Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin transportasi
langsung dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan alam dan
aktifitas manusia. Terowongan dibuat menembus gunung, di bawah sungai, laut,
pemukiman, gedung- gedung atau jalan raya. Berguna untuk sarana tranportasi, hidro
power, jaringan listrik, gas, saluran pembuangan dan lain-lain.

Terowongan adalah

sebuah

tembusan

di

bawah

permukaan tanah atau gunung.

Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada
lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagai sebuah
tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil, dan yang lebih
pendek dari itu lebih pantas disebut underpass.

Terowongan biasa digunakan untuk lalu lintas kendaraan (umumnya mobil atau kereta
api) maupun para pejalan kaki atau pengendara sepeda. Selain itu, ada pula terowongan
yang

berfungsi

mengalirkan air untuk

mengurangi banjir atau

untuk

dikonsumsi,

terowongan untuk saluran pembuangan, pembangkit listrik, dan terowongan yang


menyalurkan kabel telekomunikasi. Ada juga terowongan yang berfungsi sebagai jalan
bagi hewan, umumnya hewan langka, yang habitatnya dilintasi jalan raya. Beberapa
terowongan rahasia juga telah dibuat sebagai metode bagi jalan masuk ke atau keluar dari
suatu tempat yang aman atau berbahaya, seperti terowongan di jalur Gaza, dan terowongan
Cu Chi di Vietnam yang dibangun dan dipergunakan ketika perang Vietnam.

Di Inggris, terowongan bawah tanah untuk pejalan kaki atau transportasi umumnya di
sebut subway. Istilah ini digunakan di masa lalu, dan saat ini sering di sebut underground
rapid transit system. Berdasarkan fungsinya, terowongan dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:

a. Terowongan lalu lintas (traffic)


Beberapa penggunaan terowongan untuk lalu lintas diantaranya:

Terowongan kereta api


Terowongan jalan raya
Terowongan navigasi
Terowongan tambang
b. Terowongan angkutan

Diantaranya adalah :

Terowongan pembangkit tenaga listrik (hydro power)


Terowongan water supply
Terowongan sewerage water
Terowongan untuk utilitas umum

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Terowongan dibuat melalui berbagai jenis dan lapisan tanah dan bebatuan sehingga metode
konstruksi tergantung dari keadaan tanah. Metode pembuatan terowongan yang biasa
digunakan adalah metode potong-tutup, metode ini merupakan metode yang paling simpel
untuk terowongan dangkal di mana area di atas lokasi yang akan dijadikan terowongan
harus digali dan terowongan dibangun dengan atap di atasnya. Setelah itu, area ditutup agar
terlihat seperti sebelum digali. Konstruksi umumnya bertingkat dua, yang memungkinkan
adanya pengelolaan secara ekonomi dan keamanan seperti loket tiket, stasiun, akses
penumpang dan jalan keluar darurat, ventilasi, saluran asap, ruang staf, dan ruang
perlengkapan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan terowongan yaitu :

Lokasi
Metode konstruksi
Material
Kegunaan

Rancangan terowongan perlu memperhatikan :


1. Massa batuan yang komplek ; gaya-gaya yang dihasilkan oleh redistribusi tegangan
awal.
2. Sifat-sifat material di sekitar, kemungkinan failure / keruntuhan di struktur bahan dan
kekuatan batuan.
Rencana rekayasa yang baik adalah rancangan yang seimbang dalam semua faktor yang
saling berkaitan, meski tidak selalu dapat dikualifikasi tapi selalu di masukkan dalam
perhitungan.

Pembuatan terowongan menggunakan mesin bor, mesin bor memungkinkan terowongan


dibuat tanpa harus menggali area di atas lokasi yang akan di jadikan terowongan. Mesin bor
melubangi tanah sepanjang lokasi terowongan. Mesin bor bisa dioperasikan secara otomatis
selama proses konstruksi terowongan, dan dapat menembus hampir seluruh jenis bebatuan.
Mesin bor yang pertama kali digunakan adalah mesin yangmembangun terowongan rel
Frjus antara Prancis dan Italia melalui pegunungan Alpen tahun 1845.

Gambar 1

Pembuatan Terowongan Menggunakan Mesin Bor

1. Penyelidikan Geoteknik Sebelum Konstruksi Terowongan


Penyelidikan geoteknik adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan dan
pelaksanaan sebuah terowongan. Dengan data geologi yang memadai dapat ditentukan
desain terowongan yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya
pelaksanaan yang paling rasional serta persiapan yang sebaik baiknya direncanakan aspek
keamanan pelaksanaan. Biaya pelaksanaan akan sangat berpotensi membengkak karena
kurang tersedianya data geologi.
Secara spesifik tujuan penyelidikan tersebut adalah untuk :
a.
b.
c.
d.

Menentukan stratifikasi tanah atau batuan pada jalur terowongan.


Menentukan sifat fisik batuan.
Menentukan parameter desain untuk batuan dan tanah.
Memberikan kepastian setinggi tingginya bagi suatu proyek dan dan memberi

wawasan kepada engineer mengenai kondisi yang mungkin terjadi saat pelaksanaan.
e. Mengurangi unsur ketidakpastian bagi kontraktor.
f. Meningkatkan keselamatan kerja.
g. Memberi pengalaman bekerja sehingga dapat memperbaiki kualitas kualitas
keputusan di lapangan.
Dalam penyelidikan lapangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tinjauan literatur
- Dilakukan sebelum berangkat ke lapangan
- Cari informasi yang pernah dipublikasikan mengenai geologi, tanah, air tanah, sejarah
-

seismik, struktur
Untuk kota, informasi daerah penimbunan lama atau alterasi pola penirisan.
Peta geologi Litbang geologi, geoteknologi LIPI

b. Studi foto udara (bila ada)


-

Untuk melihat kondisi lokasi dari jarak yang jauh dan luas.
Analisis geomorfis dan sifat-sifat batuan dari evaluasi respon batuan terhadap
lingkungan

Teknik pemotretan : vertikalitas dan kemiringan, fotografi warna,infra merah, radar.


Topografi lereng yang terdiri dari dua tipe dapat dikenali
Mudah dikenali adanya tanah longsor, patahan, struktur geologi seperti antiklinsinklin, dome.

c. Peninjauan geologi permukaan


-

Untuk mengetahui jenis dan penyebaran batuan dilokasi berupa ketebalan, sifat fisik

dan mekanis di lapangan.


Terdiri dari pemetaan batuan dasar dan pemetaan geologi teknik.
Peta batuan :litologi dan batas-batasnya serta struktur geologi
Peta geologi teknik : singkapan batuan dan derajat pelapukan, material bahan bangunan

d. Survei geofisika
-

Keuntungan : tidak merusak obyek yang diselidiki, cepat dan unit costnya rendah.
Kerugiannya : ketelitian rendah
Dilakukan sebelum pemboran untuk menentukan lokasi pemboran
Teknik yang umum digunakan neutron density dan teknik gamma.
Metode yang digunakan : seismic refraction, survei resistivity.

e. Pemboran eksplorasi
Pemboran merupakan metoda yang paling umum untuk eksplorasi detil, seperti keterangan
yang spesifik dari batuan,variasi material dan sifat-sifat fisiknya.
Daerah yang memerlukan eksplorasi lebih detil adalah :
-

Portal
Topografi rendah di atas terowongan, yang biasanya menggambarkan struktur batuan

lemah.
Tipe batuan dengan potensial pelapukan yang dalam
Di daerah yang banyak air
Daerah geser

f. Sumur uji
g. Pengujian in-situ
h. Pengujian laboratorium
i. Pengujian model skala penuh
j. Tahap konstruksi

k. Pengamatan pasca konstruksi


Pemboran teknik untuk pengambilan sampel batuan adalah cara yang paling umum dipakai
untuk pekerjaan terowongan. Dengan pengambilan sampel (core) dapat diketahui sifat fisik
batuan, dan informasi penting lainnya. Lokasi lokasi yang memerlukan pengeboran
secara detail adalah :
a. Daerah portal
b. Daerah yang secara topografi dekat terowongan, karena biasanya secara struktur lemah
(overburden tipis).
c. Lokasi yang berpotensi mengalami pelapukan berat.
d. Daerah yang berpotensi air tanah tinggi dan dan adanya batuan porous.
2. Metode Dasar Pembuatan Terowongan Pada Batuan
Cara penggalian permukaan lubang bukaan digolongkan:
a. Cara portal
b. Cara open cut

Cara-cara tersebut dipengaruhi oleh kondisi tanah permukaan yang akan digali.
Metoda penggalian ada 5 cara, yaitu:
Full face
Cara dimana seluruh penampang terowongan digali secara bersamaan. Cara ini cocok untuk
penampang melintang kecil hingga diameter 3 m, tapi dengan gunakan Drill jumbo menjadi
dapat untuk terowongan ukuran besar.
Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah pekerjaan menjadi lebih cepat, lintasan

pembuangan hasil peledakan dapat langsung dipasang bersamaan dengan proses penggalian
berikutnya, dan proses tunneling dapat dilakukan secara kontinu. Sedangkan kerugiannya
adalah saat penggalian banyak membutuhkan alat mekanis, tidak dapat digunakan untuk
batuan yang tidak stabil, dan hanya terbatas untuk terowongan yang lintasannya pendek.
Heading dan bench
Cara penggaliannya adalah bagian atas terowongan digali lebih dulu sampai mencapai 3
3.5 m (heading), selanjutnya penggalian bagian bawah penampang dikerjakan (bench cut)
sampai membentuk penampang yang diinginkan. Proses ini diulangi sampai seluruh
lintasan terowongan tercapai.

Untuk kondisi batuan yang buruk, cara penggalian dapat dimodifikasi menjadi top
heading heading diperpanjang sampai 25 m 35m atau lebih, kemudian pasangi
penyangga, baru kemudian bench cut dibuat.
Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah memungkinkan pekerjaan pengeboran dan
pembuangan sisa peledakan dilakukan secara simultan, efektif untuk ukuran terowongan
penampang besar dan lintasan, dan dapat diterapkan untuk setiap kondisi batuan.
Sedangkan kerugian dari menggunakan cara ini adalah metoda ini membutuhkan waktu
yang lebih lama bila dibandingkan metoda full face.
Drift

Cara yang digunakan dalam metoda ini adalah dengan menggali terlebih dahulu lubang
bukaan yang berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan, kemudian diperbesar sampai
membentuk penampang yang direncanakan. Berdasar posisi lubang terhadap sumbu
terowongan :

Center drift

Diawali dengan penggalian lubang berukuran 2.5 m x 2.5 m 3m x 3m dari portal ke


portal. Perluasan dimulai setelah penggalian center drift selesai, dengan membuat lubang
untuk bahan peledakan yang dibor melingkar pada selimut drift dari sumbu terowongan.
Keuntungan dari posisi lubang terhadap sumbu terowongan ini adalah sistem ventilasinya
baik, tidak memerlukan sistem penyangga sementara, dan mucking dapat
dikerjakan bersama dengan pekerjaan penggalian.Sedangkan kerugiannya adalah pekerjaan
perluasan harus menunggu center drift selesai secara keseluruhan, dan alat bor dipasang
dengan pola tertentu, seringkali spasi alat bor dirubah sesuai dengan kondisi batuan yang
diledakan.

Side drift

Dua drift digali sekaligus pada sisi-sisi penampang, sepanjang lintasan terowongan.
Selanjutnya penggalian bagian arch diikuti dengan pemasangan penyangga sementara.
Selesai penyangga dipasang, penggalian bagian tengah dikerjakan.
Keuntungan dari cara ini adalah proses lining dapat dikerjakan sebelum penggalian bagian
tengah dilaksanakan, metoda ini efektif untuk terowongan besar dengan kondisi batuan
yang buruk. Sedangkan kerugiannya adalah pekerjaan perluasan harus menunggu drift
selesai dikerjakan.

Top drift

Digunakan untuk penggalian endapan. Metodanya mirip dengan heading and


bench.
Bottom drift

Penggalian dimulai dengan membuka bagian bawah penampang. Pembuatan lubang


lubang bahan peledak untuk membuka bagian atas penampang dilakukan dengan membor
dari Bottom drift vertikal ke atas.
Sumuran vertikal

Awal dibuat lubang vertikal sampai pada terowongan yang akan digali. Dengan
demikian akan terbentuk tiga buah heading face.
Sumuran dapat bersifat sementara atau permanen. Sumuran sementara berfungsi saat
pelaksanaan membantu pembuangan pelaksanaan pembuangan sisa sisa peledakan
(mucking), salah satu jalur untuk mensuplai peralatan dan material, dsb. Sumuran
permanen bila masih tetap berfungsi setelah terowongan mulai digunakan untuk
keperluannya, misal sebagai sarana ventilasi.
Pilot tunnel

Pillot tunnel digali paralel pada jarak 25 meter dari sumbu terowongan yang
direncanakan dengan ukuran 2 x 2 m2 3 x 3 m2. Penggalian pada terowongan utama
sendiri dilakukan dengan metoda drift.

Pada interval tertentu dibuat cross cut memotong sumbu utama rencana. Bila cross cut
mencapai drift, proses pelebaran dimulai dari titik ini dengan dua heading face. Bila cross
cut mencapai titik dimana drift belum mencapai titik ini, maka drift heading dilakukan
dengan titik potongan melintang.
Keuntungannya adalah efektif untuk terowongan yang lintasannya panjang, dengan
topografi yang tidak memungkinkan untuk membuat sumuran, pilot tunnel dengan
sendirinya merupakan sistem ventilasi, mucking dapat dilakukan dengan cepat. Sedangkan
kerugiannya adalah pekerjaannya memerlukan lebih banyak waktu, biaya
dibandingkan dengan metoda penggalian lainnya.

Klasifikasi Terowongan
Ditinjau berdasarkan kegunaan terowongan, Made Astawa Rai (1988) membagi
terowongan menjadi 2 bagian, yaitu :
Terowongan lalu lintas ( traffic tunnel )

Terowongan kereta api

Adalah terowongan yang merupakan terowongan paling penting diantara terowongan lalu
lintas.

Terowongan jalan raya

Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor karena pesatnya pertambahan lalu
lintas jalan raya bersamaan dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor.

Terowongan pejalan kaki

Terowongan ini termasuk dalam grup terowongan jalan (road tunnel) tetapi penampangnya
lebih kecil, jari jari belokannya pendek dan kemiringannya besar (lebih besar dari 10%).
Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan raya yang ramai atau dibawah sungai
dan kanal sebagai tempat menyebrang bagi pejalan kaki.

Terowongan navigasi

Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu-lintas air di kanal-kanal dan sungai-sungai
yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya. Disamping itu juga dibuat
untuk menembus daerah pegunungan untuk memperpendek jarak dan memperlancar lalu
lintas air.

Terowongan transportasi dibawah kota

Terowongan transportasi ditambang bawah tanah

Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang digunakan
untuk lalu lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan tambang, mengangkut
batuan dan bijih hasil penambangan.
1. Terowongan angkutan

Terowongan stasiun pembangkit listrik air

Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan sebagai pembangkit
listrik disebuah stasiun pembangkit yang letaknya lebih rendah. Terowongan ini dapat
dikategorikan pada suatu grup utama berdasarkan kegunaannya.

Terowongan penyediaan air

Terowongan ini hampir sama dengan terowongan stasiun pembangkit listrik air,
perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut. Fungsi dari terowongan

penyediaan air adalah menyalurkan air dari mata air ketempat penyimpanan air di dalam
kota atau membelokkan air ke tempat penyimpanan tersebut.

Terowongan untuk saluran air kotor

Terowongan ini dibuat untuk membuang air kotor dari kota atau pusat industri ke tempat
pembuangan yang sudah disediakan.

Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum

Terowongan ini biasanya dibuat di daerah perkotaan untuk menyalurkan kabel listrik dan
telepon, pipa gas dan air, dan juga pipa pipa lainnya yang penting, dibuat dibawah saluran
air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk memudahkan inspeksi secara
kontinyu, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu waktu kalau ada kerusakan.

Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

Underwater Tunnels

Terowongan yang dibangun dibawah dasar muka air. Pada umunnya dibangun dibawah
dasar dan sungai atau laut. Perhitungannya lebih kompleks, selain ada tekanan tanah.juga
terdapat tekanan air yang besar.

Mountain Tunnels

Terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang mempunyai peran penting ketika
suatu daerah memiliki topografi yang beragam, sehingga perlu adanya terowongan yang
dibangun menembus sebuah bukit maupun gunung.

Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets

Jaringan transportasi di Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang banyak
yang menerapkan tipe terowongan ini. Terowongan jenis ini sangat cocok untuk dibangun
di perkotaan. Baik itu untuk transportasi maupun saluran drainase kota.
Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004) menjelaskan terdapat 3 jenis
terowongan, yaitu:

Terowongan Batuan (Rock Tunnels) =Terowongan batuan dibuat langsung pada


batuan massif dengan cara pemboran atau peledakan. Terowongan batuan umumnya
lebih mudah dikonstruksikan daripada terowongan melalui tanah lunak karena pada
umumnya batuan dapat berdiri sendiri kecuali pada batuan yang mengalami
fracture.

Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels) =Terowongan melalui


tanah lunak dibuat melalui tanah lempung atau pasir atau batuan lunak (soft rock) .
Karena jenis material ini runtuh bila digali, maka dibutuhkan suatu dinding atau
atap yang kuat sebagai penahan bersamaan dengan proses penggalian. Umumnya
digunakan shield (pelindung) untk memproteksi galian tersebut agar tidak runtuh.
Teknik yang umum digunakan pada saat ini adalah shield tunneling Pada
terowongan melalui tanah lunak ini, lining langsung dipasang dibelakang shield
bersamaan dengan pergerakan maju dari mesin pembor terowongan (Tunnel Boring
Machine).

Terowongan gali timbun (Cut and Cover Tunnel) = Terowongan ini dibuat dengan
cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian dinding dan atap terowongan

dikonstruksikan di dalam galian. Sesudah itu galian ditimbun kembali dan seluruh
struktur berada dibawah timbunan tanah. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik
Terowongan: 1988)

Klasifikasi Terowongan berdasar Cara Pelaksanaannya


1) Micro Tunnel
Penggunaannya mayoritas untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan air. Ukuran
dari terowongan ini berkisar antara 60 cm s/d 100 cm dan dikerjakan secara modern
dengan cara otomatis dengan peralatan robot.
2) Terowongan Dongkrak (Jacking)
Teknik pelaksanaan ini dipilih sebagai alternative karena pengggalian biasa terlalu
mahal karena panjang yang terbatas, misalnya pembuatan underpass dan sejenisnya.
Secara umum pelaksanaannya dilakukan dengan mendongkrak secara horizontal sebuah
segmen beton precast atau baja memotong tanah dan membuang keluar secara manual
bagian volume tanah yang terpotong segmen yang didongkrak tersebut.
3) Terowongan Batuan (Rock)
Terowongan ini dibuat menembus batuan masif yang relative keras dan dapat dilakukan
langsung dengan metode penggalian menggunakan peralatan manual, mekanis maupun
blasting. Masalah yang mungkin dihadapai adalah yang berkaitan dengan air tanah, dan
struktur penopang pada zona patahan.
4) Terowongan melalui tanah lunak (soft ground)
Termasuk dalam kategoro ini adalah terowongan yang di buat melalui tanah lempung,
pasir dan batuan lunak (soft rock). Karena mudah runtuh maka untuk pelaksanaan
penggalian digunakan pelindung (shield). Sedangkan lining tunnel harus segera
dipasang bersamaan dengan kemajuan gerakan Tunnel Boring Machine (TBM).
5) Terowongan Gali dan Timbun (Cut and Cover)
Terowongan ini dilaksanakan dengan menggali sebuah alur yang cukup sampai
kedalaman yang diinginkan, kemudian pengecoran lining tunnel atau pemesangan

lining precast dan melakukan penimbunan kembali (covering). Metode ini cocok
dilaksanakan jika tersedia areal yang cukup, tidak mengganggu aktifitas dipermukaan
dan letak jalur terowongan cukup dekat dengan permukaan.
6) Terowongan Bawah air (Underwater)
Terowongan ini biasanya melewati jalur batuan atau tanah lunak. Hal yang
membedakan dengan terowongan tanah lunak adalah adanya tekanan air yang sangat
tingggi, sehingga diperlukan metode untuk membuat terowongan menjadi kedap air.
Salah satu metodenya yaitu dengan membuat trench di dasar sungai atau laut lalu
menempatkan precast tube lining dan menerapkan teknik sambungan kedap air.
D. Terowongan Sipil dan Terowongan Tambang
Perbedaan mendasar antara terowongan Sipil dan terowongan tambang adalah sebagai
berikut :
1) Kebanyakan terowongan Sipil adalah permanen, sedangkan terowongan tambang
kebanyakan bersifat sementara (temporary). Beberapa terowongan tambang ada yang
dirancang untuk dapat digunakan beberapa puluh tahun.
2) Terowongan Sipil digunakan untuk melayani kepentingan umum (transportasi, dll)
sedangkan terowongan tambang digunakan untuk kepentingan khusus (pekerja atau
aktifitas tambang).
3) Panjang terowongan tambang biasanya cukup besar karena digunakan untuk
terowongan produksi tambang sedangkan terowongan Sipil kebanyakan dibuat
sependek mungkin dan dilaksanakan dengan standart yang sangat ketat.
4) Jalur di mana terowongan tambang dibuat umumnya secara geologi telah diketahui
cukup rinci karena adanya survey yang mendalam bersamaan dengan penyelidikan
potensi material tambangnya. Sedangkan terowongan Sipil biasanya dibangun pada
lokasi yang baru sehingga memerlukan penyelidikan geoteknik yang baru dan
terperinci.
5) Kegiatan penambangan merupakan proses dinamis sehingga dapat mengakibatkan
perubahan kondisi (rock reinforcement).

6) Biaya penyelidikan terowongan Sipil jauh lebih besar karena tuntutan masalah
keamanan
E. Akses Terowongan dan Manajemen Material
1) Konstruksi Portal
Akses masuk ke areal bawah tanah secara umum disebut portal. Akses ini dapat
berupa sebuah shaft yang dikontruksi secara vertikal sampai kedalaman tertentu sesuai
elevasi rencana terowongan utama (horisontal), atau berupa face terowongan yang bisa
disiapkan secara horizontal karena kondisi lahan memungkinkan.
2) Manajemen Material
Yang dimaksud dengan manajemen material yang memerlukan pengaturan disini
adalah:
Material hasil galian yang harus dibawa keluar terowongan.
Material supporting system dan elemen lining precast atau formwork dan beton cair
yang harus dibawa masuk dalam terowongan dan geraka alat keluar masuk terowongan.
Air hasil dewatering di dalam terowongan yang harus dibuang keluar terowongan.

DAFTAR PUSTAKA
Made Astawa Rai. (1988).Teknik Terowongan
Paulus P Raharjo. (2004). Material dalam Terowongan. Bandung : ITB
Zagoto, H (2001) Perencanaan Struktur Terowongan Bawah Tanah dengan Metode
Elemen Hingga Tugas Akhir Program Sarjana, Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai