Anda di halaman 1dari 5

Basic

Aptosa merupakan suatu lesi inflamasi yang paling sering ditemukan pada
mukosa oral dan timbul biasanya pada dekade ke dua dan ke tiga kehidupan.
Kurang lebih 40% kasus aptosa ini menunjukkan ada pola familial.
Etiologi dari ulkus aptosa ini masih belum jelas, walaupun pada beberapa
studi menemukan adanya peran dari grup herpes virus (varicello-zoster virus,
cytomegalovirus).
Berbagai faktor prespitasi telah dikemukakan seperti trauma minor, perubahan
hormonal, dan stres emosional. Penyakit ini juga dikaitkan dengan defesiensi
besi, asam folat, dan vitamin B2.
Gejala Klinis
Tampak adanya tanda inflamasi, dimana tampak ulserasi mukosa dengan
tepi yang kemerahan dan sedikit meninggi. Lesi ini biasanya rekuren. Beberapa
bentuk lesi aptosa yangs ering ditemukan adalah:
Aptosa minor (80-90 % kasus)
1. Superfisisal, biasanya kecil (2-5mm) dan ulserasi biasanya timbul pada
1/3 anterior kavitas oral.
2. Biasanya sembuh dalam 1 minggu dan tanpa menimbulkan bekas luka.
Aptosa Major (10%)
1. Lebih besar (>10mm) dan ulserasi lebih dalam
2. Sembuh dalam 2-4 minggu dan biasanya sembuh meninggalkan bekas
luka
3. Biasanya keluhan lebih berat
4. Biasanya diikuti dengan pembesaran kelenjer limfe regional
Aptosa hepertiform (5%)
1. Biasanya bentuknya sangat kecil dan tersusun seperti hepertiformis
Diagnosis Banding:
Beschet disease, beebrapa penyakit viral pada mukosa oral sepertiherpes
simplex, herpangina, dan hand-foot-mouth- disease.
Penatalaksanaan
Tatalaksana biasanya simptomatik dan bisa juga diberikan aplikasi
topikal dari astringen atau obat kumur dengan penghilang nyeri. Juga
dapat diberikan suplemen besi, asam folat, dan vitamin B12. Lesi kronik
yang berulang juga dapat diberikan aplikasi topikal kortikosteroid dengan
obat kumur antiseptik.

Mnai
Grade
1

Keparahan
Ringan

Sedang

Manifestasi klinis
Jumlah ulkus terbatas
(sedikit) dengan
gangguan fungsional
ringan dan nyeri. Oral
intake masih dalam batas
normal
Beberapa ulkus dengan
frekuensi seang dengan
gangguan fungsi dan
nyeri yang sedang. Intake
oral mulai terganggu dan
ada rasa malu saat
bergaul

Berat

Ulkus yang banyak dan


sudah sering rekuren
yang mengakibatkan
gangguan fungsional
yang berat, seperti
disfagia atau odinofagia.

Bayley
Ulkus aptosa didefenisiskan sebagai ulserasi yang ditemukan kavitas oral
yang dimana tidak ditemukan kelainan sistemik yang mendasarinya. Ulkus
aptosa ini biasanya timbul sejak masa kanak-kanak dan berkurang saat
dekade ke tiga kehidupan. Ulkus aptosa ini diperkirakan ada kecendrungan
familial dengan predileksi HLA. Prevalensi dilaporkan bervariasi mulai dari
5% sampai 21%. Ulkus ini biasanya lebih sering pada wanita,, ras
kaukasian, dan orang dengan status sosial yang tinggi.
Penyebab langsung dari ulkus aptosa ini belum ditemukan. Hanya
saja diperkirakan berhubungan dengan trauma, makanan, stres, obatobatan (OAINS, beta bloker, ACE-I) dan defesiensi vitamin (B1, B2, B6,
asam folat, zink , dan zat besi).
Manifestasi Klinis
Nyeri biasanya timbul sesuai ukuran dari lesi yang biasanya ditemukan di
mukosa bukal, ventral lidah, dasar mulut, mukosa bibir, palatum molle,
dan fossa tonsilar. Waktu diantara episodenya bervariasi mulai dari
minggu atau bulan. Pasien biasanya memiliki satu ulkus atau tapi bisa
juga bersifat multipel.
RAS dapat dibagi menjadi minor, major, dan hepertiform aptosa.
Penyembuhan biasanya terjadi dalam waktu 10-14 hari.Dan dapat
dibedakan dengan vesicolobullous disease, ulkus aptosa ini biasanya
sembuh tanpa menimbulkan bekas luka.
Jenis Hepertiform biasanya lebih jarang ditemukan dari pada ulkus aptosa
yang simpel. Pada pemeriksaan biasanya disapatkan ulklus yang multipel
yang dapat bersusun menjadi berbentu seperti suatu ulkus yang lebih
besar. Ulkus biasanya tidak emmilki indurasi dan pasien biasanya demam.
Penatalaksanaan meliputi steroid topikal berbetuk krim atau obat kumur.
Bentuk yang lebih jarang adalah ulkus berbetuk kawah. Ulkus
aptosa inibiasany bisa bertahan sampai berbulan bulan dan berhubungan
dengan timbulnya nekrosis dalam dan pembentukan bekas luka. Pasien
dengan lesi jenis ini biasanya demam dengan adenopati. Fase akut
bisanya diberikan antibiotik oral dan steroid.
Diagnosis banding dari RAS ini harus dipertimbangkan dengan baik.
Infeksi hsv rekuren, bechet disease, eritythema multiform (EM), faringitis
dapat mempunyai manifestasi klinis yang menyerupai RAS.
As with many sources of stomatitis, the mainstay of treatment of symptomatic
patients includes the use of steroids. When using topical steroids, triamcinolone
ace-tonide with Orabase is not considered as effective as more potent
glucocorticoids, such as clobetasol propionate (0.05%) or fluocinonide (0.05%) (2).
Perilesional injection of steroid is also an option for solitary major aphtha.

Treatment of patients with RAS also requires counseling on the avoidance of


potential triggers, advocating for good oral hygiene, use of topical anesthetics for
symptom control, and use of antimicrobial mouthwashes such as tetracycline or
chlorhexidine. For more severe presentations, systemic therapies are varied and
include oral steroids, col-chicine, dapsone, clofazimine, levamisole, pentoxifylline,
thalidomide, infliximab, and etanercept (2). However, it should be noted that few
adequately powered clinical trials have tested the efficacy of therapeutic agents for
RAS (53).

Salah satu pengobatan piliha untuk RAS adalah steroid seperti usteroid
topikal triamcinolon acetonide. Selain itu prngobatan pada pasien RAS
juga meliputi konseling untuk menghindari faktor pencetus, oral higiene
yang baik, penggunaan topikal anastesi untuk terapi simptomatis, dan
penggunaan obat kumur antimikroba seperti tetrasiklin atau
clhorexidin.Untuk gejala yang lebih parah dapat diberikan oral steroid,
colcicine, thalidomide.

Treatment

RAS merupakan penyakit kronik yang sering ditemukan di kavitas oral, meenyerang 5-25% dari populasi.
Biasanya lebih sering ditemukan pada usia 10 40 tahun.
Etiologi yang mendasari penyakit ini belum diketahui dengan pasti, walaupun beberapa faktor diketahui
berhubungan dengan lesi ulkus aftosa ini, seperti faktor genetik, alergi makanan, trauma lokal, perubahan hormon
(menstruasi), stres, dan kecemasan, beberapa produk kima, dan agen mikroba. Gangguan pada sistem imun telah
dibahas pada beberapa studi, hal itu dimulai dari stimulasi antigen yang tidak diketahui pada sel keratin yang akan
menghasilkan aktivasi limfosit T, sekresi sitokin (termasuk TNF), dan leukosit yang ebrsifat kemotaksis.
TNFdiperkirakan memainkan peran yang penting pada perkembangan dari lesi RAS, dan ditemukan meningkat
2-5 kali lipat pada saliva pasien yang menderita lesi ini. Reaksi imun ini nantinya akan menyebabkan akumulasi
dari limfosit dan infiltrasi limfosit tersebut pada epitel yang akan merangsang pembentukan ulkus.
As regards the clinical manifestations, the basic lesion is a recurrent, painful, rounded or oval ulcer with a necrotic base. Three clinical subtypes of RAS have been established according to the magnitude, number and duration of the outbreaks (12):

Manifestasi klinik akan menunjukkan lesi ulkus yang rekuren, nyeri, bulat atau oval,dengan dasar yang nekrosis.
Tiga subtipe dari RAS ini telah dikelompokkan berdasarkan besarnya, jumlah, dan durasi dari serangan:
1. Minor RAS
Subtipe yang paling sering ditemukan sekitar 70-85% dari seluruh kasus ulkus
aftosa. Tipe ini bermanifes sebagai lesi yang bulat atau oval tertutup putih ke
abuan pseudomembran dan dikelilingi halo yang eritem. Setiap RAS tipe minor
biasanya timbul sebagai ulkus berjumlah 1-5 dengan diameter <1cm.

RAS tipe ini biasanya dapat sembuh sendiri dan biasanya berakhir antara
4-14 hari tanpa meninggalkan bekas.
2. RAS tipe mayor
Merupakan tipe yang lebih parah, sitemukan 10% dari seluruh jumlah
kasus. Pada tipe ini biasanya tampak ulkus berukuran >1cm dan biasanya
lebih sering muncul pada bibir, palatum molle, dan faring. Lesi biasanya
bertahan sampai 6 minggu dan meninggalkan bekas setelah sembuh.
3. RAS tipe herpetiformis
Subtipe ini ditemukan kira-kira 1-10% daris eluruh kasus dan
ditandai dengan ulkus yang kecil, dalam, dan nyeri.Ulkus biasanya
multipel dan ditemukan bersamaan, berukuran 2-3 mm, walaupun
terkadang mereka cenderung untuk bergabung menjadi ulkus yang besar
dan memiliki batas ireguler. Subtipe ini biasanya sering terlihat pada
wanita dan pada pasien dengan umur yang lebih tua.
Diagnosis dari RAS dibuat berdasarkan anamnesis dan manifestasi klinis. Tidak ada tes diagnosis yang
spesifik, walaupun penting untuk menyingkirkan penyebab sistemik, khususnya untuk pasien dewasa yang tibatiba mengalami ulkus aftosa. Terkadang dibutuhkan pemeriksaan laboratorium komplit meliputi perhitungan
darah lengkap, pemeriksaan besi, vitamin B12 dan asam folat.

Anda mungkin juga menyukai