PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Problem solving cycle merupakan proses mental yang melibatkan
penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan utama dari
pemecahan masalah adalah untuk mengatasi kendala dan mecari solusi yang
terbaik dalam menyelesaikan masalah. Problem solving cycle adalah proses yang
terdiri dari langkah - langkah berkesinambungan yang terdiri dari analisis situasi,
perumusan masalah secara spesifik, penentuan prioritas masalah, penentuan
tujuan, memilih alternatif terbaik, menguraikan alternatif terbaik menjadi rencana
operasional dan melaksanakan rencana kegiatan serta mengevaluasi hasil
kegiatan (Reed, 2000).
Bentuk problem solving cycle dalam dunia kesehatan salah satunya adalah
siklus manajemen masalah kesehatan. Menurut pengertiannya manajemen
masalah kesehatan didefinisikan sebagai suatu proses dan upaya untuk
mengoptimalkan sumber daya melalui pelaksanaan fungsi fungsi manajemen
yaitu, perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta pengawasan,
pengendalian, dan penilaian (P3) untuk mengatasi kesenjangan antara apa yang
diharapkan dan dengan apa yang menjadi kenyataan di bidang kesehatan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan/klien dalam rangka
mencapai tujuan organisasi layanan kesehatan (Sulaeman, 2015).
Siklus manajemen masalah kesehatan terdiri dari berbagai tahap siklus
yang meliputi analisis situasi, identifikasi masalah dan penyebabnya, penentuan
prioritas masalah, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah dan prioritas
pemecahan masalah, pembuatan rencana operasional, penggerakan dan
pelaksanaan (aktuasi), serta pemantauan, pengendalian dan penilaian (Sulaeman,
2015).
Berdasarkan data 10 besar penyakit di Puskesmas Tanon II, ISPA
menduduki urutan pertama diagnosis penyakit terbanyak di Puskesmas Tanon II
dari bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Desember 2015. Kemudian disusul
dengan RA, dermatitis, myalgia, hipertensi, vulnus, diare, tifoid, konjungtivitis.
d
e
prioritas tersebut.
Menentukan alternative pemecahan masalah yang terbaik untuk dipilih.
Mengetahui kekuatan, kelemahan internal, ancaman dan peluang (SWOT)
f
g
D. Manfaat
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Analisis Situasi Kependudukan
1 Keadaan Geografis
a Letak Wilayah
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanon II di Jalan raya Sragen Gemolong Km 20, Desa Karangasem, Kecamatan Tanon, Kabupaten
Sragen
b
Batas Wilayah
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Tanon II meliputi:
Utara
: Desa Jati Kec. Sumberlawang dan Desa Nganti Kec.
Gemolong
Selatan : Desa Wirosari Kec. Plupuh Kab. Sragen
Barat
: Desa Peleman Kec. Gemolong Kab. Sragen
Timur
: Desa Tanon Kec. Tanon kab. Sragen
2.
Demografi
a. Data Penduduk dan Sasaran Program
Sasaran Program
Bayi
Balita
Ibu Hamil
Ibu Bersalin
Ibu Nifas
Remaja
Wanita Usia Subur
Pasangan Usia Subur
Pra Lansia (45-59 tahun)
Lansia >60 tahun
Jumlah
417 jiwa
2.842 jiwa
418 jiwa
410 jiwa
410 jiwa
3.404 jiwa
7.261 jiwa
5.691 jiwa
3.820 jiwa
1.672 jiwa
b. Data Wilayah
UPTD Puskesmas Tanon II melingkupi satu kelurahan di wilayah
Kecamatan Tanon yaitu Kelurahan Karangasem. Keadaan wilyah
terdiri dari pemukiman dan pertanian sebanyak 8 Desa yang meliputi:
Desa Karangasem, Desa Slogo, Desa Ketro, Desa Kalikobok, Desa
Bonagung, Desa Gading, Desa Karangtalun dan Desa Sambiduwur.
Luas wilayah kerja Puskesmas Tanon II sebesar 2.549,37 Ha. Jarak
yang ditempuh untuk sampai ke Puskesmas Tanon II dari Kantor Desa
Karangasem adalah sejauh 500 meter.
c. Data Peran Masyarakat
UPTD Puskesmas Tanon II mempunyai kader kesehatan Posyandu
sejumlah 221 orang dan kader POS Lansia sejumlah 13 orang.
B. Analisis Situasi Masalah dan Kecenderungan Kesehatan
1 Pola 10 Besar Penyakit
Tabel 2.2. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Tahun 2015
No.
Kode
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
J069
K291
M069
L303
M791
I10
T100
A090
A010
H10
Daftar Penyakit
Jumlah Kasus
ISPA
Gastritis
RA
Dermatitis
Myalgia
Hipertensi
Vulnus
Diare
Tifoid
Conjungtivitis
4.812
1.971
1.876
916
843
770
552
430
305
236
Angka Kematian ibu pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Tanon
Jumlah Kasus
2
9
4.812
34
430
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2015
HASIL 2015
(%)
(%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
100
100
100
99,5
100
75
48
91,6
100
100
100
100
76,19
76,47
0,52
1,50
0
2,05
100
0
100
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2015
HASIL 2015
(%)
(%)
TUMP sehat
Keluarga dengan persediaan air bersih
Keluarga yang memilki jamban sehat
Keluarga yang memiliki tempat sampah
KK yang memilki pengelolaan air limbah
Rumah Sehat
100
90
90
75
30
71,06
72,6
27
15
76,19
INDIKATOR KINERJA
Cakupan DDTK balita dan pra sekolah
TARGET 2015
HASIL 2015
(%)
(%)
100
78,66
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
100
100
80
100
18,8
80
80
<5
100
100
100
100
100
<2
95
98
100
100
< 4/100.000 pdk
<1
4
60
100
100
85,7
100
10,76
85,50
81,61
1,50
95,67
100
100
93,78
Tidak ada
KLB
0
100
9,52
Tidak ada
kasus
100
0,13
0
16,53
35,87
Jenis Tenaga
Dokter Umum
Dokter gigi
Perawat Umum
Bidan
Apoteker
Ahli Gizi
Sanitarian
Perawat Gigi
Jumlah
2
1
6
10
1
1
1
0
7
9
10
11
12
Tenaga Laboratorium
Petugas Rekam Medis
Penyuluh Kesehatan
Tenaga Umum
1
1
3
6
2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Tanon II guna
menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat meliputi:
Tabel 2.8 Sarana Kesehatan Puskesmas Tanon II
No.
1
2
3
4
Jenis sarana
Puskesmas Induk
Puskesmas pembantu
Posyandu
Dokter / dokter gigi / BP praktek swasta
Jumlah
1
2
43
7
Mobil Pusling
PKD
Bidan Desa
8. Poli umum
9. Poli Gigi
10. Poli konsultasi sanitasi
11. Imunisasi
12. Laboratorium
13. Apotek
14. Pengelolaan limbah
15. Pelayanan rekam medis
16. Pelayanan
ambulans/mobil jenazah
17.
18.
19.
20. BAB III
21. IDENTIFIKASI MASALAH DAN
22. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
23.
A. Identifikasi Masalah
24.Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam masalah.
Masalah adalah kesenjangan yang dapat diamati antara situasi dan kondisi yang
terjadi dengan situasi dan kondisi yang diharapkan, atau kesenjangan yang dapat
diukur antara hasil yang mampu dicapai dengan tujuan dan target yang ingin
dicapai. Masalah juga dapat dirumuskan dalam bentuk hambatan kerja dan
kendala yang dihadapai organisasi layanan kesehatan dalam pelaksanaan
kegiatan dan program. Masalahkesehatan masyarakat antara lain adalah adana
suatu penyakit yang berkembang pada kurun waktu tertentu menyerang
kelompok-kelompok masyarakat di wilayah kerja organisasi layanan kesehatan
(Sulaeman, 2015).
25.
26.
Sragen
28. Masalah
31.
32. Cakuan
29.
33.
Kunjunga
n
35.
Ibu
Hamil
36. Case
Detection
39.
Rate TB
40. Cakupan
DDTK
41.
42.
balita dan
pra
sekolah
44. Cakupan
43.
bayi
mendapat
45.
46.
49.
50.
kapsul vit
A 1x/th
48. Cakupan
47.
Ibu hamil
medapat
tablet Fe
51.
52. Incidence
Rate DBD
55.
56. Pelayanan
kesehatan
usila dan
pra usila
59.
60.
Tabel 3.2 Jumlah Kasus Kematian Bayi pada bulan Januari 10 Juni
67.
74.
81.
88.
95.
96.
97.
lahir rendah (BBLR) sebesar 29%, asfiksia 27%, trauma lahir, tetanus
neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital. Asfiksia bayi baru lahir
merupakan salah satu penyebab utama kematian perinatal baik di negara
sedang berkembang maupun di negara sudah berkembang (Oswyn et al.,
2002, JNPK-KR, 2008).
99.
prematur. Kelahiran prematur adalah bayi lahir hidup dengan usia kehamilan
< 37 minggu terhitung sejak hari pertama haid terakhir wanita (Saifuddin et
al., 2010). Lee (2006) menyebutkan bayi prematur (< 37 minggu) lebih
berisiko untuk mati karena asfiksia. Hal ini disebabkan gangguan telah
dimulai sejak dari kandungan, misalnya gawat janin atau stres janin saat
proses kelahirannya. Berdasarkan penelitian meta-analysis yang pernah
Development Goals (MDGs) untuk anak lahir hidup tidak akan mungkin tanpa
penurunan angka kematian neonatal (Lawn et al., 2005). Berbagai upaya yang
aman dan efektif dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi penyebab
utama kematian bayi baru lahir (BBL). Upaya tersebut antara lain pelayanan
antenatal berkualitas, asuhan persalinan normal (APN) dan pelayanan
kesehatan neonatal oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan
keterampilan manajemen asfiksia bayi baru lahir yang sesuai dengan standar
atau mutu pelayanan kesehatan antara lain oleh dokter spesialis, dokter umum
maupun oleh bidan (JNPK-KR, 2008). Pemberian pelayanan kesehatan yang
bermutu akan dapat menurunkan kematian neonatal yang tinggi (Depkes RI,
2006, Jehan et al., 2009a, Marsh et al., 2002).
103.
C. Analisis Masalah dengan Diagram Tulang Ikan
104.
MARKET
METHOD
MINUTE
MACHINE MATERIAL
MONEY
MAN
Kesadaran
ibu hamil/ibumedia
untukinformasi
menjaga kesehatan diri m
Masih kurangnya
pemanfaatan
Perkembangan penyakit/penye-bab kematian bayi yang cepat
PHBS belum diterapkan dengan baik oleh masyarakat
Pengumpulan data kasus baru tidak dapat dilakukan dengan cepat
Kurangnya peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu hamil dan bayi
Dana program terbatas
Keterbatasan item pemeriksaan penunjang untuk penegakan Pengetahuan
diagnosis
kader kesehatan m
Kematian ba
Kurangnya evaluasi
Kerjasama
pelaksanaan
lintas sektoral
programdan
Data
lintas
terbatas
program
sehingga
kurangpembuatan
maksimal POA kurang maksimal
Proses Pelayanan
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
P3
P2
P1
113.
114.
115.
116.
117.
BAB IV
PRIORITAS PEMECAHAN
119.
120.
A. Alternatif Pemecahan Masalah
121.
telah teridentifikasi pada gambar 3.1 dapat ditemukan masalah spesifik yang akan
diangkat untuk dibahas operasionalnya sebagai alternatif jalan keluar, tersaji
dalam tabel berikut :
122.
123. Masalah
125.
Peny
Alt
a
t
i
f
J
a
l
a
n
K
e
l
u
a
r
126. Kematian
bayi
kurang
Pengetahuan kader
kesehatan masih kurang
kesehatan bayi
- Pelatihan kader agar dapat
mengedukasi masyarakat
sekitarnya dengan lebih
interaktif dan mencegah
terjadinya kasus kematian
bayi
- Memaksimalkan
pemberdayaan masyarakat
dalam pelaksanaan program
Masih kurangnya
- Memanfaatkan media
pemanfaatan media
informasi
kesehatan anak
- Bekerjasama dengan rumah
Keterbatasan item
pemeriksaan penunjang
132.
Kurangnya
peran
kelainan
serta - Melakukan penyuluhan
133.
PHBS
belum
dengan
134.
baik
kesehatan bayi
diterapkan - Penyuluhan mengenai PHBS
oleh
masyarakat
Pengumpulan data kasus - Menjalin kerjasama yang baik
baru belum dapat dilakukan
dengan cepat
Tanon II.
evaluasi - Evaluasi program dilakuakan
10 Kurangnya
pelaksanaan program
bulan sekali
11 Kerjasama lintas sektoral - Menjalin kerjasama yang baik
136.
kurang maksimal
137.
12 Data
wilayah Sragen.
sehingga - Memaksimalkan
terbatas
pembuatan
POA
kurang
maksimal
138.
139.
140.
B. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik
141. Alternatif jalan keluar terhadap masalah selanjutnya dinilai dari
beberapa sudut pandang sehingga didapatkan urutan pemilihan intervensi yang
terbaik. Pemilihan intervensi terbaik dari berbagai alternatif jalan keluar atas
masalah kasus kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Tanon II tersaji dalam
tabel berikut:
142.
Tabel 4.2 Pemilihan Prioritas Pemecahan Masalah Kematian Bayi
143. 144.
No
Alternat
if Pemecahan
Masalah
145.
149.
Ca
pability
Pentingnya Masalah
150.
Acce
ssibility
151.
eadness
146.
152.
everage
umulatif
154. 155.
1.
Penyulu
156.
157.
158.
159.
5 160.
16
Pelatiha
163.
164.
165.
166.
4 167.
14
Penyulu
170.
171.
172.
173.
5 174.
16
182.
183.
184.
188.
189.
190.
191.
185.
192.
186. 193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
2 206.
207.
13
maupun
ibu
rumah
tangga lainnya
tentang PHBS,
kesehatan
ibu
hamil
dan
kesehatan bayi
161. 162.
2.
n kader
168. 169.
3.
han
kepada
warga
masyarakat
terutama
para
pasangan
usia
subur
tentang
kesehatan
hamil
ibu
maupun
kesehatan bayi
175. 181.
4.
Memanf
aatkan media
187.
180. spanduk,
pamflet, leaflet
untuk edukasi
masyarakat
208. 209.
5.
Audit
210.
211.
212.
213.
5 214.
19
maternal
perinatal/
pengkajian
penyebab
kematian bayi
215.
216. Pemilihan prioritas pemecahan masalah menggunakan teknik CARL
yang terdiri dari capability (kemampuan), accessibility (kemudahan), readness
(kesiapan), dan leverage (daya ungkit/pengaruh) (Sulaeman, 2015). Dari tabel di
atas prioritas jalan keluar permasalahan yaitu dengan mengadakan Audit
Maternal Perinatal (AMP)/ pengkajian penyebab kematian bayi karena memiliki
skor paling tinggi, yaitu 17 poin. Diharapkan dari pelaksanaan AMP/ pengkajian
penyebab kematian bayi, mutu pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dapat
meningkat, sehingga Angka Kematian Bayi dapat menurun.
217.
C. Analisis SWOT Program Kematian Bayi
218.
kesehatan yang memberi andil terhadap kualitas layanan kesehatan atau salah
satunya komponennya dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal
organisasi layanan kesehatan.
219.
1996) :
1) Kekuatan
220.
yang bersifat khas, yang dimiliki oleh suatu puskesmas, yang apabila
diatasi akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh puskesmas tetapi juga dalam
mencapai tujuan yang dimiliki oleh puskesmas.
3) Kesempatan
222.
yang dihadapi oleh suatu puskesmas yang apabila berhasil diatasi akan
besar peranannya dalam mencapai tujuan puskesmas.
224.
225.
Kematian Bayi
226.
SW
227.
228.
Penyuluhan tentang
Usaha peningkatan
berualng-ulang
dilaksanakan oleh
Kesadaran untuk
seluruh masyarakat
pemeriksaan penunjang
hampir tercapainya
untuk penegakkan
cakupan cakupan
diagnosis
Pencatatan data yang
masih kurang
Kesehatan Nasional
sistematis.
229.
230.
Kerjasama
petugas
kesehatan.
231.
232.
233.
masyarakat tentang
Advokasi ke stake
holder tentang
pentingnya
anak
pemberdayaan
masyarakat untuk
masyarakat
dalam
petugas dalam
meningkatkan mutu
menjadi
kader
kesehatan.
Dukungan
program
menskrining kesehatan
kerjasama dengan
DKK
dalam
masyarakat terutama
pengendalian
kasus
kematian
ibu
anak.
dan
bayi
Meningkatkan
kerjasama dengan
Banyak
ibu
Rumah Sakit
program
kesehatan
berbasis
Meningkatkan
yang
kesehatan
dan
anak
Sebagian masyarakat
234.
235.
236.
Penyuluhan di posyandu
Optimalisasi pemasangan
media promosi
dan di pertemuan
dan anak
di fasilitas umum
Belum diterapkannya
di desa - desa
warga masyarakat
tentang pengendalian
Meningkatkan sosialisasi
paradigma sehat
237.
khusus untuk
misalkan pengkajian
menanggulangi kasus
kematian bayi di
puskesmas
pengayaan ilmu
pengetahuan kader
tentang ilmu kandungan
dan ilmu kesehatan anak,
sehingga dapat mencegah
terjadinya kasus
kematian bayi
Pendekatan personal oleh
petugas kepada keluarga
tentang kesehatan ibu
hamil dan bayi
238. BAB V
PLAN OF ACTIONS
240.
Dari hasil pemilihan prioritas jalan keluar dipilih bentuk
239.
241.
Tujuan
Sasaran
Penjabaran
Tanon II
3
Metode
tentang
perjalanan
Waktu
Lokasi
Pelaksana :
dokter/dokter
spesialis
Biaya
melaksanakan
kegiatan
ini.
Setelah
249. BAB VI
250. PENUTUP
251.
A. SIMPULAN
252.
Berdasarkan analisi prioritas masalah di Puskesmas Tanon II
Sragen didapatkan bahwa kasus kematian bayi. Setelah dilakuakan analisis
penyebab dan berbagai alternatif jalan keluar maka didapatkan alternatif jalan
keluar terbaik yaitu dengan melakukan Audit Maternal Perinatal atau
pengkajian penyebab kematian bayi yang dilakukan yang kemudian
ditetapkan Plan of Action dengan tujuan untuk mengevaluasi Mengkaji dan
mengevaluasi penyebab kematian bayi serta sebagai sarana pengayaan ilmu
pengetahuan kesehatan ibu hamil dan anak bagi petugas kesehatan sehingga
dapat mencegah kasus kematian bayi dan petugas kesehatan dapat
mengedukasi masyarakat secara lebih intensif.
253.
B. Saran
1 Melaksanakan pelatihan tenaga kesehatan (bidan) secara rutin dengan turut
serta memberdayakan kader yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanon II
disertai edukasi kepada tiap warga yang dikunjungi mengenai kesehatan
2
wanita usia subur tentang kesehatan ibu hamil dan kesehatan bayi
Menjalin kerjasama yang baik dengan stake holder, Dinas Kesehatan,
Rumah Sakit- rumah sakit yang ada di wilayah Sragen.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
DAFTAR PUSTAKA
260.
261.
Blencowe, H., Cousens, S., Oestergaard, M. Z., Chou, D., Moller, A.,
Narwal, R., Adler, A., Vera, G. C., Rohde, S., Say, L. & Lawn, J. E. (2012)
National, regional, and worldwide estimates of preterm birth rates in the
year 2010 with time trends since 1990 for selected countries: a systematic
analysis and implications. The Lancet, 379(9832): pp.21622172.
262.
263.
264.
Jehan, I., Harris, A. H., Salat, B. S., Zeb, A. A., Mobeen, A. N., Pasha, A. O.,
McClure, A. E. M., Moore, B. J., Wrightc, B. L. L. & Goldenbergd, R. L.
(2009a) Neonatal mortality, risk factors and causes: a prospective
population-based cohort study in urban Pakistan. Bull World Health Organ,
87;130138.
265.
Lawn, J. E., Cousens, Simon & Zupan, J. (2005) 1.4 million neonatal
deaths:When ? Where ? Why ? The Lancet, 365(9462): 891-900.
266.
267.
268.
Marsh, R. D., Darmstadt, G. L., Moore, J., Daly, P., Oot, D. & Tinker, A.
(2002) Advancing newborn health and survival in developing countries: A
conceptual framework. Pediatrics, 22(7): 572-576.
269.
270.
271.
272.
273.
WHO (2012a) Born Too Soon: The Global Action Report on Preterm Birth,
Geneva:World Health Organization.
274.
275.