Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA

ANALITIK
Judul Percobaan : Pengenalan dan Penerapan
Peralatan Analisis
Nama/Kelompok
Bella Indah Pertiwi/1

Program Studi Pendidikan Kimia


Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo
2016

PERCOBAAN 1
A. Judul
Pengenalan dan Penerapan Peralatan Analisis
B. Tujuan
Mahasiswa dapat menggunakan peralatan analis serta mampu menerapkannya.
C. Dasar Teori
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan dapat digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Uji kering nampaknya kehilangan
kepopulerannya dalam lingkungan-lingkungan tertentu; namun seringkali uji ini benarbenar memberikan informasi yang bermanfaat dalam waktu yang singkat dan pengetahuan
bagaiman itu dilakukan patut diketahui semua mahasiswa analisis kualitatif. Teknik-teknik
yang berbeda digunakan untuk reaksi basah dalam analisis makro, semimikro dan mikro.
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya,
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna.[1]
Metode ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan langkah-langkah yang
selalu kita lakukan untuk memecahkan masalah secara logis. Mula-mula, penyebab yang
jelas dari masalah ini akan dilokalisir dengan cara mengamati hasil dari satu atau
beberapa percobaan. Selanjutnya bagian/alat yang diperkirakan penyebabnya diganti atau
dibetulkan dan kemudian di coba lagi menghidupkan mesin mobil tersebut. Jika tidak,
maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti dan membetulkannya lagi
sampai akhirnya mobil tersebut dapat berjalan kembali.[2]
Bagi setiap praktikan pemula dalam bidang kimia, farmasi dan biologi haruslah
dikenalkan pada praktikan agar dapat bekerja secara aman sebelum kursus di
laboratorium kimia atau penyelenggaraan eksperimen yang khusus. Hal ini dapat
dilakukan baik berupa kursus pendahuluan atau acara khusus pada awal kursus di
laboratorium itu sendiri. Pada studi yang berkelanjutan, mahasiswa akan dikenalkan hal ini
pada bagian awal dari setiap kursus jika melibatkan senyawa kimia yang
berbahaya. Pengetahuan awal dapat diharapkan sebagai upaya pengenalan dengan
bahan kimia berbahaya.Para pemula harus menambah informasi yang bermanfaat tentang
instruksi kerja ini dari dosen penanggungjawab. Untuk ukuran keselamatan ini maka
sangatlah penting untuk mengetahui peralatan darurat yang dibutuhkan dan lokasi
keberadaannya di laboratorium misalnya seperti pintu darurat, alarm dan alat pemadaman
kebakaran.Sebelum memulai eksperimen yang berbahaya, mahasiswa yang bekerja
berdekatan juga harus ikut diperkenalkan dengan ukuran risiko dan keselamatan
eksperimen tersebut. Hal ini perlu jadi pertimbangan di laboratorium kimia jika beberapa
mahasiswa bekerja pada lemari asam yang sama.[3]

Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian. Kerapian
hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium yang permanen
seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera
dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan
disterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air. Analisis tidak boleh
dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti
beker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau
pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin
memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua
bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara
keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat sehingga
dapat memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu
dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri
tanpa di lap.[4]
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat diterapkan untuk za-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan dapat digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Uji kering nampaknya kehilangan
kepopulerannya dalam lingkungan-lingkungan tertentu. Namun seringkali uji ini benarbenar memberikan informasi yang bermanfaat dalam waktu yang singkat dan pengetahuan
bagaiman itu dilakukan patut diketahui semua mahasiswa analisis kualitatif. Teknik-teknik
yang berbeda digunakan untuk reaksi basah dalam analisis makro, semimikro dan mikro.
[5]
Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains ini.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga
mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman
menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan,
pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori.
Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam
pengajaran sains sebagai produk ini.[6]
Cara Membersihkan dan Merawat Penangas Air (Water Bath) Thermostat Perawatan
secara reguler oleh Jasa Layanan pelanggan tidak diperlukan. Pembersihan yang
dibutuhkan pada perawatan (seperti membersihkan sudu-sudu / baling-baling roda yang
berputar) dilakukan oleh Operator laboratorium sesuai dengan petunjuk pabrik. Media
pemanas dan Alat Media pemanas (misal air) harus dapat diganti dalam kasus bila terlihat
adanya kontaminasi (seperti partikel-partikel, kontaminasi dari reagen). Permukaan alat
harus dibersihkan dengan menggunakan pembersih (sabun/ deterjen yang biasa
digunakan). Kontaminasi lebih kuat ( adanya deposit kapur), dapat dihilangkan dengan
pembersih yang khusus/cocok (misal asam asetat encer).[7]

D. Alat dan Bahan


a. Alat
No

Nama Alat

Kategori

1.

Labu Takar
250 mL

2.

Erlenmeyer
250 mL

3.

Gelas Piala
250 mL

4.

Batang
Pengaduk

5.

Pipet 25 mL

Gambar

Fungsi
untuk
menyiapkan
larutan dalam
kimia analitik
yang
konsentrasi
dan jumlahnya
diketahui
dengan pasti
untuk
menampung
larutan yang
akan dititrasi
pada proses
titrasi
untuk sebagai
wadah untuk
menampung
atau
melarutkan
suatu zat atau
bahan kimia
untuk
mengaduk
larutan agar
tetap homogen
atau agar zat
padat cepat
larut.
untuk
memindahkan
cairan dari
satu wadah ke
wadah yang
lain

6.

Pipet 20 mL

untuk
memindahkan
cairan dari
satu wadah ke
wadah yang
lain

7.

Sikat
Tabung

8.

Botol
Semprot

9.

Corong
Biasa

Untuk
membersihkan
tabung reaksi,
gelas ukur,
labu ukur dan
lain-lain
setelah
digunakan.
untuk
menympan
aquades dan
digunakan
untuk mencuci
ataupun
membilas
bahan-bahan
yang tidak larut
dalam air
untuk
memasukan
atau
memindah
larutan air satu
tempat ke
tempat lain
dan digunakan
pula untuk
proses
penyaringan
setelah diberi
kertas saring
pada bagian
atas.

10.

Etiket-Etiket

Untuk
memberikan
keterangan
pada setiap
reagen

11.

Kertas
Saring

12.

Kertas atau
Lap

untuk
memisahkan
partikel
suspensi
dengan
cairan ,atau
untuk
memisahkan
antara zat
terlarut dengan
zat padat
Untuk
membersihkan
meja praktikum
setelah selesai
praktikum

13.

Standar dan
Buret

Menempatkan
larutan tertentu
yang akan
digunakan
untuk titrasi
dan juga
merupakan
alat ukur

b. Bahan
N
o
1.

Nama
Bahan
Larutan
Deterge
n

Kategor
i
Umum -

Sifat Fisik
Larut dalam air

Sifat Kimia
-

Basa
Memiliki gugus
hidrofilik dan

hidrofobik
2.

3.

4.

250 mL
Reagen
A
100 mL
HCl 0,1
N

Khusus

100 mL
NaOH
0,1 N

Khusus

Khusus

Massa atom
36,45

Berasap tebal di
udara lembab.
- Massa jenis
- Gasnya berwarna
3,21 gr/cm3.
kuning kehijauan
- Titik leleh
dan berbau
1010C
merangsang.
- Energi ionisasi - Dapat larut dalam
1250 kj/mol
alkali hidroksida,
- Kalor jenis :
kloroform, dan eter.
0,115 kal/gr0C
- Mer
- Pada suhu
upak
kamar, HCl
an
berbentuk gas
oksi
yang tak
dato
berwarna
r
kuat.
- Berafinitas besar
terhadap unsurunsur lainnya
- Racun bagi
pernapasan
- Massa molar
- berwarna putih
- berbentuk pellet,
39,9971 g/mol
- Densitas 2,1
serpihan atau batang
g/cm
atau bentuk lain
- Titik lebur 318
- Sangat basa dan
C (591 K)
mudah terionisasi
- Titik didih 1390
membentuk ion
C (1663 K)
natrium dan
- Kelarutan dalam
hidroksida
air 111 g/100 ml
- keras, rapuh dan
(20 C)
menunjukkan
- Kebasaan (pKb)
pecahan hablur
-2,43
- Bila dibiarkan di
udara akan cepat
menyerap
karbondioksida dan
lembab

- mudah larut dalam


air dan dalam etanol
tetapi tidak larut
dalam eter

E. Prosedur Kerja
Alat
Mencuci alat dengan air kran dingin sampai bersih
Membilas alat dengan menggunakan air suling
Memeriksa apakah pada dinding alat tersebut masih menempel tetesantetesan air
Mencuci alat dengan menggunakan detergen dengan air kran dingin
Menghilangkan detergen dengan air kran dingin
Membilas alat sekali lagi dengan menggunakan air suling
Mengeringkan alat
Alat siap digunakan
F. Pembahasan
Dalam menganalisis peralatan dalam praktikum kimia kita perlu memeriksa alat-alat
yang akan dipakai dalam praktikum. Dari hasil data pengamatan tersebut setiap praktikan
harus mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan
berbagai macam alat yang ada di laboratorium. Dalam percobaan yang telah dilakukan,
terdapat berbagai macam alat, berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan
alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk
mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Saat praktikum,
baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan mesti dicuci. Ini bertujuan
agar alat tetap steril sehingga menunjukkan hasil kerja yang maksimal. Cara mencucinya
adalah dicuci dengan sabun, kemudian diguyur dengan air kran hingga bersih, dibilas
dengan akuades dan dikeringkan dengan lap dan tisu.

Pada preparasi ini terdapat kegiatan penimbangan BaCl2 61,07 gram. Sebelum
menimbang, semua alat seperti cawan patrick,spatula harus sudah dicuci bersih dan
dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alatalat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan
tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal
pada praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi
untuk mencari tahu massa suatu benda. Pada saat melarutkan, BaCl 2 61,07 gram
ditambahkan aquades 100 Ml kemudian panaskan menggunakan penangas agar cepat
melarut, setelah terlarut dituangkan pada labu takar yang berukuran 250 Ml lalu BaCl 2 yang
bervolume 100 Ml ditambahkan aquades dengan menggunakan corong hingga mencapai
batas meniscus, kemudian dituangkan pada botol reagen yang bersih dan kosong.
Prinsip pengenceran yaitu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan agar
menghasilkan kadar yang berbeda. Pada preparasi ini bahan yang digunakan adalah HCl
dan Aquades, HCl mula-mula memiliki molaritas 6 M akan diubah menjadi 1 M. Pada saat
mengencerkan HCl 6 M dituangkan pada gelas ukur yang berukuran 50 Ml. HCl yang
bervolume 8 Ml ditambahkan aquades yang bervolume 40 Ml dan dicampur dengan cara
mengocok, kemudian dituangkan pada botol reagen yang bersih dan kosong. Untuk yang
5 M dituangkan pada gelas ukur yang berukuran 50 Ml, HCl yang bervolume 40 Ml dibagi
dua menjadi masing-masing berukuran 20 Ml, kemudian HCl yang bervolume 20 Ml
dituangkan pada labu ukur yang berukuran 100 Ml lalu ditambahkan aquades hingga
mencapai batas meniscus,perlakuan yang sama dilakukan pada 20 Ml HCl yang kedua
untuk mendapatkan 200 Ml HCl 1 M. kemudian dituangkan pada botol reagen yang bersih
dan kosong.
Untuk larutan CH3COOH 15,4 Ml diukur dengan cara menggunakan gelas ukur sampai
15 Ml dan ditambahkan 8 tetes dengan menggunakan pipet tetes, kemudian dituangkan
pada labu ukur yang berukuran 250 Ml dan ditambahkan aquades dengan menggunakan
corong hingga mencapai batas meniscus, semua perlakuan dilakukan pada lemari asam,
kemudian dituangkan pada botol reagen yang bersih dan kosong. Sedangkan untuk
larutan NH4OH 33,9 mL diukur dengan cara menggunakan gelas ukur sampai 33 Ml dan
ditambahkan 18 tetes dengan menggunakan pipet tetes, kemudian dituangkan pada labu
ukur yang berukuran 250 Ml dan ditambahakn aquades dengan menggunakan corong
hingga mencapai batas meniscus, semua perlakuan dilakukan pada lemari asam,
kemudian dituangkan pada botol reagen yang bersih dan kosong.
Gambar alat-alat yang digunakan beserta fungsinya
.1. Pipet
Pipet adalah alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran
bebas. Berdasarkan jenisnya pipet dapat dibedakan menjadi; pipet seukuran,
yaitu digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian
tengahnya menggelembung. Pipet berukuran, yaitu berupa pipa kurus dengan skala di
sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan
volume tertentu secara tepat. Pipet tetes, berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca
dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

Gambar 1. Pipet

3. Labu Takar
Berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup serta terbuat dari kaca dan tidak
boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L dan memiliki
fungsi untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Cara
menggunakan yaitu mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan.
Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian
penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara
membolak-balikkan labu sampai larutan homogen

Gambar 3. Labu Takar


4. Gelas Kimia
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari
kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL,
100 mL dan 2 L. Dan memiliki fungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi, untuk menampung zat kimia, memanaskan cairan, dan sebagai media
pemanasan cairan.

Gambar 4. Gelas Kimia


5. Corong

Dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan
corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah
larutan air satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan
setelah diberi kertas saing pada bagian atas.

Gambar 5. Corong

6. Neraca
Neraca merupakan alat yang penting dalam kimia analitik. Ada dua macam neraca
yaitu neraca dua piring (neraca lengan sama) dan neraca piring tunggal (neraca lengan
tidak sama/neraca beban konstan). Pada neraca dua piring, mula-mula ditentukkan dahulu
posisi kesetimbangan balok neraca (titik nol), kemudian benda/zat yang akan ditimbang
diletakkan pada piring neraca kiri, dan anak timbangan pada piring neraca kanan sehingga
jarum neraca kembali pada posisi asal. Anak timbangan atau batu timbangan 1 sampai
100 gram biasanya terbuat dari kuningan atau perunggu dan dilapisi dengan logam
misalnya, kromium. Sedangkan anak timbangan yang kurang dari satu gram biasanya
dibuat dari almunium. Anak-anak timbangan tersebut bila digunakan tidak boleh dipegang
dengan menggunakan jari tetapi harus dipegang dengan menggunakan pinset.

Gambar 6. Neraca analitik


7. Batang Pengaduk
Sebatang kaca yang diameternya sekitar 4 mm, dipotong menurut panjang yang
sesuai dan ujung-ujungnya dibulatkan dengan nyala bunsen. Batang itu seharusnya
sekitar 20 cm untuk digunakan pada tabung reaksi dan 8-10 cm untuk pinggan dan gelas
piala kecil.1

1 Vogel, buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semi9. Penangas

Gambar 7. Batang Pengaduk


8. Spatula
Terbuat dari bahan stainless. Stail : bibir lonjong, panjang 150 mm. digunakan untuk
mengambil zat yang tidak berekasi dengan logam.

Gambar 8. Spatula

9. Penangas
Fungsinya sebagai wadah untuk memanaskan air ataupun larutan yang akan
dipanaskan.

Gambar 9. Penangas
10. Gelas Ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik
yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L

Gambar 10. Gelas Ukur


G. Kesimpulan

Dengan mengenal alat-alat tersebut, maka praktikan akan mudah dalam


menggunakan alat-alat pada percobaan analisis ataupun percobaan yang lain. Sehingga
hasil yang akan dicapai dengan menggunakan alat-alat tersebut, tingkat ketelitiannya
dalam percobaan semakin besar. Sehingga kemungkinan kesalahan pada saat melakukan
percobaan dengan menggunakan alat-alat analisis kualitatif akan sangat kecil.

DAFTAR PUSTAKA
1. G Svhela., Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro, Hal : 145.
2. James E. Brady.,1994, Kimia Universitas Edisi Kelima, Jilid Pertama, Hal : 2.
3. Arief., 2011, Pengenalan alat-alat, http://ariefrvi.blogspot.com, diakses 21.00 WITA 08
Oktober 2016.
4. Underwood,1998,Analisis Kimia Kualitatif,Edisi Revisi,Hal : 1 & 578
5. Syukri, S.,1999,Kimia Dasar Jilid I, ITB,Bandung,254.
6. Wahyudi R.,2011,Pengajaran Sains di Laboratorium, http://yudhiart.blogspot.com,
diakses 21.37 WITA 08 Oktober 2016.
7. Lisa Moran,Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia,(Washington: The
National Academic Press), Hal. 98.

Anda mungkin juga menyukai