Anda di halaman 1dari 42

Klasifikasi istilah

1.Nyeri ulu hati : nyeri pada region perut bagian atas yang terjadi pada saat lapar
berhubungan dengan kekosongan lambung dan usus halus.
2.Hunger pangs : sensasi fisik yang menginginkan makanan.
3.Karbohidrat : senyawa organic karbon,hydrogen dan oksigen yang menjadi bahan makanan
sumber tenaga utama.
4.Protein : kelmpok senyawa organiknitrogen yang terdiri dari asam amino.
5.Lemak : zat yang tidak terlarut dalam air tapi larut dalam pelarut organik non polar.
6.Flatus : gas atau udara yang terdapat dalam traktus gastrointestinal dan di keluarkan
melalui anus.
7.Defaksi : pembuanga feses dari rektum ke anus
8. Air liur : sekret kelenar yang mengandung enzim

Identifikasi masalah
1. Mengapa T merasa nyeri di ulu hati?
2. Jelaskan mekanisme hunger pangs?
3. Bagaimana anatomi sistem digestive?
4. Bagaimana histologi sistem digestive?
5. Bagaimana fisiologi sistem digestive?
6. Mengapa T air liurnya bertambah banyak?
7. Mekanisme sekresi air liur?
8. Jelaskan fase-fase pencernaan (sekresi) lambung?
9. Bagaimana mekanisme pencernaan dan absorpsi karbohidrat, protein, dan lemak?
10. Bagaimana mekanisme mengunyah dan menelan?
11. Jelaskan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak?
12. Bagaimana mekanisme flatus?
13. Bagaimana mekanisme defekasi?

Analisis masalah
1. Mengapa T merasa nyeri di ulu hati?
Jawab:
Penyebab terjadinya nyeri ulu di hati karena adanya kontraksi pada lambung
pada saat lambung itu kosong, menyebabkan kadar glukosa pada tubuh rendah
sehingga memicu kontraksi peristaltik kuat dinding lambung dan meningkatnya
sekresi HCl dalam lambung (asam lambung meningkat).
2. Jelaskan mekanisme hunger pangs?
Jawab:
Mekanisme hunger pangs dapat terjadi pada dua kondisi, yaitu:
Rendahnya kadar gula dalam darah karena glukosa yang terdapat dalam sari
makanan telah diserap tubuh, akibatnya akan memicu otak untuk
menimbulkan rasa lapar salah satunya dengan pengeluaran asam lambung.
Adanya kontriksi pada lambung yang telah kosong selama beberapa jam,
kontriksinya berupa kontriksi peristaltic yang ritmis dalam corpus lambung.
Kontraksi-kontraksi peristaltic dapat bergabung yang menimbulkan kontraksi
tetanik yang kontinu dua sampai tiga menit. Kontraksi ini diperkuat oleh
rendahnyakadar glukosa atau gula darah. Bila kontraksi lapar terjadi, aka nada
sensasi nyari dari lambung bagian bawah (hunger pangs) yang biasanya terjadi
sampai 12-24 jsam setelah makan terakhir pada kelaparan, intensitas tersebar
3-4 hari, melemah pada hari berikutnya.
3. Bagaimana anatomi sistem digestive?
Jawab:
Sistem Digestive terdiri dari Traktus Digestive dan Organ Assesorius.
A. Traktus digestivus
Oesophagus
Oeshopagus merupakan struktur berbentuk tubular yang menghubungkan
pharyx dengan gaster. Panjangnya sekitar 25 cm dab berdiameter 2 cm, terbentang
dari hipofaring dan kardia lambung. Oesophagus terletak di belakang lobus hepatis
sinister.
Terdapat tiga saluran:
1. Atas selalu menutup, karena aada spinchter oeshophagus superior.
2. Tengah pada percabangan bronkus.
3. Bawah selalu menutup karena spinchter oeshofagus inferior

Gaster
Gaster terletak di daerah kuadran kiri atas ,epigastrium,dan regio umbilicalis
dan sebagian besar ditutupi costae.Sumbu panjang gaster berjalan kebawah dan depan
kanan dan kemudian berjalan ke belakang dan sedikit ke atas. Lambung adalah
kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung
makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter.

Intestinum tenue(usus kecil):


Intestinum tenue dibagi menjadi tiga bagian:
Duodenum(usus dua belas jari)
Duodenum merupakan bagian pertama intestinum tenue,dan sebagian besar
terletak dalam pada dinding posterior abdomen. Panjang duodenum adalah 2,5 cm dan
berbentuk seperti sepatu kuda. Duodenum terletak pada regio epigastrica dan
umbilicalis.Duodenum berbentuk seperti huruf C yang terbentang dari gaster disekitar
caput pancreas sampai ke jejunum,Kira kira di pertengahan panjang duodenum bermuara
ductus choledochus dan duktus pancreaticus. Duodenum merupakan bagian usus kecil
yang paling pendek tetapi paling luas
Jejunum.
Menempati dua per lima proksimal usus kecil,sedangkan ileum menempati
tiga per lima distal. Adalah lebih kosong,diameter lebih besar dan berdinding lebih tebal
daripada ileum Mempunyai area-area tembus cahaya yang disebutjendela antara
pembuluh darah dan mesenteriumnya.
Ileum .

Lebih panjang dari pada jejunum dan terletak di dalam rongga pelvis.
Dicirikan oleh adanya plaque peyer (bagian bawah),plikae sirkularis dan vasa rekta yang
lebih pendek dan lemak mesentrika.
Intestinum crassum(usus besar).
Panjang usus besar adalah 1,5 m dan merupakan sambungan dari usus halus.
Intestinum crassum dibagi menjadi 5 yaitu:
Caecum
Caecum merupakan kantong dengan ujung buntu yang menonjol kebawah
pada region iliaca kanan dibawah juncturaileocaecalis. Appendix veriformis berbentuk
seperti cacing dan berasal dari sisi medial caecum.
Colon ascendens
Colon ascendens berjalan ke atas dari caecum ke permukaan inferior lobus
hepatis dexter,menempati regio kanan bawah dan kuadran atas . Pada waktu mencapai
hepar,colon ascendens membelok ke kiri membentuk flexura coli dextra.
Colon transversum
Colon transversum menyilang abdomen di region umbilicalis dai flexura coli
dextra sampai flexura coli sinistra.Colon transversum membentuk lengkungan berbentuk
huruf U besar.

Rectum / Anus
Rectum merupakan pintu keluar dari colon, anus selalu tertutup karena dijaga oleh
dua sfinkter yaitu:
Sfinkter ani internum (sebelah dalam); involunter dan membuka secara reflek, jika ada
feses masuk rectum,terjadi reflek

defekasi.
Sfinkter ani eksternum (sebelah luar sfinkter ani internum); volunteer

Organ Assesorius
Lingua
Adalah massa otot lurik yang ditutupi oleh membrane mucosa.,2/3 bagian
anteriornya terletak didalam mulut,dan 1/3 bagian posteriornya terletak di pharynx
Dentis(gigi)
Gigi terbuat dari bahan yang keras yaitu dentin. Bagian gigi yang menjulang
di atas gigi yang menjulang di atas gusi ditutupi oleh email. Terdapat 2 kelompok
yaitu: gigi sementara(gigi sulung) dan gigi tetap.Jumlah gigi sulung adalah 10 buah
pada tiap rahang terdiri dari 2 gigi seri(insisvus),1 gigi taring(kanina),dan 2 gigi
geraham(molar). Jumlah gigi tetap adalah 32 buah(16 buah tiap rahang) terdiri dari 2
gigi seri (insisvus),1 gigi taring(kanina),2 geraham depan(premolar),dan 3 geraham
belakang(molar).Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan
Gigi taring berfungsi untuk mengoyak makanan .Gigi geraham berfungsi
untuk mengunyah makanan.

Glandula saliva.
Tiga buah glandula saliva yang besar
dapat dipalpasi,yakni:
Glandula parotis terletak dibaah telinga
dalam celah di antara mandibula dan
pinggir anterior m.sternocleidomastoideus.
Glandula submandibularis dapat di bagi
menjadi pars superfisialis dan pars
profunda. Pars superfisialis terletak
dibawah margo inferior corpus mandibulae.
Pars profunda glandula submandibularis,duktus submandibularis,dan glandula
sublingualis.
Glandula sublingualis dapat dipalpasi melalui membrana mucosa yang menutupi dasar
mulut didalam celah antara lidah dan mandibula.Duktus submandibularis bermuara ke
dalam mulut di samping frenulum linguae.

4. Bagaimana histologi sistem digestivus?


Jawab:
1. Cavum Oris

Cavum oris terdiri dari :


Labium Oris
Terdiri dari 3 area atau daerah:
1. Area cutanea (paling luar permukaan kulit), terdiri dari epitel berlapis gepeng
dengan keratin, terdapat galndula sebacea dan sudorifera, terdapat folikel-folikel
rambut.
2. Area Rubra (area merah bibir), terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa keratin,
terdapat pembuluh darah yang banyak.
3. Area mukosa (paling dalam permukaan bibir), terdiri dari epitel berlapis gepeng
tanpa keratin.

2. Bucca / Mucosa Oris

Epitil Squamous Complex non Cornificatio

Papila Vaskuler Tinggi

Lamina Propria

Tunica Submucosa

Glandula Mucosa dan Glandula Mixtus

: Padat
: Serat Jaringan Ikat tebal

3. Gingiva

Tunica Mucosa : Epitil Squamous Complex Cornificatio

Lamina Propria : Berupa Serat Kolagen yg melekat langsung pada periosteum dan
membrane periodontale

Submucosa

: Tidak ada

Glandulla

: Tidak ada

4. Palatum
Palatum Durum
Terletak pada bagian atas rongga mulut berupa tulang yg dilapisi membran mucosa

Tunica Mucosa

: Epitil Squamous Complex Cornificatio

Lamina Propria

: (ada)

Terdiri Atas 2 daerah

Fatty Zone

: Terletak pada 1/3 bagian depan

Glandular Zone

: Terletak pada 2/3 bagian belakang

Palatum Molle
Merupakan kelanjutan dari Palatum Durum

Permukaan Oral

: Epitil Squamous Complex

Lamina Propria

: ada

Submucosa Terdapat Glandula Mucosa dan Mixtus

Muskulus Skeletal

Permukaan Pharyngeal : Epitil Pseudocomplex Bercilia

Submucosa

: ada

: tidak ada

5. Lidah
Bagian Anterior, terdiri atas :

Apex Linguae dan Corpus Linguae

Merupakan 2/3 bagian lidah

Sebagian besar terdiri atas Jaringan Otot Striata


Bagian Posterior :

Merupakan 1/3 bagian lidah

Dijumpai Aggregatie Jaringan Lymphoid dan disebut Tonsila lingualis

Permukaan Ventral Lidah :

Epitil Squamous Complex non Cornificatio

Lamina Propria

: Tipis

Tunica Submucosa

: ada

Permukaan Dorsal Lidah

Bagian Anterior terdiri atas Papillae Linguales dan Papilla Filiformis

Distribusi

: Tersebar di 2/3 bagian lidah

Bentuk

: Runcing, Tinggi 2 3 mm,Ujung mengalami Cornificatio

lidah terdapat empat macam papil (Papillae linguales) yaitu :


Papila fungiformis
Distribusi : diantara papilla filiformis
Bentuk nya mirip jamur dengan jaringan ikat mengandung pembuluh darah dan saraf.
Epitelnya non keratinisasi dan jarang mengandung putik pengecap.
Papilla circumvallatae
Distribusi
:
Berjumlah : 9 - 12 buah

Terkumpul

Sepanjang

Garis

Bentuk
: Mirip Fungiformis tetapi dengan celah dalam, disekelilingnya
Paling
besar
diantara
ke
4
papilLa
Epitil Squamous Complex non Cornificatio dengan Gemma Gustatoria
Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih rabung
(ridge) dan alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus dari
kelenjar serosa bermuara pada dasar alur.
Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar
diseluruh permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian
berlapis tanduk

6. Pharynx
Panjang

: 12.5 15 cm

Terdiri atas

: Nasopharynx
Oropharynx
Laryngopharynx

Tunica Mucosa
Epitil Nasopharynx dan Laryngopharynx : Pseudocomplex (+), Cilia. (-)
Epitil Oropharynx
Lamina Propria

: Squamous Complex non Cornificatio


: Jaringan Ikat Padat, Fibroelastis dengan Serat2 Elastis
yang berkembang baik--

Jaringan Lymphoid dalam jumlah cukup besar

Pada Nasopharynx : Tonsila pharyngealis


Pada Oropharynx

: Tonsila Palatina

Glandula Mucosa
Muscularis Mucosa: (-)

Tunica Submucosa

(-)

Tunica Muscularis

Otot Striata Ireguler

Tunica Fibrosa

Lapisan Fibroelastis yang melekatkan dengan jaringan


sekitarnya

7. Oesophagus
Panjang : 25 - 30 cm
Lumen
: Istirahat berbentuk Ireguler, Kecil dan tampak adanya Lipatan2
Longitudinal. Hal ini disebabkan kontraksi Stratum Circulare Tunica Muscularis
Tunica Mucosa
Epitil

: Squamous Complex non Cornificatio

Lamina Propria : Serat Jaringan Ikat Halus dan Tipis


Glandula Cardiacae : Terutama dijumpai pada bagian bawah Oesophagus, berupa
glandula Mucosa Tubulair Bercabang.
Noduli Limphatici Solitarii
Muscularis Mucosa : Lapisan Otot Polos : Circulair Longitudinal
Tunica Submucosa
Jar.

Ikat

Longgar

: Serat2 Collagen Kasar, Serat2 Elastis


Vasa Darah, Lymphe, Ganglion Saraf Parasymphatis

Kasar,

Glandula Oesophagea Propria Tubuloalveolair Simplex


Tunica Muscularis
Serat Otot Striata : Dijumpai sampai dengan Pertengahan Oesophagus
Serat Otot Polos : Mulai dari Pertengahan Oesophagus
Sel2 Ganglion Plexus Auerbachii Terdapat diantara Stratum Circulare dan Stratum
Longitudinale
Tunica Fibrosa
Jaringan Ikat Longgar.
Dinamakan Tunica Serosa apabila oesophagus terletak dibawah Diaphragma

8. Gaster

Bentuk Kosong

Tubuler ( tabung )

Isi

Buah pear

Aktifitas Motoris

: 1/2 bagian atas : Reservoir mkn


1/2 bagian bawah Peningkatan gerakan peristaltic

Tunica Mucosa
Gambaran Permukaan Dalam :
Rugae (Lipatan2 Longitudinal,yang dapat hilang bila gaster
distensi)

mengalami

: Daerah2 Kecil yg dikelilingi oleh Celah : 15 mm

Area Gastricae
Foveola Gastricae
Epithelium
Mucigen

: Lekukan2 Kecil yg terdapat di-area gastricae


: Columnair Simplex , Inti Oval, Cytoplasma mengandung

Striated Free Border

: Dengan mikroskop biasa tidak terlihat

Mitosis terutama terjadi pada daerah Isthmus dan Collum Glandula yang akan bergeser
keatas menggantikan sel epitil permukaan

Lamina Propria
Jaringan Ikat halus : Terdiri Atas Collagen dan Reticulair. Sel2 Jaringan Ikat dan
Sel2 Otot Polos
Glandula : dalam jumlah besar
Noduli Lymphatici Solitarii. Terutama pada Pylorus
Muscularis mucosa
Circulair

Longitudinal :

bagian dalam
Bagian luar

Tunica Submucosa
Jaringan Ikat Longgar. Dijumpai Vasa Darah Besar dan Serat2 Saraf
Tunica Muscularis
Stratum Oblique

Stratum Circular
Stratum Longitudinale
Pada Fundus ke 3 lapisan sulit dipisahkan
Pada Pylorus lapisan 1 dan 2 menebal membentuk sphincter pylorus
Ganglion dan Sel Saraf Parasymphatis dijumpai

Tunica Serosa

antara lapisan 2 dan 3

: Jaringan Ikat Longgar yang dilapisi Sel Mesothel

Daerah Khusus/Spesifik Gaster


Cardia : Glandula Cardiacae Terdiri atas sel yg tampak jernih Mirip sel dari Gld
Pyloricae dan Mucous Neck
Cell Gld Gastricae
Fundus: Glandula Gastricae (=Fundicae )
Menempati sebagian besar gaster, terutama pd fundus
Foveola Gastricae memasuki < tebal lapisan
membrana
mucosa, Glandula
lebih pendek,tetapi banyak cabang dibandingkan dengan gld
cardiacae
Glandula terdiri atas bagian2 : Porus, collum,

corpus, dan fundus

Chief Cell (Zymogenic cell)


Bentuk

: Pyramidal Besar

Inti

: Oval, terletak dibasal

Cytoplasma : Granula Zymogenic


Basal Striation. Garis2 Vertikal pd bagian basal

sel

Parietal Cell
Bentuk : Oval/Polygonal besar. > Chief cell
Inti

: Spheris, Binuclear/Multinuclear, terletak di Central Sering ada gambaran

Mitosis
Cytoplasma : Eosinophilic,sering dijumpai Canaliculi Inter/Intracellularis
Mucous Neck Cell
Lokasi :

Pada daerah Collum Glandula


Cytoplasma : Tampak lebih jernih dari Chief cell

Pylorus
Foveola Gastriicae (Gastric Pit) memasuki >

tebal

mucosa dan ber-kelok2

Glandula Pyloricae
Terdiri atas Sel yang tercat pucat dan mirip Mucous Neck Cell
Tubulair Simplex Bercabang dan Ber-kelok2.
Sering tampak terpotong melintang
9. Intestinum tenue
Tunica Mucosa
Epitil : Columnair Absorbing Cell
Tinggi dan Sempit
Tinggi dan Lebar Sel dapat berubah-ubah
Tampak Striated Free Border
Sel Goblet makin kedistal makin banyak
Lamina Propria
Noduli Lymphatici Solitari : Terdapat
sepanjang Usus Kecil
Plaque Peyeri : Berupa Noduli Lymphatici
Agregati
Makin kedistal makin banyak, Anak2 lebih
banyak dijumpai drpd orang dewasa dan usia lanjut

Struktur yang dijumpai pada dinding Usus Kecil :


Plica Circularis. s. Valvula Kerckringi
Duodenum : Pada duodenum bagian atas, Plica Circularis tidak dijumpai
Jejunum

: Plicanya paling tinggi

Ileum

: Plicanya sedikit dijumpai.

Apabila Usus diregangkan, Plicanya tidak hilang ( Permanen )

Villi

Berupa jaringan ikat longgar sebagai poros dan dilapisi


striated free border

sel

epitil

dengan

Dapat berubah-ubah panjang dan bergerak secara bergelombang


Pada penampang melintang tampak sebagai pulau

jaringan ikat yang dikelilingi oleh

epitil
Glandula Intestinalis. s .Crypta Liberkuhn
Glandula Tubulair Simplex
Epitil pada Fundus kurang berdiferensiasi
Striated Free Border hampir tidak berkembang
Sel Goblet : lebih banyak dijumpai pada bagian

Atas drpd bagian Basal Gld

Sel Paneth : Lokasi : Bagian dalam glandula / crypta

Lieberkuhn

Sel Serozymogenic : Granula Acidophil Apical sel


Chromophilic Material / Basal striation Basal sel

Sel Argentaffin. s. Enterochromaffin Cell


Lokasi : Diantara Sel Epitil Permukaan dan Sel Crypta Lieberkuhn
Jumlah : Pada Duodenum dijumpai lebih banyak drpd Jejunum dan Ileum
Granula: Argyrophilic
Lokasi : Basal sel
Pengecatan Ag(N04)0xide Berwarna hitam

Bagian2 Usus Kecil


1. Duodenum
Villi

: Berbentuk Daun. Lebar dan Rendah

Gld Brunneri

: Dijumpai pada Submucosa bagian atas Duodenum (khas)

2. Jejunum
Villi

: Tinggi, Ramping

Plica Circularis: Banyak dan Tinggi


kedistal makin Banyak

Sel Goblet

Nodulus Lymphatici Solitarii banyak dijumpai

Makin

pada membrana mucosa

3. Ileum
Villi

: Berbentuk Jari

Plaque Peyeri,Banyak dijumpai Villi tidak dijumpai pada bagian atas Plaque
Sel Goblet :Banyak dijumpai
10. Intestinum crassum
Colon
Fungsi :
Penyerapan air dan pembentukan mucus dan terdiri atas :
Tunica Mucosa
-

Licin, Villi dan Plica tidak dijumpai


Crypta Lieberkuhn : >>

( Meluas

keseluruh

Striated Free Border : Lebih tipis bila

Sel Paneth : Sedikit sampai tidak ada,

Sel Goblet : hampir memenuhi seluruh

Noduli Lymphatici Solitarii : >> ( Meluas

tebal mucosa )

dibandingkan dgn usus kecil


mulai menghilang
tunica mucosa

sampai ke tunica submucosa )

Tunica Muscularis
Stratum Circulare lebih tebal
Stratum Longitudinale tersusun dalam 3 berkas berbentuk Pita yang disebut Taenia
Coli. s . Linea Coli
Tunica Serosa
Banyak dijumpai jaringan adiposa
Caecum
Struktur mirip Colon.
Jaringan Lymphoid > Colon, tetapi <

Appendix

Appendix Vermiformis
Lumen :
Ukuran : Bervariasi, membentuk

kantong2 yang dalam

Pada orang dewasa sering mengalami obliterasi disebabkan fibrosis. Bentuknya


berubah sehubungan bertambahnya usia, dari circulair ke bentuk tanduk dan akhirnya
mengalami obliterasi
Dinding relatif Tebal
Villi

:(-)

Noduli Lymphatici Solitarii : >>>


( Disebut Tonsil Perut )
Taenia Coli : ( - )
Crypta Lieberkuhn : Kurang dari Colon
11. Rectum
Rectum Propria
Pada bagian atas strukturnya mirip colon
Panjang

: 12.5 - 17.5 cm

Crypta Lieberkuhn

: Lebih Panjang

Sel Goblet

: >>

( melapisi hampir semua crypta lieberkuhn)

Stratum Longitudinale otot striata bagian depan dan belakang lebih tebal drpd
samping atau hampir sama tebal

bagian

Canalis Analis
Panjang : 2,5 - 4 cm
Tunica Mucosa
Columna Morgagni. s . Columna Analis. s . Columna Rectalis ( Lipatan2
Longitudinal yang permanen : Kaya vasa darah dan vena tidak ada katup
Valvula Analis Houstoni
Epitil pada Valvula berubah dari Columnair Simplex ke Epitil Squamous Complex
Cornificatio

5. Bagaimana fisiologi system digestive?


Jawab:
Mastikasi mulut sekresi saliva diglusi(menelan) faring kontraksi peristaltik
oeshopagus

mendorong
makanan
ke
gaster

digestive
gaster
(menyimpan,mencampur,mengosongkan) sekresi hepar sekresi pancreas absorpsi
usus halus(duodenum.jejunum,ileum) absorpsi kolon refleks defekasi defekasi oleh
rectum dan anus.
6. Mengapa air liur T bertambah banyak ?
Jawab:
Karena terjadi reflex liur terkondisi, dimana meskipun tanpa adanya stimulasi oral,
ketika mencium, berpikir, dan melihat makanan lezat sinyal dari luar mulut dan secara medial
dikaitkan dengan kenikmatan makan,bekerja melalui korteks serebri untuk merangsang pusat
liur di medulla.
7. Bagaimana mekanisme sekresi air liur?
Jawab:
Pada umumnya, air liur atau saliva akan keluar ketika kemoreseptor dan reseptor
dalam rongga mulut merespon terhadap makanan. Reseptor tersebut menghasilkan implus
syaraf afferent yang membawa informasi kepusat liur di medulla batang otak. Pusat liur ini
selanjutnya mengirim implus melalui syaraf otonom kekelenjar liur untuk meningkatkan
sekresi liur.
8. Jelaskan fase-fase pencernaan (sekresi) lambung?
Jawab:
Fase Sefalik
Fase yang timbul sebelum makanan masuk atau sewaktu makanan masih dikunyah
yaitu dari melihat, membau, dan membayangkan. Sinyal neuro genik Fase ini, dari
korteks serebri (pusat nafsu makanan) di Hipotalamus.
Fase Gastrik
Ketika makanan masuk kelambung yang membangkitkan reflek vagovegal yang
panjang, reflex enteric setempat dan mekanisme gastrin yang menyebabkan sekresi
getah lambung yang kontinu , selama beberapa jam makanan masih dilambung.
Fase Intestinal
Chyme mengantung asam lambung dan glukosa masuk duodenum, sel enteroendokrin
mengeluar.
9. Mekanisme pencernaan dan absorbi karbohidrat, protein, lemak ?
Jawab:
PENCERNAAN KARBOHIDRAT

Mulut dan lambung


Makanan bercampur dengan saliva, yang terdiri atas : enzim pencernaan ptyialin
terutama disekresikan oleh kelenjar parotis. Enzim ini menghidrolisis tepung menjadi
disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung 3-9 glukosa.
Kemudian aktifitas amilase saliva dihambat oleh asam yang berasal dari sekresi
lambung karena amilase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila PH medium turun
sekitar 4 meskipun demikian, rata-rata sebelum makanan dan saliva yang ada bersamanya
menjadi seluruhnya tercampur oleh sekresi lambung sebanyak 30-40% tepung terlah
dihidrolisisi membentuk maltosa.
Pada Usus Halus

Pencernaan oleh amilase pankreas


Sekresi pankreas mengandung sejumlah besar enzim amilase. Oleh karena itu,
dalam waktu 15-30 menit setelah dikosongkan dari lambung kedalam duodenum dan
bercampur dengan getah pankreas, sebenarnya semua karbohidrat telah dicernaka.
Pada umumnya hampir semua karbohidrat diubah menjadi maltosa dan polimerpolimer glukosa yang sangat kecil lainnya sebelum keduanya melewati duodenium

atau jejunum atas.


Hidrolisis disakarida dan polimer-polimer glukosa kecil menjadi monosakarida
oleh enzim-enzim epitel usus.
Enterosit yang terletak

pada fili usus halus mengandung enzim laktase,

sukrase, maltase dan -dekstrinase yang mampu memecahkan disakarida laktosa,


sukrosa dan maltosa ditambah polimer-polimer glukosda kecil lainnya menjadi unsur
monosakarida. Enzim-enzim ini trerletak didalam enterosit melapisi brush
bordermikrovili usus, sehingga disakarida dicerna sewaktu berkontak dengan
enterosit ini
o Laktosa Galaktosa dan glukosa
o Sukrosa Fruktosa dan glukosa
o Maltosa Glukosa dan glukosa
Jadi, seluruh monosakarida tersebut laut air dan diserap dengan segera kedalam darah
portal.

PENYERAPAN KARBOHIDRAT
Pada dasarnya semua karbohidrat di dalam makanan diabsorbsi dalam bentuk
monosakarida, hanya sejumlah kecil diabsorbsi sebagai disakarida dan hampir tidak ada
senyawa karbohidrat yang lebih besar. Sejauh ini monosakarida yang paling banyak
diabsorbsi ialah glukosa, biasanya mencakup lebih dari 80 persen kalori karbohidrat yang
diabsorbsi. Alasannya ialah bahwa glukosa merupakan produk pencernaan akhir dari
makanan karbohidrat kita yang paling banyak, yaitu tepung. Sisanya, 20 persen dari
monosakarida yang diabsorbsi hampir seluruhnya terdiri dari galaktosa dan fruktosa,
galaktosa berasal dari susu, dan fruktosa merupakan salah satu monosakarida yang dicerna
dari gula tebu.
Sebenarnya semua monosakarida diserap melalui proses transpor aktif. Pada keadaan
tidak ada transpor natrium melewati membran usus, sebenarnya tidak ada glukosa yang dapat
diabsorbsi. Alasannya ialah bahwa penyerapan glukosa terjadi dalam suatu bentuk kotranspor dan transpor aktif natrium.
Ada dua tingkat transpor natrium yang melewati membran usus, yaitu sebagai berikut:
1. Transpor aktif ion natrium yang melalui membran basolateral dari sel-sel epitel usus
ke dalam darah, dengan demikian mengurangi natrium yang ada pada sel epitel.
2. Penurunan natrium dalam sel epitel ini kemudian menyebabkan natrium dari lumen
usus bergerak melewati brush border sel-sel epitel ke bagian dalam sel melalui suatu
proses difusi terfasilitasi (ion natrium bergabung dengan suatu protein transpor, tetapi
protein transpor tidak akan mentranspor natrium ke dalam sel sampai protein itu
sendiri juga bergabung dengan zat lain yang tepat seperti glukosa).

Untungnya glukosa usus juga bergabung bersamaan dengan protein transpor yang
sama, dan kemudian keduanya, baik ion natrium maupun molekul glukosa ditranspor
bersama-sama ke bagian dalam sel dan glukosa ikut masuk bersama dengannya pada saat
yang sama. Sekali berada di dalam sel epitel, protein transpor dan enzim-enzim lain
menyebabkan difusi terfasilitasi dari glukosa melalui membran basolateral sel ke dalam
ruangan paraselular dan dari sana ke dalam darah.
Kemudian galaktosa, galaktosa ditranspor hampir sama dengan glukosa. Sedangkan
fruktosa ditranspor spenuhnya melalui difusi terfosforilasi melewati epitel usus tetapi tidak
berpasangan dengan transpor natrium. Banyak fruktosa, saat memasuki sel menjadi
terfosforilasi, kemudian terkonversikan menjadi glukosa, dan akhirnya ditranspor dalam.
Karena fruktosa tidak ditranspor dengan natrium, kecepatan transpor seluruhnya hanya
sekitar setengah dari glukosa dan galaktosa.
PENCERNAAN PROTEIN
Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, tempat pepsin menguraikan beberapa
ikatan peptida. Seperti banyak enzim lain yang berperan mencerna protein, pepsin disekresi
dalam bentuk prekursor inaktif (proenzim) dan diaktifkan di dalam saluran cerna. Prekursor
pepsin disebut pepsinogen dan diaktifkan hidroklorida lambung. Mukosa lambung manusia
mengandung sejumlah pepsinogen yang saling berhubungan, yang dapat dibagi menjadi dua
kelompok yang berbeda secara histoimunokimia, yakni pepsinogen I dan pepsinogen II.
Pepsinogen I hanya ditemukan di daerah yang mensekresi asam, sedangkan pepsinogen II
juga ditemukan di daerah pilorus. Sekresi asam secara maksimal berkorelasi dengan kadar
pepsinogen I.
Pepsin menghidrolisis ikatan antara asam amino aromatik seperti fenilalanin atau
tirosin dan asam amino kedua sehingga hasil pencernaan pepsin ialah polipeptida dengan
berbagai ukuran. Gelatinase yang mencairkan gelatin juga ditemukan di lambung. Kimosin,
yakni enzim lambung penggumpal susu yang juga dikenal sebagai rennin, ditemukan dalam
lambung hewan muda, tetapii mungkin tidak dijumpai pada manusia.
Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung dicerna
lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan mukosa usus
halus. Tripsin, kimotripsin dan elatase bekerja pada ikatan peptida interior di molekulmolekul peptida dan disebut endopeptidase. Karboksipeptidase pankreas merupakan

eksopeptidase yang menghidrolisis asam amino di ujung karboksil dan amino polipeptida.
Beberapa asam amino bebas dilepaskan di dalam lumen usus halus, tetapi asam amino
lainnya dilepaskan pada permukaan sel oleh aminopetidase, karboksieptidase, endopeptidase,
dan dipeptidase di brush border sel mukosa. Beberapa dipeptida dan tripeptida diangkut
secara aktif ke dalam sel usus halus dan dihidrolisis oleh peptidase intrasel, dan asam-asam
aminonya memasuki aliran darah. Jadi pencernaan akhir asam amino terjadi di tiga tempat:
lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel mukosa.
PENYERAPAN PROTEIN
Terdapat paling sedikit tujuh sistem transpor yang berbeda yang mengangkut asam
amino ke dalam eritrosit. Lima dari sistem tersebut memerlukan Na + dan melakukan
kotransportasi asam amino dan Na+ dengan cara yang menyerupai kotransportasi Na+ dan
glukosa. Dua dari kelima sistem ini memerlukan Cl-. Pada dua sistem, pengangkutan tidak
tergantung pada Na+.
Dipeptida dan tripetida diangkut ke dalam enterosit oleh suatu sistem yang
memerlukan H+. Peptida-peptida yang lebih besar hampir tidak diabsorbsi. Di enterosit, asam
amino yang dibebaskan dari peptida oleh hidrolisis intrasel ditambah asam amino yang
diserap dari lumen usus dan brush border, diangkut keluar dari enterosit di sepanjang batas
basolateral oleh paling sedikit lima kotranspor. Dari sini, asam amino tersebut masuk ke
darah porta hepatik. Dua dari sistem ini bergantung pada Na+, sedangkan tiga lainnya tidak.
Sejumlah peptida kecil juga masuk ke darah portal.
Penyerapan asam amino di duodenum dan jejunum berlangsung cepat, tetai penyeraan
di ileum berlangsung lambat. Sekitar 50% protein yang dicerna berasal dari makanan yang
masuk, 25% dari protein getah pencenaan, dan 25% deskuamasi sel mukosa. Hanya 2-5%
protein dalam usus halus lolos drii pencernaan dan penyerapan. Sebagian dari jumlah ini
akhirnya diicerna oleh bakteri di kolon. Hampir semua protein dalam feces tidak berasal dari
makanan, tetapi dari bakteri dan debris sel. Bukti menunjukkan bahwa aktivitas peptidase
brush border dan sitoplasma sel mukosa meningkat dengan reseksi sebagian ileum dan akan
berubah dengan sendirinya pada kelaparan. Jadi, enziim-enzim ini tampaknya merupakan
pelaku utama pengaturan homoestatis.
Penyerapan protein berkurang dengan bertambahnya usia, tetapi orang dewasa tetap
menyerap protein dalam jumlah kecil. Protein asing yang memasuki sirkulasi menimbulkan

pembentukan antibodi, dan reaksi antigen-antibodi yang terjadi kemudian akibat masuknya
protein yang sama dalam jumlah lebih besar dapat menyebabkan gejala alergi. Jadi,
penyerapan protein di usus halus dapat menerangkan terjadinya gejala alergi setelah
memakan makanan tertentu. Insiden alergi makanan pada anak dikatakan mencapai 8%.
Makanan tertentu lebih alergenik daripada yang lain.
Penyerapan antigen protein, terutama protein bakteri dan virus, terjadi di microfold
cells atau sel M, yaitu sel epitel usus halus yang melapisi agregat jaringan limfoid. Sel ini
membawa antigen ke sel limfoid, daan di sel tersebut terjadi pengaktifan limfosit. Limfoblas
yang diaktifkan masuk ke sirkulasi, tetapi kemudian kembali ke mukosa usus halus dan epitel
lain untuk mensekresi IgA sebagai respon terhadap pajanan antigen yang sama selanjutnya.
Kekebalan sekretorik ini merupakan mekanisme pertahanan penting.
PENCERNAAN LIPID
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utama adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).

Empedu + pengadukan

Lemak

Lemak teremulsi

Lipase Pankreas

Lemak teremulsi

Asam lemak dan 2-monogliserida

Pencernaan lemak di dalam usus.


Sebagian kecil trigliserid dicernakan di dalam lambung oleh lipase lingual yang
disekresikan oleh kelenjar lingual di dalam mulut dan ditelan bersama dengan saliva. Namun,
sebagian besar trigliserid ini dicernakan di dalam usus oleh asam empedu dan lipase
pankreas.

Emulsifikasi lemak oleh asam empedu dan lesitin.


Emulsifikasi lemak merupakan tahap pertama dalam pencernaan lemak yaitu
memecahlan gumpalan lemak menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga enzim pencernaan
yang larut air dapat bekerja pada permukaan gumpalan lemak. Lalu pergolakan di lambung
untuk mencampur lemak dengan produk pencernaan lemak.
Kebanyakan proses emulsifikasi ini terjadi di dalam duodenum di bawah pengaruh
empedu (yang mengandung sejumlah besar garam empedu juga fosfolipid protein), sekresi
dari hati yang tidak mengandung enzim pencernaan apapun.
Fungsi utama garam empedu dan lesitin, terutama lesitin adalah untuk membuat gelembung
lemak siap untuk dipecah oleh pengadukan dengan dengan air di dalam usus halus. Garam
empedu ini juga berfungsi memindahkan monogliserida dan asam lemak bebas dari
lingkungan pencernaan. Garam empedu saat berada pada konsentrasi tinggi di dalam air,
mempunyai kecendrungan untuk membentuk misel. Misel garam empedu ini bertindak
sebagai medium transpor untuk mengangkut monogliserida dan asam lemak bebas menuju
brush border sel-sel epitel usus. Disana monogliserida dan asam lemak bebas akan
diabsorbsikan ke dalam darah.

Setiap kali diameter gumpalan lamak secara signifikan

diturunkan sebagai akibat pengadukan pada usus halus, daerah permukaan lemak total
meningkat berlipat-lipat. Karena diameter rata-rata partikel lemak dalam usus setelah
terjadinya emulsifikasi hanya kurang dari 1 mikrometer.
Enzim lipase hanya menyerang permukaan gumpalan lemak saja, sehingga detergan
garam empedu dan lesitin sangat penting.
Pencernaan Trigliserifa oleh lipase pankreas
Lipase pankreas sangat banyak di dalam getah pankreas, yang cukup untuk
mencernakan trigliserida. Sebagian besar trigliserida dalam makanan di pecah oleh getah
pankreas menjadi asam lemak bebas dan 2-monogliserida.
Pencernaan Ester kolesterol dan Fosfolipid.
Sebagian besar kolesterol dalam makanan berada dalam bentuk ester kolesterol, yang
merupakan kombinasi kolesterol bebas dengan satu molekul asam lemak. Fosfolipid
mengandung asam lemak dalam molekulnya. Ester dan kolesterol ini dihidrolisis oleh 2
lipase lain dalam sekresi pankreas untuk membebaskan asam lemak:

Enzim hidrolase ester kolesterol untuk menghidrolisis ester kolesterol, dan

Fosfolipase A2 untuk menghidrolisis fosfolipid.

PENYERAPAN LIPID
Monogliserida dan asam bebas ditransporkan ke dalam permukaan mikrovili brush
border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk di antara mikrovili yang bergoalk
dan bergerak. Disini, baik monogliserida dan asam lemak segera brdifusi keluar misel dan
masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap didalam
kimus, yang selajutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali untuk membantu mengabsorsi
lebih banyak mnogliserida dan asam lemak lagi.
Setelah memasuki epitel, asam lemak dan monogliserida diambil oleh retikulum
endoplasma halus sel, disini monogliserida dan asam lemak digunakan untuk membentuk
trigliserida yang baru yang selanjutnya dilepaskan dalam bentuk kolimikron melalui bagian
basal sel epitel, mengalir ke atas melalui duktus limfe torasikus dan menuju aliran darah.
Namun, untuk sejumlah kecil asam lemak rantai pendek dan rantai sedang seperti,
asam-asam lemak dari susu, diabsorbsi langsung masuk kedalam darah portal dan tidak
dikonversi menjadi trigliserida dan diabsorbsi melalui sistem limfatik

10. Bagaimana mekanisme mengunyah dan menelan?


a. Mengunyah
Adanya bolus makanan di dalam mulut pada awalnya menimbulkan penghambat
refleks otot untuk mengunyah, yang menyebabkan rahang bawah turuh ke bawah.
Penurunan ini kemudian menimbulkan refleks regang pada otot-otot rahang
bawah yang menimbulkan kontraksi rebound. Keadaaan ini secara ototmatis
mengangkat rahang bawah yang menimbulkan pengatupan gigi, tetapi juga
menekan bolus melawan dinding mulut, yang menghambat otot rahang bawah
sekali lagi, menyebabkan rahang bawah turun dan kembali rebound pada saat
yang lain dan ini terjadi berulang-ulang.
b. Menelan
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring membantu
fungsi pernapasan dan menelan. Faring diubah hanya dalam beberapa detik
menjadi traktus untuk mendorong masuk makanan. Yang terutama penting adalah
bahwa respirasi tidak terganggu karena proses menelan.
Pada umunya, menelan dapat dibagi menjadi (1) tahap volunteer, yang
mencetuskan proses menelan, (2) tahap faringeal, yang bersifat involunter dan

membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esophagus dan (3) tahap
esophageal, fase involunter lain yang mengangkut makanan dari faring ke
lambung
11. Bagaimana metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lipid?
METABOLISME LIPID
Lemak atau lipid adalah suatu kelompok senyawa heterogen yang berhubungan dengan asam
lemak, secara aktual maupun potensial.
Sifat sifat lemak :

Relative tidak larut dalam air


Larut dalam pelarut non polar

Menurut Bloor, lemak diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Lemak sederhana : ester asam lemak dengan berbagai alcohol yaitu,
a) Lemak
: -ester asam lemak dengan gliserol
-lemak dalam keadaan cair disebut minyak (oil)
b) Lilin
: -ester asam lemak dengan alcohol monohidrat yang lebih tinggi dari
pada gliserol
2. Lemak campuran : ester asam lemak yang mengandung gugus-gugus selain alcohol dan
asam lemak yaitu,
Fosfolipid : lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, selain asam lemak
dan alcohol.
Glikolipid (serebrosida): lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan
karbohidrat.
Lemak campuran lain : sulfolipid, aminolipid, lipoprotein.
3. Derivate lemak : hasil hidrolisa dari golongan diatas yaitu,
Asam lemak, gliserol, steroid alcohol selain gliserol dan sterol, aldehida lemak, benda
keton.
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energy utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Hasil dari pencernaan lipid adalah
asam lemak dan gliserol, selain itu juga ada yang masih berupa monogliserid. Karena larut
dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai
pendek juga dapat melalui jalur ini.

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel
usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi
trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya
kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe bermuara pada vena cava, sehingga
bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan
jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adipose, kilomikron segera dipecah menjadi asamasam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk
kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan
esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energy dari lipid, trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energy. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak
tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas (free fatty acid/ FFA).
Hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika
sumber energy dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami eterifikasi
yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energy jangka
panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energy dari karbohidrat barulah asam lemak
dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida
jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil
KoA dari jalur ini pun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energy. Di
sisi lain, jika kebutuhan energy sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis
menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat sisimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini
dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
asam-basa yang dinamakan asidosis metabolic. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.

METABOLISME KARBOHIDRAT
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1.

Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)


Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk struktur dan
mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein.

2.

Lintasan katabolik (pemecahan)


Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas, biasanya
dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi
dan fosforilasi oksidatif.

3.

Lintasan amfibolik (persimpangan)

Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan metabolisme
sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh
dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat.

12. Bagaimana mekanisme Flatus?


Jawab:
Flatus
Rata-rata dan volume kentut mempunyai variasi yang tinggi. Flatus merupakan gejala
dari dua peristiwa yaitu : menelan udara dan fermentasi karbohidrat yang tidak dapat diserap
oleh bakteri. Udara yang tertelan yang tidak dikeluarkan dengan sendawa akan menyebabkan
kentut. Udara yang tertelan lebih dari 500 mL perhari akan menyebabkan flatus (terutama
nitrogen). Fermentasi karbohidrat yang tidak dapat diserap oleh bakteri akan menghasilkan
gas yang terdiri dari H2 , CO2 dan metana. Sebagian besar fermentasi terjadi dikolon.
Bagaimanapun juga hal ini disebabkan oleh banyaknya substrat kecil yang dapat difermentasi
terdapat dikolon. Substansi ini termasuk fruktosa, laktosa, sorbitol, trehalose, raffinose dan
stachynose. Zat tepung dan serat yang kompleks juga menyebabkan gas. Produksi gas juga
mungkin meningkat pada meningkatnya asupan karbohidrat dan malabsorbsi karbohidrat.
Membedakan normal dan abnormal flatus sangatlah sulit. Percobaan dengan diet bebas
laktosa dianjurkan seperti pisang, bawang dan yang lainnya.Kemudian kita perhatikan
intensitas flatusnya. Intoleransi fructosa mungkin perlu diberikan perhatian yang lebih.
Fructosa tidak hanya terdapat pada buah-buahan, namun juga didapatkan pada pemanis
buatan atau pemanis jagung, jus buah dan soda. Bau yang tidak enak bisa disebabkan oleh
bawang
merah,
bawang
putih
dan
bebrapa
tanaman
lain.
Untuk pengobatan bisa dengan mengurangi penyebab kelebihan gas. Diet rendah lemah dapat
mengurangi produksi gas, dan dianjurkan.

13. Bagaimana mekanisme Defekasi?


Jawab:
Pada sebagian besar waktu, rectum tidak berisi feses. Hal ini sebagian adalah akibat
dari kenyataan bahwa terdapat sfingter fungsional yang lemah sekitar 20 sentimeter dari anus
pada perbatasa antara kolom sigmoid dan rekstum. Di sini terdapat juga sebuah sudut tajam
yang menambah resistensi terhadap pengisian rectum.
Bila pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rectum, segera timbul
keinginan untuk defekasi, termasuk reflex kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus.
Pendorongan massa feses yang terus-menerus melalui anus decegah oleh kosntriksi
tonik dari (1) sfingter ani internus, penebalan otot polos sirkular sepanjang beberapa
sentimeter yang terletak tepat di sebelah dalam anus, dan (2) sfingter ani eksternus, yang
terdiri dari otot lurik volunteer yang mengelilingi sfingter internus dan meluas ke sebelah
distal. Sfingter eksternus diatur oleh serabut-serabut saraf dalam nervus pudendus, yang
merupakan bagian dari system saraf somatic dank arena itu di bawah pengaruh volunteer,
dalam keadaan sadar, sfingter eksternal biasanya terus-menerus mengalami konstriksi kecuali
bila ada impuls kesadaran yang menghambat konstriksi.

Sintesis
Sistem Digestive
Terdiri Atas :
TRACTUS DIGESTIVUS
Cavum oris,pharing,oesophagus,gaster,intestinum tenue,gaster,intestinum
crassum,rectum,anus.
STRUKTUR TAMBAHAN
Hepar,pankreas,Lien,Vesica felea,lingua,dentis,dan glandula.

ANATOMI,HISTOLOGIS, dan FISIOLOGI SISTEM DIGESTIVES


1. Mulut
Mulut merupakan rongga pertama dari saluran pencernaan. Proses yang terjadi di
dalam mulut bersifat mekanis dan kimiawi. Secara mekanis, makanan akan dikunyah oleh
gigi dengan bantuan lidah dan rongga mulut. Secara kimiawi, makanan di dalam mulut akan
dicampur air liur (saliva). Air liur mengandung enzim-enzim yang dapat mengubah zat
makanan sehingga lebih mudah diserap tubuh. Bibir selain membantu kita dalam berbicara,
dapat juga mengetahui suhu dan tekstur dari makanan yang kita makan. Struktur tambahan
dalam rongga mulut adalah gigi dan lidah.
a. Gigi

Sebagai salah satu struktur tambahan organ pencernaan, gigi akan mencerna makanan
secara mekanis, yaitu dengan mengubah makanan menjadi berukuran lebih kecil sehingga
lebih mudah dicerna oleh organ pencernaan dalam. Gigi susu (primer) berjumlah 20 buah,
terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham kecil. Gigi tetap (sekunder) manusia
berjumlah 32 buah, terdiri atas gigi seri, gigi taring, gigi geraham kecil dan gigi geraham
besar.
Beberapa tipe gigi manusia serta fungsinya, yaitu:
1.gigi seri (incisor) memegang dan memotong makanan
2.gigi taring (cuspid/canine) mencabik, menyobek dan mengoyak makanan
3.gigi geraham kecil (premolar/bicuspid) mengunyah dan menggilas makanan
4.gigi geraham besar (molar) mengunyah dan melumatkan makanan.
Gigi yang pertama kali tumbuh sampai pada anak berusia 6 tahun disebut gigi susu.
Jumlah gigi susu secara keseluruhan berjumlah 20 buah , tersusun atas gigi seri, gigi taring,
dan gigi geraham kecil. Rumus gigi susu adalah sebagai berikut:
Pada usia kurang lebih 6 tahun, gigi susu ini akan tanggal satu persatu kemudian
diganti oleh gigi tetap. Gigi tetap berjumlah 32 buah, disusun oleh gigi seri, gigi taring, gigi
geraham kecil, dan gigi geraham besar
Jika kita melihat struktur gigi, maka akan tampak susunannya sebagai berikut:
Email gigi (bagian terluar).
Merupakan bagian gigi yang paling keras, dibentuk oleh zat dentin yang berfungsi
sebagai pelindung tulang gigi.
Tulang gigi (bagian dalam email gigi)
Terdiri atas zat kapur.
Rongga gigi
Di dalam rongga ini terdapat serabut saraf dan pembuluh darah kapiler.
Semen, (bagian akar gigi)
merupakan bagian yang berbatasan dengan tulang rahang.

b.

Adapun bagian-bagian berdasarkan posisi tumbuh gigi:


Puncak gigi atau mahkota gigi. Merupakan bagian gigi yang muncul dari tulang
rahang tempat gigi tumbuh.
Leher gigi, yaitu bagian perbatasan antara mahkota gigi dengan akar gigi.
Akar gigi, yaitu bagian gigi yang masuk ke dalam tulang rahang.
Lidah
Lidah berfungsi untuk membantu mengunyah makanan yakni dalam hal
membolak-balikkan makanan dalam rongga mulut, membantu dalam menelan
makanan, sebagai indera pengecap, dan membantu dalam berbicara. Sebagai indera
pengecap,pada permukaan lidah terdapat badan sel saraf perasa (papila). ada tiga
bentuk papila, yaitu:
Papila fungiformis

Papila filiformis.
Papila serkumvalata
c. Kelenjar Ludah / Kelenjar Saliva
Kelenjar ludah menghasilkan saliva. Saliva mengandung enzim ptyalin atau amylase
dan ion natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium.
Fungsi saliva adalah :

Melarutkan makanan secara kimia,

Melembabkan dan melumasi makanan

Mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltose

Zat buangan

Zat antibakteri dan antibodi

Kelenjar ludah terdiri atas tiga pasang sebagai berikut:

Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di bawah
lidah bagian depan.
Kelenjar submandibular terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih
dalam.
Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian atas
mulut depan telinga.

d. Bibir
Bibir atau disebut juga labia, adalah lekukan jaringan lunak yang mengelilingi
bagian yang terbuka dari mulut. Bibir terdiri dari otot orbikularis oris dan dilapisi oleh
kulit pada bagian eksternal dan membran mukosa pada bagian internal (Seeley et al.,
2008 ; Jahan-Parwar et al., 2011). Secara anatomi, bibir dibagi menjadi dua bagian
yaitu bibir bagian atas dan bibir bagian bawah. Bibir bagian atas terbentang dari dasar
dari hidung pada bagian superior sampai ke lipatan nasolabial pada bagian lateral dan
batas bebas dari sisi vermilion pada bagian inferior. Bibir bagian bawah terbentang
dari bagian atas sisi vermilion sampai ke bagian komisura pada bagian lateral dan ke
bagian mandibula pada bagian inferior (Jahan-Parwar et al., 2011).
Kedua bagian bibir tersebut, secara histologi, tersusun dari epidermis, jaringan
subkutan, serat otot orbikularis oris, dan membran mukosa yang tersusun dari bagian
superfisial sampai ke bagian paling dalam. Bagian vermilion merupakan bagian yang
tersusun atas epitel pipih yang tidak terkeratinasi. Epitel-epitel pada bagian ini melapisi
banyak pembuluh kapiler sehingga memberikan warna yang khas pada bagian tersebut.

Selain itu, gambaran histologi juga menunjukkan terdapatnya banyak kelenjar liur minor.
Folikel rambut dan kelejar sebasea juga terdapat pada bagian kulit pada bibir, namun
struktur tersebut tidak ditemukan pada bagian vermilion (Tortorra et al., 2009; JahanParwar et al., 2011).
Permukaan bibir bagian dalam dari bibir atas maupun bawah berlekatan dengan
gusi pada masing-masing bagian bibir oleh sebuah lipatan yang berada di bagian tengah
dari membran mukosa yang disebut frenulum labial. Saat melakukan proses mengunyah,
kontraksi dari otot-otot businator di pipi dan otot-otot orbukularis oris di bibir akan
membantu untuk memosisikan agar makanan berada di antara gigi bagian atas dan gigi
bagian bawah. Otot-otot tersebut juga memiliki fungsi untuk membantu proses berbicara.
e. Palatum
Palatum merupakan sebuah dinding atau pembatas yang membatasi antara
rongga mulut dengan rongga hidung sehingga membentuk atap bagi rongga mulut.
Struktur palatum sangat penting untuk dapat melakukan proses mengunyah dan
bernafas pada saat yang sama. Palatum secara anatomis dibagi menjadi dua bagian
yaitu palatum durum (palatum keras) dan palatum mole (palatum lunak).
Palatum durum terletak di bagian anterior dari atap rongga mulut. Palatum
durum merupakan sekat yang terbentuk dari tulang yang memisahkan antara rongga
mulut dan rongga hidung. Palatum durum dibentuk oleh tulang maksila dan tulang
palatin yang dilapisi oleh membran mukosa. Bagian posterior dari atap rongga mulut
dibentuk oleh palatum mole. Palatum mole merupakan sekat berbentuk lengkungan
yang membatasi antara bagian orofaring dan nasofaring. Palatum mole terbentuk dari
jaringan otot yang sama halnya dengan paltum durum, juga dilapisi oleh membran
mukosa (Marieb and Hoehn, 2010; Jahan-Parwar et al., 2011).

2. Esofagus(kerongkongan)
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan
dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang
kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltic.
3. Gaster(lambung)
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai, terdiri dari 4 bagian yaitu kardia, fundus, corpus(badan) dan pilorus. Makanan masuk
ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi
lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting : lendir, asam klorida (HCl), prekursor pepsin

(enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh
asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. Asam klorida menciptakan suasana yang
sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai
bakteri.
4. Duodenum, jejunum dan ileum
Dari Gaster makanan disalurkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Duodenum
menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk
ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter oddi) merupakan bagian yang
penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu
pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang
dihasilkan oleh usus. Beberapa centi pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi
sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil
(mikrovili).
Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum,
sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah
duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas
penyerapan lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang
luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. Dinding usus terdapat pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahanpecahan makanan yang dicerna). dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring
dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke
dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian
bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim
pankreatik. Pada usus kecil, menghasilkan enzim:
a.
b.
c.
d.

Erepsin (peptidase) yang menghidrolisis peptida menjadi asid(asam) amino


Maltase yang menghidrolisis maltosa menjadi glukosa
Sukrase yang menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
Laktase yang menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
5. Hepar, Pancreas dan Vesica velea
1. Hepar
Hepar merupakan organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, diantaranya
berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding
usus yang mempunyai banyak pembuluh darah kecil-kecil(kapiler). Kapiler ini
mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan
pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi

pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah dalam 2 cara: bakteri
dan partikel asing lain diserap dari usus dan dibuang, berbagai zat gizi yang diserap
dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh. Proses tersebut
berlangsung dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi,
darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar separuh dari
seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol
yang dihasilkan di hati. Digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan
empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.

2. Vesica velea
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang
selanjutnya
bergabung
membentuk
duktus
hepatikus
communis.
Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung
empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum. Duktus
pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam
duodenum. Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung
empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam
duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung
empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan
bercampur dengan makanan. Empedu memiliki 2 fungsi penting: membantu
pencernaan dan penyerapan lemak, serta berperan dalam pembuangan limbah tertentu
dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol. Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
- Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak untuk membantu proses penyerapan.
- Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya.
- Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah
dari sel darah merah yang dihancurkan.
- Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh.
- Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan
kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.
Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari.
dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar
(kolon). Di colon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok.
Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
2. Pancreas
Terdiri dari 2 jaringan dasar:
a. asinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
b. Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
hormon ke dalam darah.

Enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran
ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran
empedu pada sfingter oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Colon(usus besar)
Usus besar terdiri dari: colon asendens (kanan), colon transversum, colon desendens
(kiri) dancolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti
tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus
halus. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari
tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai
rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus
besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin
K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare.
6. Rectum dan Anus
Rectum merupakan ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah colon
sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan di tempat
yang lebih tinggi, yaitu pada colon desendens. Jika colon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.orang dewasa dan anak yang
lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar. Anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu
cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
Proses yang terjadi dalam sistem gastrointestinal:
1. Ingestion. (makanan dan cairan masuk ke dalam mulut)
2. Secretion. (air, asam, buffer, enzim)
3. Mixing & propulsion. (dengan peristalsis, sepanjang traktus GI sampai ke anus)
4. Digestion. (secara mekanik dan kimia)
5. Absorption. (terutama di usus halus)
6. Defecation. (terdiri atas zat sisa, substansi yang tidak dapat dicerna, bakteri, dan
sebagainya
Proses menelan pada sistem pencernaan
c. Mengunyah
Adanya bolus makanan di dalam mulut pada awalnya menimbulkan penghambat
refleks otot untuk mengunyah, yang menyebabkan rahang bawah turuh ke bawah.

Penurunan ini kemudian menimbulkan refleks regang pada otot-otot rahang


bawah yang menimbulkan kontraksi rebound. Keadaaan ini secara ototmatis
mengangkat rahang bawah yang menimbulkan pengatupan gigi, tetapi juga
menekan bolus melawan dinding mulut, yang menghambat otot rahang bawah
sekali lagi, menyebabkan rahang bawah turun dan kembali rebound pada saat
yang lain dan ini terjadi berulang-ulang.
d. Menelan
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring membantu
fungsi pernapasan dan menelan. Faring diubah hanya dalam beberapa detik
menjadi traktus untuk mendorong masuk makanan. Yang terutama penting adalah
bahwa respirasi tidak terganggu karena proses menelan.
Pada umunya, menelan dapat dibagi menjadi (1) tahap volunteer, yang
mencetuskan proses menelan, (2) tahap faringeal, yang bersifat involunter dan
membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esophagus dan (3) tahap
esophageal, fase involunter lain yang mengangkut makanan dari faring ke
lambung
Proses defekasi pada sistem digestives

Distensi otot rektum sensory impulse ke korda spinalis sakralis motor impulse ke
kolon descendens, sigmoid, rektum, anus rektum memendek tekanan meninggi
sphincter ani interna membuka sphincter ani eksterna buka atau tutup

Proses Flatus pada sistem digestives


Rata-rata dan volume kentut mempunyai variasi yang tinggi. Flatus merupakan gejala
dari dua peristiwa yaitu : menelan udara dan fermentasi karbohidrat yang tidak dapat diserap
oleh bakteri. Udara yang tertelan yang tidak dikeluarkan dengan sendawa akan menyebabkan
kentut. Udara yang tertelan lebih dari 500 mL perhari akan menyebabkan flatus (terutama
nitrogen). Fermentasi karbohidrat yang tidak dapat diserap oleh bakteri akan menghasilkan
gas yang terdiri dari H2 , CO2 dan metana. Sebagian besar fermentasi terjadi dikolon.
Bagaimanapun juga hal ini disebabkan oleh banyaknya substrat kecil yang dapat difermentasi
terdapat dikolon. Substansi ini termasuk fruktosa, laktosa, sorbitol, trehalose, raffinose dan
stachynose. Zat tepung dan serat yang kompleks juga menyebabkan gas. Produksi gas juga
mungkin meningkat pada meningkatnya asupan karbohidrat dan malabsorbsi karbohidrat.
Membedakan normal dan abnormal flatus sangatlah sulit. Percobaan dengan diet bebas
laktosa dianjurkan seperti pisang, bawang dan yang lainnya.Kemudian kita perhatikan
intensitas flatusnya. Intoleransi fructosa mungkin perlu diberikan perhatian yang lebih.
Fructosa tidak hanya terdapat pada buah-buahan, namun juga didapatkan pada pemanis
buatan atau pemanis jagung, jus buah dan soda. Bau yang tidak enak bisa disebabkan oleh
bawang
merah,
bawang
putih
dan
bebrapa
tanaman
lain.
Untuk pengobatan bisa dengan mengurangi penyebab kelebihan gas. Diet rendah lemah dapat
mengurangi produksi gas, dan dianjurkan.
Biokimia Sistem Digestives
1. Karbohidrat

Pencernaan dan absorbsi karbohidrat


Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya tidak
begitu saja secara langsung diserap oleh tubuh melalui dinding usus untuk selanjutnya
masuk ke peredaran darah, melainkan harus dipecah dahulu menjadi persenyawaaan
yang lebih sederhana, dan hal tersebut melalui suatau proses yang disebut daaengan
proses pencernaan karbohidrat.
Dalam proses pemecahan karbohidrat kompleks tersebut menjadi senyawa
yang lebih sederhana akan terlibat beberapa enzim, misalnya enzim pengubah pati
amilase,ataua ptyalin, dan enzim enzim pengubah disakharidadisakharidase.
Monosakharida merupakan karbohidrat yang biasanya dapat melewati usus halus.
Didalam mulut , makanan yang dikonsumsi akan dikunyah sampai lumat. Karbohidrat
yang diperoleh mempunyai kandungan zat pati dan zat gula(malthosa-sukrosalaktosa). Deangnadanya amylase (=ptialin) yangbercampur dengan makanan didalam
mulut,pati dengan bantuan air ludah / saliva akan diubah menjadi dekstrin. Dengan
terdapatnya asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi
asam, pati sebesar mungkin akan diubah menjadi disakharida.
Selanjutnya makanan yang telah dikunyah masuk ke usus dandinding usus
yang mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim amylase atau enzim pengubah
pati akan berlangsung pemecahan pati menjadi disakharida. Didalam usus
berlangsung pemecahan:
1. sukrosa-fruktosa + glukosa, oleh enzim intestinsukrase
2. maltose-glukosa + glukosa, oleh enzim intestinal maltase
3. laktosa galaktosaa+glukosa, oleh enzim intestinal laktosa
kemampuan pencernaan karbohidrat didalam tubuh tergantung pada tidak
terganggunya alat-alat pencernaan dan sumbernya, apakah berserat,berbiji dan sejenisnya,
biasanya bervariasi antara 90%-98%, namun kalau sumbernya berserat maka daya cerna
akan menurun sampai 80%-85%.
Absorbsi Karbohidrat
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses
penyerapan initerjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah
dengan jalan transfer aktif,sedangkan fruktosa dengan jalan difusi.
tempat penyerapan
- Penyerapan protein mulai terjadi di lambung dan penyerapan utamaterjadi
bagian usus.

- Sedikit lemak diserap di bg lambung dan sebagian besar diserap diusus.Penyerapan KH di bg lambung dan usus depan sangat rendah danpenyerapan
KH secara intensif terjadi di usus blkg dan rektum depan.
2. Lemak
Lemak yang dihasilkan makanan yang sudah dikunyah dalam mulut menunjukkan
bentuk lemak yang : telah teremulsi (emulsied fat) dan belum diemulsi (unemulsied fat),
lemak yang belum diemulsi dalam lambung dengan bentuan empedu akan diubah menjadi
lemak yang sudah teremulsi dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang teremulsi
akan
masuk
dalam
uss
halus.
Didalam usus halus itu lemak yagteremulsi dengan bantuan enzim intestinal lipase dan
pencreatik lipase akan diubah kedalam 3 struktur yang lebih sederhana, jelasnya sebagai
berikut:
1. dipecah menjadi asam lemak dan gliserol 40%-50%
2. dipecah menjadi monogliserid 40%-50%
3. dipecah menjadi gliserida, trigliserida,10%-20%
Adapun kemampuan alat-alat pencernaan dalam mencerna lemak yang terdapat dalam
tubuh adalah bervariasi,sanagt tergantung pada kesehatan tubuh. Pada tubuh yangbenar-benar
sehat sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna, penggumpalan-penngumpalan lemak
tidak terjadi. Lama berlangsungnya proses pencrnaan lemak sangat bergantung pada panjang
pendeknya rantai (jumlah atom karbon) dalam molekul asam lemak.
Proses absorbsi lipid
Transport bahan yang diserap oleh usus terjadi melalui dua lintasan:a.
-sistem portal hepatik
yang berjalan langsung menuju hati dan mengangkut nutrien larut airb
. -pembuluh limfe
yang menuju darah melalui duktus torasikus dan mengangkut nutrien yanglarut dalam lemak.
asamlemak Asam lemak rantai pendek (atom C 4-8) dapat langsung diserap masuk ke
dalamperedaran darah,sementara asam lemak rantai panjang harus diangkut olehprotein
pembawadi dalamsel ususmenjadi molekul kilomikron ke dalamsaluran limfe,sebelum
akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Proses penyerapan lemak terjadi diusus
halus( jejunum) dengan bant Sebelum dapat diserap oleh tubuh, lemak harus dicerna dulu
menjadi gliserol dan uanempedu.
3. Protein

Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain agar
dapat diserap melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan disampaikan ke jaringan
tubuh. Sama halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa diserap ketika
sudah dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak terkandung
dalam saliva, dengan demikian peronbakan terhadap protein (ikatan peptida) tidak terjadi
didalam mulut melainkan untuk pertama kalinya dirombak dalam lambung. Dalam lambung,
media atau cairan lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah pepsin (protease
lambung) bekerja melakukan perombakan rantaian khusus ikatan peptide dari asam amino
yang rantainya pendek yang disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna
masuk kedalam usus, disini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah
dinetralisasi menjadi sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pancreas
mengandung dua macam enzim pengubah protein, yaitu protease pankreatik (tripsin dan
chimotripsin) sekitar 30 % protein dirombak menjadi asam amino sederhana yang langsung
dapat diserap oleh usus.

Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida yyang terdiri atas
lebih asam amino. Enzim proteolitik lain yang berkemampuan memecah protein yaitu
carboxy peptidase, amino peptidase. Enzim pengubah protein bersifat hidrolotik
memerlukan air pada perombakan atau pelepasan asam amino. Proses pencernaan karbohidrat
lemak atau protein menjadi susunan yang lebih sederhana dimaksudkan agar zat tersebut siap
diserap melalui dinding usus dan masuk dalam darah (peredaran darah). Penyerapan atau
absorption zat-zat makanan tadi sebbagian besar dilangsungkan didalam usus halus kecuali
air yang diserap didalam usus besar. Absorpsi tidak selamnya berlangsung mulus hal ini
ddikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang tentunya
akan berakibat pada gangguan kesehatan tubuh.
Diantara faktor tadi yang penting adalah: (a) rangsangan (iritasi), dalam hal ini yaitu
rangsangan yang menyebabkan gerakan-gerakan kuat dari usus, akibatnya dapat menghambat
penyerapan (b) kurang aktifnya produksi empedu yang diperlukan kurang cukup tersedia,
akiibatnya dapat menghambat penyerapan lemak (c) Tersedianya forro yang lebih siap
diserap dari ferri. (d) Tersedianya vitamin C dan vitamin E yang dapat mempertinggi
menyerapan Fe (zat besi). (e) Kurang tersedianya vitamin D ternyata kurang baik bagi
kelancaran penyerapan kalsium. (f) Adanya parasit, dapat menimbulkan hambatan dalam
penyerapan, terutama mineral Fe.
Mekanisme penyerapan tersebut melalui dua cara yaitu (1) Proses penyerapan melalui
system pori-pori, (proses pasif difusi) yang berlangsung menurut hukum keseimbangan

osmosa dan difusi yang dalam proses ini diketahui bahwa zat-zat makanan akan
didistribusikan dari konsentrasi yang lebih tinggi ketempat yang konsentrasinya lebih rendah.
(2) Proses penyerapan aktif difusi (proses transportasi) yang tergantung pada adnya energy
atau energy transport yang dependen, yang lazim pula diknal sebagai mekanisme pompa
(pumps mecanisme) dengan prinsip agar zat-zat makanan yang telah dicerna dapat melewati
dinding usus

Bagan metabolisme karbohidrat,lemak, dan protein

Anda mungkin juga menyukai