Anda di halaman 1dari 5

Hadits-Hadits Tentang

Keutamaan Membaca Alquan


Hadits-Hadist Tentang Keutamaan Membaca Al-Quran
Bulan Ramadhan merupakan bulan Al-Qur`an. Pada bulan inilah Al-Qur`an
diturunkan oleh Allah subhanahu wataala, sebagaimana dalam firman-Nya :

) : )
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) AlQur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang haq dan yang
bathil). [Al-Baqarah : 185]
Di antara amal ibadah yang sangat ditekankan untuk diperbanyak pada bulan
Ramadhan adalah membaca (tilawah) Al-Qur`anul Karim. Banyak sekali hadits-hadits
Nabi shalallahu alaihi wasallam yang menyebutkan tentang keutamaan membaca AlQur`an. Di antaranya :
1. Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu anhu : Saya
mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada


Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang rajin
membacanya. [HR. Muslim 804]
Nabi shalallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan
bentuk perintah yang bersifat mutlak. Sehingga membaca Al-Qur`an diperintahkan
pada setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan.
Nanti pada hari Kiamat, Allah subhanahu wataala akan menjadikan pahala membaca
Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafaat dengan
seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya.
Faidah (Pelajaran) yang diambil dari hadits :
Dorongan dan motivasi untuk memperbanyak membaca Al-Qur`an. Jangan
sampai terlupakan darinya karena aktivitas-aktivitas lainnya.
2.
Allah jadikan Al-Qur`an memberikan syafaat kepada orang-orang yang
senantiasa rajin membacanya dan mengamalkannya ketika di dunia.
2. Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu anhu : Saya
mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
1.

:


.
Bacalah oleh kalian dua bunga, yaitu surat Al-Baqarah dan Surat Ali
Imran. Karena keduanya akan datang pada hari Kiamat seakan-akan
keduanya dua awan besar atau dua kelompok besar dari burung yang
akan membela orang-orang yang senantiasa rajin membacanya. Bacalah
oleh kalian surat Al-Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya
adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian, dan sihir tidak akan
mampu menghadapinya.[HR. Muslim 804]
3. Dari shahabat An-Nawwas bin Saman Al-Kilabi radhiallahu anhuberkata :
saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallambersabda :

Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang
rajin membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling
depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali Imran, keduanya akan
membela orang-orang yang rajin membacanya.[HR. Muslim 805]
Pada hadits ini Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memberitakan bahwa
surat Al-Baqarah dan Ali Imran akan membela orang-orang yang rajin membacanya.
Namun Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mempersyaratkan dalam hadits ini
dengan dua hal, yaitu :

Membaca Al-Qur`an, dan

Beramal dengannya.

Karena orang yang membaca Al-Qur`an ada dua type :

type orang yang membacanya namun tidak beramal dengannya, tidak


mengimani berita-berita Al-Qur`an, tidak mengamalkan hukum-hukumnya. Sehingga
Al-Qur`an menjadi hujjah yang membantah mereka.

Type lainnya adalah orang-orang yang membacanya dan mengimani beritaberita Al-Qur`an, membenarkannya, dan mengamalkan hukum-hukumnya, sehingga
Al-Qur`an menjadi hujjah yang membela mereka.
Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda :


Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya
menjadi hujjah yang membantahmu. [HR. Muslim]

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa tujuan terpenting diturunkannya Al-Qur`an
adalah untuk diamalkan. Hal ini diperkuat oleh firman Allah subhanahu wataala :

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah, supaya mereka mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat-Nya
dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
fikiran. [Shad : 29]
supaya mereka mentadabburi, yakni agar mereka berupaya memahami maknamaknanya dan beramal dengannya. Tidak mungkin bisa beramal dengannya kecuali
setelah tadabbur. Dengan tadabbur akan menghasilkan ilmu, sedangkan amal
merupakan buah dari ilmu.
Jadi inilah tujuan diturunkannya Al-Qur`an :

untuk dibaca dan ditadabburi maknanya


diimani segala beritanya

diamalkan segala hukumnya

direalisasikan segala perintahnya

dijauhi segala larangannya

Faidah (Pelajaran) yang diambil dari hadits :


1.
Al-Qur`an sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang rajin membacanya dan
beramal dengannya.
2.
Ilmu mengharuskan adanya amal. Kalau tidak maka ilmu tersebut akan
menjadi hujjah yang membantahnya pada hari Kiamat.
3.
Keutamaan membaca surat Al-Baqarah dan Ali Imran
4.
Penamaan surat-surat dalam Al-Qur`an bersifat tauqifiyyah.
4.
Dari shahabat Utsman bin Affan radhiallahu anhu berkata,
bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
((
))

Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan


mengajarkannya. [Al-Bukhari 5027]
Orang yang terbaik adalah yang terkumpul padanya dua sifat tersebut, yaitu :
mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya. Ia mempelajari Al-Qur`an dari gurunya,
kemudian ia mengajarkan Al-Qur`an tersebut kepada orang lain. Mempelajari dan
mengajarkannya di sini mencakup mempelajari dan mengajarkan lafazh-lafazh AlQur`an; dan mencakup juga mempelajari dan mengajarkan makna-makna Al-Qur`an.
5. Dari Ummul Mu`minin Aisyah radhiallahu anha berkata,
bahwaRasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :


))

((

Yang membaca Al-Qur`an dan dia mahir membacanya, dia bersama


para malaikat yang mulia. Sedangkan yang membaca Al-Qur`an namun
dia tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka
baginya dua pahala. [Al-Bukhari 4937, Muslim 244]
Orang yang mahir membaca Al-Qur`an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya.
Adapun orang yang tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka
baginya dua pahala : pertama, pahala tilawah, dan kedua, pahala atas kecapaian dan
kesulitan yang ia alami.
6. Dari shahabat Abu Musa Al-Asyari radhiallahu anhu berkata,
bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
((

:
:
:


: )) .

Perumpaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah


seperti buah Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak.
Perumpamaan seorang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah
seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis.
Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an
adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit.
Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca AlQur`an adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan
rasanya pun pahit. [Al-Bukhari 5427, Muslim797]
Seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah, yaitu
buah yang aromanya wangi dan rasanya enak. Karena seorang mu`min itu jiwanya
bagus, qalbunya juga baik, dan ia bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Duduk
bersamanya terdapat kebaikan. Maka seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an
adalah baik seluruhnya, baik pada dzatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah
Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun enak dan lezat.
Adapun seorang mumin yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah kurma.
Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang
mumin yang rajin membaca Al-Qur`an jauh lebih utama dibanding yang tidak
membaca Al-Qur`an. Tidak membaca Al-Qur`an artinya tidak mengerti bagaimana
membaca Al-Qur`an, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya.

Perumpamaan seorang munafiq, namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti


buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Karena orang munafiq itu pada

dzatnya jelek, tidak ada kebaikan padanya. Munafiq adalah : orang yang menampakkan
dirinya sebagai muslim namun hatinya kafir waliyya dzubillah-. Kaum munafiq inilah
yang Allah nyatakan dalam firman-Nya :
Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah
dan Hari Akhir, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang
yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang
beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka
tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta. [Al-Baqarah : 8 10]
Didapati orang-orang munafiq yang mampu membaca Al-Qur`an dengan bacaan yang
bagus dan tartil. Namun mereka hakekatnya adalah para munafiq
waliyyadzubillah- yang kondisi mereka ketika membaca Al-Qur`an adalah seperti yang
digambarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam :


Mereka rajin membaca Al-Qur`an, namun bacaan Al-Qur`an mereka
tidak melewati kerongkongan mereka.
Maka Nabi shalallahu alaihi wasallam mengumpamakan mereka dengan buah
Raihanah, yang harum aromanya, karena mereka terlihat rajin membaca Al-Qur`an;
namun buah tersebut pahit rasanya, karena jelek dan jahatnya jiwa mereka serta
rusaknya niat mereka.
Adapun orang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an, maka diumpamakan
oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam seperti buah Hanzhalah, rasanya
pahit dan tidak memiliki aroma wangi. Inilah munafiq yang tidak memiliki kebaikan
sama sekali. Tidak memiliki aroma wangi, karena memang ia tidak bisa membaca AlQur`an, disamping dzat dan jiwanya adalah dzat dan jiwa yang jelek dan jahat.
Inilah jenis-jenis manusia terkait dengan Al-Qur`an. Maka hendaknya engkau berusaha
agar menjadi orang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an dengan sebenar-benar
bacaan, sehingga engkau seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi, rasanya pun enak.
7. Dari shahabat Umar bin Al-Khaththab radhiallahu anhu, bahwa Nabi shalallahu
alaihi wasallam bersabda :

((

)) .

Sesungguhnya Allah dengan Al-Qur`an ini mengangkat suatu kaum, dan


menghinakan kaum yang lainnya. [HR. Muslim 269]

Anda mungkin juga menyukai