Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ALGINAT SEBAGAI MEDIA KULTUR JARINGAN UNTUK


DUPLIKASI JARINGAN RONGGA MULUT

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

ZEFRY ARI WIRANATA

CDA 115 023

NOOR ASMA INTAN PUTERI

CDA 115 017

SANTA MARIA BR SIBRANI

CDA 115 019

HENDRA

CDA 115 021

JONNATAN

CDA 115 015

MATA KULIAH : DASAR-DASAR TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

SEMESTER III
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PERIKANAN
TAHUN 2016
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan tugas ini. Penyusunan tugas ini di susun untuk memenuhi
tugas Dasar-dasar teknologi hasil perikanan. Selain itu tujuan dari penyusunan
tugas ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan kita sendiri.
Akhirnya kami menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran
agar penyusunan tugas selanjutnya lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih dan semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 02 November 2016

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI... ii
BAB I PENDAHULUAN.......... 1
1.1 Latar Belakang.. 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan...... 2
BAB II PEMBAHASAN.... 3
2.1 Alginat.......... 3
2.2 Definisi Cetakan Alginat.............. 5
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 7
4.1 Kesimpulan... 7
4.2 Saran..... 7
DAFTAR PUSTAKA..... 8

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pada akhir abad ke-19, seorang ahli kimia dari Skotlandia
memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang bernama Brown Algae
bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir, yang disebut algin.1 Alginat
merupakan kopolimer linear yang mengandung banyak asam uronat yaitu
-D asam mannuronat dan -L asam guluronat.2 Asam anhydro--d
mannuronic disebut juga asam alginik.1 Asam alginik serta kebanyakan
garam anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam yang diperoleh dengan
natrium, kalium, amonium larut dalam air.
Dalam pemanipulasiannya bahan cetak alginat yang berupa bubuk
dicampur dengan air membentuk gel. Komponen yang reaktif dari bahan
cetak alginat adalah garam natrium atau kalium dari asam alginat dan
kalsium sulfat yang ketika dicampur dengan air membentuk sebuah sol.
Kalsium mengganti monovalen kation natrium dan kalium, memungkinkan
rantai silang dari garam alginat dan menghasilkan pembentukan gel.
Seperti hidrokoloid lainnya, alginat mengandung air sekitar 85 %
dan rentan terhadap distorsi yang disebabkan oleh pengembangan yang
terkait dengan imbibisi (penyerapan air) atau pengkerutan yang terkait
dengan sineresis (penguapan air).4
Phillips menyebutkan bahwa bahan cetak hidrokoloid mengandung
banyak sekali air, hal ini akan mempengaruhi sifat sineresis dan imbibisi
dari bahan. Cetakan alginat bila dibiarkan di udara terbuka, air dalam
alginat akan menguap yang dikenal sebagai sineresis. Keadaan ini dapat
menyebabkan hasil cetakan mengkerut. Sebaliknya, untuk menghindari
terjadinya pengkerutan, hasil cetakan direndam dalam air, sehingga terjadi
penyerapan air hal ini dikenal sebagai peristiwa imbibisi.1 Buchan dan
Peggie mendapatkan persen kehilangan air di udara terbuka pada bahan
cetak alginat yaitu: 0,59% (setelah 1 jam); 1,57% (setelah 2 jam); 12,74%
(setelah 20 jam); 28,00 % (setelah 48 jam); 48,30% (setelah 72 jam).5

Swartz dkk mengatakan bahwa perubahan air pada hidrokoloid dikaitkan


dengan media penyimpanannya.6 Persentase perubahan air pada
hidrokoloid yang dibiarkan di udara terbuka.
1.2

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alginat?
2. Apa saja komposisi alginat?
3. Apa fungsi dari bahan cetak alginat?
4. Bagaimana cara mengolah alginat menjadi bahan cetak untuk model
kerja?
5. Bagaimana pengaruh suhu dalam setting time alginat?

1.3

Tujuan
1. Untuk mengetahui apayang dimaksud dengan bahan cetak alginat.
2. Untuk mengetahui komposisi bahan cetak alginat.
3. Untuk mengetahui fungsi bahan cetak alginat
4. Untuk mengetahui cara mengolah alginat menjadi bahan cetak untuk
model kerja.
5. Untuk mengetahui pengaruh suhu dalam setting time alginat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Alginat
Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk
mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model
studi. Alginat adalah mineral cetak gigi yang palimg banyak digunakan.
Alginat sering digunakan karena mudah dimanipulasi, peralatan yang
digunakan sedikit, fleksibilitas cetakan, keakuratan dari hasil cetakan alginat
apabila ditangani dengan tepat dan harganya murah. Alginate berfungsi
untuk duplikasi jaringan rongga mulut dengan baik dan akurat. Kekurangan
dari bahan cetak alginate ini adalah mempunyai potensi menahan mikroba
lebih banyak disbanding bahnan cetak lainnya.
2.1.1 Struktur Kimia Alginat
Asam Alginat atau ganggang laut cokelat merupakan bahan
dasar alginate yang dibentuk dari tumbuh-tumbuhan laut yang
sebagian besar terdiri dari garam potassium dan garam sodium. Asam
alginate mempunyai berat molekul yang besar dan terdiri atas
kopolimer asam anhydro-beta-D-mannuronik dan asam anhydro-betaD-guluronik.
2.1.2 Macam-macam Alginat
Menurut Joseph (2002) alginate dapat dibagi dalam 2 klasifikasi
berdasarkan waktu pengeraasannya atau setting time antara lain:
a. Quick setting alginat
Alginat megeras dalam waktu 1 menit, biasanya digunakan
untuk mencetak rahang anak-anak atau penderita yang mudah
mual.
b. Regular setting alginate
Alginat yang mengeras dalam waktu 3 menit, digunakan untuk
pemakaian rutin.

2.1.3 Komposisi Alginat


Menurut Anusavice (2004) komposisi dari bahan cetak alginat
dapat dilihat dari tabel berikut:
KOMPONEN
Kalium alginate
Calcium sulfate
Zinc oxide
Kalium titanium fluoride
Diatomaceous earth
Natrium phospate

FUNGSI
Bahan pelarut dalam air
Reaktor
Partikel pengisi
Akselerator
Partikel pengisi
Retarder

BERAT (%)
15
16
4
3
60
2

Waktu setting alginate dikendalikan oleh komposisi sodium


phospateyang terdapat dalam bubuk alginat. Bila seluruh jumlah
sodium phosphate yang terdapat dalam bubuk alginat telah
berikatan dengan ion Ca maka selanjutnya akan berikatan dengan
sodium alginate, kemudian membentuk kalsium alginat. Struktur
fibrosus yang dimiliki oleh kalsium alginate membuat tipe ini
disebut gel. Bentuk dimensi dari struktur yang terbentuk tersebut
adalah berupa colloid (5m) maka bahan ini secara konvensional
dinamakan alginat hidrokoloid.
2.1.4 Manipulasi Alginat
Metode yang digunakan untuk mencampur bahan cetak
alginat ada berbagai macam cara . untuk mendapatkan hasil yang
baik harus mengikutiketentuan berikut ini :
a. Bubuk alginat harus dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai,
agar mendapatkan bubuk alginat yang rata dan homogen.
b. Perbandingan anatar bubuk alginat dan air yang digunakan
diukur terlebih dahulu.
c. Air yang telah diukur dimasukkan kedalam mangkok karet
disusul dengan menuangkan bubuk alginat yang telah diukur
kedalam air.

d. Manipulasi alginat dilakukan pada suhu kamar. Cepat atau


lambatnya setting time dipengaruhi oleh suhu air. Bila
diperlukan dapat digunakan air dingin untuk memperlambat
atau air hangat untuk mempercepat setting algitan.
e. Dicampur dngan menekan mangkok karet dengan spatula
selam satu menit.
f. Gunakan sendok cetak yang memakai bahan adhesif seperti
sticky wax
g. Pada saat mencetak, alginat harus dilepas kira-kirra dua menit
setelah alginat berubah menjadi elastis.
h. Setelah dikeluarkan dari rongga mulut, hasil cetakan harus
dicuci dengan air, untuk menghilangkan saliva, ditutup dengan
lap basah, supaya tidak terjadi sineresis. Isi dengan gipsum
secepatnya tiak boleh lebih dari 15 menit setellah dilepas.
2.2. Desinfeksi Cetakan Alginat
Desinfeksi merupakan proses membunuh atau menghilangkan
organisme patogen dari suatu bahan atau objek sehingga mikroorganisme
tidak menimbulkan ancaman atau infeksi. Desinfeksi cetakan alginat
bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ikut
menempek pada waktu percetakan didalam mulut pasien sehingga dapat
mencegah kontaminasi silang dari pasien ke personel laboratorium.
Bahan desinfeksi yang banyak digunakan adalah sodium
hipoklorid, iodophor, glutaraldehyde, phenylphenol. Penggunaan bahan
desinfeksi yang mengandung larutan kimia buatan ini mempunyai efek
samping sehingga dalam penggunaannya harus diperhatikan komposisi dan
kosentrasinya.
Desinfeksi cetakan alginat dapat dilakukan dengan dua cara
penyemprotan dan perendaman pada bahan desinfektan. Teknik perendaman
material alginat menggunakan bahan desinfektan mempunyai kekurangan
karena dapat menghilangkan beberapa sifat antara lain keakuratan dimensi,
stabilitas dan wettability. Menurut hasil penelitian, teknik penyemprotan

pada bahan desinfektan menunjukkan aktifitas antimikroba yang sama


dengan teknik perendaman namun tidak mempengaruhi stabilitas dimensi
dari cetakan alginat.
2.2.1. Air Garam (NaCl)
Air garam (NaCl) sebagai anti septik dapat dibuat sendiri. Cara
membuatnya adalah dengan melarutkan 2 gr garam (1/2 sendok teh
garam) kedalam 100 ml aquadest hangat dengan suhu maksimal 60
derajat celcius.
Bahan dasar larutan ini adalah sodium chloride (NaCl). Zat ini
tidak berwarna, tidak berbau, berupa kristal bubuk halus berwarna
putih. Mekanisme kerjanya sebagai bahan yang bakteriosidik yaitu
dengan menggangu membran potensial dari dinding sel bakteri
sehingga

terjadi

nilai

ai

perubahan

tekanan

osmotikyang

mengakibatkan kematian sel bakteri oleh karena perpindahan cairan


yang berlebihan.
Sodium klorida atau natrium klorida (NaCl). Yang dikenal
sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi.
Dengan kemampuan tingkta osmotik yang tinggi ini maka apabila
NaCl terlarut didamal air maka air tersebut akan mempunyai nilai atau
tingkat onsentrasi rendah. Hal ini dapat terjadi karena h2o akan
berpindah dari konsentrasi yang rendah ke tempat yang memiliki
komsentrasi yang tinggi. Dengan kata lain, objek yang diberi NaCl
dapat meningkatkan penyerapan air/air terserapke dalam objek
tersebut.

BAB III
PENUTUP

4.1

Kesimpulan
Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk
mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model
studi.Alginate berfungsi untuk duplikasi jaringan rongga mulut dengan baik
dan akurat. alginate dapat dibagi dalam 2 klasifikasi berdasarkan waktu
pengeraasannya atau setting time antara lain: Quick setting alginat dan
regular setting alginate. Komposisi alginat, waktu setting alginate
dikendalikan oleh komposisi sodium phospateyang terdapat dalam bubuk
alginat. Desinfeksi cetakan alginat, Desinfeksi merupakan proses membunuh
atau menghilangkan organisme patogen dari suatu bahan atau objek
sehingga mikroorganisme tidak menimbulkan ancaman atau infeksi. Air
garam (NaCl) sebagai antiseptik dapat dibuat sendiri.

4.2

Saran
Alginat merupakan bahan cetak gigi yang berfungsi untuk duplikasi
jaringan rongga mulut dengan baik dan akurat jadi pengadukannya harus
tepat jangan sampai terjadi porus agar hasilnya baik dan alginat ini lebih
cepat menggunakan suhu ruangan, sedangkan menggunakan suhu yang
lebih dingin setting time akan menjadi lebih lama, jadi sebaiknya bagi
mahasiswa disarankan untuk menggunakan alginat dengan campuran air
suhu yang lebih dingan agar dapat melatih ketika pengadukan untuk
mendapatkan hasil homogen karena setting time akan lebih lama ketika
menggunakan suhu yang dingin.

DAFTAR PUSTAKA

Craig, GR and Powers, MJ 2002, Restorative Dental Materials, 11th edn,


Mosby,Toronto, pp. 14-37, 145-90, 198-215, 221-30.
Powers, JM and Wataha, JC 2008. Dental Materials Properties And
Manipulation, 9th edn, Mosby, USA, pp 172-73.
Philips, WR 1991, Science Of Dental Materials. 8th edn, W.B. Saunders,
Philadelphia, pp. 126-27.
Joseph, WO 2002, Dental Materials And Their Selection, 3rd edn, Quintessence
Publishin Co, Inc Chicago, pp. 90,96.
Anusavice, KJ 2004, Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi; alih
bahasa, Johan Arief Budiman, Susi Purwoko, 10th edn, EGC, Jakarta, pp.
93-148, 155,75.
Samaranayake, LP 2002, Essential Mikrobiology for Dentistry. 2nd edn, Elsevier
Science Limited, London, pp. 142-145.
Wilkins, EM 1999, Clinical Practice of the Dental Hygienised, 8th edn, Lippincott
Williams and Wilkins, philadelpia, pp. 195-196.
Jagger, DC, Vowles, RW, Mc Nally, L, Davis, F and OSullivan, DJ 2007, The
Effect of a Range of Desinfectants on the Dimentional Accuracy and
Stability of Some Impression materials, Eur J Prosthodont Rest Dent,
vol.15, no.1, pp. 22-28.
Priyo, H 1968, Uji Banding Efek Bakteriologi terhadap Bakteri Rongga Mulut
antara Obat Kumur Hexetidine dengan Obat Kumur Larutan Garam
Hipertonik pada Penderita dengan atau tanpa Peradangan Gingiva, Tesis
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, from Lembaga
Penelitian Universitas Airlangga Surabaya, pp. 17-8.
Dika, AB 2009, Pertumbuhan Mikroorganisme Rongga Mulut pada Cetakan
Alginat setelah Perendaman dalam Larutan Garam (NaCl), Skripsi,
Universitas Airlangga, from Perpustakaan Univesitas Airlangga Surabaya.
Admin UBB 2009, Macam Jenis, Manfaat dan Bahaya Garam. Retrieved: Mei 1,
2012 from www.ubb.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai