Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk social yang hidup berkelompok dimana satu
dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain rasa menjadi milik orang lain
atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan
orang lain dan kebutuhan pernyataan diri.
Secara ilmiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh
individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya
individu memerlukan hubungan timbale balik, hal ini bias melalui
kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatkanya penggunaan kelompok
terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil positif
terhadap perubahan perilaku pasien/klien dan meningkatkan perilaku adaptif
dan mengurangi perilaku maladaptif.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui
terapi

aktivitas

kelompok

meliputi

dukungan(support),

pendidikan

meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal


dan juga meningkatkan uji realitas(reality testing) pada klien dengan
gangguan orientasi realitas(Birckhead, 1989)
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,
bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting
dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah
diterima profesi keperawatan.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan janin.

Tujuan khususnya adalah :


1. Untuk mengetahui pengertian dari senam hamil
2. Untuk mengetahui manfaat dari dilakukanna senam hamil
3. Untuk mengetahui gerakan-gerakan pada senam hamil

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


Kelompok merupakan individu yang mempunyai hubungan satu
dengan yang lain saling ketergantungan dan mempunyai norma yang sama
(Stuart & Sundeen, 1998). Aktivitas kelompok adalah kumpulan individu
yang mempunyai relasi atau hubungan satu dengan yang lain saling terkait
dan dapat bersama-sama mengikuti norma yang sama.
Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang
diberikan kelompok klien dengan maksud memberi therapy bagi
anggotanya. Dimana berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan
meningkatkan respon social. Therapy Aktivitas Kelompok Sosialisasi adalah
upaya memfasilitasi sejumlah klien dalam membina hubungan sosial yang
bertujuan untuk menolong klien dalam berhubungan dengan orang lain
seperti kegiatan mengajukan pertanyaan, berdiskusi, bercerita tentang diri
sendiri

pada

kelompok,

menyapa

teman

dalam

kelompok.

Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah


upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri
sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.

B. TUJUAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
1. Mengembangkan stimulasi persepsi
2. Mengembangkan stimulasi sensoris

3. Mengembangkan orientasi realitas


4. Mengembangkan sosialisasi

C. PRINSIP-PRINSIP MEMILIH PESERTA TERAPI AKTIVITAS


KELOMPOK
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah
homogenitas, yang dijabarkan antara lain;
1. Gejala sama
Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus
untuk pasien halusinasi dan lain sebagainya. Setiap terapi aktifitas
kelompok memiliki tujuan spesifik bagi anggotanya, bisa untuk
sosialisasi, kerjasama ataupun mengungkapkan isi halusinasi. Setiap
tujuan spesifik tersebut akan dapat dicapai bila pasien memiliki masalah
atau gejala yang sama, sehingga mereka dapat bekerjasama atau berbagi
dalam proses terapi.
2. Kategori sama
Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil
kategorisasi. Pasien yang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas
kelompok adalah pasien akut skor rendah sampai pasien tahap
promotion. Bila dalam satu terapi pasien memiliki skor yang hampir
sama maka tujuan terapi akan lebih mudah tercapai.
3. Jenis kelamin sama

Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien


dengan gejala sama, biasanya laki-laki akan lebih mendominasi dari
pada perempuan. Maka lebih baik dibedakan.
4. Kelompok umur hampir sama
Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi antar
pasien.
5. Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena
akan terlalu ramai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu
sedikitpun, terapi akan terasa sepi interaksi dan tujuanya sulit tercapai.

D. MANFAAT TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK BAGI IBU HAMIL


1. Agar anggota kelompok dapat mempertahankan status kesehatan
dirinya dan janin.
2. Membantu anggota kelompok memiliki pengetahuan kesehatan tentang
dirinya dan janin.
3. Agar kelompok dapat menerapkan aktivitas yang telah diberikan oleh
pelaksana dan menerapkannya dilingkungan rumah sebagai salah satu
carah hidup sehat.
4. Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu
sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah

E. SENAM PADA IBU HAMIL


1. DEFINISI SENAM IBU HAMIL
Senam hamil adalah senam yang dilakukan untuk melatih otot-otot
tertentu untuk

membantu agar proses persalinan bisa normal.

Otot-otot yang mempengaruhi proses selama persalinan yaitu otot


perut, otot panggul dan otot paha. Ada beberapa ibu hamil yang
disarankan untuk tidak mengikuti senam hamil yaitu para ibu hamil
yang memiliki riwayat melahirkan bayi prematur, riwayat
melahirkan dengan ketuban pecah lebih awal, pertumbuhan janin
yang lambat, memiliki penyakit jantung akut. Masa yang baik
untuk ikut senam hamil adalah ketika usia kehamilan telah
mencapai usia trimester ke tiga dan senam hamil bisa dilakukan 1
hingga 2 kali dalam seminggu.
2. MANFAAT SENAM IBU HAMIL
a. Dalam senam hamil akan dikenalkan dengan jenis pernafasan.
Jenis-jenis pernafasan yaitu pernafasan perut, pernafasan
diafragma, pernafasan dada. Ketiga macam pernafasan ini bisa
membantu proses selama melahirkan apabila dilatih dengan
baik.
b. Dengan senam hamil maka kita akan bisa mengetahui tentang
cara peregangan yang mana peregangan ini akan berfungsi
untuk mengatasi keluhan selama masa kehamilan. Keluhan
tersebut antara lain kram, rasa pegal dipinggang dan punggung,
rasa bengkak. Selain itu dengan senam hamil kita juga akan
mengetahui mengenai gerakan untuk membantu agar si bayi
bisa masuk ke posisi lahir yang baik.
c. Dengan senam hamil maka para bunda akan mengetahui posisi
yang benar pada waktu melahirkan bayi dan paham mengenai
urutan napas yang harus dilakukan pada waktu melahirkan agar
bisa membantu lancarnya proses persalinan.
d. Dalam senam hamil juga akan diajarkan mengenai relaksasi.
Relaksasi ini akan membantu para ibu hamil agar bisa DEEP

SLEEP. Mengingat ada beberapa para ibu hamil tidak bisa


tidur dengan nyenyak selama masa kehamilan.

Dengan

relaksasi ini tentunya akan membantu para ibu hamil agar bisa
tidur dengan nyenyak.
e. Menjalin tali silaturahim dengan para ibu hamil lainnya
sehingga bisa menambah pertemanan dan bisa saling tukar
pengalaman dan informasi.
3. LANGKAH-LANGKAH SENAM HAMIL
1. Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke depan dan
santai. Lakukan sebanyak mungkin dalam posisi sehari-hari
2. Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan jarak
antara kedua bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada
lantai dengan badan sejajar lantai. Lakukan gerakan ini:
Tundukkan kepala, lihat perut bagian bawah dan pinggang
diangkat sambil mengempiskan perut dan mengerutkan lubang
anus. Selanjutnya turunkan pinggang dengan mengangkat
kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan otot
dasar panggul. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali
3. Lakukan sikap merangkak dengan meletakkan kepala di antara
kedua tangan lalu menoleh ke samping kanan/kiri, selanjutnya
turunkan badan hingga dada menyentuh kasur dengan
menggeser siku sejauh mungkin ke samping. Bertahanlah pada
posisi tersebut selama 1 menit, kemudian tingkatkan menjadi 510 menit atau sesuai kekuatan ibu hamil
4. Berbaring miring ke kiri (lebih baik ke arah punggung bayi),
lutu kanan diletakkan di depan lutut kiri (ganjal dengan bantal).
Lengan kanan ditekuk di depan dan lengan kiri letakkkan di
belakang

5. Bernaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, bawah


kepala diberi bantal, demikian juga bawah perut agar perut
tidak menggantung. Tutup mata, tenang, atur nafas dengan
berirama.
6. Berbaring telentang, pegang kedua lutut dengan kedua tangan
dan rileks. Lakukan kegiatan berikut: Buka mulut secukupnya,
tarik nafas dalam semaksimal mungkin, ketupkan. Mengejanlah
seperti buang air besar, gerakan badan ke bawah dan ke depan.
Setelah tak dapat menahan lelah, kembali ke posisi awal.
Ulangi gerakan ini 3-4 kali dengan interval 2 menit

F. NILAI TERAPEUTIK DARI TERAPI AKTIVITAS


1. Pembinaan harapan
2. Universalitas
3. Altruism
4. Penyebaran informasi
5. Kelompok sebagai keluarga
6. Sosialisasi
7. Belajar berhubungan dengan pribadi lain
8. Kohesivitas
9. Katarsis dan Peniruan perilaku

G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM TERAPI


AKTIVITAS KELOMPOK
1. Memperkenalkan diri
Memperkenalkan diri pada TAK adalah tahap pertama pada proses
sebelum dimulainya kegiatan. Memperkenalkan diri penting agar proses
kegiatan berjalan mudah dan akrab yang juga mempengaruhi
keberhasilan dari tujuan kegiatan. Di dalam tahap ini, pelaksana
memperkenalkan diri dan tugas dari peran berkaitan dengan kegiatan,
menjelaskan tujuan kegiatan dan menjelakan aturan kegiatan hingga
akhir.
2. Tujuan kegiatan
Pada tahap ini, pelaksana menjelaskan tujuan dilakukannnya kegiatan
agar klien memahami manfaat untuk dirinya sehingga muncul rasa
percaya terhadap pelaksana juga dapat mempengaruhi kelancaran
kegiatan
3. Jenis kegiatan
Menjelaskan jenis-jenis kegiatan agar klien paham dan mengerti alur
kegiatan.
4. Contoh kegiatan
Memberikan salah satu contoh kegiatan kepada klien agar mendapatkan
gambaran dan sebagai pedoman dia dapat menerima aktivitas yang
diberikan
5. Kontrak

Melakukan kontrak sebelum kegiatan dilaksanakan antara klien dan


pelaksana .
6. Aturan main disepakati
Menyepakati aturan main agar di tengah kegiatan terdapat kekeliruhan
klien dapat memahami dan dapat menerima aturan main yang
disepakati sebelumnya.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap
kerja.Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi 1, dievaluasi kemampuan klien
menyampaikan,memilih,

dan

member

pendapat

tentang

topik

percakapan serta kemampuan non verbal


8. Reward jangan berlebihan

H. MODEL DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


1. Fokal konflik model
a. Mengatasi konflik yang tidak disadar
b. Terapis membantu kelompok memahami terapi
c. Digunakan bila ada perbedaan pendapat antar anggota kelompok
2. Communication modelv
a. Mengembangkan komunikasi: verbal, non verbal, terbuka
b. Pesan yang disampaikan dipahami orang lain

10

3. Model interpersonal
a. Terapis ekerja dengan individu dan kelompok
b. Anggota kelompok belajar dari interaksi antara anggota dan terapis
c. Melalui proses interaksi: tingkah laku dapat dikoreksi
4. Model psikodrama
a. Aplikasi dari bermain peran dalam kehidupan

I. TAHAPAN DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


Tahap tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase fase dalam
terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
a. Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi


leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan,
proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber
sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian
biaya dan keuangan.

b. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.

11

- Orientasi.

Anggota mulai mengembangkan system social masing masing, dan


leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.

- Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan


siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya
dan saling ketergantungan yang akan terjadi.

- Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai


menemukan siapa dirinya.

c. Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun,
kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai
dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang
kreatif.

d. Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok


mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

e. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.


1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.

12

2. Sebagai leader dan co leader


3. Sebagai fasilitator
4. Sebagai observer
5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaa

13

A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok fisik
Sesi 1 : Senam pada ibu hamil
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Peserta TAK mampu mempertahankan serta meningkatkan derajat
kesehatan dirinya, kesehatan janin serta memberikan pengetahuan yang
didapatkan kepada ibu hamil lainnya.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengikuti setiap gerakan-gerakan senam dengan
optimal yang berguna untuk kebugaran tubuh klien serta janin.
b. Klien dapat memahami gerakan senam serta fungsi setiap
gerakannya agar klien dapat melakukan senam di rumah atau di
lingkungan lainnya.
c. Klien memahami manfaat

senam,

sehingga

klien

dapat

memberikan informasi kepada ibu hamil lainnya.


C. LANDASAN TEORI
Adalah suatu keadaan yang ironis, bahwa masih kian tinggi angka
kematian ibu di masa hamilnya maupun di sekitar masa persalinannya,
padahal telah tersedia kian banyak bidan maupun tenaga kesehatan lainnya.
Para bidan itu ada yang dari lulusan sekolah bidan zaman dulu, dari akademi
kebidanan, ataupun bahkan sarjana kebidanan. Permasalahan ini jadi lebih
membingungkan lagi jika diingat pula kian banyaknya dokter umum maupun
spesialis dari sekian banyak fakultas kedokteran.
Klinik. Kehamilan pada hakikanya adalah suatu keadaan yang alami untuk
mempertahankan keberadaan manusia di alam ini. Kehamilan adalah suatu
rangkaian perubahan struktur dan fungsi tubuh sebagai akibat dari
pertumbuhan janin di dalam rahim, dari yang semula hanya berupa satu sel
telur yang telah dibuahi untuk tumbuh menjadi bayi yang seberat sekitar 3,5
kg di saat lahir. Pertumbuhan ini akan disertai perubahan pada si ibu untuk
melayani kebutuhan janin yang tumbuh itu, misalnya pertumbuhan Rahim
dan perkembangan payudara ibu untuk siap menyusui si bayi sesudah lahir.
Proses persalinan (baca: melahirkan) bukanlah proses yang sederhana,
walaupun ini juga alami; proses ini singkat tetapi tidak selalu mudah. Untuk

14

lancarnya semua itu si ibu perlu menjaga kesehatannya secara menyeluruh,


terrmasuk kecukupan gizinya maupun kesiapan tubuhnya, tanpa boleh
mengabaikan kesiapan jiwanya; kehamilan harus diterima sebagai amanah,
bukannya sebagai beban!
Diagnosa penyulit. Jika terjadi perubahan yang tidak wajar selama
kehamilan, sebaiknya ibu hamil selalu dalam pengawasan tenaga kesehatan.
Perubahan itu antara lain mual atau muntah yang berlebihan dan
berkelanjutan, berat badan naik berlebihan, kaki bengkak, pening yang
berlebihan ataupun tekanan darah naik sangat (keduanya ini harus dicurigai
sebagai keracunan kehamilan yang dapat mematikan), terjadi perdarahan
yang berulang ataupun terlalu banyak, mulas yang sering terjadi sebelum
saat kelahiran yang normal harus dianggap ancaman keguguran ataupun
persalinan sebelum waktunya. Namun demikian walaupun tidak terasa adanya
kelainan, ada baiknya ibu hamil juga lebih bersiap, yaitu dengan melakukan
senam ibu hamil Secara sederhana dapatlah disebutkan bahwa senam ibu
hamil itu akan bermanfaat antara lain mengurangi atau meringankan kelesuan,
sulit tidur, ketidaknyamanan, stress. Selain itu senam ibu hamil akan
membantu meningkatkan kebugaran yang secara tidak langsung akan
membantu kelancaran persalinan, mempercepat pemulihan pasca persalinan.
Secara lebih khusus senam ibu hamil akan mengurangi rasa sakit ketika
melahirkan (kontraksi rahim), menambah kekuatan otot terkait

saat

mengeluarkan bayi dari rahim. Mengendalikan berat badan selama hamil,


karena selama masa kehamilan berat badan pastinya akan terus mengalami
kenaikan sejalan dengan umur kehamilan; kenaikan ini tidak boleh berlebihan.
D. KLIEN
a. Kriteria
Klien yang sehat mental dan fisik
Klien yang umur kehamilannya trimester 2
Klien yang bersedia menerima aturan pada terapi yang diberikan
b. Proses seleksi
Berdasarkan observasi klien sehari-hari

15

Berdasarkan informasi dan diskusi dengan masyarakat di lingkungan

yang akan dilakukan terapi aktifitas kelompok


Hasil diskusi kelompok
Adanya kesepakatan dengan klien

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari / tanggal
: Senin, 22 Maret 2016
b. Jam
: 08.00-08.45 WIB
c. Acara
: 45 menit
Pembukaan
: 5 menit
Perkenalan pada klien : 2 menit
Perkenalan TAK
: 5 menit
Persiapan
: 10 menit
Permasalahan
: 20 menit
Penutup
: 3 menit
d. Tempat
: Di desa plandi, Jombang
e. Jumlah klien
: 6 orang
2. Tim terapis
a. Leader :
Bertugas :
Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
Menetapkan jalannya tata tertib
Menjelaskan tujuan diskusi
Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi
pada kelompok terapi diskusi tersebut .
Kontrak waktu
Menimpulkan hasil kegiatan
Menutup acara
b. Co leader
Bertugas :
Mendampingi leader jika terjadi bloking
Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
c. Observer
Bertugas :
Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai

akhir
Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok
Mengobservasi perilaku pasien

16

d. Fasilitator
Bertugas :
Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
Mendampingi peserta TAK
Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Anggota
Bertugas :
Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
3. Metode dan media
a. Metode
1. Rileksasi
2. Senam
b. Alat :
1. Layard an LCD untuk menampilkan video senam pada ibu hamil
2. Tape dan music
c. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam barisan yang telah
diitentukan 2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3. Ruangan nyaman dan tenang

17

Keterangan :
L
Co L
Obs
F
K

: leader
: co leader
: observer
: fasilitator
: klien

4. Pembagian Tugas
Leader
: Bayu hermansyah
Co Leader
: Wiliya Arum
Observer
: Try yuli anggara
Fasilitator
:
Elok astuti
Ida fitriyah
Winda ageng
Operator

Mushofa
Roni wijaya
Ali firdaus

5. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan kehamilan
trimester 2
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dan terapis pada klien
- perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama )
- menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan
b.
c.
-

nama )
Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan perkembangan status kesehatan kehamilan klien
Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bercakap-cakap tentang
hal positif dan manfaat.
Terapis menjelaskan aturan main berikut
1) Klien duduk di tempat yang telah disediakan oleh fasilitator

18

2) Klien mengikuti gerakan-gerakan yang diintrusikkan oleh


leader dan video
3) Lama kegiatan 45 menit
4) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta
memakai papan nama
LANGKAH-LANGKAH SENAM HAMIL
1.

Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke depan dan santai.

2.

Lakukan sebanyak mungkin dalam posisi sehari-hari


Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan jarak antara
kedua bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dengan
badan sejajar lantai. Lakukan gerakan ini: Tundukkan kepala, lihat
perut bagian bawah dan pinggang diangkat sambil mengempiskan
perut dan mengerutkan lubang anus. Selanjutnya turunkan pinggang
dengan mengangkat kepala sambil melemaskan otot-otot dinding

3.

perut dan otot dasar panggul. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali
Lakukan sikap merangkak dengan meletakkan kepala di antara kedua
tangan lalu menoleh ke samping kanan/kiri, selanjutnya turunkan
badan hingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh
mungkin ke samping. Bertahanlah pada posisi tersebut selama 1
menit, kemudian tingkatkan menjadi 5-10 menit atau sesuai kekuatan

4.

ibu hamil
Berbaring miring ke kiri (lebih baik ke arah punggung bayi), lutu
kanan diletakkan di depan lutut kiri (ganjal dengan bantal). Lengan

5.

kanan ditekuk di depan dan lengan kiri letakkkan di belakang


Bernaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, bawah
kepala diberi bantal, demikian juga bawah perut agar perut tidak

6.

menggantung. Tutup mata, tenang, atur nafas dengan berirama.


Berbaring telentang, pegang kedua lutut dengan kedua tangan dan
rileks. Lakukan kegiatan berikut: Buka mulut secukupnya, tarik nafas
dalam semaksimal mungkin, ketupkan. Mengejanlah seperti buang air
besar, gerakan badan ke bawah dan ke depan. Setelah tak dapat

19

menahan lelah, kembali ke posisi awal. Ulangi gerakan ini 3-4 kali
dengan interval 2 menit

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian kepada kelompok
b. Tindak lanjut
- Terapis meminta klien supaya dapat melakukan aktifitas di rumah
maupun di lingkungan lainnya
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan ssat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK fisik senam pada ibu hamil Sesi 1,
kemampuan klien yang diharapkan mampu mempertahankan serta
meningkatkan derajat kesehatan dirinya, kesehatan janin serta
memberikan pengetahuan yang didapatkan kepada ibu hamil
lainnya.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi
1, TAK senam ibu hamil, klien mampu mengikuti gerakan
gerakan senam dan memahami setiap manfaat dari gerakannya.

20

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas disimpulkan bahwa, Terapi Aktifitas
Kelompok sangat dibutuhkan bagi ibu hamil karena dapat mempertahankan
kemampuan stimulasi persepsi lansia, mempertahankan kemampuan
stimulasi sensori lansia, mempertahankan kemampuan orientasi realitas
lansia dan mempertahankan kemampuan sosialisasi lansia.
Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok bagi lansia yaitu agar anggota
kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya oleh anggota
kelompok yang lain, membantu anggota kelompok berhubungan dengan

21

yang lain, serta merubah perilaku yang destruktif dan mal adaptif dan
Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu sama
lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
B. SARAN
1. Institusi Pendidikan
Diharapkan Institusi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan
dan pengajaran dibidang keperawatan gerontik, agar mahasiswa profesi
lebih terarah dalam melaksanakan asuhan keperawatan gerontik
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa yang akan melaksanakan praktek
keperawatan gerontik telah mempersiapkan diri secara kognitif dengan
penguasaan konsep asuhan keperawatan gerontik yang lebih matang
sehingga tidak banyak mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan
asuhan keperawatan dilapangan /lahan praktek.
Harus dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya pada saat
tidak berinteraksi dengan klien, untuk melengkapi dokumentasi asuhan
keperawatan serta datang dan pulang tepat waktu.

22

DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna.2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :
EGC
Keliat, Budi Anna. 2007. Model Praktik Keperawatan kelompok. Jakarta : EGC
Purwaningsih, wahyu dan Ina Karlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Jogjakarta : NUHA MEDIKA
Riyadi, Sujono.2009. Asuhan Keperawatan kelompok Yogyakarta : Graha Ilmu

23

Anda mungkin juga menyukai