Pneumothorax N Picture
Pneumothorax N Picture
Definisi Pneumothorax
Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar paru
yang menyebabkan paru untuk mengempis.
Tipe-Tipe Pneumothorax
Spontaneous pneumothorax, juga dirujuk sebagai primary pneumothorax, terjadi
pada ketidakhadiran dari luka trauma pada dada atau penyakit paru yang diketahui.
Secondary (juga diistilahkan yang menyulitkan) pneumothorax terjadi sebagai
akibat dari kondisi yang mendasarinya.
Penyebab Pneumothorax
Spontaneous pneumothorax disebabkan oleh pecahnya kista (cyst) atau kantong kecil
(bleb) pada permukaan paru. Pneumothorax mungkin juga terjadi setelah luka pada
dinding dada seperti tulang rusuk yang patah, luka yang menembus apa saja
(tembakan senapan atau tusukan), invasi operasi dari dada, atau yang diinduksi
dengan bebas dalam rangka untuk mengempiskan paru. Pneumothorax dapat juga
berkembang sebagai akibat dari penyakit-penyakit paru yang mendasarinya, termasuk
cystic fibrosis, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), kanker paru, asma,
dan infeksi-infeksi dari paru-paru.
perasaan-perasaan sesak di dada. Napas yang pendek, denyut jantung yang cepat,
napas yang cepat, batuk, dan kelelahan adalah gejala-gejala lain dari pneumothorax.
Kulit mungkin mengembangkan suatu warna kebiruan (diistilahkan cyanosis)
disebabkan oleh pengurangan dalam tingkat-tingkat oksigen darah.
Mendiagnosisi
Pneumothorax
Pemeriksaan dada dengan sebuah stethoscope mengungkapkan suara-suara
pernapasan yang berkurang atau tidak hadir diatas paru yang terpengaruh. Diagnosis
dikonfirmasikan oleh x-ray dada.
Pneumothoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura yang diagnosis diyakinkan
dengan pemerikasaan sinar tembus dada(1). Dimana diagnosis pneumothoraks
tergantung kepada garis yang dibentuk pleura pada tepi paru-paru yang memisahkan
dengan dinding dada, mediastinum atau diafragma oleh udara, dan juga tidak adanya
bayangan diluar garis ini(5).
Pneumothorax berhubungan dengan berbagai macam kelainan paru meliputi
emfisema, trauma, tuberculosis(5).
2.1 Definisi
Pneumothoraks adalah keadaan dimana terdapat udara atau gas dalam rongga pleura.
Dalam keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa
mengembang terhadap rongga thoraks.(1)
Pneumothoraks Terbuka: Jika udara dapat keluar masuk dengan bebas rongga pleura
selama proses respirasi
Pneumothoraks Tertutup: Jika tidak ada pergerakan udara.
Pneumothoraks Valvular: Jika udara dapat masuk kedalam paru pada proses inspirasi
tetapi tidak dapat keluar paru ketika proses ekspirasi. Akibat hal ini dapat terjadi
peningkatan tekanan intrapleural. Karena tekanan intrapleural meningkat maka dapat
terjadi tension pneumothoraks.
2.2. Gejala Klinis
Adanya keluhan-keluhan dan gejala-gejala klinis pneumothoraks amat tergantung
pada besarnya lesi pneumothoraks dan ada tidaknya komplikasi penyakit paru.
Beberapa pasien menunjukkan keadaan asimtomatik dan kelainan hanya dapat
ditemukan pada pemeriksaaan foto dada rutin. Pada beberapa kasus, pneumothoraks
terluput dari pengamatan(1).
Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit yang tiba-tiba dan bersifat unilateral serta
diikuti sesak nafas. Kelainan ini ditemukan pada 80-90% kasus. Gejala-gejala ini
lebih mudah ditemukan bila penderita melakukan aktivitas berat. Tetapi pada sebagian
kasus, gejala-gejala masih gampang ditemukan pada aktivitas biasa atau waktu
istirahat(1).
Rasa sakit tidak selalu timbul. Rasa sakit ini bisa menghemat atau menetap bila terjadi
perlengketan antara pleura viseralis dan pleura parietalis. Suatu waktu perlengketan
ini bisa sobek pada tekanan kuat dari pneumothoraks, sehingga terjadi perdarahan
intrapleura (hemato-pneumothoraks)(1).
Kadang-kadang gejala klinis dapat ditemukan walaupun kelainan pneumothoraksnya
sedikit, misalnya perkusi yang hipersonor, fremitus yang melemah sampai
menghilang, suara nafas yang melemah sampai menghilang pada sisi yang sakit(1).
Pada lesi yang lebih besar atau pada tension pneumothoraks, trakea dan mediastinum
dapat terdorong kesisi kontralateral. Diafragma tertekam ke bawah, gerakan
pernafasan tertinggal pada sisi yang sakit. Fungsi respirasi menurun, terjadi
hipoksemia arterial dan curah jantung menurun(1).
Kebanyakan pneumothoraks terjadi pada sisi kanan (53%), sedangkan sisi kiri (45%)
dan bilateral hanya 2 %. Hampir 25 % dari pneumothoraks spontan berkembang
menjadi hidropneumothoraks(1).
Keluhan Subyektif : (1,7)
1. Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada sisi paru terkena khususnya pada saat bernafas
dalam atau batuk.
2. Sesak, dapat samapai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam, apabila sebagian
paru yang kolaps sudah mengembang kemabli
Jika pneumothoraks luas, akan menekan jaringan paru kearah hilus atau paru menjadi
kuncup/kolaps di daerah hilus dan mendorong mediastinum ke arah kontralateral.
Selain itu sela iga menjadi lebih lebar(2). Udara dalam ruang pleura jadi lebih
radiolusen dibandingkan paru-paru yang bersebelahan dengan pneumothoraks
tersebut, terutama sekali jika paru-paru berkurang volumenya, dimampatkan atau
terkena penyakit yang meningkatkan kepadatan paru(3).
Ketika pneumothoraks terjadi pada pasien dengan atelektase lobus, udara terkumpul
dalam ruangan pleura yang dekat dengan paru-paru yang mengempis. Oleh karena itu
distribusi yang udara yang tidak normal pada pasien ini menyebabkan pengempisan
lobus. Pada tension pneumothoraks pergeseran dari struktur mediastinal kesan pada
paru dan kesan pada difragma sudah terlihat. Ketika kehadiran cairan sebagai
tambahan dari udara atau gas pada film dengan cahaya horisontal memperlihatkan
tingkat atau batas udara dengan cairan. Ketika udara intrapleura terperangkap pada
posisi yang tidak biasa oleh karena penggabungan kadang-kadang pneumothoraks
bisa terlihat pada subpulmonary, terutama pada pasien COPD (Chronic Pulmonary
Obstruktif Disease) dan penurunan dari fungsi paru dan juga diobservasi sepanjang
permukaan tengah dari paru bayi yang baru lahir sering diperiksa dengan posisi
terlentang. Dalam situasi ini harus dibedakan dengan pneumomediastinum. Ketika
garis sambungan depan terlihat pada neonatus, yang mengindikasikan pneumothoraks
bilateral, karena garis ini biasanya tidak terlihat pada pada pasien. Pada bayi neonatus
pneumothorak dapat dievaluasi dengan foto anteroposterior atau lateral pada saat yang
sama(3).
Pada orang dewasa yang sakit kritis diuji dengan posisi setengah duduk atau
terlentang, udara dalam ruang pleura mungkin nampak anteromedial sepanjang
medistinum, pada suatu posisi subpulmonary, pada posisi apicolateral atau
posteromedial dalam area paraspinal. Udara mungkin dapat diamati dalam celah
interlobaus, terutama sekali didalam celah kecil sisi kanan pneumothoraks. Tanda
cekungan yang dalam diuraikan oleh Gordon pada foto posisi terlentang pada pasien
pneumothoraks. Foto ini terdiri dari radiolusen yang relatif pada kedalaman sulcus
costophrenicus samping yang menandakan udara dalam area ini(3).
Hasil diagnosa mungkin tidak dapat terlihat dalam foto polos. Oleh karena itu, CT
dapat digunakan jika informasi mengenai kehadiran atau ketidakhadiran
pneumothoraks adalah hal yang sangat penting, karena pneumothoraks relatif lebih
mudah dideteksi pada CT sesuai potongan aksis(3).
Secara ringkas, hasil diagnosa pneumothorax mungkin sulit untuk dibuat dalam
pemeriksaan hasil radiografi dada. Terutama sekali pada foto pasien dalam posisi
terlentang, proyeksi samping mungkin bisa untuk mengkonfirmasikan kehadiran
pneumothoraks manakala proyeksi dari depan samar-samar. Ketika pneumothoraks
kecil foto pada saat inspirasi seringkali berharga; dan ada kalanya, ketika lokasi
pneumothoraks disekeliling hadir, foto oblique dan foto lateral diperlukan untuk
visualisasi yang nyata. Adakalanya lingkaran radioopak ditemukan pada hilus atau
dibawah hilus pada pasien pneumothoraks yang besar atau luas(3).
2.4. Komplikasi Pneumothoraks
Tension Pneumothoraks: komplikasi ini terjadi karena tekanan dalam rongga pleura
meningkat sehingga paru mengempis lebih hebat, mediastinum tergeser kesisi lain dan
mempengaruhi aliran darah vena ke atrium kanan. Pada foto sinar tembus dada
terlihat mediastinum terdorong dan diafragma pada sakit tertekan kebawah(1).
Keadaan ini dapat mengakibatkan fungsi pernafasan sangat terganggu yang harus
segera ditangani kalu tidak akan berakibat fatal(2).
Piopneumothoraks: Berarti terdapatnya pneumothoraks disertai empiema secara
bersamaan pada satu sisi paru.
Hidro-pneumothoraks/Hemo-pneumothoraks: Pada kurang lebih 25% penderita
pneumothoraks ditemukan juga sedikit cairan dalam pleuranya. Cairan ini biasanya
bersifat serosa, serosanguinea atau kemerahan (berdarah). Hidrothorak dapat timbul
dengan cepat setelah terjadinya pneumothoraks pada kasus-kasus trauma/perdarahan
intrapleura atau perforasi esofagus (cairan lambung masung kedalam rongga pleura).
Pneumomediastinum dan emfisema subkutan: Pneumomediastinum dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan foto dada. Insidensinya adalah 1% dari seluruh pneumothoraks.
Kelainan ini dimulai robeknya alveoli kedalam jaringan interstitium paru dan
kemungkinan didikuti oleh pergerakan udara yang progresif kearah mediastinum
(menimbulkan pneumomediastinum) dan kearah lapisan fasia otot-otot leher
(menimbulkan emfisema subkutan).
Pneumothoraks simultan bilateral: Pneumothoraks yang terjadi pada kedua paru
secara serentak ini terdapat pada 2% dari seluruh pneumothoraks. Keadaan ini timbul
sebagai lanjutan pneumomediastinum yang secara sekunder berasal dari emfisem
jaringan interstitiel paru. Sebab lain bisa juga dari emfisem mediastinum yang berasal
dari perforasi esofagus.
Pneumothoraks kronik: Menetap selama lebih dari 3 bulan. Terjadi bila fistula
bronko-pleura tetap membuka. Insidensi pneumothoraks kronik dengan fistula
bronkopleura ini adalah 5 % dari seluruh pneumothoraks. Faktor penyebab antara lain
adanya perlengketan pleura yang menyebabkan robekan paru tetap terbuka, adanya
fistula bronkopelura yang melalui bulla atau kista, adanya fistula bronko-pleura yang
melalui lesi penyakit seperti nodul reumatoid atau tuberkuloma.