis: Calcium Channel Blocker, Beta blocker
E. Komplikasi migren
1. Migren kronik
Deskripsi : Sakit kepala yang terjadi 15 hari dalam satu bulan selama lebih dari 3 bulan dan
tidak adanya penggunaan obat berlebihan.
Kriteria Diagnostik:
A. Nyeri kepala yg memenuhi kriteria C & D pada migren tanpa aura yang terjadi 15 hari /
bulan selama > 3 bulan
B. Tidak berkaitan dengan gangguan lain
2. Status migren
Deskripsi: Suatu serangan migren berat yang berlangsung 72 jam.
Kriteria Diagnostik :
A. Adanya serangan pada pasien migren tanpa Aura yang khas seperti serangan sebelumnya
kecuali lama serangannya.
B. Gambaran nyeri kepala adalah 2 hal berikut ini :
1. Tidak hilang 72 jam
2. Intensitas berat
C. Tidak berkaitan dengan gangguan lain
3. Aura persisten tanpa infark
Deskripsi: Tanda aura yang persisten lebih dari 1 minggu tanpa adanya gambaran infark pada
pemeriksaan radiologis
Kriteria Diagnostik:
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 14

A. Adanya serangan pada pasien 1.2. Migren dengan aura yang khas seperti serangan
sebelumnya kecuali satu atau lebih tandatanda aura yang berlangsung selama > 1
minggu.
B. Tidak berkaitan dengan gangguan lain
4. Migrenous infark
Deskripsi: Satu atau lebih tanda - tanda aura migren sehubungan dengan lesi iskemia otak
pada teritori yang sesuai, dibuktikan dengan pemeriksaan neuroimaging
Kriteria Diagnostik:
A Adanya serangan pada pasien migren dengan aura yang khas seperti serangan
sebelumnya kecuali satu atau lebih tanda-tanda aura yang menetap lebih dari 60 menit
B Pemeriksaan neuroimaging menunjukkan infark iskemia denganarea yg sesuai
C Tidak berkaitan dengan kelainan yg lain
5. Migraine triggered seizure
Deskripsi: Suatu bangkitan yang dicetuskan oleh migraine aura.
Kriteria Diagnostik:
A. Migren yang memenuhi kriteria migren dengan aura
B. Suatu bangkitan yang memenuhi kriteria diagnostik untuk satu tipe serangan epilepsi
yang terjadi selama / dalam 1 jam sesudah suatu aura migren

2.7. Penegakan Diagnosis


Nyeri Kepala adalah gejala yang sering dijumpai namun jarang didahului oleh penyakit
serius. Maka, penting untuk mengetahui gejala nyeri kepala dengan hati-hati , mencoba
mencapai diagnosis kausal yang tepat, dan menentukan adanya tanda yang menunjukkan
penyebab nyeri kepala yang berbahaya.7
Anamnesis

Apa yang dimaksud pasien dengan nyeri kepala? Adakah rasa nyeri? Bagaimana

rasanya (misalnya berdenyut, menusuk, atau sakit)?


Bagai mana awalnya? Apakah timbul bertahap atau mendadak? Apa yang
memicunya?

Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 15

Pernakah ada gejala penyerta (misalnya gangguan penglihatan, muntah, mual,

demam, fotofobia, kaku leher, atau defisit neurologis)?


Apakah sama dengan nyeri kepala sebelumnya? Seberapa sering pasien mengalami

nyeri kepala?
Apakah yang biasanya memicu nyeri kepala? Ketegangan, kecemasan, atau

sebagainya?
Bagaimana bedanya nyeri kepala yang sekarang dengan yang sebelumnya?
Adakah riwayat trauma?
Adakah tanda-tanda peningkatan takanan intrakranial? Apakah nyeri kepala diperberat

dengan batuk atau tegangan? Apakah nyeri kepala membangunankan pasien?


Adakah tanda-tanda meningitis? Gejala penyerta kaku leher, fotofobia, demam,

mengantuk?
Adakah riwayat onset nyeri kepala yang sangat mendadak yang menunjukan

perdarahan subaraknoid?
Adakah gejala neurogis penyerta?
Apakah ada perubahan kepribadian, kemunduran kamampuan mental? Anamnesis
dari kerabat biasanya sangat informatif.

Riwayat penyakit Terdahulu

Tanyakan nyeri kepala sebelumnya. Khususnya migren dengan deskripsi terinci.


Tanyakan kondisi neurogis sebelumnya.
Apakah pasien menderita hipertensi?

Obat-obatan

Adakah obat-obatan yang di komsumsi untuk nyeri kepala

Riwayat Keluarga

Adakah riwayat nyeri kepala di keluarga, khususnya migren?


Adakah riwayat perdarahan otak, perdarahan subaraknoid, atau miningitis dalam
keluarga?

Penegakan diagnosa dan diagnosa banding migren :7


Jenis
Nyeri Kepala
Nyeri kepala tegang Seluruh

Gejala lain
Nyeri/Kaku leher

Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Pemeriksaan Fisik
Normal

Page 16

(tension headache)
Migren

bagian kepala
Berdenyut,

Muntah, Aura visual, Normal (bisa migren

Unilateral,

Fotofobia

hemiplegiktapi

Cluster

Rekuren
Terlokalisasi

Mata berair

jarang)
Injeksi kanjutiva

Subaraknoid

dimata, rekuren
Onset

Kaku leher, fotofobia

Meningismus,

Miningitis

sangat mendadak
Berat

Demam
Kaku leher, demam, Meningismus

Memburuk

mengantuk, fotofobia
Gejala neurologis

TIK meningkat

demam
Edema pupil

dengan

Tanda

regangan/batuk,

neurologis fokal

Nyeri kepala
dini hari.

Jenis-jenis nyeri kepala : 8


Nyeri

Sifat

Kepala
Migren

nyeri
Berdenyut

Umum
Migren

Lokasi

Lama

Frekuensi

Gejala ikutan

Unilateral

nyeri
6-48 jam

Sporadik

Mual,

beberapa

malaise,

kali sebulan
Idem

fotofobia
Prodroma

Atau
Berdenyut

bilateral
Unilateral

3-12 jam

Klasik

muntah,

visual,

mual,

muntah,malaise,
Klaster

fotofobia
Lakrimasi

Menjemukan, Unilateral,

15-120

Serangan

Tajam

menit

berkelompok ipsilateral,

orbita

dengan

wajah

remisi lama

hidung

merah,

tersumbat,
Tipe Tegang

Tumpul,

Difus,

Terus

Kostan

Horner
Depresi, ansietas

Neuralgia

ditekan
Ditusuk-

bilateral
Dermatom

menerus
Singkat,

Beberapa

Zona

Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

pemicu

Page 17

trigeminus
Atipikal
Sinus
Lesi

tusuk

saraf V

15-60

kali sehari

nyeri

Tumpul

Unilateral

detik
Terus

Konstan

Depresi, kadang-

Tumpul/

atau bilateral
Di atas sinus

menerus
Bervariasi

Unilateral

atau konstan
Bervariasi, Bervariasi,

Papiledema,

(awal),

progresif

semakin

defisit neurologik

sering

fokal,

Tajam
desak bervariasi

ruang

Bilateral

kadang psikosis

Sporadik

(lanjut)

Rinore

mental

gangguan
atau

perilaku, kejang,
dll

2.8. Penatalaksanaan Migren


Sasaran Pengobatan Migren
Sasaran pengobatan tergantung lama dan intensitas nyeri, gejala penyerta, derajat disabilitas
serta respon awal dari pengobatan dan mungkin pula ditemukan penyakit lain seperti epilepsi,
ansietas, stroke,infark miokard. Karena itu harus hati-hati memberikan obat. Bila ada gejala
mual/muntah, obat diberikan rektal, nasal, subkutan atau intra vena.
Penatalaksanaan Pengobatan Migren
Tatalaksana pengobatan migren dapat dibagi kepada 4 kategori :
A. Langkah umum
B. Terapi abortif
C. Langkah menghilangkan rasa nyeri
D. Terapi preventif
A. Langkah Umum
Perlu menghindari pencetus nyeri, seperti perubahan pola tidur, makanan, stress dan rutinitas
sehari-hari, cahaya terang, kelap kelip, perubahan cuaca, berada ditempat yang tinggi seperti
gunung atau di pesawat udara.
B. Terapi Abortif
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 18

Pada serangan ringan sampai sedang atau serangan berat yang berespon baik terhadap

obat yang sama dapat dipakai : analgetik OTCs(Over The Counters), NSAIDs (oral)
Bila tidak respon terhadap NSAIDs, dipakai obat spesifik seperti: Triptans
(naratriptans, rizatriptan, sumatriptan, zolmitriptan), Dihydro ergotamin (DHE), Obat
kombinasi (misalnya : aspirin dengan asetaminophen dan kafein), Obat golongan

ergotamin .
Yang tidak respon terhadap obat-obat diatas dapat dipakai opiate dan analgetik yang
mengandung butalbital.

C. Langkah Menghilangkan Rasa Nyeri :


Terapi abortif mungkin belum mengatasi nyeri secara komplit, mungkin dibutuhkan analgesik
NSAIDs. Obat OTCs yang direkomendasikan FDA ialah kombinasi aspirin 250 mg,
acetaminophen 250 mg dan caffein 65 mg. Ketoralac tromethamin non narcotic, non
habituating dapat dipakai, efek sampingnya minim, dosis 60 mg i.m. Analgesik narkotik,
antiemetik, pheno-tyhiazines, dan kompres dingin bisa mengurangi nyeri. Analgesik narkotik
(codein, meperidine HCL, methadone HCL) diberikan parenteral, efektif menghilangkan
nyeri, hanya menyebabkan ketergantungan. Anti emetik diberikan parenteral atau
suppositoria (phenergan, chlopromazine dan prochlorperazine) mempunyai efek sedatif dan
anti mual.
Transnasal butorphanol tartrate diberikan parenteral. Pemberian nasal efektif karena sifat
mukosa hidung lebih cepat mengabsorbsi.
D. Terapi preventif
Prinsip umum terapi preventif :
1. Mengurangi frekuensi berat dan lamanya serangan
2. Meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan
3. Meningkatkan aktivitas sehari-hari, serta pengurangan disabilitas.
Indikasi terapi preventif berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Serangan berulang yang mengganggu aktifitas
2. Nyeri kepala yang sering
3. Ada kontra indikasi terhadap terapi akut
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 19

4. Kegagalan terapi atau over use


5. Efek samping yang berat pada terapi akut
6. Biaya untuk terapi akut dan preventif
7. Keinginan yang diharapkan penderita
8. Munculnya gejala-gejala dan kondisi yang luar biasa,umpamanya migren basiler
hemiplegik, aura yang manjang.
Formula Prevensi Migren.
- Pemakaian obat :
Dosis rendah yang efektif dinaikkan pelan-pelan (start low go slow) sampai dosis efektif.
Efek klinik tercapai setelah 2-3 bulan
- Pendidikan terhadap penderita :
Teratur memakai obat, perlu diskusi rasional tentang pengobatan, efek samping.
- Evaluasi :
Headache diary merupakan suatu gold standart evaluasi serangan, frekuensi, lama,
beratnya serangan, disabilitas dan respon obat
- Kondisi penyakit lain :
Pedulikan kelainan yang sedang diderita seperti stroke, infark myocard, epilepsi dan ansietas,
penderita hamil (efek teratogenik), hati-hati interaksi obat-obat.

Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 20

BAB 3
KESIMPULAN
Migren adalah nyeri kepala berulang dengan serangan yang berlangsung 4-72 jam.
Nyeri biasanya sesisi (unilateral), sifatnya berdenyut, intensitasnya nyerinya sedang sampai
berat, diperberat oleh aktivitas , dan dapat disertai mual atau dan/ atau muntah, fotofobia,
dan fotonobia. Migren merupakan gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala
unilateral (kadang bilateral) yang dapat disetai muntah dan gangguan visual.
Sebanyak 3 dari 4 penderita migrain adalah perempuan. Artinya, lebih banyak
perempuan yang mengalami migrain daripada pria. Di seluruh dunia, migrain mengenai 25%
wanita dan 10% pria. Migrain paling sering mengenai orang dewasa (umur antara 20 sampai
50 tahun), tetapi seiring bertambahnya umur, tingkat keparahan dan keseringan semakin
menurun. Migrain biasanya banyak mengenai remaja. Bahkan, anak-anak pun dapat
mengalami migrain, baik dengan atau tanpa aura. Resiko mengalami migrain semakin besar
pada orang yang mempunyai riwayat keluarga penderita migrain.
Dari hasil penelitian epidemiologi, migren terjadi hampir 30 juta penduduk Amerika
Serikat, 75% di antaranya wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya
muncul antara usia 10-40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun.
Migren tanpa aura umumnya lebih sering terjadi dibandingkan migren disertai aura dengan
presentasi sebanyak 90%.

Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 21

Migren biasanya dimulai pada usia remaja (meskipun dapat terjadi pada segala usia),
selanjutnya kejadian migren menurun pada usia 30-40 tahun, dapat makin hebat atau
mengmenghilang selama penderita menstruasi, hamil, atau menaupose. Biasanya terdapat
riwayat keluarga dengan migren atau childhood motion sickness.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas

sadeli.

Migren.[cited

2014

March

25].

Available

from:

http://www.akfarsam.ac.id
2. Surharja Isti. Strategi Pengobatan Akut Migren. Departemen Neurologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia. [Online].; 2013 [cited 2014
March 25]. Available from: http://www.kalbemed.com
3. Dewanto George, Suwano W J,Rynto Budi, Turana Yuda.Panduan Praktis Diagnosis
& Tata Laksana Penyakit Saraf.Jakarta:EGC;2009.hal.102-106.
4. Ginsberg Lionel. Lecture Notes : Neurologi. Ed 8. Jakarta:Erlangga;2008.hal 72-78.
5. Weiner Howard L, Levitt Lawrence P. Buku Saku Neurologi. Ed 5.
Jakarta:EGC;2001.hal 70.
6. Migren.[cited 2014 March 25]. Available from: http://www.usupress.usu.ac.id.
7. Gleadle
Jonathan.
At
a
Glance.
Anamnesis
Dan
Pemeriksaan
Fisik.Jakarta:EMS;2007.hal 61-62.
8. Mansjoer Arif, Suprahaita,Wardhani W I, Setiowulan W. Kapita Selekta
Kedokteran.FK UI.Ed 2.Jilid 2.Jakarta:Media Aesculapius;2000.hal 34-35.

Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S

Page 22

Anda mungkin juga menyukai