PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Sakit kepala atau yang dalam bahasa medisnya disebut Cephalalgia, adalah suatu kondisi
sakit yang terletak di sekitar kepala, terkadang rasa sakit pada leher atau bagian atas leher
juga disebut sakit kepala. Sakit kepala merupakan salah satu jenis penyakit yang sering
dirasakan orang banyak.1
Salah satu jenis sakit kepala yang juga banyak dikeluhkan adalah sakit kepala sebelah
atau migrain. Kata migrain berasal dari bahasa Yunani yaitu hemicrania (hemi = setengah,
cranium = tengkorak kepala). Serangan sakit kepala migrain terasa lebih menyiksa dan
terkadang datang tiba-tiba. Penderita migrain akan merasakan nyeri dan berdenyut seperti
dipukuli dan ditarik-tarik dan biasanya disertai dengan gangguan saluran cerna seperti mual
dan muntah. Penderitanya pun cenderung menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, suara dan
bau-bauan. Hal itu tentu amat mengganggu dan bisa menghambat segala aktifitas si
penderita.1
Migren adalah nyeri kepala heterogen dengan nyeri hebat dan durasi lama
dibandingkan dengan nyeri kepala lain. Walaupun kebanyakan penderita migren dilaporkan
nyerinya sedang sampai berat selama serangan, pengobatan terbanyak adalah dengan
menggunakan obat-obatan over-thecounter (OTC).2
Serangan sakit kepala migrain dapat terjadi beberapa kali setahun sampai beberapa
kali seminggu, dengan lama serangan biasanya 1-2 jam. Migrain atau sakit kepala sebelah
sebenarnya belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, diperkirakan jenis sakit
kepala ini disebabkan karena adanya hiperaktifitas impuls listrik otak yang meningkatkan
aliran darah di otak sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi
(luka radang).1
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa migren adalah salah satu dari
20 penyakit terbanyak yang menimbulkan gangguan aktivitas kehidupan seseorang, selain itu
juga menjadi beban biaya yang cukup tinggi setelah epilepsi, stroke, sindrom Parkinson,
sklerosis multipel dan penyakit Alzheimer. Karena berat, lama dan gejala yang menyertai
migren cukup berat, pengobatan saat serangan migren menjadi penting. Tujuan utama
pengobatan akut adalah onset cepat, cukup efektif, secara konsisten dapat menurunkan nyeri
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 1
tanpa menimbulkan serangan ulang nyeri kepala dan bermanfaat sebagai obat penolong saat
serangan.2
Sebanyak 3 dari 4 penderita migrain adalah perempuan. Artinya, lebih banyak
perempuan yang mengalami migrain daripada pria. Di seluruh dunia, migrain mengenai 25%
wanita dan 10% pria. Migrain paling sering mengenai orang dewasa (umur antara 20 sampai
50 tahun), tetapi seiring bertambahnya umur, tingkat keparahan dan keseringan semakin
menurun. Migrain biasanya banyak mengenai remaja. Bahkan, anak-anak pun dapat
mengalami migrain, baik dengan atau tanpa aura. Resiko mengalami migrain semakin besar
pada orang yang mempunyai riwayat keluarga penderita migrain.1
Pada wanita migren sangat berhubungan dengan naik-turunnya hormon. Banyak
wanita yang terserang migren beberapa hari sebelum menstruasi. Sebagian wanita lainnya
justru menderita migren ketika datang bulan.1
Fakta menunjukkan bahwa migren yang lebih banyak menyerang perempuan dewasa
merupakan sakit kepala tipe sekunder. Biasanya migren bersifat kronis, dimana serangannya
akan datang berulangkali. Migren biasanya terasa disekitar pelipis (temple), kadang-kadang
di dahi, sekeliling mata atau bagian belakang kepala. Yang anda perlukan adalah berbaring
ditempat yang tenang dan gelap.1
BAB 2
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala berulang dengan
serangan yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi (unilateral), sifatnya berdenyut,
intensitasnya nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh aktivitas , dan dapat disertai mual
atau dan/ atau muntah, fotofobia, dan fonofobia.3
Migren adalah gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala unilateral (kadang
bilateral) yang dapat disetai muntah dan gangguan visual.4
Migren dapat bersifat migren klasik (di dahului gejala visual atau aura lainnya) atau
migren umum (tanpa aura). Migren umum mempunyai karakteristik seperti migren klasik,
tetapi berkembang tanpa gejala peringatan atau berkembang dengan lambat.5
2.2. Epidemiologi
Dari hasil penelitian epidemiologi, migren terjadi hampir 30 juta penduduk Amerika Serikat,
75% di antaranya wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya muncul
antara usia 10-40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun. Migren tanpa
aura umumnya lebih sering terjadi dibandingkan migren disertai aura dengan presentasi
sebanyak 90%.3
Migren biasanya dimulai pada usia remaja (meskipun dapat terjadi pada segala usia),
selanjutnya kejadian migren menurun pada usia 30-40 tahun, dapat makin hebat atau
mengmenghilang selama penderita menstruasi, hamil, atau menaupose. Biasanya terdapat
riwayat keluarga dengan migren atau childhood motion sickness.5
Pada kondisi ini, sering terjadi lebih dari 10% populasi umumnya mengalami
setidaknya satu serangan migren dalam hidupnya. Migren dapat terjadi pada semua umur,
tetapi umumnya onsetnya terjadi pada saat remaja atau usia duapuluhan, wanita lebih sering.
Terdapat riwayat migren
mengalamii mabuk perjalanan dan muntah yang bersiklus sering kali mengalami migren.
Serta terdapat hubungan antara migren dengan hipertensi dan cedera kepala.4
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 3
Perubahan hormon (65,1%). Estrogen dan progesteron merupkan hormon utama yang
berkaitan yang berkaitan dengan serangan migren, baik pada saat maupun di luar
periode menstruasi. Penurunan konsentrasi estrogen dan progesteron pada fase luteal
aspartam).
Stres (79,9%)
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 4
Rangsangan sensorik.
Sinar yang terang dan menyilaukan (38,1%).
Bau menyengat, termasuk bau menyengat seoerti parfum dan bunga atau bau
yang tidak menyengat seperti tinner dan asap rokok (43,7%).
Faktor fisik.
Kegiatan fisik berlebihan termasuk aktivitas seksual (27,3%).
Perubahan pola tidur, termasuk terlalu banyak tidur (32%), dan gangguan saat
tidur (49,8%).
Perubahan lingkungan (53,2%). Seperti: cuaca, musim, tingkat dataran tinggi, tekanan
7
8
a. Fase Prodromal
Fase prodromal dapat ditemukan sekitar 10-80% penderita migren, fase ini
mendahului timbulnya fase nyeri kepala yang berlangsung 1-24 jam dengan gambaran klinis
berupa iritabilitas, eksitabilitas, hiperaktif, atau depresi. Gejala awal ini juga termasuk
hipoaktif, keinginan makan, menguap berulangulang, kaku leher, dan lain-lain. Gejala- gejala
prodromal ini menunjukkan sistem saraf sentral yang terlibat dalam serangan migren.2
b. Fase Aura
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 5
Aura didapatkan pada 15-20% penderita migren. Fase ini kontradiktif dengan fase
prodromal; merupakan fenomena fokal bisa berupa gejala positif (kelebihan sensasi) dan
negatif (sedikit sensasi). Aura tipikal berlangsung 5-60 menit, 90% berupa aura visual,
yang lain bisa berupa gangguan sensoris maupun gangguan bicara (disfasia). Aura tersering
adalah berupa kilatan visual scotoma dengan pandangan kabur sebagian.2
c.
berbeda sisi pada serangan yang berbeda. Karakteristik nyeri kepala pada migren adalah
unilateral atau bilateral, bisa di frontal, oksipital atau suboksipital dengan intensitas sedang
sampai berat, berdenyut, dan diperberat dengan aktivitas fisik atau batuk, bersin, dan turun
atau naik tangga.2
Gejala penyerta yang penting saat serangan migren adalah anoreksia, mual dan atau
muntah. Mual terjadi pada 90% penderita sedangkan muntah terjadi pada sepertiga penderita.
Dibedakan dari mual muntah pada meningitis yang mungkin hanya sekali sedangkan
penderita migren berulangulang. Gejala lain adalah gangguan persepsi visual berlebihan
berupa fotofobia, fonofobia, dan ketidaksukaan akan baubauan. Penderita lebih suka di
ruangan gelap dan tenang. Selain itu, dapat juga disertai hipertensi ortostatik, dizziness,
gangguan behavior, seperti irritable, gangguan memori, dan sulit berkonsentrasi.2
d. Fase Postdromal
Setelah fase nyeri kepala penderita biasanya terganggu konsentrasinya dan merasa
lelah, kehabisan tenaga, iritabel. Kemudian penderita merasa lemah, kesakitan, dan lapar.2
2.6. Klasifikasi Migren dan Kreteria Diagnosa 6
a
Page 6
Page 7
1. Gangguan visual yang reversibel seperti: positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintik
bintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).
2. Gangguan sensoris yang reversible termasuk positif (pins and needles), dan atau negatif
(hilang rasa/kebas).
3. Gangguan bicara disfasia yang reversible sempurna.
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral
2. paling tidak timbul satu macam aura secara gradual > 5 menit dan/atau jenis aura yang
lainnya > 5menit.
3. masing gejala berlangsung > 5 dan < 60 menit.
D. Nyeri kepala memenuhi kriteria B-D. Migren tanpa aura dimulai bersamaan dengan aura
atau sesudah aura selama 60 menit.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
2. Nyeri kepala non migren dengan aura tipikal.
Deskripsi:
Aura berisikan gangguan visual dan atau gangguan sensoris dan atau gangguan bicara.
Perkembangan gradual, durasi tidak melebihi 1 jam, bercanpur dengan gambaran postif dan
negatif dan berisikan komplet dari karakteristik dengan aura yang tidak memenuhi syarat
migren tanpa aura.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
B. Adanya aura yang berisikan paling sedikit satu dari dibawah ini tetapi tidak dijumpai
kelemahan motorik:
1. Gangguan visual yang berulang seperti : positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintikbintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).
2. Gangguan sensoris termasuk positif (pins and needles),dan atau negatif (hilang rasa).
3. Gangguan bicara disfasia.
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Gejala visual homonim dan atau gejala sensoris unilateral.
2. Paling sedikit 1 gejala aura timbal secara gradual > 5 menit dan/ atau gejala aura yang
lainnya terdapat > 5menit.
3. Setiap gejala berlangsung > 5 dan < 60 menit.
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 8
D. Nyeri kepala yang tidak memenuhi kriteria B-D pada. Migren tanpa aura yang dimulai
selama aura atau diikuti aura selama 60 menit.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
3. Aura tipikal tanpa nyeri kepala
Deskripsi:
Aura yang tipikal berupa gangguan visual dan/atau sensorik dengan atau tanpa gangguan
berbicara. Timbul secara gradual, durasi tidak melebihi dari1 jam, campuran gambaran positif
dan negatif dan akan pulih secara reversible sempurna dan tidak berhubungan dengan nyeri
kepala.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
B. Adanya aura paling sedikit satu dari dibawah ini dan tidak dijumpai kelemahan motorik:
1. Gangguan visual yang reversible seperti : positif (cahaya yang berkedip-kedip, bintikbintik atau garis-garis) dan/atau negatif (hilangnya penglihatan).
2. Gangguan sensoris yang reversible seperti positif (pins and needles), dan/atau negatif
(hilang rasa/kebas)
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Gejala visual homonim dan/ atau gejala unilateral sensoris.
2. Paling tidak ada satu gejala aura yang timbal secara gradual > 5 menit dan/atau aura
yang lainnya > 5 menit.
3. Tiap gejala berlangsung > 5 dan < 60 menit.
D.Tidak didapati Nyeri kepala selama aura atau sesudah timbulnya aura dalam waktu 60
menit.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
4. Familial hemiplegik migren (FHM)
Deskripsi:
Migren dengan aura termasuk kelemahan motorik dan paling tidak ada satu keturunan
pertama atau kedua dari keluarga menderita migren dengan aura termasuk kelemahan
motorik.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 9
B. Adanya aura berupa kelemahan motorik yang reversible disertai paling sedikit satu dari
dibawah ini:
1
Gejala visual yang reversible sempurna berupa gejala: positif (cahaya yang berkedipkedip, bintik-bintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).
2. Gejala sensoris yang reversible sempurna berupa positif (pins and needles), dan atau
negatif (hilang rasa/kebas).
3. Gangguan bicara disfasia yang reversible.
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. paling tidak ada satu gejala aura yang timbul secara gradual > 5menit dan /atau aura
yang lainnya terjadi > 5 menit.
2. Tiap gejala aura berlangsung > 5 menit dan < 24 jam
3. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D pada migren tanpa aura dimulai selama aura
atau sesudah onset aura selama 60 menit.
D. Paling tidak ada satu dari keluarga keturunan pertama atau kedua yang menderita serangan
yang memenuhi kriteria A-E.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
5. Sporadik hemiplegik migren
Deskripsi :
Migren dengan aura termasuk kelemahan motorik tetapi tidak terdapat pada keluarga pada
keturunan pertama atau kedua yang mempunyai aura termasuk juga kelemahan motorik.
Kriteria diagnostik:
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C.
B. Adanya aura yang terdiri atas kelemahan motorik yang reversible sempurna dan disertai
paling tidak satu dibawah ini:
1. Gejala visual yang reversible sempurna seperti : positif (cahaya yang berkedip-kedip,
bintik-bintik atau garis-garis) dan negatif (hilangnya penglihatan).
2. Gejala sensoris yang reversible sempurna termasuk positif (pins and needles), dan /atau
negatif ( hilang rasa).
3. Gangguan bicara disfasia yang reversible sempurna .
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Paling tidak ada satu gejala aura yang timbul secara gradual > 5menit dan/ atau gejala
aura lain > 5menit.
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 10
Page 11
Page 12
Page 13
Page 14
A. Adanya serangan pada pasien 1.2. Migren dengan aura yang khas seperti serangan
sebelumnya kecuali satu atau lebih tandatanda aura yang berlangsung selama > 1
minggu.
B. Tidak berkaitan dengan gangguan lain
4. Migrenous infark
Deskripsi: Satu atau lebih tanda - tanda aura migren sehubungan dengan lesi iskemia otak
pada teritori yang sesuai, dibuktikan dengan pemeriksaan neuroimaging
Kriteria Diagnostik:
A Adanya serangan pada pasien migren dengan aura yang khas seperti serangan
sebelumnya kecuali satu atau lebih tanda-tanda aura yang menetap lebih dari 60 menit
B Pemeriksaan neuroimaging menunjukkan infark iskemia denganarea yg sesuai
C Tidak berkaitan dengan kelainan yg lain
5. Migraine triggered seizure
Deskripsi: Suatu bangkitan yang dicetuskan oleh migraine aura.
Kriteria Diagnostik:
A. Migren yang memenuhi kriteria migren dengan aura
B. Suatu bangkitan yang memenuhi kriteria diagnostik untuk satu tipe serangan epilepsi
yang terjadi selama / dalam 1 jam sesudah suatu aura migren
Apa yang dimaksud pasien dengan nyeri kepala? Adakah rasa nyeri? Bagaimana
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 15
nyeri kepala?
Apakah yang biasanya memicu nyeri kepala? Ketegangan, kecemasan, atau
sebagainya?
Bagaimana bedanya nyeri kepala yang sekarang dengan yang sebelumnya?
Adakah riwayat trauma?
Adakah tanda-tanda peningkatan takanan intrakranial? Apakah nyeri kepala diperberat
mengantuk?
Adakah riwayat onset nyeri kepala yang sangat mendadak yang menunjukan
perdarahan subaraknoid?
Adakah gejala neurogis penyerta?
Apakah ada perubahan kepribadian, kemunduran kamampuan mental? Anamnesis
dari kerabat biasanya sangat informatif.
Obat-obatan
Riwayat Keluarga
Gejala lain
Nyeri/Kaku leher
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Pemeriksaan Fisik
Normal
Page 16
(tension headache)
Migren
bagian kepala
Berdenyut,
Unilateral,
Fotofobia
hemiplegiktapi
Cluster
Rekuren
Terlokalisasi
Mata berair
jarang)
Injeksi kanjutiva
Subaraknoid
dimata, rekuren
Onset
Meningismus,
Miningitis
sangat mendadak
Berat
Demam
Kaku leher, demam, Meningismus
Memburuk
mengantuk, fotofobia
Gejala neurologis
TIK meningkat
demam
Edema pupil
dengan
Tanda
regangan/batuk,
neurologis fokal
Nyeri kepala
dini hari.
Sifat
Kepala
Migren
nyeri
Berdenyut
Umum
Migren
Lokasi
Lama
Frekuensi
Gejala ikutan
Unilateral
nyeri
6-48 jam
Sporadik
Mual,
beberapa
malaise,
kali sebulan
Idem
fotofobia
Prodroma
Atau
Berdenyut
bilateral
Unilateral
3-12 jam
Klasik
muntah,
visual,
mual,
muntah,malaise,
Klaster
fotofobia
Lakrimasi
Menjemukan, Unilateral,
15-120
Serangan
Tajam
menit
berkelompok ipsilateral,
orbita
dengan
wajah
remisi lama
hidung
merah,
tersumbat,
Tipe Tegang
Tumpul,
Difus,
Terus
Kostan
Horner
Depresi, ansietas
Neuralgia
ditekan
Ditusuk-
bilateral
Dermatom
menerus
Singkat,
Beberapa
Zona
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
pemicu
Page 17
trigeminus
Atipikal
Sinus
Lesi
tusuk
saraf V
15-60
kali sehari
nyeri
Tumpul
Unilateral
detik
Terus
Konstan
Depresi, kadang-
Tumpul/
atau bilateral
Di atas sinus
menerus
Bervariasi
Unilateral
atau konstan
Bervariasi, Bervariasi,
Papiledema,
(awal),
progresif
semakin
defisit neurologik
sering
fokal,
Tajam
desak bervariasi
ruang
Bilateral
kadang psikosis
Sporadik
(lanjut)
Rinore
mental
gangguan
atau
perilaku, kejang,
dll
Page 18
Pada serangan ringan sampai sedang atau serangan berat yang berespon baik terhadap
obat yang sama dapat dipakai : analgetik OTCs(Over The Counters), NSAIDs (oral)
Bila tidak respon terhadap NSAIDs, dipakai obat spesifik seperti: Triptans
(naratriptans, rizatriptan, sumatriptan, zolmitriptan), Dihydro ergotamin (DHE), Obat
kombinasi (misalnya : aspirin dengan asetaminophen dan kafein), Obat golongan
ergotamin .
Yang tidak respon terhadap obat-obat diatas dapat dipakai opiate dan analgetik yang
mengandung butalbital.
Page 19
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 20
BAB 3
KESIMPULAN
Migren adalah nyeri kepala berulang dengan serangan yang berlangsung 4-72 jam.
Nyeri biasanya sesisi (unilateral), sifatnya berdenyut, intensitasnya nyerinya sedang sampai
berat, diperberat oleh aktivitas , dan dapat disertai mual atau dan/ atau muntah, fotofobia,
dan fotonobia. Migren merupakan gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala
unilateral (kadang bilateral) yang dapat disetai muntah dan gangguan visual.
Sebanyak 3 dari 4 penderita migrain adalah perempuan. Artinya, lebih banyak
perempuan yang mengalami migrain daripada pria. Di seluruh dunia, migrain mengenai 25%
wanita dan 10% pria. Migrain paling sering mengenai orang dewasa (umur antara 20 sampai
50 tahun), tetapi seiring bertambahnya umur, tingkat keparahan dan keseringan semakin
menurun. Migrain biasanya banyak mengenai remaja. Bahkan, anak-anak pun dapat
mengalami migrain, baik dengan atau tanpa aura. Resiko mengalami migrain semakin besar
pada orang yang mempunyai riwayat keluarga penderita migrain.
Dari hasil penelitian epidemiologi, migren terjadi hampir 30 juta penduduk Amerika
Serikat, 75% di antaranya wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya
muncul antara usia 10-40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun.
Migren tanpa aura umumnya lebih sering terjadi dibandingkan migren disertai aura dengan
presentasi sebanyak 90%.
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 21
Migren biasanya dimulai pada usia remaja (meskipun dapat terjadi pada segala usia),
selanjutnya kejadian migren menurun pada usia 30-40 tahun, dapat makin hebat atau
mengmenghilang selama penderita menstruasi, hamil, atau menaupose. Biasanya terdapat
riwayat keluarga dengan migren atau childhood motion sickness.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas
sadeli.
Migren.[cited
2014
March
25].
Available
from:
http://www.akfarsam.ac.id
2. Surharja Isti. Strategi Pengobatan Akut Migren. Departemen Neurologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia. [Online].; 2013 [cited 2014
March 25]. Available from: http://www.kalbemed.com
3. Dewanto George, Suwano W J,Rynto Budi, Turana Yuda.Panduan Praktis Diagnosis
& Tata Laksana Penyakit Saraf.Jakarta:EGC;2009.hal.102-106.
4. Ginsberg Lionel. Lecture Notes : Neurologi. Ed 8. Jakarta:Erlangga;2008.hal 72-78.
5. Weiner Howard L, Levitt Lawrence P. Buku Saku Neurologi. Ed 5.
Jakarta:EGC;2001.hal 70.
6. Migren.[cited 2014 March 25]. Available from: http://www.usupress.usu.ac.id.
7. Gleadle
Jonathan.
At
a
Glance.
Anamnesis
Dan
Pemeriksaan
Fisik.Jakarta:EMS;2007.hal 61-62.
8. Mansjoer Arif, Suprahaita,Wardhani W I, Setiowulan W. Kapita Selekta
Kedokteran.FK UI.Ed 2.Jilid 2.Jakarta:Media Aesculapius;2000.hal 34-35.
Migrain
Hotma Roganda Siregar
Pembimbing : dr. Indra Bhakti, Sp.S, dr. Elisabeth Y.K.S,Sp.S
Page 22