Anda di halaman 1dari 16

Dalam psikologi terdapat tiga revolusi yang mempengaruhi pemikiran personologis

modern. Revolusi pertama adalah psikoanalisis, kedua behaviorisme dan yang ketiga adalah
humanistik. Tokoh dari psikologi humanistik ini salah satunya adalah Abraham H. Maslow.
Dalam dunia psikologi Maslow dikenal sebagai pelopor psikologi humanistik. Dalam teori
ini, Maslow barpendapat terdapat lima ajaran-ajaran dasar psikologi yaitu, individu sebagai
keseluruhan yang integral, ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan, pembawaan baik
manusia, potensi kreatif manusia, dan penekanan kesehatan pada psikologis.
Diawali dengan keberatannya atas teori kepribadian dari Sigmund Freud (yang
dikembangkan berdasarkan penelitian terhadap individu yang mengalami masalah kejiwaan),
Maslow mencoba menemukan ciri-ciri kepribadian sehat pada individu-individu yang
menurutnya merupakan wakil-wakil terbaik dari spesies manusia. Maslow meneliti
kepribadian 46 orang, baik yang telah meninggal maupun yang masih hidup, Sebagai
hasilnya, Maslow menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan
instingtif yang mendorong untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri,
mengembangkan potensi yang ada.
Selain berpendapat tentang teori psikologi humanistik, Maslow juga menyimpulkan
tentang teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow manusia memiliki lima kebutuhan yang
membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hierarki yang paling penting hingga yang
tidak penting, dari yang mudah hingga yang paling sulit didapat. Motivasi dalam diri manusia
sangat dipengaruhi kebutuhan yang paling mendasar yang perlu dipenuhi.

A. EKSISTENSIALISME DAN PSIKOLOGI HUMANISTIK


Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang mempermasalahkan manusia sebagai individu
yang dan sebagai problema yang unik dengan keberasaannya. Menurut aliran
eksistensialisme, manusia adalah hal yang-mengada-dalam dunia (being in the word) dan
menyadari penuh akan keberadaannya. Para filsuf eksistensialisme percaya bahwa setiap
individu mengalami kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau
wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya itu.
Sejumlah tokoh dari eksistensialisme ini adalah Soren Kierkegarrd, Nietzsche, Karls Jaspers,
Martin Heidegger, Sartre, Merleau-Ponty, Camus, Binswanger, Medard Boss dan Viktor
Frankl.
Eksistensialisme ini menarik bagi para ahli psikologi humanistik. Para ahli humanistic pun
menekankan bahwa individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri.
Manusia adalah agen yang sadar, beabas meilih atau menentukan setiap tindakannya.

Konsep penting lainnya bagi psikologi humanistik yang diambil dari eksistensialisme adalah
konsep kemenjadian (becoming). Menurut konsep ini, manusia tidak pernah diam, tetapi
selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya.

B.

AJARAN-AJARAN DASAR PSIKOLOGI HUMANISTIK

1. Individu sebagai keseluruhan yang integral


Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah ajarannya bahwa
manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, khas dan
terorganisasi.
2. Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan
Para psikologi humanistic mengingatkan tentang adanya perbedaan antara manusia dengan
hewan. Maslow menegaskan bahwa penyelidikan manusia dengan hewan tidak relevan bagi
upaya memahami tingkah laku manusia karena mengabaikan ciri-ciri yang khas pada
manusia.
3. Pembawaan baik manusia
Psikologi humanistik memiliki anggapan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik.
Kekuatan jahat atau merusak yang ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang
buruk, bukan merupakan bawaan.
4. Potensi kreatif manusia
Salah satu prinsip dari psikologi humanistic adalah bahwa potesnsi kreatif merupakan potensi
umum yang ada pada manusia. Maslow juga menemukan bahwa kebanyakan orang yang
kehilangan kreativitasnya menjadikan mereka tak berbudaya
5. Penekanan pada kesehatan psikologis
Psikologi humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama dalam hidup
manusia. Suatu tema yang tidak akan ditemukan pada teori lain yang berlandaskan studi atas
individu yang mengalami gangguan.

C.

TEORI KEBUTUHAN BERTINGKAT

Menurut maslow, bagi manusia kepuasan itu bersifat sementara. Jika suatu kebutuhan telah
terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan lain akan menutut pemuasa,. begitu setersunya.
Berdasarkan ciri demikian, Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan yang ada pada
manusia adalah merupakan bawaan dan tersusun menurut tingkatan (bertingkat). Kebutuhan
yang tersusun bertingkat itu dirinci kedalam lima tingkat kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis

2. Kebutuhan akan rasa aman


3. Kebutuhan akan cinta dan memiliki
4. Kebutuhan akan rasa harga diri, dan
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Menurur Maslow, ke butuhan yang ada di tingkat dasar pemuasannya lebih mendesak dari
pada kebutuhan yang ada di atasnya. Susunan kebutuhan dasar yang bertingkat itu merupakan
organisasi yang mendasari manusia. Dengan melihat kebutuhan individu tersebut, kita bisa
melihat kualitas perkembangan kepribadian individu tersebut. Semakin individu itu mampu
memuaskan kebutuhannya yang tinggi, maka individu itu akan semakin semakin mampu
mencapai individualitas, matang dan berjiwa sehat.
Maslow mengingatkan bahwa dalam pemuasan kebutuhan itu tidak sselalu kebutuhan yang
ada di bawah lebih penting atau didahulukan dari kebutuhan yang ada diatasnya. Tetapi tentu
saja hal tersebut merupakan suatu kekecualian, karena secara umum kebutuhan yang lebih
rendah pemuasannya lebih mendesak dari pada kiebutuhan yang lebih tinggi.

D.

MOTIF KEKURANGAN DAN MOTIF PERTUMBUHAN

Maslow membagi motif-motif manusia kedalam dua kategori, yakni motif kekurangan
(deficite motive) dan motif pertumbuhan (growth motive). Motif-motif kekurangan
menyangkut kebutuhan fisiologis dan rasa aman.. sasaran utama dari motif kekurangan ini
adalah mengatasi peningkatan tegangan organismik yang dihasilkan oleh keadaan
kekurangan. Motif-motif kekurangan ini menjadi penentu yang mendesak bagi tingkah laku
individu. ia mengajukan lima criteria atau ciri dari motof kekurangan, yakni :
1. Ketiadaan pemuasnya membuat sakit
2. Adanya atau kehadiran pemuasnya mencegah sakit
3. Perbaikan atau pengadaan pemuasnya meyembuhkan sakit
4. Di bawah kondisi memilih, pemenuhan motif kekurangan akan diutamakan
5. Motif-motif kekurangan tidak begitu dominan pada orang sehat
Berbeda dengan motif kekurangan, motif pertumbuhan adalah motif yang mendorong
individu untuk mengungkapkan potensi-potensinya. Arah dari motif pertumbuhan ini adalah
memperkaya kehidupan dengan memperbanyak belajar dan pengalaman dan karenanya juga
member semangat hidup. Maslow mengemukakan bahwa motif-motif pertumbuhan pada
manusia adalah nalurian dan inheran. Karena itu motif pertumbuhan harus terpuaskan apabila
kesehatan psikologis ingin terpelihara dan perkembangan yang maksimal ingin dicapai.jika
tidak terpuaskan, maka individu tersebut akan sakit secara psikologi, penyakit tersebut
oleh Maslow disebut metapatologi.

Di bawah ini adalah tabel penjelasan dari motif-motif pertumbuhan dan bentuk-bentuk
metapatologi yang mungkin muncul.

Motif pertumbuhan

Kebenaran

Keindahan

Keunikan

Kesempurnaan

Keadilan

Semangat

Kebajikan

Kesederhanaan
o Kehilangan kepercayaan,
sinisme, ekeptisisme.
o Kekasaran, kehilangan
rasa keindahan,
kesuraman.
o Kehilangan rasa diri dan
individualitas.
o Ketidakberdayaan,
kekacauan,
ketidakterkendalikan.
o Ketidakadilan,
egosentrisme, sinisme.
o Kehilangan semangat
hidup, depresi.
o Kebencian, kejijikan,
pementingan diri sendiri.

Metapatologi

o Keruwetan, kebingungan,
kekalapan, kehilangan
orientasi.

E.

VALIDASI EMPIRIS ATAS TEORI KEPRIBADIAN MASLOW

Usaha-usaha untuk menguji atau membuktikan teori Maslow, terutama dipusatkan pada dua
konsep, yaitu :
1. Pengujian atas konsep kebutuhan bertingkat
2. Pengukura n dan alat ukur aktualisasi diri
Perhatian dan usaha empiris hanya ditujukan kepada kedua konsep tersebut karena keduanya
telah member sumbangan yang besar terhadap psikologi dan teori kepribadian.

F.

PENERAPAN: AKTUALISASI DIRI SEBAGAI CORAK HIDUP IDEAL

Dalam pencapaian aktualisasi diri, memerlukan banyak syarat yang tidak mudah untuk
dipenuhi. Maslow menyebutkan syarat yang paing pertama dan utama bagi pencapaian
aktualisasi diri adalah terpuaskannya kebutuhan-kebutuhan dasar dengan baik. Tetapi di lain
pihak, Maslow juga menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai ciri orang yang selfactualized memiliki arti penting, yakni sebagai patokan atau standar untuk mengukur
kemajuan diri, sekaligus sebagai standar untuk perbaikan diri dengan harapan bisa mencapai
taraf hidup yang ideal. Ciri-ciri orang yang self actualized yang dimaksud Maslow adalah :
1. Mengamati realitas secara efisien
2. Penerimaan atas diri sendiri, orang lain, dan kodrat
3. Spontan, sederhana, dan wajar
4. Terpusat pada masalah
5. Pemisahan diri dan kebutuhan privasi
6. Kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan
7. Kesegaran dan apresiasi
8. Pengalaman puncak atau pengalaman mistik
9. Minat sosial

10. Hubungan antar-pribadi


11. Berkarakter demokratis
12. Perbedan antara cara dan tujuan
13. Rasa humor yang filosofis
14. Kreativitas
15. Penolakan enkulturasi
16. BAB I
17. PENDAHULUAN
18.
19. I. LATAR BELAKANG
20. Dunia berkembang begitu pesatnya. Segala sesuatu yang semula tidak bisa
dikerjakan, mendadak dikejutkan oleh orang lain yang bisa mengerjakan hal
tersebut. Agar kita tidak tertinggal dan tidak ditinggalkan oleh era yang
berubah cepat, maka kita sadar bahwa pendidikan itu sangat penting.
21. Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan
persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan
merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin
maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan
dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan
suatu bangsa.
22. Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum
optimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauankekacauan yang muncul di masyarakat bangsa ini, diduga bermula dari apa
yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan yang sesungguhnya paling
besar memberikan kontribusi terhadap kekacauan ini.
23. Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses
demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk
melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu
ada dalam lingkungan belajar yang demokratis adalah kesadaran bahwa anak
memiliki kekuatan disamping kelemahan, memiliki keberanian di samping
rasa takut dan kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira .
24. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tapi memang
memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan
tingkah-laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan
mengajar adalah kegiatan menyediakan kondisi yang merangsang serta
mangarahkan kegiatan belajar siswa/subjek belajar untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan
serta kesadaran diri sebagai pribadi.

25. Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang
psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah
membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa hal
yang harus mendapat perhatian. Hal tersebbut ialah sisi kognitif, afektif dan
psikomotor.
26. Karena itu dalam proses pembelajaran terdapat berbagai teori yang terbagi
sesuai dengan cara pendekatannya terhadap pendidikan. Dan bagi penganut
paham teori humanistik, proses belajar berhulu dan bermuara pada manusia.
Teori humanistik adalah teori yang mendekati dunia filsafat daripada dunia
pendidikan.
27.
28. II. RUMUSAN MASALAH
29. 1. Apakah pengertian teori belajar humanistik?
30. 2. Siapa saja tokoh-tokoh teori belajar?
31. 3. Bagaimana aplikasi teori belajar tersebut?
32.
33. III. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH
34. 1. Agar kita memahami tentang teori belajar humanistik
35. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan teori belajar humanistik
dalam pendidikan
36. 3. Untuk menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah Teori Belajar dan
Pembelajaran
37.
38.
39. BAB II
40. PEMBAHASAN
41.
42. I. PENGERTIAN TEORI HUMANISTIK
43. Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaikbaiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
44. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
45. Para pendidik yang beraliran humanistik juga mencoba untuk membuat
pembelajaran yang membantu anak didik untuk meningkatkan kemampuan
dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi,
merasakan, dan berfantasi. Pendidik humanistik mencoba untuk melihat
dalam spektrum yang luas mengenai perilaku manusia. Berapa banyak hal
yang bisa dilakukan manusia? Dan bagaimana aku bisa membantu mereka
untuk melakukan hal-hal tersebut dengan lebih baik?

46. Melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak
bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia
pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu
perkembangan, sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi.
Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang
nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir dan
merasakan saling beriringan, mengabaikan pendidikan emosi sama dengan
mengabaikansalah satu potensi terbesar manusia. Kita dapat belajar
menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan dari pendekatan
humanistik ini sama seperti yang kita dapatkan dari pendidikan yang
menitikberatkan kognisi.
47.
48. II. TOKOH-TOKOH TEORI BELAJAR HUMANISTIK
49. 1. Bloom dan Krathwohl
50. Bloom dan Krathwol menunjukkan apa yang dikuasai dalam tiga kawasan,
yaitu kawasan kognitif, afektif dan psikomotor ( seperti yang telah dibahas
pada bab pertama). Taksonomi bloom telah berhasil memberi inspirasi
terhadap banyak pakar lain untuk megembangkan teori- teori belajar dan
pembelajaran. Pada tingkatan yang lebih praktis, taksonomi ini telah banyak
membantu praktisi pendidikan untuk merumuskan tujuan-tujuan belajar dalam
bahsa yang mudah dipahami, operasional, serta dapat diukur.
51. 2. Kolb
52. Sementara Kolb membagi tahapan belajar dalam empat tahap:
53. 1) Pengalaman konkrit : tahap paling dini seorang siswa hanya mampu
sekedar ikut mengalami suatu kejadian, ia belum mengerti bagaimana dan
mengapa suatu kejadian harus terjadi seperti itu.
54. 2) Pengalaman aktif dan reflektif : siswa lambat laun mampu mengadakan
pengamatan aktif terhadap kejadian itu, serta mulai berusaha memikirkan dan
memahaminya.
55. 3) Konseptualisasi : siswa mulai belajar membuat teori tentang hal yang
pernah dialaminya. Pada tahap ini siswa diharapkan sudah mampu untuk
membuat aturan-aturan umum dari berbagai contoh kejadian yang meskipun
tampak berbeda-beda tetapi mempunyai landasan aturan yang sama.
56. 4)
Eksperimentasi aktif : pada tahap ini siswa sudah mampu
mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi yang baru. Dalam dunia
matematika, misalnya siswa tidak hanya memahami asal usul sebuah rumus,
tetapi ia juga mampu memakai rumus tersebut untuk memecahkan suatu
masalahyang belum pernah ia temui sebelumnya.
57. 3. Honey dan Mumford
58. Berdasarkan teori Kolb, Honey dan Mumfrod menggolongkan siswa atas
empat tipe, yakni :
59. 1) Tipe aktivis : mereka yang suka melibatkan diri pada pengalaman
pengalaman baru, cenderung berpikir terbuka dan mudah diajak berdialog.
Namun biasanya kurang skeptis terhadap sesuatu, atau identik dengan sikap

mudah percaya. Mereka menyukai metode yang mampu mendorong


menemukan hal-hal baru.
60. 2) Tipe reflector : cenderung sangat hati hati mengambil langkah. Dalam
proses pengambilan keputusan cenderung konservatif, dalam arti suka
menimbang-nimbang secara cermat baik buruknya suatu keputusan.
61. 3) Tipe teoris : biasanya sangat kritis, senang menganalisis dan tidak
menyukai pendapat atau penilaian yang bersifat subyektif. Bagi mereka yang
berpikir rasional adalah sesuatu yang sangat penting. Mereka juga sangat
skeptis dan tidak menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif.
62. 4) Tipe pragmatis : menaruh perhatian besar pada aspek aspek praktis
dalam segala hal. Mereka tidak suka bertele tele membahas aspek teoritisfilosofis dari sesuatu. Bagi mereka, sesuatu dikatakan ada gunanya dan baik
hanya jika bisa dipraktekkan.
63. 4. Habermas
64. Menurut pandangn Habermas, belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik
dengan lingkungan maupun dengan sesame manusia. Habermas membagi
tiga macam tipe belajar :
65. 1) Belajar teknis : siswa belajar berinteraksi dengan alam sekelilingnya,
mereka berusaha mereka berusaha menguasai dan mengelola alam dengan
mempelajari keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu.
66. 2) Belajar praktis : siswa berinteraksi dengan orang- orang di sekelilingnya.
Pemahamannya relevan jika berkaitan dengan kepentingan manusia.
67. 3) Belajar emnsipatoris : siswa berusaha mencapai pemahaman dan
kesadaran yang sebaik mungkin tentang perubahan (transformasi) kultural
dari suatu lingkungan. Pemahaman ini dianggap sebagai tahap belajar paling
tinggi, karena dianggap sebagai tujuan pendidikan yang paling tinggi.
68. 5. Carl Rogers
69. Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya
sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist)
dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya.
Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas
permasalahan yang dihadapinya dan tugas terapist hanya membimbing klien
menemukan jawaban yang benar.
70. Ia mengemukakan, bahwa siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa,
melainkan dibiarkan belajar bebas, siswa diharapkan dapat mengambil
keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan yang
diambilnya sendiri. Dalm konteks tersebut Rogers mengemukakan lima hal
penting dalam proses belajar humanistik :
71. 1) Hasrat untuk belajar : hasrat untuk belajar disebabkan adanya hasrat
ingin tahu manusia yang terus menerus terhadap dunia sekelilingnya.
Dalam proses mencari jawaban, seorang mengalami aktivitas aktivitas
belajar.

72. 2) Belajar bermakna : seorang yang beraktivitas selalu menimbang


nimbang apakah aktivitas tersebut mempunyai makna dari dirinya. Jika tidak,
tentu tidak akan dilakukannya.
73. 3) Belajar tanpa hukuman : belajar yang terbebas dari ancaman hukuman
mengakibatkan anak bebas melakukan apa saja, mengadakan
eksperimentasi hingga menemukan sendiri sesuatu yang baru.
74. 4) Belajar dengan inisiatif sendiri : menyiratkan tingginya motivasi internal
yang dimiliki siswa yang banyak berinisiatif mampu mengarahkan dirinya
sendiri, menentukan pilihannya sendiri serta berusaha menimbang sendiri hal
yang baik bagi dirinya.
75. 5) Belajar dan perubahan : dunia terus beubah, karena itu siswa harus
belajar untuk dapat menghadapi kondisi dan situasi yang terus berubah.
Dengan demikian belajar yang hanya sekedar mengingat fakta atau
menghapal sesuatu dipandang tak cukup.
76. 6. Abraham Maslow
77. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang
mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa
yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga
memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah
berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi
dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
78. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow
percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya
sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah
teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow,
manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang
paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi
diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
79. 1) Kebutuhan fisiologis / dasar : seperti makan dan minum. Yaitu kebutuhan
paling dasar.
80. 2) Kebutuhan akan rasa aman dan tentram : rasa seperti terhindar dari
kriminalitas, binatang buas, diejek, direndahkan,dan lain sebagainya.
81. 3) Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi : bagaimana rasanya dianggap di
komunitas sosialnya.
82. 4) Kebutuhan untuk dihargai : rasa bagaimana dibutuhkan untuk
kepercayaan dan tanggung jawab dari orang lain.
83. 5) Kebutuhan untuk aktualisasi diri : untuk membuktikan dan menunjukkan
dirinya terhadap orang lain.
84.
85. III. APLIKASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK

86. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru
dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar
dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada
siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
87.
Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri ,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif.
88.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil
belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
89. 1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
90. 2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas , jujur dan positif.
91. 3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk
belajar atas inisiatif sendiri
92. 4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri
93. 5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih
pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko
dariperilaku yang ditunjukkan.
94. 6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran
siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk
bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
95. 7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
96. 8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
97. Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor, adil,
menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan
mudah dan wajar.Ruang kelads lebih terbuka dan mampu menyesuaikan
pada perubahan. Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang
memiliki rasa humor yang rendah ,mudah menjadi tidak sabar ,suka melukai
perasaan siswa dengan komentsr ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter,
dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.
98. Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada
materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati
nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator
dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap
atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri
secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau
melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
99.

100.
101.
BAB III
102.
PENUTUP
103.
104.
A. KESIMPULAN
105.
Teori belajar humanisme memiliki ciri khas tersendiri . Teori belajar
humanistik berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
perilakunya bukan sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik
adalah mambantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu
masing- masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik & membantu dalam mewujudkan potensi- potensi yang ada pada
diri mereka.
106.
Teori
: belajar untuk memanusiakan manusia.
107.
Tujuan
: menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan.
108.
Metode
: mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak
belajar yang bersifat jelas ,jujur , dan positif.
109.
Kekurangan : terlalu memberi kebebasan pada siswa.
110.
Penerapan
:
materi-materi
pembelajaran
yang
bersifat
pembentukan.
111.
Guru
: memberi motivasi,kesadaran mengenai makna belajar
dalam kehidupan siswa.
112.
Siswa
: pelaku utama (student center) yang memaknai poses
pengalaman belajar sendiri
113.
Evaluasi
: diberikan secara individual berdasarkan perolehan
prestasi siswa.
114.
115.
B. SARAN
116.
Pengertian, prinsip, dan perkembangan teori pembelajaran hendaknya
dipahami oleh para pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan
benar, sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar dapat dicapai. Dengan
memahami berbagai teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran dan
pengajaran, pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan
menghasilkan out put-out put yang berkualitas yang mampu membentuk
manusia Indonesia seutuhnya.
117.
118.
119.
DAFTAR PUSTAKA
120.
121.
Eveline Siregar dkk(2010), Buku Ajar Teori Belajar Dan Pembelajaran,
Jakarta : MKDK
122.
Dr. Mulyati, M.Pd, Psikologi Belajar
123.
http://trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/.../teori-belajarhumanistik.doc
124.
http://www.scribd.com/doc/21542328/humanistik-curruculum
125.
http://alkohol7.wordpress.com/2

126.
http://Ahmadsudrajat.wordpress.com
127.
http://www.adrianusmeliala.com/files/kuliah
128.
http://www.scribd.com/doc/26566908/Teori-Psikologi-Belajar-DanAplikasinya-Dalam-Pendidikan
129.
http://sman1telaga.com/artikel_detail.php?be_item=29

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur dan pujian kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena rahmad dan
anugerahNya kami bisa menyelesaikan makalah dari teori

AbrahamM
aslow
makalah ini di harapkan agar dapat memberikan pengetahuan yang intelektualkepada pembaca
khususnya bagi mahasiswa.Dengan di buatnya makala ini,di harapkan para mahasiswa atau
pembaca dapatmemahami secara dalam tentang teori abraham masllow.Penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga atas segala bantuan dandukungan dari seluru keluarga,teman
yang telah memberikan ilmunya kepada penulis,segenap pimpinan dan rekan-rekan dosen,
serta pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkansatu persatu secara langsung maupun tidak
langsung yang telah membantu dalam penulisanmakalah ini.Penulis sadar bahwa buku ini,
belum sempurna dan terdapat kekurangan baik dari segimateri atau bahasa oleh karena itu
penulis sangat berharap adanya kritik dan saran yangmembangun dari pembaca, sehingga
penulis dapat melakukan penyempurnaan dan perbaikan.Semoga makalah ini benar-benar
bermanfaat bagi para mahasiswa ataupun pembacapada umumnya. Amin
.
Surabaya, Desember 2012Penulis

Hierarchy of Needs

Abraham Maslow
15
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memililki dan cinta, kebutuhan
akanpenghargaan serta kebutuhan akan aktualisasi diri.7. pada intinya hirarki kebutuhan
maslow ini di tujukan pada semua aspek manusia.Jadi cara pemenuhannya bila anak usia dini
mungkin perlu bantuan dari orang tuanya,maupun bantuan dari orang lain.8. meta kebutuhan

Kebenaran

Kebaikan

Keindahan atau kecantikan


Keseluruhan (kesatuan)

Dikotomi-transedensiMeta Pantologi

Apatisme

Kebosanan

Putus asa

Tidak punya rasa humor lagi

Keterasingan

Mementingkan diri sendiri

Kehilangan selera dan sebagainya9. pada intinya meta pantologi itu sesuatu hal atau sikap
yang muncul jika metakebutuhan tidak terpenuhi atau relatif terpenuhi.10. sebagai seorang guru
kita harus bisa mengembangkan kepercayaan anak mulaisejak dini, agar anak bisa mengembangkan
potensi yang dimiliki,serta anak dapatberinteraksi dengan mudah. Sehingga peranan guru
sangatlah penting dalammenembangkan kepercayaan anak.11. Jika salah satu kebutuhan dari
piramida kebutuhan maka untuk mendapatkan ataumemeperoleh kebutuhan yang selanjutnya
tidak akan berjalan lancar bahkan tidak dapta terbenuhi. Jadi, sebelum beranjak ke tingkatan
berikutnya maka tingkatan yangterbawah harus terpenuhi terlebih dahulu. Motivasi tersebut
di peroleh dari keinginandiri sendiri serta dorongan lingkungannya.12. jika seseorang tidak
mempunyai harga diri maka seseorang tersebut tidak mempunyai kebutuhan-kebutuhan akan
kekuatan yang ia miliki seperti, percaya diri,kemandirian,kebutuhan akan penghargaan dari
orang lain serta tidak tergantung samaorang lain dan selalu siap untuk berkembang terus
dalam memenuhi kebutuhan

Hierarchy of Needs

Abraham Maslow
16
13.cara melengkapi bisa dari lingkungan sekolah seperti guru, keluarga ibu jikatinggal
dengan ibu, serta dikasih pengertian dan penjelasan tentangmasalah tersebut.14. tidak bisa
terpenuhi juga karena kebutuhan satu dengan yang lain berkaitandengan satu sama lain, jika
salah satu hilang maka kebutuhan tersebut, tidak bisaterpenuhi secara lengkap
Hierarchy of Needs

Abraham Maslow
15
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memililki dan cinta, kebutuhan
akanpenghargaan serta kebutuhan akan aktualisasi diri.7. pada intinya hirarki kebutuhan
maslow ini di tujukan pada semua aspek manusia.Jadi cara pemenuhannya bila anak usia dini
mungkin perlu bantuan dari orang tuanya,maupun bantuan dari orang lain.8. meta kebutuhan

Kebenaran

Kebaikan

Keindahan atau kecantikan

Keseluruhan (kesatuan)

Dikotomi-transedensiMeta Pantologi

Apatisme

Kebosanan

Putus asa

Tidak punya rasa humor lagi

Keterasingan


Mementingkan diri sendiri

Kehilangan selera dan sebagainya9. pada intinya meta pantologi itu sesuatu hal atau sikap
yang muncul jika metakebutuhan tidak terpenuhi atau relatif terpenuhi.10. sebagai seorang guru
kita harus bisa mengembangkan kepercayaan anak mulaisejak dini, agar anak bisa mengembangkan
potensi yang dimiliki,serta anak dapatberinteraksi dengan mudah. Sehingga peranan guru
sangatlah penting dalammenembangkan kepercayaan anak.11. Jika salah satu kebutuhan dari
piramida kebutuhan maka untuk mendapatkan ataumemeperoleh kebutuhan yang selanjutnya
tidak akan berjalan lancar bahkan tidak dapta terbenuhi. Jadi, sebelum beranjak ke tingkatan
berikutnya maka tingkatan yangterbawah harus terpenuhi terlebih dahulu. Motivasi tersebut
di peroleh dari keinginandiri sendiri serta dorongan lingkungannya.12. jika seseorang tidak
mempunyai harga diri maka seseorang tersebut tidak mempunyai kebutuhan-kebutuhan akan
kekuatan yang ia miliki seperti, percaya diri,kemandirian,kebutuhan akan penghargaan dari
orang lain serta tidak tergantung samaorang lain dan selalu siap untuk berkembang terus
dalam memenuhi kebutuhancara melengkapi bisa dari lingkungan sekolah seperti guru,
keluarga ibu jikatinggal dengan ibu, serta dikasih pengertian dan penjelasan tentangmasalah
tersebut.14. tidak bisa terpenuhi juga karena kebutuhan satu dengan yang lain
berkaitandengan satu sama lain, jika salah satu hilang maka kebutuhan tersebut, tidak
bisaterpenuhi secara lengkap

Penutup
Pada bab ini, kami akan mengemukakan kesimpulan dari analisis mengenai teori
hirarki kebutuhan menurut abraham masllow yang di khususkan pada pembahasan di
tingkat kebutuhan dimiliki dan cinta.Jelas perbedaan sifat dan karakteristik tiap tokoh
dalammenyembuhkan diri setelah di tinggal dengan orang yang di sayang, tetapi dalam
perbedaanitu terdapat benang merah yaitu perasaan saling sembutuhkan yaitu sama lain,
seperti yang dikemukakan abraham masllow, manusia mendambakan lingkungan penuh kasih
sayangdengan orang lainpada umumnya, khususnya kebutuhan akan rasa memiliki tempat di
tengahke

Anda mungkin juga menyukai