Pendidikan Kesehatan Tentang Hepatitis Pada Keluarga Pasien Di Ruang Adenium RSD DR
Pendidikan Kesehatan Tentang Hepatitis Pada Keluarga Pasien Di Ruang Adenium RSD DR
OLEH:
KELOMPOK 1
OLEH:
1. Dwi Nida Dzusturia, S. Kep. NIM 122311101045
2. M Tutus Prasetyo, S.Kep
NIM 122311101071
3. Nur Fajar Islamiyah, S.Kep NIM 142311101158
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................... 2
BAB 2. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN .................................. 3
2.1 Realisasi Pelaksanaan Tindakan .............................................. 3
2.2 Khalayak Sasaran....................................................................... 3
2.3 Metode yang Digunakan ........................................................... 3
BAB 3. HASIL DAN EVALUASI..................................................................
BAB 4. PENUTUP..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 4
LAMPIRAN.................................................................................................... 5
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hepatitis telah menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh pola makan, kebiasaan
merokok, gaya hidup tidak sehat, penggunaan obat-obatan, bahkan tingkat ekonomi dan
pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu
kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain
infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan, alkohol, maupun parasit. Hepatitis juga
merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian serius di Indonesia, terlebih dengan
jumlah penduduk yang besar serta kompleksitas yang terkait. Selain itu meningkatnya kasus
obesitas, diabetes melitus, dan hiperlipidemia, membawa konsekuensi bagi komplikasi hati, salah
satunya hepatitis (Wening Sari, 2008). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus
disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Bar, 2002).
Hepatitis telah menjadi masalah global. Saat ini diperkirakan 400 juta orang di dunia
terinfeksi penyakit hepatitis B kronis, bahkan sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena
penyakit tersebut. Hepatitis menjadi masalah penting di Indonesia yang merupakan jumlah
penduduk keempat terbesar di dunia (Wening Sari, 2008). Menurut Badan Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 2011 dalam Anna (2011) menyebutkan, hingga saat ini sekitar dua miliar orang
terinfeksi virus hepatitis B di seluruh dunia dan 350 juta orang di antaranya berlanjut jadi infeksi
hepatitis B kronis. Diperkirakan, 600.000 orang meninggal dunia per tahun karena penyakit
tersebut. Angka kejadian infeksi hepatitis B kronis di Indonesia diperkirakan mencapai 5-10
persen dari jumlah penduduk. Hepatitis B termasuk pembunuh diam-diam karena banyak orang
yang tidak tahu dirinya terinfeksi sehingga terlambat ditangani dan terinfeksi seumur hidup.
Kebanyakan kasus infeksi hepatitis B bisa sembuh dalam waktu enam bulan, tetapi sekitar 10
persen infeksi bisa berkembang menjadi infeksi kronis. Infeksi kronis pada hati bisa
menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan ikat pada hati sehingga hati berbenjol-benjol dan
fungsi hati terganggu dan dalam jangka panjang penderitanya bisa terkena sirosis serta kanker
hati.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007), prevalensi nasional hepatitis klinis
sebesar 0,6 persen. Sebanyak 13 provinsi di Indonesia memiliki prevalensi di atas nasional.
Kasus penderita hepatitis tertinggi di provinsi Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur
(NTT). Penyakit hepatitis kronik menduduki urutan kedua berdasarkan penyebab kematian pada
golongan semua umur dari kelompok penyakit menular. Rata-rata penderita hepatitis antara
umur 15 44 tahun untuk di pedesaan. Penyakit hati ini menduduki urutan pertama sebagai
penyebab kematian. Sedangkan di daerah perkotaan menduduki urutan ketiga, kata Menteri
Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam peringatan di RS Dr Sardjito Yogyakarta.
Indonesia telah mengusulkan kepada WHO agar hepatitis menjadi isu dunia dengan
menetapkannya sebagai resolusi World Health Assembly (WHA) tentang viral hepatitis. Usulan
tersebut diterima WHO untuk dibahas dalam sidang WHA atau majelis kesehatan sedunia ke-63
pada bulan Mei 2010 yang menetapkan tanggal 28 Juli sebagai harihepatitis sedunia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan maka rumusan masalah pada laporan kasus ini
adalah Bagaimana Pengaruh pendidikan kesehatan tentang Hepatitis terhadap pengetahuan
keluarga dan pasien di ruang rawat inap Adenium RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diperolehnya pengetahuan atau gambaran keluarga serta pasien terhadap pendidikan kesehatan
tentang Hepatitis terhadap pengetahuan keluarga dan pasien di ruang rawat inap Adenium RSD
dr. Soebandi Kabupaten Jember.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan
keluarga dan pasien mampu :
a. Mengetahui konsep penyakit hepatitis
b. Menerapkan pola hidup sehat saat di rumah.
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Mampu menjadi referensi dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien Hepatitis Akut,
sesuai dengan standart keperawatan professional dan menjadi bahan penggembangan dalam
memberikan pelayanan keperawatan professional yang komprehensif.
21.4.3 Keluarga dan pasien
Pasien dapat mengetahui tentang penyakit yang diderita dan keluarga dapat mengetahui cara
penanganan pasien gangguan sistem pencernaan: hepatitis.
1.4.3 Institusi
Dapat digunakan sebagai informasi dan pembelajaran bagi institusi untuk pengembangan mutu
dimasa yang datang.
1.4.4 Bagi Rumah Sakit
Pendidikan kesehatan yang dilakukan di Ruang Rawat Inap Adenium RSD dr. Soebandi
diharapkan dapat mengembalikan derajat kesehatan pasien dan memberikan perawatan yang
maksimal pada pasien.
Target
: Pasien dan keluarga pasien di ruang rawat inap Adenium RSD dr.
Soebandi Jember
Media
Pukul
Tempat
Peserta
: 3 orang
Susunan Acara
No.
Acara
Waktu
1.
Persiapan
9.00-9.05 WIB
2.
Pembukaan
9.05-9.08 WIB
3.
9.08-9.15WIB
4.
9.15-9.30 WIB
Pengorganisasian
Penanggung jawab
: M Tutus Prasetyo
Moderator
Penyaji
Fasilitator
: M Tutus Prasetyo
Sie. Dokumentasi
BERITA ACARA
Pada hari ini, Kamis 20 Oktober 2016 jam 10.00 s/d 10.30 WIB bertempat di ruang rawat inap
Adenium RSD. dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang
Hepatitis oleh Mahasiswa Profesi angkatan XVII PSIK Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
oleh .. orang (daftar hadir terlampir).
NIP.
NAMA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
ALAMAT
TANDA TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jember, Oktober 2016
Mengetahui,
Lampiran 4 : Materi
1. Pengertian
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis terdapat 4 jenis,
yaitu Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis E. Diantara keempat Hepatitis tersebut
yang paling berbahaya adalah Hepatitis virus B, karena virus ini intinya dapat menyatu
denagn inti sel hati dan hal itu memungkinkan terjadinya keganasan atau kanker hati
dikemudian hari (Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, 1995, 191).
Penyakit radang hati akut karena infeksi oleh virus hepototropik. Hepatitis viral memberi
suatu spectrum tanda-tanda klinis dan manifestasi laboratorium yang luas. Ini dapat berkisar,
menurut parahnya penyakit, dari penyakit yang tidak jelas (inapperent), infeksi yangh
asimtomatik, sampai penyakit yang fulminan, yang dapat menyebabkan kematian dalam
beberapa hari saja.kebanyakan pasien hepatitis viral menunjukkan pola penyakit yang khas.
Pola yang tidak khas (atypical pattern) ditemukan pada sebagian yang kecil saja.
Pada umumnya, hepatitis tipe A dan B tipe C mempunyai perjalanan klinis yang sama.
Hepatitis tipe B dan C cenderung lebih parah perjalananya dan sering dihubungkan dengan
sindrom yang mirip serum-sickness.
2. Jenis
a. Hepatitis A
Hepatitis A adalah jenis peradangan hati yang disebabkan oleh suatu virus RNA dari famili
enterovirus. Masa inkubasi penyakit ini adalah 30 hari. Penularannya dapat melalui
makanan atau minuman yang terkontaminasi feses pasiaen. Saat ini sudah ada vaksin
hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama sedangkan
untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu
narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan resiko tinggi tertular
hepatitis A.
Sering kali infeksi hepatitis A pada anak tidak menimbulkan gejala sedangkan pada orang
dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata
kuning, dan hilangnya nafsu makan.
b. Hepatitis B
Hepatitis B adalah salah satu peradangan hati yang disebabkan oleh suatu virus hepatitis B.
Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar melalui kontak dalam darah, air mani dan
cairan vagina yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat. Hepatitis B merupakan
penyakit yang dapat berjalan akut maupun kronik. Sebagian penderita hepatitis B akan
sembuh secara sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal
transfusi darah. Gejala hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (koinfeksi) atau amat progresif.
e. Hepatitis E
Gejala hepatitis ini mirip dengan hepatitis A, demam, pegel linu, lelah, hilang nafsu makan
dan sakit perut. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya (self-limited), kecuali bila
terjadi pada kehamilan. Penularannya melalui kontaminasi feses.
f. Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F
merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
g. Hepatitis G
Gejalanya serupa denga penyakit hepatitis C, sering kali infeksi bersamaan dengan
hepatitis B dan / C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun kronik. Penularannya
melalui transfusi darah jarum suntik.
3. Faktor Resiko
Menurut Joyce M Black, tahun. 1993 : 1701 menyatakan bahwa faktor resiko
terjadinya Hepatitis A adalah :
a. Kontak feces, kontaminasi sampah.
Karena feces klien yang terinfeksi Hepatitis A mengandung virus sebelum terjadi
manisfestasi
b. Orang yang berkerja dengan hewan yang diimpor dari negara yang endemik Hepatitis A
c. Individu yang suka akan makanan jenis kerang-kerangan mentah dimana airnya telah
terkontaminasi.
4. Etiologi
Menurut Joyce M. Black tahun 1993, 1700 menyatakan bahwa etiologi Hepatitis A adalah :
a. Virus RNA dari golongan enterovirus (HAV).
b. Penyebab endemik meliputi air, susu, dan makanan yang terinfeksi khususnya jenis
kerang-kerangan mentah dari air yang terkontaminasi.
5. Manifestasi Klinik
a.
Stadium Praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas, urin menjadi lebih
coklat
b.
Stadium Ikterik, berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah
anoreksia, dan muntah. Hati membesar dan nyeri tekan. Tinja mungkin berwarna kelabu
atau kuning muda. Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu
masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya
merasa tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia dan nausea dan
kemudian ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang bertambah pada
tiap guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna urin bertambah gelap dan warna tinja
menjadi gelap, keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala :
panas badan menghilang, mungkin timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu
masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan
nafsu makan pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat
berlangsung selama beberapa minggu.
c.
Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal
lagi.Penyembuhan pada ank-anak lebih cepat lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada
akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
6. Penegakkan Diagnosa
a. Pemerikasaan laboratorium untuk deteksi hepatitis.
Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis dilakukan untuk
memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis dan menilai fungsi organ hati
(liver). Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologi
dan tes biokimia hati.
b. Tes serologi adalah pemeriksaan kadar antigen maupun antibodi terhadap virus penyebab
hepatitis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis virus penyebab hepatitis.
c. Tes biokimia hati adalah pemeriksaan sejumlah parameter zat-zat kimia maupun enzim
yang dihasilkan jaringan hati (liver). Dari tes biokimia hati inilah dapat diketahui derajat
keparahan atau kerusakan sel dan selanjutnya fungsi organ hati (liver) dapat
dinilai.Beberapa jenis parameter biokimia yang diperiksa adalah AST (aspartat
aminotransferase), ALT (alanin aminotransferase), alkalin fosfate, bilirubin, albumin dan
waktu protrombin. Pemeriksaan ini biasa dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi
perkembangan penyakit maupun perbaikan sel dan jaringan hati (liver).
d. Pemeriksaan HbsAg. Yakni untuk mendeteksi adanya antigen virus dalam tubuh, sebagai
penanda awal terjadinya infeksi Hepatitis B.
e. Pemeriksaan antiHBs. Untuk mendeteksi adanya kekebalan atau antibodi terhadap virus
Hepatitis B.
f. Pemeriksaan IgM antiHBc. Untuk mendeteksi antibodi terhadap HbcAg. (penanda pernah
terinfeksi hepatitis B).
g. Pemeriksaan HbeAg dan Anti Hbe. Untuk mendeteksi apakah sedang terjadi replikasi virus
aktif atau tidak dalam tubuh penderita.
h. Pemeriksaan HBV DNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar proses replikasi
virus sedang terjadi di dalam tubuh. Tetapi hanya dilakukan bila penderita terinfeksi
Hepatitis B, sehingga dapat ditemukan pada tipe mutant.
i. Pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk melacak hepatitis virus C antara lain
dengan;
1) Anti HCV. Untuk mengetahui apakah penderita terpapar Hepatitis C.
2) HCV RNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar aktifitas Virus Hepatitis C.
Saat ini, hasil pemeriksaan immunologi untuk deteksi hepatitis virus tersebut selain
HBV DNA dan HCV RNA, dapat diketahui segera (One Day Sevice/sehari jadi).
Perkembangan di bidang diagnostika laboratorium tersebut, tentunya akan mempercepat
penanganan oleh dokter, sehingga dapat diambil langkah-langkah yang tepat bagi
penderita Hepatitis A, B maupun C
7. Patofisiologi
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa sampai
ke hati. di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan terjadi kerusakan
sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT). akibat kerusakan ini
maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasii bilirubin sehingga terjadi disfungsi
hepatosit dan mengakibatkan ikterik. peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan
suhu tubuh sehingga timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia). salah satu fungsi hati
adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk berlebihan atau tubuh
mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri dengan
berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang
berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang
berdampak pada keracunan secara lambat dan juga merupakan hepatitis non-virus. H2O2
juga dihasilkan melalui pemasukan alkohol yang banyak dalam waktu yang relatif lama, ini
biasanya terjadi pada alkoholik. Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermeabilitas sehingga terjadi pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba /
palpasi hati. Nyeri tekan dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak.
Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut. Klasifikasi
hepatitis viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis yang tak khas
(asimtomatik), hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik dan hepatitis
viral ikterik. Hepatitis virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu hepatitis
kronik persisten, hepatitis kronik lobular, dan hepatitis kronik aktif.
Virus hepatitis A mempunyai masa inkubasi singkat/hepatitis infeksiosa, panas badan
(pireksia) didapatkan paling sering pada hepatitis A. Hepatitis tipe B mempunyai masa
inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis serum. Hepatitis akibat obat dan toksin dapat
digolongkan ke dalam empat bagian yaitu: hepatotoksin-hepatotoksin direk, hepatotoksinhepatotoksin indirec, reaksi hipersensitivitas terhadap obat, dan idiosinkrasi metabolik.
8. Penatalaksanaan
Pasien dirawat bila :
a. Dehidrasi berat dengan kesulitan masukkan peroral.
b. Kadar SGPT SGOT > 10 X nilai normal. (Nilai normal SGOT adalah 3-45 u/L,
sedangkan nilai normal SGPT adalah 0-35 u/L)