Abstrak
PERAN SAFETY LEADERSHIP DALAM MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN YANG
KUAT . Pengalaman para pakar yang sudah banyak menjalankan best practices penerapan budaya
keselamatan kelas dunia, dengan tegas mengatakan bahwa Pengembangan budaya keselamatan dimulai
dari manajemen puncak dan tim manajemen dalam organisasi. Dengan demikian safety leadership sangat
berperan sebagai kunci keberhasilan dalam membangun budaya keselamatan yang kuat pada industry
beresiko tinggi. Berdasarkan hasil kajian, atribut-atribut safety leadership adalah: Pimpinan sebagai Role
Model yang sangat mengandalkan faktor keteladanan, etika kerja yang kuat, tanggung jawab, kepribadian,
keterbukaan, kepercayaan, konsistensi, memotivasi dan komunikasi yang efektif untuk mewujudkan
keselamatan. Pemimpin pembelajar untuk meningkatkan keselamatan secara berkelanjutan, berdasarkan
Shell Global Solution, gaya kepemimpinan keselamatan disusun dalam 4 kategori, yaitu Telling, Teaching,
Participating, Delegating. Pemimpin yang berbagi pengetahuan, melaksanakan transfer knowledge melalui
coaching, mentoring, dan conseling untuk berbagi pengetahuan keselamatan kepada generasi penerus
kepemimpinan keselamatan. Kemajuan dan penerapan safety leadership di setiap industri sangat tergantung
dari komitmen pihak top management dalam menumbuhkembangkan budaya keselamatan di organisasinya
masing-masing.
Kata Kunci : Safety Leadership, Budaya Keselamatan, Role Model
Abstract
THE ROLE OF SAFETY LEADERSHIP IN DEVELOPING STRONG SAFETY CULTURE. The
expert experience which have been many implementing best practices applying of world class safety culture,
emphatically tells that Developing of safety culture started from top management and management team in
organization. Thereby safety leadership so importance as key success in developing strong safety culture at
high risk industry. Based on result of the assesment, attributes of safety leadership are: Leader as Role
Model a real relies on strong ethics job, responsibility, personality, openness, trust, consistency, motivates
and effective communications to realize safety. Learner leader to increase continoes safety, based on Shell
Global Solution, safety leadership style has 4 category that is Telling, Teaching, Participating, Delegating.
Leader sharing knowledge, executes transfer of knowledge through coaching, mentoring, and conseling to
share safety knowledge to next generation of safety leadership. Progress and implementation of safety
leadership in every industry hardly depended from commitment of top management in fostering safety culture
of each organization.
Key Word : Safety Leadership, Safety culture, Role Model
33
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
PENDAHULUAN
Dalam GS-R3 IAEA tentang sistem manajemen
fasilitas dan aktivitas pemanfaatan tenaga nuklir
disebutkan bahwa salah satu karakteristik penting
untuk mewujudkan yang budaya keselamatan kuat
adalah Safety leadership is clear. Hal ini selaras
dengan pengalaman para pakar yang sudah banyak
menjalankan best practices
penerapan budaya
keselamatan
kelas dunia yang dengan tegas
mengatakan bahwa
Pengembangan budaya
keselamatan dimulai dari manajemen puncak dan
tim manajemen dalam organisasi. Karena dari meja
manajemen puncak dan meja-meja tim manajemen
inilah mulai digerakkannya penerapan budaya
keselamatan secara berkesinambungan didalam
organisasinya.
Tingginya
kualitas
dari
kepemimpinan yang telah mereka berikan dan
budaya organisasi yang dihasilkannya. Tim
manajemen
dalam
organisasi
mempunyai
kepemimpinan keselamatan (safety leadership)
yang efektif
dan mendemonstrasikan karakter
khusus, berhubungan dengan
perilaku yang
spesifik, dan cenderung menciptakan
budaya
organisasi yang tepat. Kenyataan yang ditemui
didalam organisasi yang mempunyai kepemimpinan
keselamatannya tinggi dan efektif ternyata juga
sukses dalam kinerja operasional secara umum.
Faktanya menunjukkan bahwa kedua faktor itu
memang
saling
terkait.
Karena
tuntutan
kepemimpinan keselamatan adalah terbentuknya
seorang pemimpin yg mengutamakan
dan
mengandalkan faktor keteladanan , etika kerja yg
kuat,
tanggungjawab,
watak,
keterbukaan,
konsistensi, komunikasi dan keyakinan. Hal ini akan
tercermin dari kinerja keselamatan
didalam
organisasinya. Oliver goldsmith pernah menulis
bahwa Orang jarang mengalami peningkatan kalau
mereka tidak mempunyai teladan selain diri mereka
sendiri untuk ditiru. Kepemimpinan keselamatan
juga mengajak orang lain untuk berubah. Itulah
alasannya, kenapa kepemimpinan keselamatan yg
sukses , akan membuat mereka juga sukses dalam
memimpin organisasi secara menyeluruh.
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor yang paling dominan sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan di industri beresiko tinggi
maupun instalasi nuklir adalah karena kondisi dan
perilaku tidak selamat. Perilaku tidak selamat inilah
yang membetuk budaya keselamatan pada suatu
organisasi. Kesadaran pentingnya membangun
budaya keselamatan yang kuat dimulai sejak
terjadinya kecelakaan chernobyl, hasil analisis tim
INSAG IAEA menyimpulkan bahwa kecelakaan ini
dikarenakan lemahnya budaya keselamatan.
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
34
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
melaksanakan tugas mereka dengan selamat
dan sukses, dengan memperhitungkan
interaksi antara perorangan, teknologi dan
organisasi.
c) Menekankan sikap bertanya dan belajar pada
semua tingkat organisasi.
d) Menyediakan sarana kepada organisasi untuk
secara
terus
menerus
menerapkan,
mengembangkan dan memperbaiki budaya
keselamatannya.
dimana untuk penerapan budaya keselamatan
dijabarkan menjadi 5 karakteristik budaya
keselamatan sebagai berikut :
a) Keselamatan adalah nilai yang diketahui
dengan jelas.
b) Kepemimpinan untuk keselamatan adalah jelas
c) Pertanggungjawaban
untuk
keselamatan
adalah jelas
d) Keselamatan
merupakan
penggerak
pembelajaran
e) Keselamatan terintegrasi pada semua aktivitas
Dalam karakteristik kepemimpinan untuk
keselamatan adalah jelas, pimpinan hendaknya
memimpin dalam mendukung dan menunjukkan
komitmen terhadap keselamatan dalam perkataan
dan tindakan. Pesan keselamatan hendaknya
disampaikan secara konsisten dan terus menerus.
Pimpinan mengembangkan dan mempengaruhi
budaya melalui tindakan (dan non-tindakan) dan
melalui nilai serta pandangan-pandangan yang
disampaikan. Pimpinan merupakan orang yang
memiliki pengaruh dalam berpikir, bersikap dan
berperilaku terhadap orang lain. Pimpinan sama
sekali tidak bisa mengendalikan
budaya
keselamatan secara penuh, tetapi mereka memiliki
pengaruh terhadap budaya keselamatan. Pimpinan
dan Manajer pada seluruh organisasi hendaknya
memberi contoh masalah keselamatan, misalnya
melalui keterlibatannya secara langsung dalam
pelatihan serta pengawasan pada daerah kegiatan
yang penting. Setiap individu dalam organisasi
berupaya untuk mengikuti perilaku dan nilai yang
ditunjukkan oleh Pimpinan secara personal. Oleh
karena itu suatu standar hendaknya diatur didalam
organisasi sebagai aspek yang penting terhadap
keselamatan.
METODE
Kajian tentang Peran safety leadership dalam
membangun budaya keselamatan yang kuat ini
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Kajian
Pustaka terhadap teori-teori terkait
dengan budaya keselamatan khusunya terkait
dengan karakteristik safety leadership dalam
membangun budaya keselamatan yang kokoh
35
DAN PEMBAHASAN
HASIL
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
36
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
katakanlah sejujurnya.
2. Secara konsisten memperlihat prioritas aspek
akan memperbaiki tingkat kepercayaan
3. Akuilah segera jika anda sbg manajer telah
melakukan kesalahan
Seluruh catatan hasil pemeriksaan manajer oleh
atasan manajer harus dikomunikasikan dan disimpan
dengan baik.
Dengan melakukan pemeriksaan komitmen ini
secara periodik, maka perbaikan dalam komitmen
dan keterlibatan manajemen secara nyata akan
meningkat.
Pemimpin
yang
mempunyai
kepemimpinan keselamatan yang baik sangat
dibutuhkan bagi organisasi dalam proses akselerasi
transformasi di bidang keselamatan.
Penulis melakukan pengamatan ke Pertamina
sebagai salah satu industri beresiko tinggi. Dalam
mewujudkan
peran kepemimpinan untuk
keselamatan yang jelas, baik melalui perkataan dan
tindakan serta panutan, maka komitmen pimpinan
Pertamina dalam membangun budaya keselamatan
tercermin dalam keterlibatannya dalam program
keselamatan baik dipusat maupun di unit operasi.
Sebagai contoh implementasi program keselamatan
di RUP-IV Pertamina Cilacap untuk pimpinan
pertamina pusat dilakukan 2 X dalam satu tahun
melalui program Manajement Walk & Through
(MWT). Sedangkan pimpinan dan manajer di
lingkungan RUP-IV dilakukan setiap 3 bulan
melalui program Manajement Joint Inspection
(MJI), dan Safety walk & Talk (SWAT). Menyadari
bahwa seorang pemimpin tidak hanya dihargai
karena jabatannya saja, tetapi karena prestasi
kinerja yang dapat diukur dari score card hasil yang
dicapai, maka Pertamina menerapkan penilaian Key
Performance Indicator (KPI). Semua keterllibatan
pimpinan dalam program keselamatan ini, juga
menjadi bagian dari penilaian KPI pimpinan dan
manajer.
Pertamina
RU-V
Balikpapan,
mengimplementasikan peran pimpinan sebagai role
model dengan membuat Kontrak Kepemimpinan
Health Safety and Environment (HSE) yang
ditandatangani oleh seluruh manajemen sampai
section head sebagai berikut :
1. Saya memahami bahwa saya sebagai role
model akan berdampak pada pola tingkah laku
dari para staff yang berada dalam kita bersama.
2. Saya meyakinkan, bahwa semua pekerja
dibawah pengawasan saya akan komit untuk
mempromosikan HSE di setiap situasi dan
kondisi
3. Saya mendiskusikan HSE lebih awal disetiap
agenda pertemuan pekerja, bahwasanya kinerja
aspek HSE adalah tujuan hirarkhi organisasi
dibawah saya.
37
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
38
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
39
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
40