Anda di halaman 1dari 31

FRAKTUR PATELLA

Pembimbing :
Dr. dr. Erwien Isparnadi, Sp.OT
Kristianto Cahyadi
Lu Jordy Luhur

2015.04.2.0086
2015.04.2.0089

PENDAHULUAN
Fraktur patella
Trauma pada patella : 1% dari semua trauma pada tulang
>>> : 20-50 tahun
Pria : wanita = 2 : 1 (Gwinner et al, 2016)
Tipe fraktur mekanisme trauma, energi yang ditransmisikan ke
tulang, kualitas dari tulang itu sendiri (Gwinner et al, 2016)
menyebabkan nyeri dan gangguan pada persendiannya dengan
tulang tibia mekanisme ekstensi dari ekstremitas bawah
terganggu. (Scolaro, 2010)
harus diterapi dengan baik untuk mendapatkan fungsi lutut yang
normal

ANATOMI PATELLA

Tulang sesamoid terbesar


Tertanam didalam tendon otot kuadriseps.
proksimal dilingkupi kartilago
Lapisan dalam tendon otot kuadriseps melekat pada basis patella. Serat
superfisial terbentang melewati tulang patella dan berlanjut hingga
tuberositas tibia. (Gwinner C, 2016)
Retinaculum :

Fascia latta
Aponeurosis dari otot vastus medial dan lateral
Ligamentum patellofemoral
Peran : ekstensi (Gwinner C, 2016)

VASKULARISASI DAN INNERVASI

EPIDEMIOLOGI DAN ETIOLOGI


1 % dari seluruh fraktur tulang
>>> 20-50 thn
Pria : Wanita = 2 : 1
>>> : direct injury, simple 2-part diversion, close fracture
Tipe fraktur??? MOI, energi yang ditransmisikan ke tulang, kualitas tulang

BIOMEKANISME PATELLA
Patella sentral mekanisme ekstensor lutut
Fungsi :
Tuas untuk ekstensi lutut
Membantu usaha otot kuadriseps
Linking and displacement
Awal ekstensi dari posisi fleksi maksimal : penghubung otot kuadriseps dan
tendon patella memungkinkan transmisi gaya torsi dari quadriceps ke tibia
Dari fleksi 45 hingga ekstensi penuh : memisahkan hubungan quadriceps
dan tibia

MEKANISME TRAUMA
Langsung
Tidak langsung

KLASIFIKASI
OTA :

Ax :

DIAGNOSIS
Riwayat trauma (langsung atau tidak langsung)
Nyeri lutut depan, bengkak, susah bergerak setelah jatuh
Mekanisme injury

Px :

look : vulnus, deformitas, edema, hematoma


feel : nyeri tekan, krepitasi
move : Rom knee joint terbatas

Pemeriksaan khusus : lig. Cruciatum, aspirasi (hemarthrosis),


apprehension test
Pem. Penunjang : Foto AP / Lat

PENATALAKSANAAN
Pilihan utama dari penanganan fraktur patella:
Nonoperative management
ORIF tension band wiring
Partial patellectomy
Complete patellectomy
(Melvin, 2013)

TINDAKAN NON OPERATIF

Teknik non operatif


Hemarthrosis aspirasi.
Plaster cylinder harus digunakan selama 3-4 minggu
Straight leg raised dan isometric quadriceps contraction
ROM dilatih

TINDAKAN OPERATIF
ORIF

Partial Patellectomy
Indikasi : kominusi fragmen terlalu parah dan tidak dapat distabilkan
dengan fiksasi internal.
Total Patellectomy

PENANGANAN POST-OPERATIF
Fisioterapi
cylinder cast
hinged knee brace.
Isometric quadriceps exercise dan straight leg raise dilakukan sesegera
mungkin setelah nyeri mereda. (Melvin JS, 2013)

KOMPLIKASI
Range of Motion/ROM
Kegagalan reduksi
Infeksi
Delayed / non union
Osteoarthritis patellofemoral

PROGNOSIS
Fraktur transverse : non / min displace baik
Fraktur kominutif : 30-50% nyeri lutut anterior persisten
15-30% gangguan fungsi

TINJAUAN KASUS
Identitas
Nama
Umur

: Ny. S
: 76 tahun

Jenis Kelamin
Pekerjaan

: Perempuan

Agama
Alamat

: Islam

: Ibu Rumah Tangga


: Kedung Tarukan Wetan 3 SBY

Status perkawinan
: Menikah
Tgl Kejadian
: 16 November 2016
Tgl pemeriksaan
: 18 November 2016

ANAMNESIS (21/12/2015)
Keluhan Utama

: Nyeri pada lutut kiri

Riwayat Penyakit Sekarang : (Autoanamnesa)


Pasien datang ke poli Orthopedi dengan keluhan nyeri pada lutut kiri sejak 2 hari
yang lalu. Sebelumnya pasien mengaku merasa nyeri setelah terjatuh karena
terpeleset sarung bantal. Pada saat terjatuh, lutut kiri pasien pertama kali
menyentuh lantai sehingga pasien berada dalam posisi setengah berlutut dan
pasien mengaku kepalanya tidak terbentur. Setelah kejadian pasien mengatakan
lutut pasien sangat nyeri dan tidak bisa menggerakkan kaki kirinya. Pasien
meminta tolong keluarganya untuk dinaikkan ke kasur. Kurang lebih 1 jam
kemudian, pasien datang ke IGD. Di IGD pasien diberikan anti nyeri dan kaki kiri
pasien di gips. Keluhan nyeri berukurang tetapi tidak sampai tuntas. Pasien
kontrol ke poli 2 hari setelah kejadian.
Pasien mengaku tidak pusing, mual dan muntah. Tidak demam, tidak kesemutan
pada betis kiri ataupun telapak kaki kiri. Pasien juga mengaku tidak pingsan dan
mengingat kejadian.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Riwayat trauma sebelumnya (-)
DM (-), HT (-)
Alergi obat (-), Alergi makanan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


HT disangkal
DM disangkal
Jantung disangkal

PRIMARY SURVEY
Airway dan c spine immobilization : Bebas
Breathing
: spontan, simetris . RR : 20 x/ menit
Circulation : CRT < 2
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Temperatur : 36 C
Disability :
Kesadaran/GCS : CM/ 4-5-6
Pupil
: bulat isokhor +/+ 0 3 mm
Exposure : -

SECONDARY SURVEY
Pemeriksaan Fisik
KU : cukup
BB : 73 kg
TB : 158 cm
Status generalis:
Kepala/leher
: A/I/C/D -/-/-/Cervical spine
: dbn
Thorax
:
a. Pulmo

(-)

I: normochest, simetris, retraksi dinding dada (-), vulnus (-), jejas


P: pergerakan dinding dada simetris
P: Sonor +/+
A: Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-

b.

Cor

I: ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak kuat angkat, Thrill (-)
P: batas jantung dbn
A: S1S2 tunggal, M (-), G (-)
Abdomen:
I: Flat, jejas (-), vulnus (-)
P: supel, undistended, H/L ttb, nyeri tekan (-)
P: timpani
A: bising usus normal

Ekstremitas
Akral hangat +/+
+/+
Edema -|-

-|CRT < 2 detik

STATUS LOKALIS
Regio genu sinistra:
L : vulnus (-), edema (+), bone exposure (-), deformitas (+),
F : nyeri tekan (+), krepitasi (+), false movement (-)
M : ROM knee joint terbatas
AV : CRT < 2, pulsasi a.dorsali pedis(+), pulsasi a.tibialis posterior (+)
N : sensoris (N), fleksi dan ekstensi jari kaki (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto X-Ray genu sinistra AP, Lateral

DIAGNOSA
Close fracture Patella Sinistra

PLANNING
Diagnosa : Terapi : Konservatif : Imobilisasi dengan hinged knee
brace
Inj. Antrain 3x1amp
Operatif : ORIF
Monitoring : Vital Sign, keluhan, Status Lokalis, AVN
Edukasi : Pentingnya rehabilitasi
Penurunan berat badan

Anda mungkin juga menyukai