Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hipertensi adalah salah satu jenis penyakit pembunuh paling dasyat di dunia
saat ini. Tekanan darah tinggi atau biasa dikenal dengan istilah Hipertensi berperan
besar dalam perkembangan penyakit jantung yang merupakan penyebab utama
kematian di seluruh dunia. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke,
serangan jantung, gagal jantung, aneurisma arteri, penyakit arteri perifer, dan
penyebab penyakit ginjal kronik.
Penyakit hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk
di negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi
merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan
darah diatas normal, yaitu 140/90 mmHg.(Endang Triyanto, 2014)
Dalam perjalanannya, Hipertensi dapat mengakibatkan gangguan pada
jantung, otak, ginjal, dan mata melalui dua mekanisme yang berhubungan yaitu efek
dari peningkatan tekanan arteri (pada struktur dan fungsi jantung dan arteri) dan efek
dalam percepatan perkembangan aterosklerosis. Dalam kurun 20 tahun terakhir, angka
kematian karena serangan jantung dan stroke yang disebabkan oleh Hipertensi
mengalami penurunan. Akan tetapi, dua efek Hipertensi lainnya yaitu gagal jantung
dan penyakit ginjal kronis justru meningkat. (Pickering dalam Anggraini 2010).
Di dunia, hampir 1 miliar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita
Hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ
tubuh. Setiap tahun Hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per
tahun) disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal. Di negara
berkembang Penyakit yang menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang
ada di Indonesia maupun di beberapa berkembang lainnya ada di dunia. Diperkirakan
sekitar 80 % kenaikan kasus Hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025
dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus
di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita Hipertensi saat ini dan
pertambahan penduduk saat ini. (Zamhir, 2006)
Dari 33 Provisnsi di Indonesia terdapat 8 propinsi yang kasus penderita
Hipertensi melebihi rata - rata nasional yaitu : Sulawesi Selatan (27%), Sumatera
Barat (27%), Jawa Barat (26%), Jawa Timur (25%), Sumatera Utara 24%, Sumatera
Selatan (24%), Riau (23%), dan Kalimantan timur (22%). sedangkan dalam

perbandingan kota di Indonesia kasus Hipertensi cenderung tinggi pada daerah urban
seperti : Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar yang mencapai 30
34%. (Zamhir, 2006).
Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya ( 50 juta jiwa) menderita
tekanan darah tinggi ( 140/90 mmHg), dengan presentase biaya kesehatan cukup
tinggi setiap tahunnya. Menurut National Health and Nutrion Examinationn Survey
(NHNES), insiden hipertensi pada orang dewasa di Amerika tahun 2010-2012 adalah
sekitar 39-51%, yang berarti bahwa terdapat 58-65 juta orang menderita hipertensi,
dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES III. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus hipertensi,
diperkirakan menjadi 1,5 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria
(29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama dinegara negara
berkembang. (Endang Triyanto, 2014)
Prevalesi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi usia 18 tahun
ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi mengalami komplikasi stroke.
Sedangkan sisanya mengalami penyakit jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.
Hipertensi sebagai penyebab kematian ke-3 setelah stroke dan tubercolusis,
jumlahnya 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.
(Riskesdes,2010)
Hipertensi dapat terjadi pada siapa pun, baik pria maupun wanita pada segala
umur. Resiko terkena hipertensi ini akan semakin mingkakat pada usia 50 tahun ke
atas. Hampir 90% kasus hipertensi tidak diketahui penyebab sebenarnya. Bahkan,
pada sebagian besar kasus hipertensi tidak memberikan gejala (asistomatis).(Susilo
dan Wulandari, 2011)
Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol
(seprti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti ,
kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Penderita
hipertensi yang sangat heterogen membuktikan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik,
diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai subkelompok beresiko di dalam
masyarakat. Hal tersebut juga berarti bahwahipertensi dipengaruhi oleh faktor resiko
ganda, baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormon, dan genetik,
maupun yang bersifat eksogen seperti rokok, nutrisi dan stresor.
Adanya peningkatan kejadian hipertensi, secara teori tidak terlepas dari faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, sehingga di perlukan upaya analisis

lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Hal
inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan tekanan darah di Puskesmas Pacar Keling Surabaya
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah :
faktor dominan yang menyebabkan peningkatan tekanan darah pada klien hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Pacar Keling Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor dominan penyebab peningkatan tekakan darah
tinggi pada klien dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pacar Keling
Surabaya
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi

kekambuhan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Pacar Keling Surabaya


2. Menganalisa faktor yang mengakibatkan kekambuhan hipertensi di
wilayah kerja puskesmas pacar keling surabaya
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit

hipertensi

yang

1.4.2

dihubungkan dengan kunjungan dan untuk penelitian selanjutnya.


Bagi Tempat Penelitian
Dapat digunakan sebagai bahan masukkan merawat dan menangani klien

1.4.3

hipertensi
Bagi perkembangan ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan tentang
pemberian pengetahuan dalam pelayanan kesehatan yang optimal

Anda mungkin juga menyukai