Anda di halaman 1dari 12

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara yang kaya akan keanekaragaman suku, bangsa,
budaya, serta bahasa. Pada dasarnya setiap daerah yang berada di Indonesia
memiliki keanekaragaman bahasa yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Bahasa adalah alat komunikasi sebagai pemersatu bangsa. Adapun bahasa
yang digunakan sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia adalah Bahasa
Indonesia. Dengan demikian Indonesia yang memiliki berbagai macam suku
bangsa, bahasa maupun daerah yang berbeda, tetap bersatu dengan adanya
bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia. Sering kali kita temukan dalam
suatu keluarga biasanya menggunakan bahasa daerah yang digunakan sebagai
bahasa ibu atau alat komunikasi dalam keluarga.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah berdasrkan latar belakang adalah,sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bahas daerah ?
2. Apa yang di maksud dengan Bahasa Ibu ?
3. Bagaimana pengaruh orang tua terhadap penggunaan Bahasa Ibu ?
4. Bagaiman pengaruh bahasa Ibu terhadap penggunaan Bahasa Indonesia ?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bahasa Ibu

3. Untuk mngetahui bagaimana pengaruh orang tua dalam penggunaan


Bahasa Ibu
4. Untuk mengetahui bagaiman pengaruh Bahasa Ibu terhadap penggunaan
Bahasa Indonesis.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan Bahasa Daerah
2. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan Bahasa Ibu
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaiman pengaruh orang tua terhadap
penggunaan Bahasa Ibu
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh bahasa ibu terhadap
penggunaan Bahasa Indonesia.

1
II TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori behaviorist
Teori ini dikemukakan oleh Skinner, mendefinisikan bahwa pembelajaran
dipengaruhi oleh perilaku yang dibentuk oleh lingkungan eksternalnya, artinya
pengetahuan merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya melalui
pengkondisian stimulus yang menimbulkan respon. Perubahan lingkungan
pembelajaran dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku anak secara
bertahap. Perilaku positif jika diperkuat cenderung untuk diulangi lagi karena
pemberian penguatan secara berkala dan disesuaikan dengan kemampuan anak

akan efektif untuk membentuk perilaku anak. Latihan yang diberikan kepada
anak harus dalam bentuk pertanyaan (stimulus) dan jawaban (respon) yang
dikenalkan anak melalui tahapan-tahapan, mulai dari yang sederhana sampai
pada yang lebih rumit contoh: sistem pembelajaran drilling. Anak akan
memberikan respon pada setiap pembelajaran dan dapat segera memberikan
balikan. Di sini Pendidik perlu memberikan penguatan terhadap hasil kerja
anak yang baik dengan pujian atau hadiah.
2. Teori Nativist
Teori ini dikemukakan oleh Chomsky, mengutarakan bahwa bahasa sudah ada
di dalam diri anak. Pada saat seorang anak lahir, dia telah memiliki
seperangkan kemampuan berbahasa yang disebut Tata Bahasa Umum atau
Universal Grammar.
2
Meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri anak tidak mendapatkan
banyak rangsangan, anak akan tetap dapat mempelajarinya.
Anak tidak sekedar meniru bahasa yang dia dengarkan, tapi ia juga mampu
menarik kesimpulan dari pola yang ada, hal ini karena anak memiliki sistem
bahasa yang disebut Perangkat Penguasaan Bahasa (Language Acquisition
Devise/LAD).
Teori ini berpengaruh pada pembelajaran bahasa dimana anak perlu
mendapatkan model pembelajaran bahasa sejak dini. Anak akan belajar bahasa
dengan cepat sebelum usia 10 tahun apalagi menyangkut bahasa kedua
(second language). Lebih dari usia 10 tahun, anak akan kesulitan dalam
mempelajari bahasa.

3. Teori Constructive
Teori ini dipopulerkan oleh Piaget, Vigotsky dan Gardner, menyatakan bahwa
perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi dengan orang lain
sehingga pengetahuan, nilai dan sikap anak akan berkembang. Anak memiliki
perkembangan kognisi yang terbatas pada usia-usia tertentu, tetapi melalui
interaksi sosial anak akan mengalami peningkatan kemampuan berpikir.
Pengaruhnya dalam pembelajaran bahasa adalah anak akan dapat belajar
dengan optimal jika diberikan kegiatan sementara anak melakukan kegiatan
perlu didorong untuk sering berkomunikasi.

2
Adanya anak yang lebih tua usianya atau orang dewasa yang mendampingi
pembelajaran

dan

mengajak

bercakap-cakap

akan

menolong

anak

menggunakan kemampuan berbahasa yang lebih tinggi atau melejitkan potensi


kecerdasan bahasa yang sudah dimiliki anak. Oleh karena itu pendidik perlu
menggunakan metode yang interaktif, menantang anak untuk meningkatkan
pembelajaran dan menggunakan bahasa yang berkualitas.

2
III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum


Manusia berbahasa ibarat burung bersayap, demikian kata George H.
Lewis. Bahasa tak terlepas dari hakikat keberadaan manusia karena itulah
yang menjadi piranti komunikasi antar manusia. Pada ungkapan di atas
nampak bahwa manusia tanpa bahasa sama seperti burung tanpa sayap,
karena sayaplah yang mecirikan burung dan bahasalah yang mencirikan
manusia. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali bahasa daerah
digunakan sebagai bahasa berkomunikasi setiap harinya di masyarakat

setempat. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat memahami


penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu masyarakat merasa
canggung menggunakan bahasa Indonesia yang baku di luar acara formal
atau resmi. Oleh karena itu, masyarakat lebih cenderung menggunakan
bahasa Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara
pengucapaan maupun arti bahasa tersebut. Kebiasaan penggunaan bahasa
daerah ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap penggunaan bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa resmi negara Indonesia.

3
3.2 Pembahasan
A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa
lambang bunyi, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga
merupakan perwujudan tingkah laku manusia baik lisan maupun
tulisan sehingga orang dapat mendengar, mengerti, serta merasakan
apa yang dimaksud. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap
manusia di dunia ini yang secara rutin dipergunakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari untuk menjalin hubungan antara sesama
manusia. Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum
bisa dikatakan bahasa, bila makna tidak terkandung di dalamnya.

Apakah setiap arus ujaran mengandung makna atau tidak, haruslah


dilihat dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap
kelompok masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar, secara
konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu
akan mempunyai arti tertentu pula. Dengan demikian terhimpunlah
bermacam-macam susunan bunyi yang satu berbeda dari yang lain,
yang masing-masing mengandung suatu makna tertentu bersama-sama
membentuk perbendaharaan kata dari suatu masyarakat. Makna kata
baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Kalau
lepas dari konteks kalimat, makna kata itu umum dan kabur.tetapi
penggunaan

secara

khusus,

dalam

bidang

kegiatan

tertentu.

Penggunaan kata secara cermat sehingga maknanya pun tepat.

3
B. Pengertian Bahasa Ibu
Menurut Tarmizi, penguasaan sebuah bahasa oleh seorang anak
dimulai dengan perolehan bahasa pertama yang sering kali disebut
bahasa ibu (B1). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak
lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya,
seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya.

C. Peranan Orang Tua dalam Penggunaan Bahasa Ibu

Ada sebuah istilah yang mengatakan Ibu adalah pendidik yang


pertama dan utama. Dari istilah tersebut, dapat kita ambil gambaran
bahwa bahasa anak mencerminkan pendidikan orang tua terhadapnya.
Anak tidak dapat belajar sendiri dari bahasa yang dia peroleh. Anak
memerlukan bimbingan dan pengawasan yang ketat dari orang tua.
Ketika anak baru lahir atau dalam usia 5 sampai 6 bulan, orang tua
mengenalkannya dengan dua bahasa, yaitu papa dan mama. Orang tua
memberikan pengertian kepada anaknya tentang sebutan untuk papa
dan mama. Sejak saat itu, anak terus dikenalkan bahasa-bahasa dari
kosa kata baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.
Ketika anak sudah mulai bersosialisasi dengan teman sebaya ataupun
dengan lingkungannya, maka secara otomatis dia menemukan bahasa
baru dari hasil sosialisasinya itu, kemudian bahasa itu dia bawa ke
dalam rumah.
3
Jika tidak ada penyaringan bahasa dari orang tuanya terhadap bahasa
yang didapatnya, maka sangat memungkinkan bahasa yang kurang
pantas bagi anak akan terserap ke dalam memorinya.
Oleh sebab itu, orang tua juga harus memberikan contoh kepada anak
dalam menggunakan bahasa yang baik. Baik itu bahasa ibu maupun
bahasa Indonesia, agar bahasa yang dipakai anak akan terasa santun
dalam bertutur, tidak hanya untuk masa kini, melainkan untuk masa
ketika dia telah dewasa.
D. Pengaruh Penggunaan Bahasa Ibu dalam Bahasa Indonesia
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan
pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan
berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa

Indonesia. Peran dan fungsi Bahasa Ibu (B 1) bagi perkembangan


Bahasa Indonesia (B2) sangat penting, antara lain sebagai berikut:
1) B1 dapat memberikan pemahaman tentang kosa kata yang baku
dalam B2
2) B1 dapat memberikan pemahaman tentang kalimat yang tidak
efektif dalam penggunaan B2
Tidak dapat dipungkiri ternyata penggunaan bahasa daerah terkadang
memiliki tafsiran yang berbeda dengan bahasa daerah lainnya. Jika hal
tersebut digunakan dalam situasi formal maka tidak menutup
kemungkinan terjadi kesalapahaman individu satu dengan lainnya.

3
Contoh:

suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak ada

suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek

kenekdalam bahasa Batak bermakna kernet (pembantu sopir)

kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena

abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak

abang dalam bahasa Jawa bermakna merah

Berikut beberapa dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa


Indonesia:
1. Dampak positif bahasa daerah
1. Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.
2. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
3. Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
4. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.
2)

Dampak Negatif:
1. Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
2. Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia
menjadi kesulitan karena terlalu banyak kosakata.
3. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan Bahasa
Indonesia yang baku.
4. Dapat menimbulkan kesalapahaman.

3
IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan penjelasan adalah sebagai berikut:
1. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa
lambang bunyi, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia;
2. bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia
sejak

lahir

melalui

masyarakat bahasanya;

interaksi

dengan

sesama

anggota

3. Orang tua memiliki peranan yang sanagat penting dalam


penggunaan Bahasa Ibu bahwa bahasa anak mencerminkan
pendidikan orang tua terhadapnya;
4. Penggunaan Bahasa Ibu sangat

berengaruh

dalam

perkembangan Bahasa Indonesi yang memiliki dapak positif


dan negatif.

4
DAFTAR PUSTAKA

Siti Isnaniah. Bahasa Ibu: Revitalisasi Bahasa Ibu. Solopos Online.


http://www.solopos.com/2012/02/21/bahasa-ibu-revitalisasi- bahasa-ibu-164254
(diakses 03 Desember 2012).
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/nahasa_ibu
Indrawati, Sri dan Santi Oktarina. Pemerolehan Bahasa Anak TK: Sebuah
Kajian Fungsi Bahasa. Lingua, 2005.

Anda mungkin juga menyukai