Anda di halaman 1dari 9

Nama

: Rizatun Jadidah

Nim

: 140351600481

Off

:B
TUGAS MATERI ENZIM

1. Jelaskan dengan ringkas pengertian dari istilah-istilah berikut:

Enzim
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup,
dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang secara
kolektif membentuk metabolisme perantara dari sel.

KM suatu reaksi enzimatik dan apa fungsinya


KM pada suatu reaksi enzmatis adalah ukuran konsentrasi substrat agar proses
katalik berlagsung efektif. Artinya, suatu enzim dengan KM besar memerlukan
substrat yang lebih banyak daripada enzim dengan KM kecil untuk mencapai laju
reaksi yang sama.
Dengan catatan :
o Makin besar KM makin tidak spesisfik substratnya.
o Nilai KM khas bagi suatu reaksi enzimatis.
o KM (Konstana Michaels-Menten) berfungsi sebagai ukuran konstanta disosiasi
(Kd) suatu enzim.

Hidrolase
Hidrolase merupakan kelompok enzimyang mengkatalis reaksi hirolsis.
Adapun berikut contohnya :

Ligase
Ligase merupakan kelompok enzim yang mengkatalis reaksi ligsi, yaitu
penggabungan dua substrat. Reaksi ini disertai hidrolisis ATP sebagai sumber energi.
Adapun berikut contohnya :

Sisi aktif enzim


Sisi aktif enzim adalah daerah yang terspesialisasi dari protein dimana enzim
berikatan dengan substrat. Sisi aktif dari suatu enzim merupakan suatu celah yang
terspesialisasi untuk mengenal substrat khusus dan mengkatalisis transformasi
kimia. Hal itu terbentuk dalam struktur tiga dimensi dari asam amino yang berbeda
yang memungkinkan atau tidak berdekatan dengan rangkaian primer. Interaksi
antara sisi aktif dan substrat terjadi melalui gaya yang sama yang menyeimbangkan
struktur protein.

2. Bagaimana caranya:

Menentukan KM suatu enzim


Cara menentukan KM bergantung adanya substrat, karena enzim mengikat substrat
(S) dan menghasilkan produk (P)
E+S

ES

E+P

Reaksi kebalikan antara E dan P sangat kecil sehingga v = k2 [ES](1)


Pada reaksi enzimatis [ES] sulit diukur, yang dapat terukur dengan baik adalah [S]
atau [P] dan [E]t (Enzim total= Enzim awal= E0)
[E]t = [E] + [ES] atau [E] = [E]t - [ES](2)
Pada keadaan steady state:
maka laju pembentukan ES = laju penguraian ES
k1[E] [S] = k1[ES] + k2[ES](3)
[E] [S] = {(k1+k2)/k1} [ES] = KM[ES](4)
(2) ke (4) ......[E]t [S] - [ES] [S] = KM [ES]
[ES] = [E]t [S]/ (KM+[S])(5)
Kalau pers (5) dimasukkan ke pers (1) v = k2[E]t [S]/ (KM+[S]) (6)
Pada [S] yg sangat besar , enzim telah jenuh dengan substrat sehingga reaksi
mendekati kecepatan maksimum= Vmaks:
Vmaks = k2[E]t, sehingga
v = Vmaks [S]/ (KM+ [S]) (pers Mikhaelis-Menten)
Pada saat kecepatan reaksi mencapai Vmaks maka [S]=K

Membedakan enzim dengan apoenzim/proenzim

Enzim merupakan protein khusus yang berfungsi mengkatalis reaksi hayati


secara efektif, tepat, dan spesisfik. Secara keseluruhan enzim (holoenzim) memiliki
dua bagian utama yaitu protein (apoenzim) dan bagian non protein (proteolitik).
Apoenzim merupakan suatu polipeptida yang memiliki struktur quartener atau
struktur

tersier dengan urutan dan komposisi asam amino tertentu dan rantai

polipeptida tersebut distabilkan oleh ikatan kimia yang terjadi dari gugus samping
yang terdapat dalam asam aminonya.

Membedakan inhibitor kompetitif dan non kompetitif suatu reaksi enzimatis


Pada inihibitor kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan
dengan enzim. Seringkali inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip
dengan substrat asli enzim. Sedangkan pada inhibitor non kompetitif dapat
mengikat enzim pada saat yang sama substrat berikatan dengan enzim.

Menentukan aktivitas suatu enzim


Suatu enzim mempercepat suatu reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi dalam sebuah reaksi. Reaktan di mana suatu enzim bekerja disebut sebagai
substrat enzim. Pada saat enzim dan substrat berikatan, kerja katalitik enzim tersebut
akan mengubah substrat menjadi produk (atau beberapa produk) reaksi. Aktivitas
suatu enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti inhibitor, aktivator, kofaktor,
suhu, pH, waktu reaksi enzimatis, konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat.
Enzim ini terdapat pada sel-sel tumbuhan, fungi, bakteri, dan hewan.

Menentukan aktivitas spesifik suatu enzim


Sifat kerja enzim bersifat spesifik atau khusus, artinya bahwa satu enzim
hanya dapat bekerja pada satu substrat, enzim bekerja pada suhu tertentu, enzim
berkerja pada derajat keasaman (pH) tertentu, kerja enzim dapat bolak-balik, artinya
selain dapat memecah substrat juga dapat membentuk substrat dari penyusunnya.
Enzim bekerja berdasarkan prinsip kunci dan anak kunci (lock and key). Pada
salah satu sisi enzim terdapat tempat aktif yang memiliki bentuk yang dapat
berpasangan tepat sama dengan bentuk permukaan substrat. Akibatnya satu enzim
hanya dapat digunakan untuk satu jenis substrat. Contoh enzim yang sering
digunakan sebagai materi praktikum adalah enzim katalase. Enzim ini banyak
terdapat pada organel peroksisom dan berfungsi memecah peroksida (H2O2) yang
bersifat toksik menjadi H2O dan O2.

Menentukan bahwa beberapa enzim merupakan isozim

Isozim merupakan sekelompok enzim yang mempunyai aktivitas yang sama.


Bentuk bentuk enzim tersebut berbeda secara fisik, kimia dan imunologik dan
dapat dipisahkan. Isozim biasa ditemukan di dalam serum dan jaringan semua
vertebrata, insekta, tumbuhan, dan organisme uniseluler. Jaringan yang berbeda
dapat mengandung isozim yang berbeda pula, dan semua isozim ini mempunyai
afinitas berbeda-beda terhadap substrat.
3. Mungkinkah

Suatu lipase adalah hidrolase


Menurut saya enzim lipase bisa diatakan kelompok enzim hidrolase. Hal ini
dikarenakan pada hidrolisis lipid dilakukan oleh lipoprotein lipase, yang membantu
dalam memecahkan lipoprotein densitas rendah ke 2-3 asam lemak dan satu molekul
monoacylglycerol, menggunakan APO-CII (apolipoprotein) sebagai kofaktor. Enzim
ini ditemukan berlimpah dalam sel-sel endotel yang melapisi pembuluh kapiler.Salah
satu jenis enzim ini, yang dikenal sebagai triasilgliserol sensitif hormon merangsang
proses yang dikenal sebagai lipolisis di jaringan lemak, yang melibatkan pemecahan
lemak dan lipid. Asam lemak esensial yang dihasilkan melalui bantuan proses
mengaktifkan jalur oksidasi beta pada jaringan lain (seperti hati). Juga, di dalam
hati, itu membantu dalam produksi badan keton, yang digunakan sebagai bahan
bakar alternatif oleh jaringan perifer, ketika glukosa tidak banyak tersedia.

Suatu papain adalah protease


Menurut saya, mungkin saja enzim papain adalah protase. Hal ini dikarenakan
enzim papain adalah jenis enzim protease yang terkandung dalam getah papaya, baik
dalam buah, batang maupun daunnya.

Suatu larutan A kadar proteinya hanya 1/10 larutan B, tetapi aktivitas enzimatiknya
10x larutan B
Menurut saya mungkin, hal ini tegantung banyaknya Konsentrasi substrat atau
enzim yang berada dalam larutan B. Selain itu, kondisi lingkungan seperti suhu, pH,
kehadiran inhibitor, dll turut mempengaruhi aktivitas enzim larutan B.

4. Apa bedanya reaksi enzimatik dan reaksi non enzimatik


Reaksi Enzimatik
Menurunkan energi aktivasi

Enzim memberikan suatu lingkungan yg spesifik di dalam sisi aktifnya, sehingga

reaksi secara energetik dapat lebih mudah terjadi.


Reaksi Non Enzimatik
Menggunakan energi aktivasi yg tinggi
Lambat
Membutuhkan suhu yang tinggi
Tekanan yang tinggi
5. Bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
a. Menentukan aktivitas suatu enzim secara kolorimetri?
Penentuan secara kalorimetri pada enzim kitinase
Penentuan secara kalorimetri didasarkan pada pelepasan produk hasil
degradasi koloidal kitin berupa N-asetil-D-glukosamin ke dalam supernatant dengan
menggunakan metode Reissig. Produk tersebut dikomplekskan dengan reagen
tertentu seperti p-dimetilamino-benzaldehid atau reagen asam dinitrosalisilat
menghasilkan serapan pada panjang gelombang 540 nm. Substrat lain yang bisa
digunakan pada metode ini adalah kitin azure, yaitu kitin yang direaksikan dengan
senyawa Remasol Brillian Violet 5R dan serapam yang dihasilkan dapat diukur pada
panjang gelombang 420 nm. Untuk menentukan konsentrasi produk digunakan Nasetil-D-glukosamin sebagai standar, Spektrofotometer Assay Metode ini dapat
ditentukan dengan menggunakan senyawa kromogen seperti 4-nitrofenil- - D-NN-diasetilkitobiosa

dan

4-nitrofenil-

D-N-N-N-triasetilkitobiosa

yang

disiapkan dalam larutan stok dimetil sulfoksida (DMSO) dan ditentukan serapan
pada panjang gelombang 410 nm.
b. Mendapatkan struktur tiga dimensi suatu protein?
Struktur tersier adalah menjelaskan bagaimana seluruh rantai polipeptida
melipat sendiri sehingga membentuk struktur 3 dimensi. Pelipatan ini dipengaruhi
oleh interaksi antar gugus samping (R) satu sama lain. Ada beberapa interaksi yang
terlibat agar membentuk struktur tiga dimensi yaitu:
Interiaksi ionik
Terjadi antara gugus samping yang bermuatan positif (memiliki gugus NH2
tambahan) dan gugus negatif (COOH tambahan).
Ikatan hidrogen
Jika pada struktur sekunder ikatan hidrogen terjadi pada backbone, maka
ikatan hidrogen yang terjadi antar gugus samping akan membentuk struktur tersier.
Karena pada gugus samping bisa banyak terdapat gugus seperti OH, COOH,
CONH2 atau NH2 yang bisa membentuk ikatan hidrogen.

6. Dengan penjelasan yang bagaimana/ mengapa:


a. Kadangkala enzim tak langsung dibentuk tetapi dalam bentuk proenzim dulu
Hal ini dikarenakan proenzim atau zimogen merupakan enzim yang diproduksi
dalam bentuk inaktif. Serta pembuatan proenzim atau zimogen memiliki dua tujuan,
antara lain : (1) Melindungi tubuh dari proses autodigesti; (2) Melayani kebutuhan
enzim tertentu dengan cepat. Sebagai contoh misalnya pepsinogen, tripsiogen dan
kemotripsinogen.
b. Pemotongan sebagian pro-enzim/ zimogen, justru mengaktivkan enzim yang
bersangkutan
Pro-protein adalah protein yang harus ditranslokasikan dari tempat
terbentuknya

ke

tempat

tertentu

dan

mengalami

modifikasi

di

sana.

Zimogen/proenzim adalah protein bakal enzim yang harus dimodifikasi/dipotong


agar menjadi enzim yang aktif. Karena, pemotongan spesifik menyebabkan
perubahan konformasi yang menyingkap sisi aktif enzim, sehingga enzim akan aktif.
Mekanisme pengaturan ini dapat dilakukan di luar sel karena tidak memerlukan ATP
untuk mngubah zymogen menjadi enzim aktif. Karena mekanisme ini bersifat
irreversible, maka diperlukan mekanisme lain untuk menginaktifkan enzim.
Contohnya Protease diinaktifkan dengan protein inhibitor yang mengikat secara kuat
pada sisi aktif enzim.
c. Enzim dapat mempercepat perubahan substrat menjadi produk
Enzim sebagai katalis bersifat efektif, tepat dan spesifik karena adanya sisi
aktif pada enzim, yaitu bagian dari enzim yang melakukan fungsi pengarahan,
pengikatan, dan katalisa pada pH dan suhu tertentu. Sisi aktif umumnya berbentuk
celah yang tersusun atas beberapa residu asam amino yang akan menyentuh substrat.
Subtrat yang dapat memasuki celah harus memenuhi syarat yaitu komplemen
(cocok) dengan celah dan harus ada bagian yang reaktif agar dapat digandengkan
atau diurai.
7. a. Jelaskan beberapa penyakit karena defisiensi/kerusakan enzim, dan enzim apa yang
rusak
o Defisiensi enzim piruvat kinase di dalam sel darah merah adalah anemia
hemolitik. Hal ini terjadi karena pengingkatan dekstruksi sel oleh fagosit di
limpa. Sebab, sel darah merah tidak memiliki mitokondria sehingga untuk
memperoleh energi bergantung secara total pada glikolisis, jalur sitosol yang
mengubah glukosa menjadi piruvat. Piruvat kinase merupakan enzim kunci

untuk glikolisis. Apabila glikolisis tidak dapat berlangsung dengan kecepatan


normal akibat defisiensi piruvat kinase, sel tidak dapat menghasilkan ATP dalam
jumlah adekuat. Akibatnya, sel tidak dapat mempertahankan pompa ion yang
terjadi di dalam membran sel. sel tersebut memperoleh Ca 2+, kehilangan K+ dan
air serta menjadi kaku. Kemudian sel mengalami hemolisis (yaitu, disingkirkan
dari sirkulasi oleh fagositosis di dalam limpa).
o Defiseiensi heksosaminidase A, heksosaminidase adalah enzim lisosom yang
penting untuk penguraian normal glikosfingolipid, misalnya gangliosida.
Gangliosida ditemukan dalam konsentrasi tinggi di ganglion saraf, walaupun
dihasilkan di banyak tempat dalam sistem saraf. Fungsi gangliosida pada
membran sel masih belum diketahui secara pasti. Apabila aktivitas enzim
degradatif ini berkurang atau tidak ada, terjadi penimbunan gangliosida yang
mengalami degradasi parsial di dalam lisosom di berbagai sel sistem saraf pusat
dan menyebabkan berbagai gangguan neurologis yang secara kolektif disebut
gangliosidosis. Apabila defisiensi enzim parah, gejala muncul 3-5 bulan
pertama, timbul gejala defisit neurologik motorik atas dan bawah, gangguan
penglihatan yang dapat berkembang menjadi kebutaan, kejang, dan disfungsi
kognitif yang semakin memburuk.
o Aldose B adalah enzim penentu kecepatan metabolisme fruktosa. Apabila terjadi
defisiensi aldose B maka akan menyebabkan penimbunan fruktosa 1-fosfat di
dalam hati dengan jumlah yang jauh lebih besar.
o Defisiensi glikosidase lisosom menyebabkan penimbunan karbohidrat yang
terurai sebagian dari proteoglikan, glikoprotein dan glikolipid di dalam vesikel
yang tebungkus membran di dalam sel. Hal ini dapat menyebabkan kelainan
dalam bentuk tulang, reterdasi mental dan tanda jkhas lain disebabkan pula
karena penimbunan glikosaminoglikan, biasanya ditemukan di dalam urin.
b. Jelaskan kegunaan inhibitor enzim dalam pengobatan
Inhibitor adalah zat yang menghambat atau menurunkan laju reaksi kimia. Sifat
inhibitor berlawanan dengan katalis, yang mempercepat laju reaksi. Secara umum suatu
inhibitor adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia.
Banyak zat dapat mempengaruhi proses metabolisme dengan mempengaruhi aktivitas enzim.
Sebagian besar obat-obatan bertindak sebagai inhibitor enzim. Eksperimen Enzymekinetic
merupakan aspek pengembangan obat dan pengujian prosedur metabolit alam juga terlibat dalam
proses regulasi sebagai inhibitor. Laju reaksi enzim dapat diturunkan menggunakan berbagai jenis
inhibitor enzim. Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim, inhibitor sering

digunakan sebagai obat. Contohnya adalah inhibitor yang digunakan sebagai obat
aspirin. Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi pembawa
pesan peradangan prostaglandin, sehingga ia dapat menekan peradangan dan rasa
sakit. Namun, banyak pula inhibitor enzim lainnya yang beracun. Sebagai contohnya,
sianida yang merupakan inhibitor enzim ireversibel, akan bergabung dengan tembaga
dan besi pada tapak aktif enzim sitokrom c oksidase dan memblok pernapasan sel.
c. Jelaskan suatu contoh pengukuran enzim untuk diagnosis
Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga
kelompok:
1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat
penyakit tertentu.
Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan
mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya tidak
terlacak di cairan ekstrasel dalam jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya
selalu ada bagian kecil enzim yang berada di cairan ekstrasel. Keberadaan ini
diakibatkan adanya sel yang mati dan pecah sehingga mengeluarkan
isinya(enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya sangat sedikir dan
tetap.Apabila enzim intrasel terlacak di dalam cairan ekstrasel dalam jumlah lebih
besar

dari

yang

seharusnya,

atau

mengalami

peningkatan

yang

bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti oleh


kebocoran akibat pecahnya membran) sel secara besar-besaran. Kematian sel ini
dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti keracunan bahan kimia (yang
merusak tatanan lipid bilayer), kerusakan akibat senyawa radikal bebas, infeksi
(virus), berkurangnya aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan
mengeluarkan enzim- enzimnya, atau terjadi perubahan komponen membrane
sehingga sel imun tidak mampu lagi mengenali sel-sel tubuh dan sel-sel asing,
dan akhirnya menyerang sel tubuh (penyakit autoimun) dan mengakibatkan
kebocoran membrane.
Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan
adalah sebagai berikut:

Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah


ke glomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu

protein serum yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah.


2. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis.

Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan menjadi bahan untuk


mencari petanda (marker) suatu senyawa. Dengan memanfaatkan enzim,
keberadaan suatu senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa
jumlahnya. Kelebihan penggunaan enzim sebagai suatu reagensia adalah
pengukuran yang dihasilkan sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan dengan
pengukuran secara kimia, mampu digunakan untuk mengukur kadar senyawa yang
jumlahnya sangat sedikit, serta praktis karena kemudahan dan ketepatannya dalam

mengukur.
Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai berikut:
Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter globiformis

dapat digunakan untuk mengukur asam urat.


Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-oksidase

yang dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.


Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunan
alcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang
dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain
3. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.
Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan
memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak.
Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali bukan substrat yang khas bagi enzim
yang digunakan. Selain itu, tidak semua senyawa memiliki enzimnya, terutama
senyawa-senyawa sintetis. Oleh karena itu, pengenalan terhadap substrat dilakukan
oleh antibodi. Adapun dalam hal ini enzim berfungsi dalam memperlihatkan
keberadaan reaksi antara antibodi dan antigen.

Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti
obat atau hormon ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan
antibodi tidak dapat berikatan dengan molekul (obat atau hormon) tersebut. Enzim
yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan
gluksa-6-fosfat dehidrogenase.

Anda mungkin juga menyukai