Minpet
Minpet
Dosen Pembimbing:
Retno Witjahjati BN
Oleh :
Christy Nanlohy (073001500028)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I :MINERALOGI ....................................................................................1
1.1 Pendahuluan ...................................................................................1
1.2 Lingkungan Terbentuknya Mineral ................................................2
1.3 Identifikasi atau Sifat-sifat Fisik Mineral .......................................3
1.4 Kristalografi ..11
BAB II : PETROLOGI ..................................................................................19
2.1 Pengertian Petrologi .....................................................................19
2.2 Batu Sebagai Penyusun Kulit Bumi .............................................20
2.3 Siklus Batuan ..26
BAB III : BATUAN BEKU ............................................................................27
3.1 Magma dan Evolusi Magma ........................................................27
3.2 Batuan Beku..................................................................................30
3.3 Struktur dan Tekstur Batuan Beku ...............................................30
3.4 Komposisi Kimia Batuan Beku ...34
3.5 Klasifikasi Batuan Beku .35
3.6 Batuan Pyroklastik ..35
3.7 Penamaan Batuan Beku .36
BAB IV : Batuan Sedimen..............................................................................40
4.1 Pengertian Batuan Sedimen .........................................................40
4.2 Diagenesa Batuan Sedimen ..........................................................41
4.3 Tekstur dan Struktur Batuan Sedimen ....45
4.4 Klasifikasi Batuan Sedimen ....48
BAB V : BATUAN METAMORF..................................................................49
5.1 Pengertian Batuan Metamorf .......................................................49
5.2 Struktur Batuan Metamorf............................................................55
5.3 Tekstur Batuan Metamorf.............................................................59
DAFTAR PUSTAKA
60
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan
BAB I
MINERLOGI
1.1 Pendahuluan
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terjadi secara
alamiah, terbentuk dari bahan anorganik, yang memiliki komposisi kimia,
memiliki struktur atom yang teratur. Bagian terkecil mineral yang sama
terdiri dari latis. Sedangkan Mineraloid memiliki pengertian yang sama
dengan mineral namun pada mineraloid struktur atom tidak teratur.
Mineralogi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
terbentuknya mineral, klasifikasi suatu mineral, daerah penyebaran
mineral, dan cara pemanfaatan mineral. Pada awalnya bumi dan sisnya
berada dalam temperature yang sangat tinggi.
Jenis mineral pembentuk batuan
Mineral utama (Primer)
merupakan penyusun utama kerak bumi, terutama golongan
silikat. Mineral-mineral ini terdapat dalam Deret Bowen. Terdapat 2
jenis dari mineral utama, yaitu mineral mafic, dan felsic. Mineral
mafic adalah mineral yang berwarna gelap, yang disebabkan karena
banyak mengandung besi. Contohnya adalah Olivine, Pyroxene, &
Amphibole. Dan, mineral felsic merupakan mineral yang berwarna
terang, karena kandungan besi nya sedikit, contohnya Quartz,
Plagioklas, & Muscovite. Keterdapatan dari mineral primer ini
menjadi penentu dari penamaan mineral.
Mineral sekunder
mineral utama yang terbentuk karena telah melalui prosesproses tertentu, seperti proses pelapukan. Sehingga, mengubah
kandungan kimia yang terdapat di dalam mineral. Dengan berubahnya
kandungan mineral, dapat berubah juga bentuk kristalnya, warnya
mineralnya, dan masih banyak lagi pengaruhnya.. Dapat juga
terbentuk dari alterasi hidrotermal. Biasanya banyak terdapat di
batuan sedimen.
Mineral tambahan
mineral yang paling sedikit jumlahnya, disebabkan karena
terbentuk di akhir, sehingga tidak memiliki ruang yang cukup untuk
membentuk kristal yang bagus. Terbentuk dari kristalisasi magma.
Ada atau tidaknya mineral tambahan ini, tidak mempengaruhi dari
sifat atau penamaan dari mineral. Contohnya adalah Zircon, Magnetit,
& Garnet.
Memantulkan
cahaya
untuk
Contoh Mineral
Quartz, Tourmaline
Sulfur, Sphalerite
memberikan
Chlorite, Nepheline
Silky (Sutra)
Adamantine
Pearly (Mutiara)
Dull
Pengertian
Penampilannya seperti kaca
Penampilannya seperti resin
Gypsum, Chrysotile
halus
Berpenampilan cerah, mengkilau seperti berlian Diamond, Cerussite
Berpenampilan warna-warni seperti mutiara
Muscovite, Talk
tidak memantulkan jumlah yang signifikan dari Kaolinite
(clay),
cahaya atau menampilkan setiap warna
niter
b. Diaphaneity (Transparan)
Diaphaneity merupakan kemampuan mineral untuk meneruskan
atau menembus permukaan mineral. Diaphaneity dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
c. Color (Warna)
Warna biasanya digunakan untuk mengidentifikasi mineral secara
cepat. Hal yang paling signifikan dalam warna adalah komposisi
kimia suatu mineral. Elemen yang memberikan suatu mineral
warna disebut chromophores.
d. Streak (Cerat/gores)
Streak (Cerat) dalam beberapa kasus adalah kunci suatu diagnosis.
Streak sangat berguna untuk membedakan mineral oksida dan
sulfide. Streak dari suatu mineral adalah warna yang dimiliki
setelah diberi bubuk halus. Metode yang biasa digunakan untuk
menentukan streak adalah dengan menggosokan mineral ke sebuah
piring keramik streak. Contoh : Streak Kalsit (Putih), Pyrite
(Gelap), Emas (Kuning keemasan).
e. Luminescence
Beberapa mineral akan memancarkan cahaya ketika mereka
diaktifkan oleh bentuk energi selain cahaya tampak. Efek tersebut
dinamakan luminescene. Contoh dari luminescene termasuk
fluorescene,
phosphorescene,
dan
thermoluminescen.
Kekuatan/kelenturan
Dapat berubah kebentuk awal setelah di bengkokan. (Mika)
Dapat ditempa menjadi lempengan tanpa pecah. (Tembaga)
Dapat ditarik menjadi bentuk kawat.
Brittle
Sectile
Flexible
Tabel 1.3
Istilah yang Digunakan Untuk Mendeskripsikan Fracture
Istilah
(Patahan)
Fracture
Deskripsi
Even
Uneven atau irregular
Hackly
Splintery
Fibrous
Conchoidal
10
Gambar 1.1
c. Hardness (Kekerasan)
Bentuk Cleavage (Belahan)
Hardness (Kekerasan) adalah daya tahan suatu mineral dari lecet
atau goresan. Dalam melihat suatu kekerasan mineral kita dapat
menggunakan
Skala
Mohs
sebagai
acuan.
Skala
Mohs
Tabel 1.4
Skala Mohs
Mineral
Talk
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Feldspar
Quartz
Topaz
Corundum
Diamond
Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dan
bergantung
pada
tekanan
dan
(Menolak Magnet)
(Ditarik Magnet)
11
Contoh Mineral:
Magnetik
Phyrhotite
Polimorf dan Maghematit
Fungsi sebagai Magnet Alam
4. Kelistrikan
1) Konduktor
2) Non-Konduktor
(Fe3O4)
(Fe1-nS)
(Fe2O3)
5. Kebasahan
a. Lyophile
Permukaannya mudah dibasahi oleh air dan bisa dibantu dengan
lemak.
b. Lyophobe
Permukaan tidak mudah dibasahi air.
a. Mineral Metalik = Lyophile
6. Indra Perasa
a) Taste (Rasa)
Asterigent
Saline
Alkaline
Cooling
Bitter
Sticky
:
:
(Menciutkan)
(Asin)
:
:
(Pahit)
(Lengket)
b) Odour (Bau)
Bawang (Garlic)
Bitominous
Sulfur telur busuk
Argillaceous
c) Feels (Rabaan)
Halus
Berlemak
Kasar
Dingin
Lengket di lidah
: Sepiolite
: Talk
: Semua Mineral
: Corondum, Al2O3
: Mineral Lempung
12
Klasifikasi Mineral
Mineral Umum Pada Batuan Beku
Kelas Mineral
Olivine
Pyroxene
Amphibole
Mica
Feldspar
Feldspathoid
Silica
Oxide
Sulfide
Contoh Mineral
Olivine
Diopside
Augite
Orthopyroxene
Hornblende
Biotite
Muscovite
Orthoclase
Microcline
Sanidine
Plagioclase
Leucite
Nepheline
Sodalite
Quartz
Magnetite
Ilmenite
Rutile
Pyrite
Pyrrhotite
13
Kelas Mineral
Silica
Karbonat
Halide
Sulfate
Native Element
Contoh Mineral
Quartz
Calcite
Magnesite
Halite
Sylvite
Gypsum
Anhydrite
Sulfur
D. Kristalografi
Kristal adalah padatan yang berbentuk polihedral yang dibatasi bidang
bidang datar ( permukaan kristal ).
Polihedral form : Solid bounded by flat planes ( crystal faces )
struktur kristal adalah suatu susunan khas atom-atom dalam suatu kristal.
Suatu struktur kristal dibangun oleh sel unit, sekumpulan atom yang
tersusun secara khusus, yang secara periodik berulang dalam tiga dimensi
dalam suatu kisi (lattice).
Genesea Kristal terbagi atas 3, yaitu :
Genesa Kristal
Keterangan :
Pendinginan Magma ( tahap/bentuk dan jumlah mineral)
a) Pada saat mengalami pendinginan di permukaan
Hanya terdiri 1 mineral
Jenis padatan Amorf
Warna bening
b) Mendekati permukaan
Hanya terdiri 1 mineral
Jenis Padatan Amorf dan Kristalin ( Intermediet )
Warna hanya satu macam
14
Mineral beragam
Padatan kristalin
Rekristalisasi Isokimia :
Merupakan perubahan bentuk kristal yang diakibatkan
pengaruh suhu atau kimia yang berasal dari satu unsur tapi
bentuknya berbeda unsut tetap sama.
Contoh :
S, Al
S, Al, Mg
S, Al, Mg
Al, Mg
15
Kesempurnaan Kristal
Hukum Wayne : semakin banyak lattice maka semakin sempurna
bangun kristal.
Latice, merupakan bagian terkecil dari pembentuk kristal yang
dinamakan/dinyatakan oleh Auguste Bravais (1811 1863) dimana
Sistem Latice menggunakan x-ray defraksi untuk mengetahui kisi
kisi kristal.
E. Sistem Kristal
Sistem kristal di kelompokkan menjadi 7 sistem, antara lain:
1. Isometrik
Ciri-cirinya sebagai berikut:
sudut alfa=beta=gamma=90
tetoidal
gyroidal
diploida
hextetrahedral
hexoctahedral
pirit,
galena,
halite,
fluorite.
2. Tetragonal
Ciri-cirinya sebagai berikut:
sudut alfa=beta=gamma=90
16
piramid
Bipiramid
Ditetragonal Piramid
Ditetragonal Bipiramid
Bisfenoid
Trapezohedral
Skalenohedral
3. Hexagonal
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a=b=d (tidak = c)
sudut
alfa=beta=90
dan
gama=120
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Hexagonal Piramid
Hexagonal Bipiramid
Dihexagonal piramid
Dihexagonal Bipiramid
Trigonal Bipiramid
Ditrigonal Bipiramid
Hexagonal Trapezohedral
4. Trigonal
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a=b=d (tidak = c)
17
Trigonal Piramid
Trigonal Trapezohedral
Ditrigonal Piramid
Ditrigonal Skalenohedral
Rombohedral
5. Orthorombik
Ciri-cirinya sebagai berikut:
sudut alfa=beta=gama=90
Bisfenoid
Piramid
Bipiramid
Contoh mineralnya
antara lain: stibnite,
chrysoberyl, aragonite,
6. Monoklin
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Sfenoid
Doma
Contoh mineralnya
antara lain: azurite,
mlachite, colemanit,
18
Prisma
7. Triklin
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Ukuran Kristal:
1. Kristalin (tanpa alat bantu)
2. Mikrokristalin (menggunakan mikroskop)
3. Kriptokristalin ( bantuan x-ray difraksi)
F. Penamaan Mineral
19
BAB II
20
PETROLOGI
berfokus
pada
studi
berkaitan
dengan
tiga
tipe
batuan: beku,metamorf,
dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa
Yunani petra, yang berarti "batu".
beku
(batuan
telah
batuan
metamorf
(batuan
seperti batu
marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah
melalui perubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan
kondisi ekstrem dari tekanan, suhu, atau keduanya).
Petrologi
memanfaatkan
bidang
klasik
mineralogi,
21
22
Barisfer
Barisfer, yaitu lapisan inti bumi berupa bahan padat yang tesusun dari
lapisan nife (Niccolum = nikel dan ferum = besi ). Jari-jarinya kurang
lebih 3470 km dan batas luarnya kurang lebih 2900 km di bawah
permukaan bumi.
Lapisan pengantara
Lapisan pengantara, yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife
setebal 1700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3. Lapisan pengatara
disebut juga asthenosfer (mantle) merupakan bahan cair bersuhu tinggi
dan berpijar.
Litosfer
Litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara dengan
ketebalan 1200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 gr/cm3. Litosfer terdiri
atas dua bagian sebagai berikut :
o Lapisan SIAI adalah lapisan yang terletak paling luar dari kulit
bumi yang tersusun dari logam silisium (Si) dan aluminum
(AL) dalam bentuk senyawa SIO2, dan AL2O3. Pada lapisan
ini
terdaspat
batuan
sedimen,
granit,
andesit,
batuan
23
24
Kulit
bumi
mengandung
berbagai
macam
batuan
yang
25
26
Batuan
meramorf
kontak
(termik),
terjadi
karena
karena
penambahan
tekanan
yang
tinggi,
C. Siklus Batuan
langkah langkah keterjadian batuan adalah sebagai berikut :
(1) Magma membeku membentuk batuan beku pada kerak bagian dalam.
(2) Kerak dalam lalu terangkat di permukaan bumi. (3) Aktivitas atmosfir
akan merubah batuan menjadi lapuk, tererosi, tertransportasi dan
diendapkan menjadi sedimen. (4) Karena beban dan konsolidasi serta
penyemenan, sedimen berubah menjadi batuan sedimen yang kompak dan
keras. (5) Batuan sedimen dapat terangkat ke permukaan bumi atau
mengalami proses metamorfosa menjadi batuan metamorf, Batuan
27
Gambar 3.2
Siklus Batuan
28
BAB III
BATUAN BEKU
3.1 MAGMA DAN EVOLUSI MAGMA
Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk
secara alamiah, bersifat mudah begerak (mobile), bersama antara 90o
-110o C dan berasal atau terbentuk pada kerak bumi bagian bawah hingga
selubung bagian atas. (F.F. Grounts, 1947: Turner & Verhogen, 1960: H.
Williams, 1962).
Berdasarkan pengertian tentang magma di atas, dapat ditafsirkan
bahwa secara kimia fisika, magma adalah system berkomponen ganda
(multi component system) dengan fase cair dan sejumlah kristal yang
mengandung didalamnya sebagai komponen utama, disamping fase gas
pada keaadaan tertentu.
Bunsen (1951) berpendapat bahwa ada 2 jenis magma primer, yaitu
Basaltis dan Granitis, dan batuan beku adalah merupakan hasil campuran
dari 2 magma ini yang kemudian mempunyai komponen lain.
Dally (1933) berpendapat bahwa magma asli (primer) adalah
bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses differensiasi
menjadi magma bersifat lain. Magma basa bersifat encer (viskositas
rendah), kandungan unsur kimia berat, kadar H+, OH- dan gas tinggi,
sedangkan magma asam sebaliknya.
EVOLUSI MAGMA
Pembentukan magma, sebetulnya adalah sebuah rangakaian proses
yang rumit meliputi proses pemisahan (differentation), pencampuran
(assimilation) anateksis (peleburan batuan pada kedalaman yang sangat
besar). Sementara, komposisi magma ditentukan oleh komposisi bahan yang
meleleh, derajat fraksinasi dan jumlah pengotoran dalam magma oleh batuan
samping (parent rock).
29
1.
30
Asimilasi; evolusi magma juga dipengaruhi oleh batuan sekitarnya (wallrock). Magma dalam temperatur tinggi, sewaktu kristal-kristal mulai
terbentuk maka panas ini akan menjalar dan melarutkan batuan-batuan
sekitarnya. Sehingga mempengaruhi komposisi magma tersebut. Hal ini
sering terjadi terutama pada magma plutonik.
3.
Proses Pencampuran Magma; dua batuan yang berbeda, terutama batuan
vulkanik dan batuan intrusi dangkal dapat juga dihasilkan oleh campuran
dari sebagian kristalisasi magma.
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses
sebagai berikut:
o a. Hibridisasi = pembentukan magma baru karena pencampuran 2 magma
yang
berlainan
jenis.
b. Sintesis = pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan
batuan
gamping.
c. Anateksis = proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada
kedalaman yang sangat besar.
31
Batuan beku terbentuk dari magma . ketika magma erupsi dan mendingin
di permukaan bumi.jika magma mendingin di dalam bumi, maka disebut
batuan intrusive, yang nantinya akan keluar oleh erosi dan factor cuaca
3.3
32
33
1 5 mm berbutir sedang
5 30 mm berbutir kasar
> 30 mm berbutir sangat kasar
Bentuk Kristal
a. Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna/lengkap, dibatasi oleh bidang
kristal yang ideal (tegas, jelas dan teratur). Batuan beku yang hampir
semuanya tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal euhedral, disebut
bertekstur idiomorfik granular atau panidiomorfik granular.
b. Subhedral, jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak
begitu jelas, sebagian teratur dan sebagian tidak. Tekstur batuan beku
dengan mineral penyusun umumnya berbentuk kristal subhedral disebut
hipidiomorfik granular atau subidiomorfik granular.
c. Anhedral, kalau kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak
teratur. Tekstur batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal
anhedral disebut alotriomorfik granular atau xenomorfik granular.
Secara tiga dimensi, bentuk kristal disebut :
a. Kubus atau equidimensional, apabila ketiga dimensinya sama panjang.
b. Tabular atau papan, apabila dua dimensi kristalnya lebih panjang dari
satu dimensi yang lain.
c. Prismatik atau balok, jika dua dimensi kristalnya lebih pendek dari satu
dimensi yang lain. Bentuk ini ada yang prismatik pendek (gemuk) dan
prismatik panjang (kurus, kadang-kadang seperti jarum).
35
36
37
38
39
3.7
41
3>
(CaO
Na
O)
<(CaO + Na
O+K
O) dan Al
3>
(Na
O+K
O)
42
Ini adalah jenis yang lebih umum dari batuan beku. Mereka dicirikan
oleh kurangnya Al 2 O 3 -rich mineral dan kurangnya pyroxenes sodik
dan amphiboles di mode.
3. Batu Peralkaline adalah mereka yang jenuh dengan alkali (Na 2 O + K
2 O), dan dengan demikian undersaturated sehubungan dengan Al 2 O 3.
Secara
molekuler,
batuan
ini
menunjukkan:
Al
<(Na
O)
43
BAB IV
BATUAN SEDIMEN
4.1PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN
1.
2.
3.
4.
44
4.2
Di
ag
en
es
a
batuan sedimen
Proses Diagenesa meliputi :
Kompaksi
sediment
Yaitu termampatnya butiran sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan
dari berat beban diatasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan
antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara
kimiawi mengikat butir-butir sedimen satu dengan yang lain. Sementasi makin
efektif bila derajat kelurusan larutan ( permeabilitas relatif ) pada ruang antar
butir
makin
besar.
Rekristalisi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dalam suatu larutan kimia yang
berasal dari pelarutan material sadimen selama diagenesa atau jauh
sabelumnya. Reksriatalisasi sangat umum terjadi pada pambentukan batuan
karbonat.
Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenetik, sehingga adanya
mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral
autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silika, klorite,
illite,
gipsum
dan
lain-lain.
Metasomatisme
Yaitu penggantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa
pengurangan volume asal.
sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu:
1) Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan pengendapan atau
dengan kata lain tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini
45
2) Batuan
sedimen
yang
mengalami
proses
transportasi,
atau dengan kata lain, sedimen yang berasal dari luar cekungan yang
ditransport dan diendapkan di dalam cekungan. Sedimen ini dikenal dengan
sedimen allochthonous. Yang termasuk dalam kelompok sedimen ini adalah
Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan Epiklastik
Batupasir;
46
Batulanau;
Lempung
2. Batuan
Sedimen
Non
Klastik
Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi.
Pembentukannya adalah kimiawi dan organis.
Batuan yang termasuk dalam kumpulan ini adalah:
Evaporit ;
47
3. avolkanoklastik. Batuan volkanoklastik yang berasal daripada aktivitas gunungapi. Debu dari
aktivitas gunungapi ini akan terendapkan seperti sedimen yang lain. Adapun kelompok
batuan volkanoklastik adalah:
Batupasir tufa
Aglomerat
48
d. Kemas (Fabric)
Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai
fungsi orientasi butir dan packing, secara umum dapat memberikan
gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan
porositas dan permeabilitas batuan. Di dalam batuan sedimen
klastik dikenal dua macam kemas, yaitu:
2. Struktur
Pada
Batuan
Sedimen
Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975
), dapat dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :
1.
Struktur
Sedimen
Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses
sedimentasi dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya
seperti perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut,
perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan
dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan
yang terlihat. Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau
orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan
sedimen.
2. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada
waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan
misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain :
beban, rekah kerut, jejak binatang.
3. Struktur Sedimen Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing
atau binatang lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.
Struktur batuan sedimen yang penting antara lain struktur perlapisan
dimana struktur ini merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik
yang menghasilkan bidang-bidang sejajar sebagai hasil proses
adanya
struktur
BAB V
BATUAN METAMORF
5.1 PENGERTIAN BATUAN METAMORF
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama
batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan
yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut
metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk".
Contoh :
Tipe-Tipe Metamorfosa
Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan
geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Metamorfosa regional / dinamothermal
Metamorfosa regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang
terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah
yang sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu :
metamorfosa orogenik, burial, dan dasar samudera (ocean-floor).
a. Metamorfosa Orogenik
Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi
proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan
metamorf yang dihasilkan mempunyai butiran mineral yang terorientasi
dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampai ribuan
e. Metamorfosa Impact
Terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Kisaran
waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan
terbentuknya mineral coesite dan stishovite. Metamorfosa ini erat
kaitannya dengan pab\nas bumi (geothermal).
f. Metamorfosa Retrogade/Diaropteris
Terjadi akibat adanya penurunan temperature sehingga kumpulan
mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan
mineral stabil pada temperature yang lebih rendah (Combs, 1961).
1b. Phylitic
Gambar
Granulose
Sruktur
2b. Kataklast
ik
Berbentuk
oleh
pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk
kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa
kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
2c.
Milonitic
Struktur Milonitic
2d. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya
telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada
batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).
Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering
disebut berstektur homeoblastik.
ContohPerubahanBatuanAsalMenjadiBatuanMetamorf
BatuanAsal
BatuanMetamorf
BatuanSedimen
Batupasirkuarsa
Kuarsit
Serpih
Batugamping
Marmer
Batubara batumina
Antasit, grafit
BatuanBeku
Granit
Genes
Berbutirhalusmengandungmika,
Sekismika,
biotit, atauklorit.
sekisbiotitdansekisklorit
DAFTAR PUSTAKA
12.https://www.academia.edu/9771553/Batuan_Beku_Berdasarkan
_Tempat_Terbentuknya (26 mei 2016)
13.http://geology.com/rocks/igneous-rocks.shtml
14.http://www.universetoday.com/82009/how-are-igneous-rocksformed/ (26meei 2016)
15.http://dearthurjr.blogspot.co.id/2013/05/sifat-fisika-kimia-danklasifikasi-dari.html (26 mei 2016)
16.http://ongkiboomy.blogspot.co.id/2012/10/igneous-rocks.html
(26 mei 2016)
17.http://geograph88.blogspot.co.id/2015/01/litifikasi-dandiagenesa-batuan-sedimen.html (26 ei 2016)
18.http://kataloggeografi.blogspot.co.id/2014/09/siklussedimentasi.html (26 mei 2016)
19.http://geophysicsgeologys.blogspot.co.id/2015/03/cekungansedimen.html (26 mei 2016)
20.Bryan Simpson.1983.Rocks and Minerals.Swansea:Pergamon
Press.
21. Dietrich Richard V dan Brian J. Skinner.1979.Rocks and Rock
Mineral.New York: Wiley