PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi telah membuat dunia seolah tanpa batas.
Fenomena ini membawa konsekuensi dalam tata ekonomi dunia. Modal
dan keahlian mengalir dari satu kawasan ke kawasan lam. Mengacu pada
penanaman modal asing (PMA), timbul pertanyaan apakah ia membawa
manfaat nyata
menguntungkan
investor asing saja. Pertanyaan ini bukan semata ada di ranah ekonomi,
tetapi juga sosial, politik dan kedaulatan negara. Filosofi kebijakan
PMA adalah bahwa modal asing diperlukan guna melengkapi modal
dalam negeri yang tidak cukup kuat memutar roda perekonomian negara.
Tetapi
manakala
perekonomian
modal
nasional,
asing
itu
kemudian
mendominasi
sering timbul sikap permusuhan terhadap PMA. Sikap tidak bersahabat ini
dapat diwujudkan dalam keputusan politik untuk menasionalisasi atau
mengambilalih modal asing. Nasionalisasi juga dapat dilatarbelakangi
oleh
dekolonisasi ekonomi,
sistem
investor
yang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian nasionalisasi
Nasionalisasi sering disamakan dengan konfikasi dan onteigening dan
pencabutan hak. Istilah nasionalisasi paling tidak mencakup tiga pengertian
Konfiskasi, Onteigening dan Pencabutan Hak. L. Erades memberikan
arti nasionalisasi, yakni suatu peraturan dengan mana pihak penguasa
memaksakan semua atau segolongan tertentu untuk menerima (dwingt te
godegen), bahwa hak-hak mereka atas semua atau beberapa macam benda
tertentu beralih kepada negara. Dengan demikian nasionalisasi adalah suatu
cara peralihan hak dari pihak partekelir kepada negara secara paksa.
Nasionalisasi merupakan refers to the process of a government
taking control of a company or industry, which can occur for a variety of
reasons. When nationalization occurs, the former owners of the companies
may or may not be compensated for their loss in net worth and potential
income. Nationalization is most common in developing countries subject to
frequent leadership and regime changes. In these instances, nationalization is
often a way for a government to expand its economic resources and power.
The opposite of nationalization is privatization, when government-owned
companies are spun off into the private business sector.1
Nasionalisasi dipandang sebagai Species dari Genus pencabutan
hak dan Onteigening. Berkaitan dengan ketentuan di atas berarti setiap ada
pencabutan hak dan onteigening pada prinsipnya harus diikuti dengan ganti
rugi. Sementara itu jika tidak disertai dengan ganti rugi maka dia dapat
disebut dengan "konfiskasi. Konfiskasi ini mirip dengan pencabutan hak
(semacam onteigening), tetapi dengan corak khusus tanpa ganti rugi.
tidak
pengambilalihan
akan
melakukan
tindakan
nasionalisasi
atau
undang-undang.
(2).Dalam hal Pemerintah
melakukan
tindakan
nasionalisasi
atau
2 Gouw Giok Siong, loc.cit, dikutip dari Wortley, 1980, The Foreign
Investment in Indonesia, 1st, Gunung Agung, Singapore, hal. 8.
(1),
Pemerintah
akan
pada
masa
lalu
tidak
istilah
tunggal nasionalisasi
atau
pengambilalihan
hak
hak
menguasai
hak
milik
asing
atau
dan/atau
secara
menyeluruh
tindakan-tindakan
atas
yang
Jumlah
final adalah
yang
satu lembaga yang menawarkan cara menentukan harga pasar. Cara itu
termuat dalam World Bank Guidelines on the Treatment of Foreign Direct
Investment
1992,
Bagian
IV tentang Expropriation
and
Unilateral
aset
berwujud
dalam
dan
oleh
karena
itu
dapat
dianggap
merepresentasikan
nilai
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nasionalisasi adalah suatu peraturan dengan mana pihak penguasa
memaksakan semua atau segolongan tertentu untuk menerima (dwingt te
godegen), bahwa hak-hak mereka atas semua atau beberapa macam benda
tertentu beralih kepada negara. Dengan demikian nasionalisasi adalah suatu
cara peralihan hak dari pihak partekelir kepada negara secara paksa.
UUPM tidak memberikan definisi nasionalisasi. Tetapi hal ini
bukanlah
sesuatu