Anda di halaman 1dari 17

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

BAB V
ANALISIS DATA
Analisis data dapat diklasifikasikan kedalam analisis spasial dan
analisis non-spasial. Analisis data spasial adalah., sedangkan analisis
non-spasial adalah.Pada bab analisis data ini hanya menjelaskan
tentang analisis spasial, sedangkan analisis non-spasial dijelaskan lebih
lanjut dalam Tata Cara Penyusunan Dokumen RZWP-3-K. Proses analisis
data spasial dilakukan setelah peta-peta tematik yang disusun diverifikasi
melalui konsultasi publik dokumen awal. Proses verifikasi peta-peta
tematik tersebut dianalisis lebih lanjut untuk menghasilkan peta usulan
alokasi ruang RZWP-3-K. Penjelasan lebih lanjut mengenai analisis data
spasial dijabarkan sebagai berikut:
5.1.Analisis Data
Penentuan usulan alokasi ruang dilakukan setelah diperoleh
peta-peta tematik yang telah disepakati di daerah melalui konsultasi
publik. Penentuan usulan alokasi ruang melalui dua metode, yaitu :
a) kesesuaian perairan laut dan pesisir terhadap kawasan, zona, sub
zona; atau b) penyusunan Paket Sumberdaya terhadap kriteria
kawasan dan zona. Hasil analisis ini berupa usulan alokasi ruang.
Secara rinci rangkaian aktivitas diatas dapat dilihat pada Gambar
5.1.

80

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

Gambar 5.1. Diagram Analisis Data

5.1.1.
Analisis Kesesuaian Perairan
Analisis kesesuaian perairan dilakukan terhadap wilayah
perairan laut dan pesisir dengan mendeliniasi masing-masing
parameter peta-peta tematik berdasarkan kriteria kesesuaian
zona/subzona tertentu. Hasil deliniasi masing-masing parameter
peta-peta
tematik
tersebut
diatas
dilakukan
tumpang
susun/overlay. Proses ini dilakukan dengan cara yang sama
terhadap parameter peta-peta tematik tertentu berdasarkan
kriteria zona/subzona lainnya.
Hasil dari proses tumpang susun tersebut berupa peta-peta
kesesuaian untuk masing-masing zona/subzona dengan kategori
kesesuaiannya (sesuai (S1), kurang sesuai (S2), dan tidak sesuai
(N)). Masing-masing peta-peta kesesuaian zona/subzona
tersebut kemudian di tumpang susun sehingga menghasilkan
peta multikesesuaian untuk zona/subzona. Berdasarkan peta
multikesesuaian dilakukan penilaian kesesuaian akhir untuk
zona/subzona, sehingga dihasilkan usulan alokasi ruang dalam
81

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


bentuk Peta Alokasi Ruang. Analisis non-spasial dapat
digunakan apabila dalam satu lokasi memiliki beberapa kategori
kesesuaian yang sama.
Ilustrasi proses analisis kesesuaian perairan laut dan pesisir
dapat dilihat pada diagram alir berikut.

Gambar 5.2. Diagram Analisis Kesesuaian Perairan

Tabel 5.1. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Selam Dan
Rekreasi Air
Parameter
Batimetri
(m)
Substrat
dasar
Arus (m/dt)

Bob
ot

Kategori
S1 (3)

Kategori
S2 (2)

Kategori
N (1)

0-3

3-5

>5

>6

5-6

<5

0 - 0.2

> 0.2 - 0.4

> 0.4

82

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


Kecerahan
1
>5
(m)
12
3
Total
Keterangan : Jumlah = Skor x
bobot
S1 : Nilai 12
- 19
S2 : Nilai 20
- 27
N : Nilai 28
- 36

> 3 - 10

<3

Tabel 5.2. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Yachting,


Sailing, Surfing
Parameter

Bob
ot

Kategori
S1 (3)

Batimetri
5
>8
(m)
3
0 - 0.15
Arus (m/dt)
8
3
Total
Keterangan : Jumlah = Skor x
bobot
S1 : Nilai 12
- 19
S2 : Nilai 20
- 27
N : Nilai 28
- 36

Kategori
S2 (2)

Kategori
N (1)

4-8

<4

> 0.15 - 0.40


2

> 0.40
1

Tabel 5.3. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Rekreasi


Pantai
Parameter

Bob
ot

Kategori
S1 (3)

Batimetri
5
0-3
(m)
Substrat
3
Pasir
dasar
3
0 - 0.34
Arus (m/dt)
Kecerahan
1
> 10
(m)
12
3
Total
Keterangan : Jumlah = Skor x
bobot
S1 : Nilai 12
- 19
S2 : Nilai 20

Kategori
S2 (2)

Kategori
N (1)

3-5

>5

Karang
berpasir
0.34 - 0.51

Lumpur
> 0.51

> 3 - 10

<3

83

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


- 27
N : Nilai 28
- 36

Tabel 5.4. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Budidaya


Kerapu
Bob
ot

Kategori
S1 (3)

Katego
ri
S2 (2)

Kategori
N (1)

Salinitas

>75

25-75

< 25

Batimetri (m)

1-3

3 - 10

> 10

Arus (cm/dt)

0 - 15

15 -30

> 30

Kecerahan (m)

> 10

5-10

<5

Suhu (Celcius)

28-30

25-28

< 25 & > 30

DO (mg/l)

>4

2-4

<2

7.5 -8.6

6.5 -7.5

< 6.5 & >


8.6

19

Parameter

Ph
Total

Keterangan : Jumlah
= Skor x bobot
S1 : Nilai 4557
S2 : Nilai 3244
N : Nilai 1931
Tabel 5.5. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Budidaya
Kerang Mutiara
Parameter
Salinitas

Bob
ot

Kategori
S1 (3)

Kategori
S2 (2)

Kategori
N (1)

>75

25-75

< 25

84

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


Batimetri
(m)

1-3

3 - 10

> 10

Arus
(cm/dt)

0 - 15

15 -30

> 30

Nitrat

> 80

30 - 80

< 30

Fosfat

< 30

30 -80

> 80

Substrat
dasar

Berkarang

Berpasir

Berlumpur

Kecerahan
(m)

>10

5-10

<5

Klorofil
(mg/l)

>20

10-20

<10

Suhu
(Celcius)

28-30

25-28

< 25 & >


30

7.5 -8.6

6.5 -7.5

< 6.5 & >


8.6

> 6.5

5.5 -6.5

< 5.5

30

pH
DO (mg/l)
Total

Keterangan : Jumlah = Skor x


bobot
S1 : Nilai
71-90
S2 : Nilai
51-70
N : Nilai
30-50
Tabel 5.6. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Budidaya
Udang
Bob
ot

Kategor
i
S1 (3)

Kategori
S2 (2)

Kategor
i
N (1)

Nitrat

< 0.05

0.05 - 0.1

> 0.1

Fosfat

< 30

30 -80

> 80

Kecerahan
(m)

>4

2-4

<2

pH

>6

4-6

<6

DO (mg/l)

> 3.0

2-3

<2

19

Parameter

Total

85

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


Keterangan : Jumlah = Skor x
bobot
S1 : Nilai
45-57
S2 : Nilai
32-44
N : Nilai
19-31
Tabel 5.7. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Budidaya
Rumput Laut
Bobot

Katego
ri
S1 (3)

Kategori
S2 (2)

Kategori
N (1)

Batimetri
(m)

>4

24

< 2m

pH

>6

56

<5

DO (mg/l)

> 3.0

1- 2

<1

Gelombang
(m)

0 - 0.25

0.26 - 0.5

> 0.5

Arus
(cm/dt)

20 - 40

10 -20 atau 40 50

< 10 atau >


50

27 - 30

25 - < 27 atau > 30


32

< 25 atau >


32

29 33

25 - < 29 atau > 33


37

< 25 atau >


37

Nitrat
(mg/l)

0,1 0,7

0,01 < 0,1

< 0,01

Fosfat
(mg/l)

0,1 0,2

0,02 < 0,1

< 0,02

Klorofil

3,5 10

0,2 - < 3,5

< 0,2

40

Parameter

Suhu ( C )
Salinitas

Total

Keterangan : Jumlah = Skor x


bobot
S1 : Nilai
40-66
S2 : Nilai
67-93
N : Nilai

86

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


94-120

5.1.2.
Penyusunan Paket Sumberdaya
Paket sumberdaya merupakan informasi mengenai kondisi
sumberdaya yang ada di area tertentu di dalam satu unit
perencanaan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Unit
perencanaan merupakan kawasan tertentu yang ada di suatu
wilayah perencanaan. Batas spasial unit perencanaan
merupakan kombinasi dari kondisi topografi, oseanografi,
ekologi, pemanfaatan perairan yang sudah ada. Di dalam setiap
unit perencanaan terdapat paket-paket sumberdaya yang
memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan
karakteristik biofisik dan lingkungannya. Berbagai kegiatan
pemanfaatan umum yang dapat dikembangkan diantaranya
perikanan tangkap, budidaya perairan, pariwisata, permukiman,
pertambangan, dan sebagainya. Proses penyusunan paket
sumberdaya dijelaskan dalam diagram alir sebagai berikut:

Gambar 5.3. Proses Penyusunan Paket Sumberdaya


Sebagai contoh paket sumber daya Kabupaten Banggai. Paket
sumberdaya tersebut dihasilkan dari tumpang susun antara
peta kedalaman perairan, geologi dan geomorfologi laut,
pemanfaatan wilayah laut yang telah ada, ekosistem perairan,
oseanografi fisika dan kimia (arus, suhu, salinitas, klorofil), dan
risiko bencana yang menghasilkan peta paket sumberdaya. Peta
paket sumberdaya yang dihasilkan terdiri dari 13 unit area yang
diberi nama Unit 1 s.d. Unit 13. Berikut adalah contoh unit-unit

87

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


area dalam peta paket sumberdaya hasil tumpang susun
berbagai karakteristik perairan.

Gambar 5.4. Peta Paket Sumberdaya Hasil Tumpangsusun Berbagai


Karakteristik Lahan dan Perairan Kab. Banggai
Unit-unit area yang ada di dalam Peta Paket Sumberdaya
tersebut dideskripsikan pada masing-masing unit area. Hasil
pendeskripsian nilai-nilai sumberdaya digunakan untuk
menentukan usulan zona untuk seluruh perairan di wilayah
perencanaan. Sebagai contoh, deskripsi nilai-nilai sumberdaya
dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 5.8. Nama Unit-Unit Area dalam Paket Sumberdaya dan
Karakteristik Nilai-nilai Sumberdaya

88

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


Wilayah
Perencan
aan
Nama
Unit-unit
dalam
Paket
Sumberd
aya
Unit 1

Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah

Nilai-Nilai Sumberdaya

Memiliki kedalaman yang relatif dangkal,


kondisi
arus
yang
tenang,
memiliki
keterlindungan yang baik dengan tinggi
gelombang yang kecil, salinitas yang tidak
terlalu tinggi, dan oksigen terlarut yang
tinggi, kandungan pH rata-rata air laut,
dengan TSS yang rendah, kandungan klorofil
yang tidak terlalu tinggi.

Usulan
Zona
Berdasark
an Nilainilai
Sumberda
ya
Perikanan
budidaya

Substrat dasar berupa karang mati, dimana


tutupan karang sedang dengan jumlah famili
ikan yang rendah dan jumlah individu ikan
yang relatif tinggi.
Unit 2

Berjarak sekitar 2 mil laut dari bibir pantai,


rata-rata merupakan perairan laut dalam
dengan kecerahan perairan yang sedang,
suhu rata-rata perairan terbuka, dengan
salinitas yang tidak terlalu tinggi, memiliki
kecepatan arus yang cepat dan gelombang
yang tinggi.

Perikanan
tangkap

Memiliki kandungan pH rata-rata air laut


pada umumnya, dengan TSS yang rendah,
dengan kandungan klorofil yang cukup
tinggi.
Unit 3

Memiliki tutupan terumbu karang yang baik.


Dekat dari darat tetapi terlindung dari
aktivitas yang bersifat destruktif. Kedalaman
perairan yang relatif dangkal. Terletak di
sekitar teluk sehingga cukup terlindung dari
arus.

Pariwisata

Memiliki suhu dan salinitas perairan laut


rata-rata dengan kandungan oksigen terlarut
yang relatif tinggi dengan TSS yang rendah
dan tingkat kecerahan yang tinggi.
Substrat dasar berupa karang hidup yang
memiliki tutupan karang yang tinggi dengan

89

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


Wilayah
Perencan
aan
Nama
Unit-unit
dalam
Paket
Sumberd
aya

Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah

Nilai-Nilai Sumberdaya

keberagaman
berlimpah.
Unit 4

Usulan
Zona
Berdasark
an Nilainilai
Sumberda
ya

jenis

ikan

karang

yang

Merupakan daerah yang terlindung dengan


kecepatan arus dan tinggi gelombang yang
relatif rendah. Kedalaman perairan yang
relatif dangkal dan memiliki suhu dan
salinitas perairan laut rata-rata dengan
kandungan oksigen terlarut yang relatif
tinggi dengan TSS yang rendah dan tingkat
kecerahan
yang
tinggi
sehingga
memungkinkan cahaya matahari tembus
sampai dasar perairan. Substrat dasar
berupa pasir dan karang mati.

Perikanan
budidaya

5.2.Penentuan Usulan Alokasi Ruang


Penentuan alokasi ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
harus memperhatikan hal-hal, sebagai berikut:
1. Kawasan Konservasi
Usulan Kawasan konservasi harus memperhatikan
keberadaan wilayah yang berpotensi menjadi kawasan
konservasi. Kawasan konservasi ditetapkan untuk wilayah
yang memiliki ciri khas tertentu yang dilindungi untuk
mewujudkan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil yang
berkelanjutan. Pembagian kawasan konservasi disesuaikan
dengan jenis/kategori kawasan konservasi.
2. Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT)
Alokasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu memperhatikan
kriteria-kriteria: batas-batas maritim kedaulatan negara yang
telah ditetapkan; kawasan yang secara geopolitik, pertahanan
dan keamanan negara; situs warisan dunia; pulau-pulau kecil
terluar yang menjadi titik pangkal dan/atau habitat biota
endemik dan langka. Kawasan Strategis Nasional Tertentu
(KSNT) pada peta RZWP-3-K digambarkan batas terluarnya.

90

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


3. Kawasan Pemanfaatan Umum
Usulan Kawasan Pemanfaatan Umum memperhatikan
kriteria: tidak termasuk ke dalam wilayah yang ditetapkan
menjadi kawasan konservasi dan Kawasan Strategis Nasional
Tertentu, dan merupakan wilayah yang sebagian besar
dipergunakan untuk aktivitas ekonomi.
4. Alur Laut
Usulan Alokasi Ruang untuk Alur Laut memperhatikan
kriteria: ruang yang dapat dimanfaatkan untuk alur
pelayaran, pipa/kabel bawah laut, dan migrasi biota laut yang
perlu dilindungi.
Aturan mengenai alur pelayaran dapat mengikuti Permen
Perhubungan No.68 tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di
Laut, dimana alur pelayaran di laut terdiri atas :
a. Alur pelayanan umum dan per-lintasan; dan
b. Alur pelayaran masuk pelabuhan.
Pipa/kabel bawah laut merupakan instalasi yang dapat
dibangun di perairan, dengan persyaratan, sebagai berikut :
a. penempatan, pemendaman, dan penandaan;
b. tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunanatau
instalasi Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran dan fasilitas
Telekomunikasi-Pelayaran;
c. memperhatikan ruang bebas dalam pembangunan
jembatan;
d. memperhatikan koridor pemasangan kabel laut dan pipa
bawah laut; dan
e. berada di luar perairan wajib pandu.
Sedangkan Alur Migrasi Ikan adalah pola ruaya (migrasi) ikan
yang dipengaruhi suhu, salinitas, kecepatan dan arah arus,
pasang surut, tinggi dan panjang gelombang, warna perairan,
substrat dasar, kedalaman perairan, dan tipologi kelandaian
dasar laut. Kecepatan dan arah arus akan memberikan
indikasi terhadap pola pergerakan dan alur migrasi ikan,
sementara keterkaitan suhu, salinitas, kedalaman perairan,
kontur dasar, dan warna perairan memberikan informasi
perairan optimum terhadap ikan-ikan target tangkapan yang
dikehendaki. Alur migrasi biota laut, dapat berupa : alur
migrasi cetacea, tuna, penyu belimbing, penyu lekang, paus
dll.
Klasifikasi Kawasan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
berdasarkan UU No. 27 tahun 2007 Jo UU No. 1 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, dan penentuan
arahan pemanfaatan alokasi ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil dilakukan melalui penentuan zona dan sub zona atau arahan
pemanfaatannya pada masing-masing kawasan. Penentuan zona
pada masing-masing kawasan dilakukan dengan menggunakan
91

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


metode kesesuaian perairan. Hasil kesesuaian perairan dan contoh
peta alokasi ruang dapat dilihat pada ilustrasi gambar di bawah ini.

Gambar 5.5. Ilustrasi Pembagian Kawasan di Wilayah Pesisir dan


Pulau-Pulau Kecil (Subandono, 2016)
Alokasi Ruang di dalam Kawasan Pemanfaatan Umum, Kawasan
Konservasi, dan Kawasan Strategis Nasional Tertentu dan Alur Laut
dijabarkan ke dalam zona, sub zona dan arahan pemanfaatan untuk
setiap zona pada masing-masing kawasan yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.9. Pembagian Kawasan menjadi Zona dan Sub Zona
KAWASAN
1. KAWASAN
PEMANFAATAN
UMUM

ARAHAN PEMANFAATAN
ZONA
Sub zona
Wisata bahari
1. wisata Alam Bentang
Laut;
2. wisata Alam Pantai
/Pesisir dan Pulaupulau kecil;
3. wisata Alam bawah
laut;
4. Wisata budaya;
5. Wisata sejarah; dan
6. Wisata olah raga air
Pemukiman
1. pemukiman nelayan;
dan/atau
2. pemukiman nonnelayan

92

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


KAWASAN

ARAHAN PEMANFAATAN
ZONA
Sub zona
Pelabuhan
1. Daerah
Lingkungan
Kerja
(DLKr)
dan
Daerah
Lingkungan
Kepentingan (DLKp);
dan/atau
2. Wilayah Kerja dan
Wilayah
Pengoperasian
Pelabuhan Perikanan.
Hutan mangrove
Pertambangan

1.
2.
3.
4.
5.
1.

Perikanan Budidaya

2.
1.
2.
3.

Perikanan Tangkap
Pergaraman
Industri

Bandar udara
Pendaratan pesawat
Jasa/Perdagangan
Energi
Fasilitas Umum

1.

Mineral;
Pasir Laut;
Minyak Bumi;
Gas Bumi; dan
Panas Bumi.
budidaya laut;
dan/atau
budidaya air payau.
Pelagis;
Demersal; dan/atau
Pelagis dan demersal
Industri
pengolahan
ikan;
2. Industri maritim;
3. Industri
manufaktur;
4. Industri
biofarmakologi;
dan
5. Industri
bioteknologi.

1. Pendidikan
2. Olahraga
3. Keagamaan

Pemanfaatan air laut


selain energi
Pemanfaatan lainnya
sesuai dengan
karakteristik
biogeofisik

93

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


KAWASAN

ARAHAN PEMANFAATAN
ZONA
Sub zona
lingkungannya

KAWASAN
KONSERVASI
Kawasan
KKP3K dan KKM,
Konservasi
dirinci atas:
dikategorikan
1. Zona Inti
atas:
a. Kawasan
Konservasi
Pesisir dan
Pulau-Pulau
Kecil (KKP3K)
b. Kawasan
Konservasi
Maritim (KKM);
c. Kawasan
Konservasi
Perairan (KKP);
dan
2. Zona Pemanfaatan
terbatas

3. Zona Lain sesuai


peruntukan kawasan
(zona lain sesuai
dengan peruntukan
Kawasan)

Pemanfaatannya, antara
lain:
1) perlindungan mutlak
habitat dan populasi
ikan
serta
alur
migrasi biota laut;
2) perlindungan
ekosistem pesisir unik
dan/atau
rentan
terhadap perubahan;
3) perlindungan
situs
budaya
atau
adat
tradisional;
4) penelitian; dan/atau
5) pendidikan

Pemanfaatannya, antara
lain:
1) perlindungan habitat
dan populasi ikan
2) pariwisata
dan
rekreasi
3) penelitian
dan
pengembangan
4) pendidikan
Pemanfaatannya, antara
lain:
1) Rehabilitasi
2) Perlindungan

Kawasan lindung
yang telah
ditetapkan sesuai
ketentuan
peraturan
perundangundangan
KAWASAN
STRATEGIS
NASIONAL
TERTENTU
(KSNT)
94

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


KAWASAN
Kawasan Strategis
Nasional Tertentu,
yang dimanfaatkan
untuk :
1) Pengelolaan
batas-batas
maritim
kedaulatan
negara;
2) pertahanan dan
keamanan
negara;
3) pengelolaan
situs warisan
dunia;
4) kesejahteraan
masyarakat;
dan/atau
5) pelestarian
lingkungan.
ALUR LAUT

ARAHAN PEMANFAATAN
ZONA
Sub zona
Sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku (pada peta RZWP-3-K digambarkan batas
terluarnya)

Alur Pipa/kabel bawah laut:


1. Pipa Air Bersih
2. Pipa Minyak dan Gas;
3. Pipa dan kabel lainnya;
4. Kabel Listrik
5. Kabel Telekomunikasi;
Alur Pelayaran:
1. Pelayaran Internasional;
2. Pelayaran Nasional;
3. Pelayaran Regional;
4. Pelayaran Lokal;
5. Pelayaran Khusus (Wisata, Tambang, dll)
Alur Migrasi Biota Laut:
1. Migrasi Ikan Tertentu (Tuna, Sidat, dll);
2. Migrasi Penyu;
3. Migrasi Mamalia Laut (Paus, Lumba-lumba,
Dugong)

Setelah diperoleh Peta Usulan Alokasi Ruang selanjutnya


dilakukan analisis non-spasial, diantaranya adalah Analisis
Kebijakan dan Kewilayahan, Analisis Sosial dan Budaya, Analisis
Infrastruktur, Analisis Ekonomi Wilayah, Analisis Pengembangan
Wilayah, Analisis dampak aktivitas dari wilayah sekitar, Analisis Isu
dan Permasalahan perencanaan di wilayah pesisir dan pulau-pulau
95

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K


kecil, dan Analisis Konflik Pemanfaatan Ruang (Resolusi Konflik).
Penjelasan analisis non-spasial secara lebih lengkap dapat dilihat
pada Lampiran I Tata Cara Penyusunan Dokumen RZWP-3-K. Hasil
analisis non spasial diformulasikan untuk menyempurnakan Peta
Usulan Alokasi Ruang menjadi peta RZWP-3-K.

96

Anda mungkin juga menyukai