Anda di halaman 1dari 2

Ketuban Pecah Prematur

Perubahan Molekular
Patogenesis ketuban pecah premature berhubungan dengan
meningkatnya
apoptosis
dari
komponen
selular
membrane
dan
meningkatnya level dari protease spesifik di membran dan cairan amnion.
Hampir semua kekuatan tensil dari membrane disediakan oleh matrix
amnion extraselular dan kolagen interstitial amnion terutama tipe I dan II
yang diproduksi di sel mesenkim. Matrix metalloproteinase (MMP) terlibat
dalam remodeling jaringan normal dan secara particular dengan degradasi
kolagen. MMP-1, MMP-2, MMP-3, dan MMP-9 ditemukan dalam konsentrasi
yang lebih tinggi di cairan amnion dari kehamilan dengan ketuban pecah
premature. Aktivitas dari MMP diregulasi oleh inhibitor dari matrix
metalloproteinase, TIMPs. Beberapa dari inhibitor ini ditemukan ditemukan
kadarnya lebih rendah dari wanita dengan rupture membrane. Meningkatnya
level MMP ditemukan ketika ekspresi protease inhibitor menurun dimana
mempengaruhi kekuatan tensil dari amnionik. Penelitian menunjukkan
bahwa ekspresi dari MMPs bisa meningkat dengan pemberian IL-1, TNF-,
dan IL-6. Penelitian terbaru menunjukkan mekanisme dimana endotoxin
bakteri atau TNF- memicu pelepasan dari fibronektin fetal (fFN) oleh sel
epithelial amnion. Lalu fFN mengikat Toll-like reseptor 4 di sel mesenkimal
amnion untuk mengaktivasi kaskade signal. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya sintesis prostaglandin E (PGE2) dan meningkatnya aktivitas
dari MMP-1, MMP-2, dan MMP-9. Meningkatnya level prostaglandin memicu
pematangan servikal dan kontraksi uterus. Meningkatnya MMPs memicu
pemecahan kolagen di membrane fetus mengakibatkan rupture premature
dari membrane.
Dalam kehamilan dengan ketuban pecah premature, amnion
menunjukkan kematian sel dan marker apoptosis yang lebih tinggi
dibandingkan dengan amnion yang aterm. Penelitian secara
in vitro
menunjukkan apoptosis diregulasi oleh endotoksin bacterial, IL-1, dan TNF-.
Terakhir, ada protein yang berperan terhadap sintesis dari kolagen atau
matrix protein yang mengikat kolagen dan bertanggung jawab terhadap
kekuatan tensil. Protein-protein ini berubah pada membrane yang ruptur
premature. Penelitan menunjukkan bahwa kebanyakan kasus ketuban pecah
premature ini merupakan hasil dari degradasi kolagen, perubahan
penyusunan kolagen, dan kematian sel, dimana semuanya mengarah ke
lemahnya amnion.

** William Obstetric **

Anda mungkin juga menyukai