Anda di halaman 1dari 11

Air Limbah

Assalamualaikum Wr. Wb.


Kami
Audi Arga Pewira Nagariagam S. ( 163800013)
M. Ariq Alwan Winata (163800022)
Pengertian Air Limbah

• Berdasarkan PPNo. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai 


sisa/buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia.
• Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering
kali dibuang ke lingkungan, sementara jumlah limbah yang dihasilkan terus
meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta
perekonomian. Ketika mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu,limbah yang
dibuang kelingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
• Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta
bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.
Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu:

• 1) Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan darri perumahan (rumah
tangga), bangunan, perdagangan, perkantoran, dan sarana jenis. Contoh : Air detergen sisa cucian, air sabun,
dan air tinja.
• 2) Limbah cair industri (Industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh: air sisa cucian
daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan dari industri
tekstil.
• 3) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang
memasukisaluran pembuangan limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan dari permukan.
• 4) Air Hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas permukaan tanah. Aliran
air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga
dapat disebut limbah cair.
Kasus 1
• Pemerintah Kota Ambon telah menetapkan kawasan Benteng menjadi
kawasan kumuh kota, sehingga perbaikan sarana baik jalan, air bersih, air
limbah, drainase dan persampahan di daerah benteng akan mendapat
prioritas untuk pembangunan. Salah satunya adalah pembangunan sarana
pengolahan air limbah domestik. Kondisi saat ini di daerah benteng,
pembuangan air limbah rumah tangga yang dari kamar mandi dan dapur
(grey water) langsung dibuang melalui saluran drainase yang ada disekitar
rumah sedangkan yang berasal dari kloset (WC) diarahkan ke septictank
yang ada.
Kasus 2
• Pencemaran air di Jawa Tengah sebagian disebabkan oleh pencemaran
limbah industri. Kota Pekalongan sebagai salah satu penghasil batik di
Indonesia mengalami pencemaran sungai yang cukup parah.
Meningkatnya permintaan produksi batik dari masyarakat mendorong
pengusaha industri batik di kota Pekalongan untuk meningkatkan produksi
batiknya. Banyaknya permintaan produksi batik berarti semakin banyak
pula limbah yang dihasilkan. Hal ini menimbulkan permasalahan yang
kompleks bagi lingkungan sekitar.
Permasalahan

Kota Ambon Kota Pekalongan


• Terbatasnya sarana infrastruktur pengolahan limbah • Kapasitas IPAL yang tidak mencukupi
domestik
• Minimnya jumlah anggaran dari pemerintah
• Belum adanya UPTD Air Limbah
• Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang di miliki
• Belum adanya peraturan Daerah mengenai pengolaan air BLH
limbah
• Penggunaan bahan pewarna sintesis dalam pembuatan
• Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga limbah
lingkungan
• Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pencemaran
• Terbatasnya mobil layanan penyedotan lumpur tinja dan lingkungan
belum optimalnya pengoperasian IPLT limbah di kota
ambon
Pembahasan dan • Membentuk peraturan daerah regulasi mengenai
penyelesaian masalah kota pengendalian pencemaran air limbah agar semua pihak baik
masyarakat maupun industri di kota ambon dapat mengerti
Ambon hal – hal apa saja yang harus di perhatikan dalam menjaga
lingkungan terutama dalam mengendalikan pencemaran
Dalam menyelesaikan permasalahan di kota limbah yang di hasilkan suatu industri atau masyarakat
ambon ini langkah – langkah yang dapat umum.
diambil adalah : • Dalam mewujudkan masyarakat yang mengerti dan sadar
• Sarana prasarana harus sesuai dengan akan pentingnya menjaga lingkungan maka pihak Badan
kebutuhan jadi dalam pemilihan Lingkungan Hidup Kota Ambon harus membuat agenda
teknologi harus berdasarkan aspek yaitu sosialisasi berkala kepada masyarakat ambon tentang
teknis dan aspek ekonomis bagaimana cara dan manfaat bila kita menjaga lingkungan
sekitar dengan baik.
• Membentuk UPTD limbah yang
Bertanggung jawab dalam menangani
menejemen limbah di kota ambon agar
sarana dan prasarana yang telah di buat
dapat beroperasional secara efektif.
Pembahasan dan
• Langkah Prefentif yang merupakan tindakan pengendalian
penyelesaian masalah kota sosial untuk mencegah, dalam hal ini strategi penanganan
Pekalongan limbah industri batik yang dilakukan adalah dengan
melakukan penyampaian pesan moral atau sosialisasi yang
dilakukan oleh tokoh masyarakat yang ditujukan kepada
• Dalam menyelesaikan masalah yang pelaku industri batik serta melakukan edukasi batik ramah
ada di kota Pekalongan ini pihak Badan lingkungan yaitu dengan menggunakan bahan pewarna alam
Lingkungan Hidup Kota Pekalongan bukan sintesis.
memiliki 2 langkah penyelesaian yaitu :
• Langkah Represif yaitu pengendalian sosial yang dilakukan
setelah pelanggaran terjadi, maksudnya adalah tindakan atau
langkah mengatasi setelah terjadinya masalah pencemaran
limbah batik.
Kesimpulan

• Kesimpulan yang dapat diambil dari studi kasus ini yaitu:


• Kelurahan Benteng, Kecamatan Nusaniwe merupakan daerah kumuh yang
menjadi prioritas penganganan dari pemerintah kota Ambon.
• Sistem pengolahan yang akan digunakan adalah sistem pengolahan secara
anaerobik dikarenakan biaya operasional dan maintenance relatif rendah.
• Untuk kawasan benteng ini alternatif yang diusulkan adalah sistem
pengolahan menggunakan ABR (Anaerobic Baffle Reactor ) dan Anaerobic
Upflow Filter.
Kesimpulan

a. Adanya PERDA/kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan limbah


b. b. Kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang sudah bagus c. Adanya
APBD dari pemerintah d. Peran organisasi masyarakat peduli lingkungan
e. Intervensi politik yang dilakukan oleh anggota dewan (DPR) f.
Sosialisasi clean production

Anda mungkin juga menyukai