(TERMOREGULASI)
Tujuan
:
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
Mengukur suhu ketiak (axilla) dan suhu mulut seseorang.
Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air
es pada suhu mulut seseorang.
Menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh
binatang poikilometrik.
Dasar Teori
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan intgrasi dan
koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh
melawan perubahan suhu dingin atau hangat. Pengaturan suhu tubuh (termogulasi),
pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis, dalam
termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin dan hewan berdarah panas
(Bickley, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh terdiri atas variasi diurnal, kerja
jasmani/ aktivitas fisik, jenis kelamin, dan lingkungan. Konsep core temperature
merupakan dua bagian pengaturan suhu yaitu bagian dalam pengaturan suhu yang
bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar-benar mempunyai suhu rata-rat 37 derajat
celsius dengan diukur pada daerah (mulut, membran timpani, vagina, esophagus/Tr)
(Guyton, 2007).
Tubuh mengambil peran yang sangat aktif dalam pengaturan suhu, suhu tubuh
diatur oleh tingkat dimana panas yang terpencar adri kulit dan oleh penguapan air.
Proses tersebut diregulasi oleh mekanisme umpan balik saraf yang beroperasi terutama
melalui hipotalamus. Hipotalamus tidak hanya mengandung mekanisme kontrol, tetapi
jaga kunci sensor satu, di bawah mekanisme kontrol ini, berkeringat dimulai hampir
1
tepat suhu kulit bersuhu 37oC dan meningkat dengan cepat jika suhu kulit meningkat di
atas nilai ini. Berkeringat (penguapan melalui pori-pori di dalam mulut) merupakan
regulator suhu umum. Produksi panas tubuh pada kondisi ini tetap hampir konstan
karena suhu kulit meningkat. Jika suhu kulit turun dibawah normal berbagai respon
mulai dilakukan untuk menjaga panas dalam tubuh dan meningkatkan produksi tanah
(Khaw, 2004).
Berdasarkan dari beberapa hal yang telah dijelaskan semua maka pentingnya
dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui mekanisme termoregulasi dan faktorfaktor yang mempengaruhi termoregulasi.
Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu : pertama, secara fisik
(prinsif-prinsif ilmu alam) yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari perubahan
sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion)-erector villi. Kedua, secara kimia
yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme. Pengaturan secara fisik Dilakukan
dengan
dua
cara
yaitu
pertama,
vasokontriksi
pembuluh
darah
(cutaneus
vasokontriksi), pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari
pada dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas
yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1
rangkap pakaian lagi. Kedua limit blood flow slufts (perubahan aliran darah), pada
prinsipnya
yaitu
panas/temperature
inti
tubuh
terutama
akan
lebih
dihemat
(dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan. Pengaturan suhu tubuh secara
kimia sebagai berikut pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme
akan terjadi baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan
cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian,
secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor unit alau seluruh otot.
Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku
dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil
pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari
basal, dengan batas maximal 5 kali (Monkhouse, 2007).
Pengaturan suhu tubuh dalam keadaan panas dilakukan secara fisik dan
keringat.Pertama, fisik terjadi penambahan aliran darah permukaan tubuh,aliran darah
maximum pada anggota badan, perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan
proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34 derajat
Celcius. penambahan penambahan konduktivitas panas (thermal dan aliran darah
konduktiviti). Kedua secara keringat yaitu pada temperature diatas 340 C, pengaturan
sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat
panas dari radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara
penguapan (evaporasi). Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara
keringat dan periodic memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan kulit
merupakan mekanisme pendingin yang paling efektif (Levi, 2005).
Organ Pengatur Suhu Tubuh
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi
utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi
sebagai termostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di
kulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan
dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi setiap
penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu berespon
terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01C. Hipotalamus terus-menerus mendapat
informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui reseptor khusus yang peka
terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri di perifer).
Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi suhu primer
diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang
terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan organ abdomen, di
hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan
anteror. Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang
memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Sedang, regio anterior yang
diaktifkan oleh rasa hangat, memicu refleks yang memperantarai pengurangan panas
(Seeley, 2007).
1. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam
(kepala, dada, abdomen) dan C.dipertahankan mendekati 37.
2. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan
subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
3. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan
suhu inti dan suhu kulit.
Suhu oral rata-rata adalah 37 0C (98,60F), dengan rentang normal 36,1 sampai 37, 0C
(97-990F). Suhu rektum rata-rata sekitar 0,60C (10F) lebih tinggi, yaitu 37,60C (99,70F),
berkisar dari 36,1 sampai 37,80C (97-1000F). ukuran tersebut bukan merupakan
petunjuk absolute suhu inti internal, yang rata-rata sekitar 37,8 0C (1000F). Walaupun
suhu inti dipertahankan relatif konstan, terdapat beberapa faktor yang sedikit dapat
mengubahnya, antara lain :
1. Sebagian besar suhu inti manusia dalam keadaan normal bervariasi sekitar 1 0C
(1,80F) selama siang hari, dengan tingkat terendah terjadi di pagi hari sebelum
bangun (jam 6-7 pagi) dan titik tertinggi terjadi di sore hari (jam 5-7 sore). Variasi ini
disebabkan oleh irama biologis inheren atau jam biologis.
2. Suhu inti wanita juga mengalami irama bulanan dalam kaitannya dengan daur haid.
Suhu inti rata-rata 0,50C (0,90F) lebih tinggi selama separuh terakhir siklus dari saat
ovulasi ke haid.
3. Suhu inti meningkat selama olahraga karena peningkatan luar biasa produksi panas
oleh otot-otot yang berkontraksi. Selama olahraga berat, suhu inti dapat meningkat
sampai setinggi 400C (1040F).
4. Karena mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif, suhu inti dapat sedikit
berubah-ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang ekstrim.
Dengan demikian, suhu inti dapat bervariasi antara sekitar 35,6 0C sampai 400C
(960F-1040F), tetapi biasanya menyimpang kurang dari beberapa derajat.Nilai yang
relatif konstan ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme termoregulatorik
yang dikoordinasikan oleh hipotalamus.
Suhu tubuh rata-rata yang menurut Guyton dapat dihitung dengan rumus, suhu
rata-rata = 0,7 suhu inti + 0,3 suhu perifer.Pada
biologis didalam tubuh manusia berhenti. Pada suhu 44 45C susunan saraf pusat
berhenti bekerja, sedangkan jantung beerhenti berdenyut pada suhu 48C.Dengan
5
naiknya suhu reaksi biologis berlangsung lebih cepat. Hal ini sesuai dengan Hukum
Vant Hoff dan Armenius yaitu Peningkatan suhu 10C, menyebabkan kecepatan
reaksi meningkat 2-3 kali lipat (Rumus Q10 = koefisien Vant Hoff). Kenaikan ini juga
berlaku pada proses fisiologis didalam tubuh sampai batas tertentu.
Alat & Bahan
1.
2.
3.
Cara Kerja
I.
II.
4.
rapat-rapat.
Setelah 5-10 menit baca dan catat suhu mulut OP.
Pengaruh Bernafas Melalui Mulut & Berkumur Air Es Pada Suhu Mulut
1. Turunkan miniskus air raksa sampai dibawah skala.
2. Letakan termometer dibawah lidah OP.
3. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit.
4. Tanpa menurunkan miniskus air raksa letakan kembali termometer
5.
6.
7.
III.
IV.
2.
3.
9.
PEMBAHASAN
I.
Suhu tubuh manusia
Percobaan dilakukan dengan mengukur suhu oral o.p. Suhu oral istirahat rata-rata
adalah 37C, dengan rentang normal antara 36,5C 37,4C. Dari hasil dapat dilihat
bahwa o.p memiliki suhu oral istirahat yang normal.
Pada kondisi o.p. bernapas melalui mulut didapatkan hasil suhu oral o.p menjadi lebih
rendah. Hal ini disebabkan karena terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan
secara konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling
yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan dengan tubuh melalui mulut menjadi
lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan dibanding udara dingin. Udara yang
lebih hangat ini bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang lebih dingin.
7
Proses ini terjadi berulang-ulang selama 2 menit. Hal inilah yang menyebabkan suhu
oral menjadi lebih rendah ketika diukur setelahnya.
II.
Pengaruh Bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut
Jika kita bernafas dengan menggunakan mulut, suhu tubuh akan lebih tinggi
dibandingkan dengan bernafas melalui hidung karena kalor yang dibawa oleh nafas
setelah mengalir di dalam tubuh sehingga menyebabkan suhu mulut lebih tinggi dari
biasanya. Sedangkan setelah berkumur-kumur dengan air es suhu mulut akan menjadi
rendah karena mulut akan beradaptasi dengan suhu air es yang masuk ke dalam mulut.
Hal tersebut mengakibatkan suhu tubuh menjadi lebih rendah dari biasanya. Pada
kondisi o.p. berkumur dengan air es didapatkan hasil suhu oral o.p. juga menjadi lebih
rendah. Hal ini disebabkan terjadi pertukaran panas tubuh secara konduksi, yaitu
perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal ini air es) yang berbeda suhunya
karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu berkumur dengan air es, tubuh
kehilangan panasnya karena panas dipindahkan secara langsung ke air es yang
suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang lebih rendah, yang diukur merupakan
suhu kesetimbangan. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa antara suhu
tubuh orang laki-laki dan permpuan mengalami perbedaan.Pada mulanya pria memiliki
suhu mulut normal sama dengan perempuan, yaitu sebesar 36,9C. Namun setelah
berkumur dengan air es selama 1 menit suhu mulut probandus laki-laki dan perempuan
mengalami perbedaan, yaitu suhu mulut probandus laki-laki lebih tinggi daripada
probandus perempuan.
III.
Pengaruh Suhu Ketiak
Hasil yang didapat pada pengukuran suhu pada ketiak akan lebih rendah jika
dibandingkan dengan pengukuran suhu pada mulut. Hal ini dikarenakan suhu pada
ketiak akan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu lingkungan, keringat maupun
pakaian. Dengan demikian juga dengan suhu tubuh Fossa Axillaris (ketiak) probandus
laki-laki dan perempuan mengalami perbedaan, yaitu suhu tubuh probandus laki-laki
lebih tinggi daripada probandus perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh juga,
diketahui bahwa suhu tubuh probandus tidak mengalami perbedaan tingkat suhu tubuh
dalam waktu berbeda. Jika dilihat dari faktor suhu ruang, suhu luar ruang dan suhu
dalam greenhouse, dari data yang diperoleh, diketahui bahwa perbedaan waktu sangat
8
: 29C
: 26C
: 17C
: 21C
: 45C
: 30C
suhu
tubuhnya ditentukan
oleh
permukaan luar tubuh sedangkan suhu mulut diukur dari suhu dalam tubuh.
3. Apakah ada perbedaan suhu kodok pada waktu dibenamkan dalam air es dan
air hangat ?
Jawab : Ada ,Suhu kodok pada saat dibenamkan dalam air es mengikuti suhu air
es yaitu 13 oC dan pada saat dibenamkan dalam air hangat suhu tubuh kodok naik
hingga 33 oC karena kodok merupakan makhluk poikilothermik yang tidak dapat
membuat kalor sendiri sehingga suhu badannya selalu berubah
menyesuaikan
10
Daftar Pustaka
Ganong, William F. 2001. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Bandung : PT. Rineka Cipta.
Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.
Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustak Utama.
Suripto. 2006. Fisiologi Hewan. Bandung : Penerbit ITB.
Bickley, L.S., and Szilagyi, P.G. 2006. Physical Examination and History Taking, 9th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Guyton. 2007. Fisiologi, Anatomi, dan Mekanisme Penyakit Kedokteran. Jakarta : EGC.
11