Anda di halaman 1dari 2

Standarisasi obat herbal

Berdasarkan KEPMENKES NO 661/MENKES/SK/VII/1994, sangat penting untuk


melakukan suatu prosedur yaitu standarisasi obat herbal.
Standarisasi adalah rangkaian proses yang melibatkan berbagai metode analisis kimiawi
berdasarkan data farmakologis, melibatkan analisis fisik dan mikrobiologi berdasarkan
kriteria umum keamanan (toksikologi) terhadap suatu ekstrak alam.
Tahap standarisasi meliputi uji penetapan parameter spesifik dan non spesifik.
1. Uji penetapan parameter non spesifik:
Berfokus pada aspek kimia, mikrobiologi, dan fisis yang akan mempengaruhi
keamanan konsumen dan stabilitas, meliputi : kadar air, cemaran logam berat,
aflatoksin, dll.
Parameter non spesifik ekstrak :
a. Bobot jenis
Adalah massa per satuan volume yang diukur pada suhu kamar tertentu (250C)
menggunakan alat khusus piknometer atau lainnya.
b. Kadar air
Adalah pengukuran kandungan air yang berada dalam bahan. Tujuannya adalah
untuk memberikan batasan miimal atau rentang tentang besarnya kandungan air
dalam air.
c. Kadar abu
Tujuan : memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang
berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak untuk mengetahui
kemurnian ekstrak dan kontaminasi.
d. Sisa pelarut
Adalah penentuan kandungan sisa pelarut tertentu yang mungkin trdapat dalam
ekstrak.
Tujuan : memberikan jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan sisa
pelarut yang seharusnya tidak boleh ada.
e. Cemaran mikroba dan aflatoksin
Adalah penentuan adanya mikroba patogen secara analisis mikrobiologi.
Tujuan : memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak boleh mengandung mikroba
patogen dan tidak mengandung mikroba nonpatogen melebihi batas yang
ditetapkan.
f. Cemaran logam berat
Adalah penentuan kandungan logam berat dalam suatu ekstrak, sehingga dapat
memberiakan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung logam berat tertentu (Hg,
Pb, Cd, dll) melebihi batas yang telah ditetapkan.
2. Uji penetapan parameter spesifik
Berfokus pada senyawa atau golongan senyawa yang bertanggungjawab terhadap
aktivitas farmakologis. Analisis kimia yang dilibatkan ditujukan untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif terhadap senyawa aktif.
Parameter spesifik ekstrak :
a. Identitas

Meliputi : deskripsi tata nama, nama ekstrak, bagian tanaman yang digunakan, dan
nama indonesia tanaman.
b. Organoleptis
Penggunaan panca indra dalam mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa
guna pengenalan awal yang sederhana.
c. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
d. Uji kandungan kimia ekstrak
- Pola kromatogram
- Kadar kandungan kimia tertentu.

Anda mungkin juga menyukai