• 1) Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan darri perumahan (rumah
tangga), bangunan, perdagangan, perkantoran, dan sarana jenis. Contoh : Air detergen sisa cucian, air sabun,
dan air tinja.
• 2) Limbah cair industri (Industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh: air sisa cucian
daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan dari industri
tekstil.
• 3) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang
memasukisaluran pembuangan limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan dari permukan.
• 4) Air Hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas permukaan tanah. Aliran
air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga
dapat disebut limbah cair.
Kasus 1
• Pemerintah Kota Ambon telah menetapkan kawasan Benteng menjadi
kawasan kumuh kota, sehingga perbaikan sarana baik jalan, air bersih, air
limbah, drainase dan persampahan di daerah benteng akan mendapat
prioritas untuk pembangunan. Salah satunya adalah pembangunan sarana
pengolahan air limbah domestik. Kondisi saat ini di daerah benteng,
pembuangan air limbah rumah tangga yang dari kamar mandi dan dapur
(grey water) langsung dibuang melalui saluran drainase yang ada disekitar
rumah sedangkan yang berasal dari kloset (WC) diarahkan ke septictank
yang ada.
Kasus 2
• Pencemaran air di Jawa Tengah sebagian disebabkan oleh pencemaran
limbah industri. Kota Pekalongan sebagai salah satu penghasil batik di
Indonesia mengalami pencemaran sungai yang cukup parah.
Meningkatnya permintaan produksi batik dari masyarakat mendorong
pengusaha industri batik di kota Pekalongan untuk meningkatkan produksi
batiknya. Banyaknya permintaan produksi batik berarti semakin banyak
pula limbah yang dihasilkan. Hal ini menimbulkan permasalahan yang
kompleks bagi lingkungan sekitar.
Permasalahan