KLARIFIKASI ISTILAH
1. Demam Berdarah Dengue (Dengue Henorrhagic Fever, DHF), adalah
suatu penyakit trombositopenia infeksius akut yang parah, sering
bersifat fatal, penyakit febril yang disebabkan virus dengue (Halstead,
2007).
2. Insidens Rate adalah jumlah kasus baru yang terjadi dikalangan
penduduk selama periode waktu tertentu. Rumus untuk menghitung
insidens rate adalah jumlah kasus baru suatu penyakit dibagi populasi
yang mempunyai resiko. Untuk memperoleh IR harus dilakukan
pengamatan kelompok penduduk yang mempunyai resiko terkena
penyakit yang ingin dicari yaitu dengan cara mengikuti secara
perspektif untuk menentukan insidensi kasus baru (Bustan, 2002).
3. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan atau kematia yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Kota Antah Berantah melaporkan KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam
Berdarah Dengue dan disampaikan Pejabat Walikota Antah Berantah
setelah mendengar laporan Kepala Dinas Kesehatan dalam rapat
koordinasi.
a. Apa saja kriteria Kejadian Luar Biasa berdasarkan kasus?
b. Bagaimana perbandingan karakteristik penyakit menular dan tidak
menular berdasarkan kasus tersebut?
2. Pada bulan Februari 2014 terdapat sebanyak 258 kasus dan bulan
Februari 2015 mencapai 579 kasus
a. Bagaimana sifat dari wabah berdasarkan kasus tersebut?
3. Terdapat peningkatan sebesar kurang lebih dua kali lipat dari periode
tahun sebelumnya. IR (Incidence Rate) DBD menurut WHO di
Indonesia adalah sebesar < 50 per 100.000 penduduk dengan CFR
( Case Fatality Rate) 0,2.
III.
skenario?
b. Apakah yang dimaksud dengan CFR, MMR, IMR, PMR?
Analisis Masalah
1. Apa saja kriteria Kejadian Luar Biasa berdasarkan kasus?
a. Definisi KLB
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu
daerah
dan
waktu
tertentu
Wabah
adalah
Kejadian
b. Dokter,
petugas
kesehatan
yang
memeriksa
penderita.
c. Kepala unit pemerintah atau swasta
d. Nahkoda kendaraan air atau udara
b) Laporan kewaspadaan disampaikan kepada lurah atau
unit kesehatan terdekat selambat- lambatnya 24 jam
sejak mengetahui adanya penderita baik dengan cara
lisan maupun tulisan. Kemudian laporan tersebut harus
diteruskan
kepada
kepala
puskesmas
setempat
(Soemirat, 2005).
Isi laporan kewaspadaan adalah :
a. Nama penderita /penderita yang meninggal
b. Golongan umur
c. Tempat dan alamat kejadian
d. Jumlah yang sakit dan meninggal
c) Laporan kejadian luar biasa (W1) dilaporkan dalam
waktu
24
jam
Merupakan
salah
satu
laporan
cara
berpikir
dalam
Berkembang
Rantai penularan yang jelas
Perlangsungan akut
Etiologi mikroorganisme jelas
Bersifat single kausa
Diagnosis mudah
Agak mudah mencari
penyebabnya
Biaya relatif murah
Jelas muncul di permukaan
Morbiditas dan mortalitas
cenderung menurun
Perlangsungan kronik
Etiologi tidak jelas
Bersifat multiple kausa
Diganosis lebih sulit
Biaya relatif mahal
Ada iceberg phenomena
cenderung meningkat
Tabel 1. Perbedaan Penyakit Menular dan Tidak Menular (Notoadmojo, 2005)
Kolera
Pes
DBD
Campak
Polio
Difteri
Pertusis
Rabies
Malaria
Avian
H5N1
Antraks
Leptospirosis
Hepatitis
Influenza A H1N1
Meningitis
Yellow fever
Chikungunya (Permenkes, 2010)
Influenza
lebih
lama
dan
masa
tunas
yang
lebih
lama
Rate=
x
y
xK
6) Insiden Rate
Frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam masyarakat di
suatu tempat atau wilayah atau negara pada waktu tertentu
jumlah penyakit baru
IR=
xK
jumlah populasi beresiko
Tujuan IR :
a. Mengukur angka kejadian penyakit
b. Mencari atau mengukur factor causalitas (penyebab)
c. Perbandingan p[opulasi dengan dengan pemaparan berbeda
d. Untuk mengukur besar resiko yang ditimbulkan oleh
determinan tertentu
Manfaat :
a. Bahan penanggulangan masalah kesehatan dengan melihat
potret masalah kesehatan
b. Angka dari beberapa periode dapat digunakan untuk melihat
kecenderungan dan fluktuasi dan pemantauan sekaligus
efaluasi upaya penanggulangan
c. Sebagai dasar untuk membuat perbandingan antara wilayah
dan antara waktu
7) Pravelens Rate
Frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam
masyarakat disuatu tempat atau wilayah pada waktu tertentu.
Misalnya : juli tahun 2000
point pravelens rate
Periode tertentu dari bulan juli september
Periode
prevelens rate (ada interval)
jumlah penyakit lama+ baru
xK
Formula :
jumlah populasi beresiko
Manfaat :
a. Menggambarkan tingkat keberhasilan program suatu penyakit
Bila pravelens meningkat maka program tidak berhasil
b. Untuk penyusunan rencana kesehatan
c. Menyatakan banyaknya kasus yang dapat didiagnosa
d. Digunkan untuk keperluan administrative lain
Angaka pavelens dipengaruhi oleh :
a. Tingginya insidensi
b. Lamanya sakit
Formula =
jumlah suatukematian
x K ()
jumlah semua penduduk
Manfaat CDR :
a. Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
b. Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit
c. Sebagai gambaran kondisi social ekonomi
d. Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan geologis
e. Untuk menghiung laju pertumbuhan penduduk
2) Spesific Date Rate
Perbandingan jumlah seluruh kematian akibat penyakit tertentu
selama satu tahun dengan jumlah penduduk pada pertengahan
tahun
SDR =
3) CFR
Presentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu untuk
menentukan kegawatan atau keganasan penyakit tersebut
jumlah kematian penyakit
CFR = jumlah seluruh kasus penyakit x K
4) MMR/ AKI
Jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan atau melahirkan atau
nifas (sampai 42 hari postpartum) per 100.000 kelahiran hidup
jumlah kematian ibu(hamil nifas)
x 100.000
jumlah kelahiran hidup
5) IMR/ AKB
Perbandingan jumlah kematian bayi ( < 1th ) dengan 1000
kelahiran hidup
IMR =
Manfaat IMR :
a. Mengetahui gambaran tingkat kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan factor kematian bayi sesuai masalah
kesehatan bayi
b. Mengetahui tingkat pelayanan antennal
c. Mengetahui status gizi BUMIL
d. Mengetahui tingkat keberhasilan ibu dan anak dan program
KB
e. Mengetahui kondisi lingkungan sosial ekonomi
6) NMR/ AK Neonatal (0-4 minggu / 28 hari)
Perbandingan jumlah kematian bayi sampai umur < 28hr dengan
1000 angka kelahiran hidup
jumlah kematianneonatus
NMR = jumlah kelahiran bayi hidup x 1000
10
IV.
Skema
11
V.
LEARNING OBJECTIVE
12
VI.
VII.
BELAJAR MANDIRI
BERBAGI INFORMASI
1. Perbedaan Penyelidikan Epidemiologi dan Surveilans Epidemiologi
A. Penyelidikan Epidemiologi
Rangkaian kegiatan untuk mengetahui suatu kejadian baik sedang
berlangsung maupun yang telah terjadi, sifatnya penelitian, melalui
pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisa data,
membuat kesimpulan dan rekomendasi dalam bentuk laporan.
Tujuan Penyelidikan Epidemiologi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1501/ MENKES/ X/ 2010
a. Mengetahui gambaran epidemiologi wabah.
b. Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam wabah.
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit
wabah termasuk sumber dan cara penularan penyakitnya.
d. Menentukan cara penanggulangan
B. Tahap-tahap penyelidikan epidemiologi menurut (Irianto, 2014):
1) Tahap Survei pendahuluan:
a. Menegakan diagnosa
b. Memastikan adanya KLB
13
b.
c.
kesehatan masyarakat.
Menurut Depkes (2003:15), Surveilans epidemiologi adalah suatu
rangkaian proses pengamatan yang terus menerus sistematik dan
berkesinambungan dalam pengumpulan data, analisis dan interpretasi
data kesehatan dalam upaya untuk menguraikan dan memantau suatu
peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan untuk menguraikan dan
memantau suatu
14
2. Mengidentifikasi
masalah
kesehatan
dan
kecenderungan
penyebaran penyakit
3. Mengestimasi luas dan pengaruh masalah kesehatan
4. Memberi penekanan pada penyebaran kejadian kesehatan secara
5.
6.
7.
8.
9.
epidemiologi
10. Memonitor perubahan agen infeksi
11. Memfasitasi program perencanaan kesehatan.
4) Langkah-Langkah Surveilans
A. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan permulaan kegiatan surveilans yang sangat
penting untuk menghasilkan data kejadian penyakit yang baik.
Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan secara aktif dan pasif
(lihat sub bab tentang jenis surveilans).
Sumber data yang bisa digunakan dalam surveilans antara lain:
Laporan penyakit, Pencatatan kematian, Laporan wabah, Pemeriksaan
laboratorium, Penyelidikan peristiwa penyakit, Penyelidikan wabah,
Survey/Studi Epidemiologi, Penyelidikan distribusi vektor dan
reservoir, Penggunaan obat-serum-vaksin, Laporan kependudukan dan
lingkungan, Laporan status gizi dan kondisi pangan, dan sebagainya.
Sedangkan jenis data surveilans meliputi: Data kesakitan, Data
kematian, Data demografi, Data geografi, Data laboratorium, Data
kondisi lingkungan, Data status gizi, Data kondisi pangan, Data vektor
dan reservoir, Data dan informasi penting lainnya.
Dilihat dari frekuensi pengumpulannya, data surveilans dibedakan
dalam empat kategori:
a. Data rutin bulanan, yang digunakan untuk perencanaan dan
evaluasi.
Misalnya: data yang bersumber dari SP2TP, SPRS;
b. Data rutin harian dan mingguan, yang digunakan dalam Sistem
Deteksi Dini pada Kejadian Luar Biasa (SKD KLB). Misalnya:
data yang bersumber dari Laporan Penyakit Potensial Wabah (W2)
16
distribusi
frekuensi),
Grafik
(menganalisis
18
Survei Epidemiologi
Surveilans
Penyelidikan
Episodik/sewaktu
Epidemiologi
Kontinyu
epidemiologi
Ketika
terjadinya
Fungsi
Salah
satu
metode Penyedia
pengumpulan data
Informasi
yang
Langkah
wabah
Mengetahui
Kuesioner/wawancar
penyebab,
tepat menanggulangi
waktu
, dan mencegah
terhadap
terjadinya
masalah
wabah di masa
kesehatan
Pengumpulan
mendatang
Persiapan,
19
pelaksanaa
Lingkup
analisis, penetapan
interpretasi
wabah,
dan
verivikasi
Bagian
diseminasi
dari Mencakup
surveilans
dan survey
penyelidikan wabah
diagnosis ,dst
Bagian
dari
dan surveilans
penyelidikan
wabah
kesehatan
gigi
sebagai
dasar
suatu
program
pencegahan.
B. Survei terdiri dari berbagai jenis, yaitu:
1. Deskriptif
Survei deskriptif yaitu survei yang dilakukan untuk menguraikan
suatu keadaan dalam suatu komunitas.
2. Analitik
Survei analitik yaitu survei yang dilakukan untuk
menjelaskan suatu keadaan situasi yang terjadi di masyarakat
pada umumnya menjawab pertanyaan mengapa. Contoh :
mengapa penyakit bisa timbul pada individu ?
3. Epidemiologi
Survei epidemiologi ialah survei yang diadakan untuk
mendapatkan gambaran tentang penyebaran penyakit
yang
20
dapat
merencanakan
suatu
progaram,
kita
b.
c.
b. Perencanaan
21
Langkah pertama
Menyusun tujuan survey yang harus ditetapkan secara
lebih rinci.
Langkah kedua, merencanakan metode-metode:
a) populasi survei
b) variabel-variabel yg akan disurvei
c) Metode-metode pengumpulan data
d) Metode pencatatan dan pengolahan
c. Langkah ketiga
Merencanakan jadwal kegiatan. Agar pelaksanaan survei bisa
diselesaikan dengan waktu yang telah direncanakan, hendaknya
disusun jadwal secara rinci dan jelas.
d. Langkah keempat
Merencanakan organisasi kegiatan & alokasi biaya.
e. Langkah kelima
Merencanakan pola dan sistematika laporan. Pada agian akhir
suatu rencana survei dicantumkan pola yang digunakan dalam
menyusun laporan dan bagaimana sistematika laporan yang
akan dibuat.
C. Pelaksanaan survei
D. Pengolahan data
Dalam kegiatan survei, banyak sekali mengikutsertakan data. Kita
perlu mengubah atau membuat seluruh data yang diperoleh menjadi suatu
bentuk sehingga dapat dianalisis dan bisa ditarik kesimpulan. Langkahlangkah pengolahan data:
a. Editing
Langkah editing ialah langkah untuk memeriksa kuesionerkuesioner atau formulir yang masuk, apakah bisa dibaca, apakah
pertanyaan sudah dijawab semua, dan lain sebagainya.
b. Coding
Data yang terkumpul diubah bentuknya ke bentuk yang lebih
ringkas dengan menggunakan kode-kode, sehingga lebih mudah dan
sederhana.
22
c. Transfering
Data yang berupa kode pada kuesioner dipindahkan ke dalam suatu
media yang lebih mudah ditangani dan diolah.
d. Tabulating
Pengolahan data yang dalam bentuk kode dipindahkan menjadi
bentuk tabel.
E. Interpretasi data
Pada tahap ini, tugas yang paling utama ialah menggunakan
informasi yang ada untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Hasil analisis
data yang ada kesimpulannya dapat menggambarkan situasi tertentu,
perbedaan antarsituasi, hubungan antarvariabel, dan pengembangan
keadaan. Kesimpulan tersebut dapat diperoleh dari data-data statistik yang
ada.
F. Penulisan laporan
Laporan harus ditulis dengan sedemikian rupa sehingga terlihat
menarik untuk dapat dibaca. Oleh karena itu, laporan harus memenuhi
beberapa kriteria, yaitu:
a. Judul harus bisa menerangkan dengan jelas apa yang dimaksud dalam
laporan.
b. Ringkasan harus bersifat informative dan dapat memberikan gambaran
keseluruhan dari laporan.
c. Isi laporan harus mudah dimengerti.
d. Kata yang tidak perlu harus dihindari.
Menurut Departemen Kesehatan RI, data survei untuk kesehatan &
kedokteran berasal dari beberapa sumber, yaitu :
1. Sensus Penduduk
Sensus yang dilakukan setiap sepuluh tahun sekali, digunakan
untuk keperluan pemantauan dan evaluasi terhadap kemajuan program
kesehatan, perumahan, pendidikan, dan lain-lain.
2. Survei populasi Intersensal
23
24
a.
Mengumpulkan
data
dasar
kesehatan
masyarakat
yang
menyeluruh.
b.
c.
Pengembangan
sistem
kesehatan
menurut
sudut
pandang
masyarakat.
Tujuan SKRT adalah menyediakan data dan informasi kesehatan
dari sudut pandang masyarakat untuk dukungan evidence bassed
planning di Indonesia. Instrumen SKRT terbagi menjadi empat
bagian, yaitu:
a.
b.
c.
d.
G. PREVALENSI
25
3.
dan/atau
kematian
yang
bermakna
secara
26
2. Melaksanakan
intervensi
untuk
menanggulangi
dan
27
28
risiko
yang
ikut
berpengaruh
c. Mekanisme transmisi penyakit
d. Kerentanan host melalui program kebugaran dan
vaksinasi misalnya
9. Komunikasi hasil
Tugas terakhir dalam
investigasi
wabah
adalah
29
mereka
untuk
segera
melakukan
intervensi
b. Penulisan laporan.
Hasil investigasi juga perlu ditulis dalam laporan
dengan sistematika tertentu yang sesuai dengan
standar-standar penulisan ilmiah.
4. Sumber Daya Penanggulangan Kejadian Luar Biasa/ KLB.
Berdasarkan pendanaan dalam penanggulangan Kejadian Luar Biasa/
KLB dapat dinyatakan pada dibawah ini, yaitu :
1) Pasal 18
2) Pasal 20
Terdiri dari :
a. Tenaga medis
b. Epidemiologi kesehatan
c. Sanitarian (Kesling)
d. Entomolog kesehatan
e. Tenaga laboratorium dengan melibatkan lintas sektoral maupun
masyarakat.
(Permenkes, 2014)
KESIMPULAN
Pada tutorial skenario 2 sesi kali ini, diketahui di kota antah
berantah mengalami kejadian KLB (Kejadian Luar Biasa). Pada bulan
februari 2014 terdapat sebanyak 258 kasus dan bulan februari 2015
meningkat kurang lebih 2 x lipat menjadi 579 kasus. Incidence Rate di
indonesia sebesar < 50 per 100 ribu penduduk dengan Case Fatality Rate
sebesar 0,2.
Penetapan kejadian KLB menurut peraturan menteri kesehatan
tahun 2010 harus memenuhi salah satu aspek syarat terjadinya KLB,
dimana dalam kasus sudah memenuhi kriteria penetapan KLB salah
satunya yaitu peningkatan kejadian kesakitan 2x lipat dibandingkan
31
SARAN
Mahasiswa kurang mencari referensi sehingga informasi yang didapatkan kurang.
Seharusnya Mahasiswa mencari banyak referensi agar ilmu yang disampaikan dan
didapat juga banyak. Mahasiswa kurang mendalami ilmu tentang ukuran
epidemiologi sehingga tutorial sedikit lama karena adanya penjelasan mengenai
hal tersebut oleh tutor. Seharusnya sebelum tutorial berlangsung Mahasiswa sudah
mempelajari blok yang sudah dipelajari disemester sebelumnya untuk mengingat
hal seputaran penyakit yang berkaitan dengan blok ini. Tutor berganti-ganti
sehingga tidak dapat melihat perkembangan Mahasiswa. Seharusnya tutor tetap
agar dapat melihat perkembangan Mahasiswa.
32
DAFTAR PUSTAKA
Azrul, A (1999) Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Binarupa Akasara.
Bonita, B (1997) Dasar dasar Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Budiarto, E (2003) Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC.
Bustan, M.N (2002) Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
33
34
35