Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas


limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan
Makalah tentang Sampah . Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas

mata

pelajaran

Ilmu

Pengetahuan

Alam

(IPA)

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari


sempurna,

baik

dari

segi

penyusunan,

bahasan,

ataupun

penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran


yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

Semarang, 1 Juni 2016

PENYUSUN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Perumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah
2.2. Dampak Sampah bagi Manusia dan lingkungan
2.3 Usaha Pengendalian Sampah
2.4 Prinsip-prinsip Produksi Bersih
2.5 Sampah padat
2.6 Pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomis
2.7 Keuntungan mendaur ulang sampah organik
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan
hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi PR besar bagi
bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah
plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya
dan sulit dikelola. Manusia memang dianugerahi Panca Indera
yang membantunya mendeteksi berbagai hal yang mengancam
hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai
bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita,
yaitu berbagai jenis racun yang dibuat oleh manusia sendiri.
Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan
manusia dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya
yang tidak berwarna, berasa dan berbau, namun potensial
menimbulkan bahaya kesehatan. Sebagian besar dampak yang
diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti
kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain.
Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan
dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya
lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang
langsung

bisa

dirasakan

oleh

panca

indera

kita.

Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau


yang

menusuk

dan

merusak

pemandangan

(keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera


kita. Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari

sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya racun


dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita
dan anak cucu kita.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana

mengelola

sampah

agar

memiliki

nilai

ekonomis?
2.

BAB

II

PEMBAHASAN
2.1

Pengertian

Sampah

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau


tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan
atau
Sampah

ditolak
adalah

atau

suatu

bahan

yang

buangan.
terbuang

atau

dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun


proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
(Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).
Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah
yang

dihasilkan

dari:

1.
2.

Rumah
kegiatan

pertokoan,
3.

fasilitas

komersial:
hotel,
sosial:

tahanan/penjara,

tangga

pusat

perdagangan,

restoran,
rumah

rumah

tempat

ibadah,
sakit,

hiburan.

asrama,

klinik,

pasar,
rumah

puskesmas

4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte


kendaraan

umum,

taman,

5.

jalan,
Industri

6. hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti


sungai,

danau,

pantai.

2.2 Dampak Sampah bagi Manusia dan lingkungan


Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat
perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan
manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan
kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun
seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan
dampak

negatif

Dampak

yang

tidak

bagi

sedikit.
kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai


(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing
yang
Potensi
adalah

dapat
bahaya

menimbulkan

kesehatan

yang

sebagai

dapat

penyakit.
ditimbulkan
berikut:

- Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat

karena

virus

yang

berasal

dari

sampah

dengan

pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.


Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat
juga

meningkat

pengelolaan

dengan

cepat

sampahnya

Dampak

di

daerah

kurang

yang

memadai.

Terhadap

Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase


atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme
termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies
akan

lenyap,

hal

ini

mengakibatkan

berubahnya

ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang


dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik
dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat
meledak.
-

Pengelolaan

sampah

yang

tidak

memadai

menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.


Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan
secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya
2.3
Untuk

produktivitas).
Usaha

menangani

Pengendalian
permasalahan

Sampah

sampah

secara

menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang


benar.

Teknologi

menyelesaikan

landfill

masalah

yang

diharapkan

lingkungan

akibat

dapat

sampah,

justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru.


Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar
akibat

air

lindi,

sudah

mencapai

tahap

yang

membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari


segi

sanitasi

Gambaran

yang

paling

lingkungan.

mendasar

dari

penerapan

teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah


kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk
tiap satuan volume sampah yang akan diolah. Teknologi
ini

memang

direncanakan

untuk

suatu

kota

yang

memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada


kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia
dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang
tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter
sangatlah

tidak

sesuai.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan


bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan
masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah
yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama
dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat
adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu
teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut
adalah

teknologi

insinerasi,

pembakaran

dengan

yang

terkontrol

menggunakan

atau

insinerator.

Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih


hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang
tersisa ( fly ash dan bottom ash ) dibandingkan dengan
volume

sampah

semula.

Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak


memberikan

dampak

negatif

terhadap

lingkungan

berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang


terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat,

dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke


atmosfer

harus

insinerator

dipertimbangkan.

menghasilakan

Selain

Dioxin

itu

yang

proses
dapat

menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya kanker,


sistem

kekebalan,

reproduksi,

dan

masalah

pertumbuhan.
Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan
bahwa

insinerator

juga

merupakan

sumber

utama

pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf


yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik,
sistem

panca

indera

dan

kerja

sistem

kesadaran.

Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di


atas, maka paradigma penanganan sampah sebagai
suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung
untuk dibuang begitu saja harus diubah. Produksi Bersih
(Clean Production) merupakan salah satu pendekatan
untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk
mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping
yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan,
dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya
yang

aman

dalam

kerangka

siklus

ekologis.

2.4 Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah prinsip-prinsip


yang juga bisa diterapkan dalam keseharian, misalnya,
dengan
1.

Reduce

menerapkan
(Mengurangi);

Prinsip
sebisa

4R,
mungkin

yaitu:
lakukan

minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.

Semakin banyak kita menggunakan material, semakin


banyak

sampah

yang

dihasilkan.

2. Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah


barang-barang

yang

bisa

dipakai

kembali.

Hindari

pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai,


buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian
barang

sebelum

ia

menjadi

sampah.

3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barangbarang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini
sudah banyak industri non-formal dan industri rumah
tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang
lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah
plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan
suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material
setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam
siklus

daur

ulang

material

tersebut.

4. Replace ( Mengganti);teliti barang yang kita pakai


sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa
dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama.
Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang
yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong
keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan
jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini
tidak

bisa

Penggunaan

didegradasi
kompos

sebagai

secara
produk

alami.
pengolahan

sampah organik juga harus diikuti dengan kebijakan dan


strategi yang mendukung. Pemberian insentif bagi para
petani yang hendak mengaplikasikan pertanian organik

dengan menggunakan pupuk kompos, akan mendorong


petani lainnya untuk menjalankan sistem pertanian
organik. Kelangkaan dan makin membubungnya harga
pupuk kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan
oleh

pemerintah

untuk

mengembangkan

pertanian

2.5

sistem
organic.

Sampah padat pada umumnya dapat di bagi

menjadi

dua

bagian

Sampah

Organik

Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan


sampah anorganik (sampah kering). Sampah Organik
terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan
pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga

sebagian

besar

merupakan

bahan

organik,

misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.


Sampah

Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak


terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari
proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di
alam seperti

plastik

dan aluminium.

Sebagian zat

anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh


alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada
tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol, tas
plsti.

Dan

botol

kaleng

Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian.


Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk
sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton
dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain
(misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan
ke

dalam

kelompok

sampah

anorganik.

2.6 Pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomis


Apapun contoh dari materi materi yang dapat didaur
ulang

di

golongkan

1.

Botol

2.

Kertas,

Bekas

kedalam
wadah

terutama

beberapa
kecap,

kertas

kelompok.

saos,

bekas

di

koran,majalah,

sirup,
kantor,
kardus

3. Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas


kemasan

kue

dll.

4. Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll.


5. Plastik bekas wadah shampo, air mineral, jerigen,
ember
6.

dll

Sampah

basah

dapat

diolah

menjadi

kompos.

Namun bila dilihat kembali dalam segi proses masih


banyak juga sampah sampah dan barang yang tidak
berguna lain yang masih mempunyai nilai guna, antara
lain

Bahan
Material

bangunan
bangunan

dihancurkan

dengan

bekas
mesin

yang

telah

dikumpulkan

penghancur,

terkadang

bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu.


Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan
semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai

untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.


Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses
daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir
terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus
dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama
masih

mengandung

merkuri

dan

kadmium,

harus

ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan


lingkungan

dan

kesehatan

manusia.

Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih


murah
Barang

untuk

didaur

ulang.
Elektronik

Barang elektronik yang populer seperti komputer dan


handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum
jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang
dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya
adalah logam yang terdapat pada barang elektronik
tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagianbagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor,
kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari
proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah
jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur
ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih
belum

jelas.

Contoh

sampah

yang

memiliki

nilai

ekonomis

1.

2.
3.
4.
2.7 KEUNTUNGAN DAUR-ULANG SAMPAH ANORGANIK
Selain membantu penanganan sampah di perkotaan,
upaya daur-ulang sampah anorganik yang dilakukan
masyarakat di Indonesia memiliki beberapa fungsi dalam
aspek lingkungan dan ekonomi yang seringkali diabaikan
oleh

berbagai

Besar.Pengelolaan

sampah

pihak.

dapat

dilakukan

untuk

memulihkan sumber daya alam .salah satu cara yang


dapat kita lakukan adalah dengan cara mendaur ulang
sampah-sampah

tersebut.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan


sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan

pemrosesan,

pendistribusian

dan

pembuatan produk/material bekas pakai, Maanfaat lain


yang dirasakan dalama mendaur ulang sampah antara
lain
1.
2.

:
Menghemat

sumber
Menghemat

daya

alam
Energi

3.

Mengurangi

4.

uang

Menghemat

5.

belanja

lahan

TPA

Lingkungan

asri

Sampah bisa didaur ulang serta dipilah untuk dijadikan


produk yang bernilai ekonomis. Peluang-peluang untuk
mengolah sampah tersebut bisa dimulai dari tingkat
rumah tangga. Sampah organik diolah menjadi produk
kompos

yang

bisa

diserap

petani

serta

bisa

dimanfaatkan oleh pengusaha tanaman hias.Di samping


itu, sampah daur ulang juga bisa dimanfaatkan untuk
industri kreatif seperti membuat tas dari sampah plastik
dan

kerajinan

lainnya.

BAB

III

PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan


setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan
konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak
ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak
bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat,
cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang
disebutkan

terakhir,

terutama

gas,

sampah

dapat

dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan


polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar
datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan
sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur,
dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan
menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Upaya

yang

dilakukan

pemerintah

dalam

usaha

mengatasi masalah sampah yang saat ini mendapatkan


tanggapan pro dan kontra dari masyarakat adalah
pemberian pajak lingkungan yang dikenakan pada setiap
produk industri yang akhirnya akan menjadi sampah.
Namun sampah yang juga dapet kita daur ulang untuk
bermanfaat dan untuk meminimalisir sampah-sampah
yang

berserakan.

3.2
Cara

Saran
pengendalian sampah

yang

paling sederhana

adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri


untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain
itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat
untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang
harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang
tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena
jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus
merusak sumber daya.

Anda mungkin juga menyukai