Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ALAT KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
V B/ VII
KARMILA
FINA AUDINA
IIN RIWAYANTI

DIPLOMA III AKADEMI FARMASI BINA HUSADA


KENDARI
2016

Kata Pengantar





Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayat-Nya sehingga kita masih diberikan kesempatan, kekuatan,
serta kesehatan untuk menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena berkat
perjuangan beliau-lah sehingga kita dapat merasakana indahnya Islam, Iman, dan
Ikhsan.
Ucapan terima kasih tak lupa kami hanturkan kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khusunya pada kami. Serta kami selaku penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian makalah ini masih minim dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca. Agar makalah ini dapat bermanfaat dengan
baik.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kendari, 12 OKTOBER 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B

Tujuan dan Manfaat..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Pengertian alat kesehatan .................................................................................6
B. Macam-macam alat kesehatan .........................................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
A. Kesimpulan.....................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk
tiap komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau
dimaksudkan untuk digunakan dalam pemeliharaan dan perawatan, diagnosis,
pemulihan, perbaikan, penyembuhan dan lain-lain (Hartono, 1985). Semua alat
kesehatan yang kontak langsung dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi.
Oleh karena itu, persediaan dari barang steril cukup memainkan peran penting
dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan kesehatan.

Alat

kesehatan yang diproduksi dan beredar diharapkan dapat terjamin keamanan,


mutu dan manfaat. Untuk memenuhi persyaratan tersebut dalam produksinya
harus memenuhi pedoman Cara Produksi Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB).
Alat kedokteran sebagai fungsi diagnostik dan terapi sangat berkaitan
dengan dua aspek penting, yaitu aspek keselamatan dan aspek keamanan, karena
alat kedokteran kebanyakan langsung berhubungan dengan pasien. Maka sangat
penting untuk mengetahui reliability dan maintainability pada alat kedokteran
yang mana keduanya

merupakan parameter yang paling penting dalam

menentukan kualitas suatu produk (Panagiotis H. Tsaraouhas,2009)


Hal ini juga tercantum dalam undang-undang kementrian kesehatan
Sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah ini disusun untuk memberi kejelasan,
penjabaran, dan pedoman serta kepastian dan perlindungan hukum bagi
penyelenggaraan upaya kesehatan mengenai pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan. Menurut survey yang dilakukan 176 kasus malpraktek alat kesehatan
di Indonesia (sumber LPPI, 2012)

B. Tujuan Dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan paper berjudul Pengenalan
alat bedah ini adalah untuk mengetahui fungsi, cara penggunaan atau prosedur,
dan untuk mengetahui instrumen apa saja yang digunakan saat melakukan
tindakan bedah. Sehingga dengan ini mahasiswa dapat lebih mengerti dan
memahami materi pengenalan alat bedah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian alat kesehatan
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh (UU 36 2009 dan Permenkes 189 thn 2010) .
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas, dan/atau
implan, reagen in vitro dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang
digunakan

tunggal

atau

kombinasi,

untuk

mencegah,

mendiagnosis,

menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan


kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in vitro
terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak
mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi
atau metabolisme untuk dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan
(Permenkes No 70 tahun 2014)
B. Macam macam alat kesehatan
1. Gunting
Pada dasarnya gunting mengkombinasikan antara mengiris dan mencukur.
Mencukur membutuhkan aksi tekanan halus yang saling bertentangan antara ibu
jari dan anak jari lainnya.Gerakan mencukur ini biasanya dilakukan oleh tangan
dominan yang bersifat tidak disadari dan berdasarkan insting. Sebaiknya
gunakan ibu jari dan jari manis pada kedua lubang gunting. Hal ini akan
menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen pada waktu memotong
sehingga dapat memotong dengan tepat. Selain itu, penggunaan ibu jari dan jari
telunjuk pada lubang gunting biasanya pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis
gunting berdasarkan objek kerjanya, yakni gunting jaringan (bedah), gunting
benang, gunting perban dan gunting iris.

a) Gunting Jaringan (bedah)


Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk
ujung tumpul dan berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung
tumpul digunakan untuk membentuk bidang jaringan atau jaringan yang
lembut, yang juga dapat dipotong secara tajam. Pemotongan dengan gunting
ini dilakukan pada kasus lipoma atau kista. Biasanya dilakukan dengan cara
mengusuri garis batas lesi dengan gunting. Harus dipastikan kalau
pemotongan dilakukan jangan melewati batas lesi karena dapat menyebabkan
kerusakan.

b) Gunting Benang (dressing scissors)


Gunting benang didesain untuk menggunting benang, berbentuk
lurus dan berujung tajam. Gunakan hanya untuk menggunting benang,
tidak untuk jaringan. Gunting ini juga digunakansaat mengangkat benang
pada luka yang sudah kering dengan tehnik selipan dan sebaiknya
pemotongan benang menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam
pemotongan jahitan.

c) Gunting Perban
Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung
yang tumpul, memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk
memudahkan dalam memotong perban. Jenis gunting ini terdiri atas
knowles dan lister. Bagian dasar gunting ini lebih panjang dan
digunakansangat mudah dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya
didesain untuk mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain
untuk membentuk dan memotong perban sesaat sebelum menutup luka.

d) Gunting Iris
Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan
berukuran kecil sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam pembedahan
ophtalmicus khususnya iris. Dalam bedah minor, gunting iris digunakan
untuk memotong benang oleh karena ujungnya yang cukup kecil
untuk menyelip saat remove benang dilakukan.

2. forceps
suatu alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan , yagn dapat
dikontrol dapat dijepitkan dan dilepaskan, oleh pegangan atau tekanan langsung
pada keping keping tersebut. Forceps dibagi menjadi bebrapa macam yaitu :
a. Pinset Sirugis
Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan
penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.

b. Pinset Anatomis
Penggunaannya adalah untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka,
menjepit jaringan yang tipis dan lunak.

c. Pinset Splinter
Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka ( mencegah
overlapping)

10

d. Klem/clem
Adalah suatu alat untuk menjepeit suatu benda. Klem tersebut biasa
berupa jepitan yang penggunaanya adalah dengan cara menekan langsung
pada kedua kuping dengan menggunakan jempol dan jari telunjuk, ada juga
yang penggunaanya memakai pegangan seperti alat gunting dengan adanya
cantelan sehingga bisa terkunci tak bisa terbuka kembali, ada juga yang
dijepit dengan menggunakn alat mur bersayap yang diputar.
Arteri klem
Kedua keping jepitan bagian atas ada yang lurus, bengkok, atau spesial
mode. Baik dari yang yang lurus atau yang bengkok, arteri klem dapat
digolongkan menjadi 2 bagian yaitu
Yang ujungnya bergigi, contohnya: kocher, digunakan untuk memegang
benang
Yang ujungnya tidak bergigi, contoh : pean, digunakan untuk memegang
jarum

Doek klem
11

Adalah alat yang digunakan untuk menjepit kain, terutama kain


oprasi, yaitu kain linen yang tengahnya berlubang yang diletakkan diatas
tubuh yang akan dioperasi.

e. TANG
Forceps dengan nama dalam bahasa belanda yang lebih dikenal dengan
nama berakiran tang, tidak semua berbentuk seperti tang, tetapi ada juga yang
berupa pegangan gunting.
Koorntang/dressing forceps
Koorntang dalam bahasa inggris dikenal dengan nama dressing forceps.
Pada umumnya digunakan untuk menjepit dan mengangkat alat-alat bedah
dari dalam bak instrumen.

Suture forceps
Digunakan untuk menjepit luka yang terbuka

12

3. Needle Holder (Pemegang Jarum)


Alat ini digunakan untuk memegang jarum saat menjahit luka operasi. Alat
ini dilengkapi dengan pengunci, sehingga operator tidak terlalu mengeluarkan
banyak tenaga. Cara penggunaan needle holder ini adalah: needle digenggam pada
jarak 2/3 dari ujung berlubang needle,dan berada pada ujung jepitan needleholder. Hal ini akan memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan.
Selain itu, pemegangan needle pada area dekat dengan engsel needle holder akan
menyebabkan needle menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan
pada jepitan instrumen karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika
insersi dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam
membelokkan needle ini juga akan menyebabkan needle menekuk.

4.

Dilator

13

Alat ini berfungsi untuk melebarkan leher rahim perempuan selama persalinan

5. Sonde (Probe)
Sonde/probe adalah alat untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi,
dan mengetahui kedalaman luka.
Sonde/probe terbagi menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Medical probe
Fungsi:
a. Melihat kelenjar ludah, buntu atau tidak, artinya ada suatu bahan yang
menyumbat kelenjar ludah atau tidak.
b. Menusuk abses supaya pus (nanah) dapat keluar disebut juga abscess probe.
2. Dental probe
Ujungnya tajam, ada yang single end, ada yang double end.
Fungsi: Untuk melihat kedalaman lubang pada gigi.

6. Trocar

14

Digunakan untuk membuat lubang pada tubuh seperti perut dan rongga
dada yang bertujuan untuk mendrainase daerah tersebut atau mengambil/
mengalirkan cairan dari rongga tubuh.

7. Bahan Porselen
Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium mempunyai
keunggulan tahan (resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat
dari porselen biasanya diupam (glazir), sehingga bahan porselen tidak tembus
sinar
1. Krusibel Digunakan untuk membuat preparat abu (Glazier)

2. Lumpang dan alu Berfungsi untuk menggerus dan menghaluskan

3. Mangkuk porselen Berfungsi untuk proses penguapan larutan

15

4. Pelat tetes Berfungsi untuk menguji bahan dengan pereaksi

5. Segitiga porselen Sebagai dasar pemanasan yang diletakkan di atas kaki


tiga

8. Sugery set minor


Peralatan bedah minor adalah alat-alat yang dirancang untuk digunakan
pada kegiatan bedah minor. Kegiatannya hanya terbatas pada pembedahan minor
saja, alatnya sederhana dan mudah untuk dimiliki setiap orang. Alat-alat tersebut
digabung pada suatu wadah dan disebut sebagai minor surgery set.. Biasanya
terdiri dari alat yang sederhana seperti pisau bedah, gunting bedah, pinset
(Tissue forceps), klem, Needle holder, needle, dan benang,

16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan yang
tidak

mengandung obat yang


digunakan

untuk

mencegah,
mendiagnosis,
menyembuhkan

dan

meringankan penyakit,
merawat

orang

sakit,

memulihkan kesehatan
pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Alat
bedah adalah alat yang dirancang untuk digunakan untuk kegiatan pembedahan,
seperti membedah hewan, manusia, dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya alatalat bedah dibedakan menjadi delivery set, deletion and curatage set, minor
operating set, dan racheostomy. Minor set (minor operating set) adalah alat-alat
yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan bedah minor.
B. Saran
17

Penulis berharap mahasiswa bisa memahami tentang alkaloid, dan melalui


makalah ini juga diharapkan kita bisa mendapatkan ilmu tentang farmakognosi
beserta bagian-bagiannya dari makalah alkaloid ini . Penulis juga berharap kalau
ada kesalahan baik dari bentuk penulisanya maupun bentuk penyusunannya
penulis berharap kritik dan saran yang bersifat konstruktif kami selalu tunggu
demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Karakata, S, Bachsinar. 1992. Bedah Minor. Jakarta : Hipokrates.
Kozol, Robert A., Farmer, Diana L., Tennenberg, Steven D., Mulligan, Michael.,
1999. Instruments and Sutures. In: Surgical Pearls. Philadelphia: F.A.
Davis Company, 8-12.
Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai