Menimbang
: a.
b.
tentang
Pengesahan
Standar
sudah
tidak
sesuai
lagi
dengan
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
1.
-2-
2.
Undang-Undang
Pendidikan
Nomor
Kedokteran
20
Tahun
(Lembaga
2013
Negara
tentang
Republik
tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Konsil
tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Konsil
KOMPETENSI
DOKTER
SPESIALIS
intensif
merupakan
bagian
dari
standar
standar
kompetensi
sebagaimana
dimaksud
-3-
Pasal 3
Pada saat Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia ini mulai
berlaku, Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor
38/KKI/KEP/IV/2008
tentang
Pengesahan
Standar
Pendidikan dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis
Anestesiologi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Oktober 2015
KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
ttd
BAMBANG SUPRIYATNO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 3 Maret 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 348
Salinan sesuai dengan aslinya
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia,
ttd
Astrid
NIP. 195701301985032001
-4-
LAMPIRAN
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2015
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS
ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
SISTEMATIKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
SEJARAH
B.
LATAR BELAKANG
C.
LANDASAN HUKUM
D.
PENGERTIAN
UMUM
STANDAR
KOMPETENSI
DOKTER
DOKTER SPESIALIS
MANFAAT
STANDAR
KOMPETENSI
DOKTER
SPESIALIS
Area Kompetensi
B.
C.
Rumusan Kompetensi
BAB IV EVALUASI
BAB V
BAB VI PENUTUP
-5-
BAB I
PENDAHULUAN
A.
SEJARAH
Program studi Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi
Intensif
dalam
melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawabnya
tidak
dapat
dipisahkan,
karena
hasil
akhir
atau
output
adalah
menyelenggarakan
pendidikan
Profesi
Dokter
pada
sistem
akreditasi
pendidikan
Dokter
Spesialis
-6-
LATAR BELAKANG
Pencapaian
kesehatan
optimal
sebagai
hak
asasi
manusia
dalam
upaya
pelayanan
kesehatan.
Pendidikan
Dokter
keilmuan
dan
etika
yang
tinggi,
menerapkan
metode
LANDASAN HUKUM
Pembukaan
Undang-Undang
Dasar
1945
menyebutkan
bahwa
-7-
kedokteran
pada
dasarnya
bertujuan
untuk
2.
3.
4.
Undang-Undang
Nomor
20
Tahun
2013
tentang
Pendidikan
Kedokteran.
5.
6.
-8-
7.
8.
Peraturan
Presiden
Nomor
Tahun
2012
tentang
Kerangka
Kualifikasi Nasional.
9.
PENGERTIAN
UMUM
STANDAR
KOMPETENSI
DOKTER
SPESIALIS
kependidikan,
sarana
dan
prasarana,
pengelolaan,
dan
-9-
2.
meliputi
pelayanan
kedokteran
perioperatif,
pelayanan
4.
5.
Pelayanan
penatalaksanaan
nyeri
adalah
pelayanan
medis
7.
8.
9.
- 10 -
mencakup
visi
dan
misi,
kompetensi,
daftar
IPDS
dalam
memecahkan
masalah
kesehatan
yang
Intensif.
seumur
hidup
dan
mempertahankan
kompetensi,
- 11 -
pemangku
kepentingan
(stakeholders)
pendidikan
Dokter
Terapi
Intensif
yaitu
peserta
didik,
IPDS,
rumah
sakit
PENGERTIAN
STANDAR
KOMPETENSI
DOKTER
SPESIALIS
(kognitif)
dan
keterampilan
(psikomotor).
Standar
2.
3.
4.
5.
b.
mengorganisasikan
tugasnya
agar
pekerjaan
tersebut
dapat
dilaksanakan;
c.
segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bilamana terjadi
sesuatu yang berbeda dengan rencana semula;
d.
menggunakan
kemampuan
yang
dimiliki
untuk
memecahkan
- 12 -
MANFAAT
STANDAR
KOMPETENSI
DOKTER
SPESIALIS
Kedokteran,
Peraturan
Pemerintah
Undang-Undang
tentang
Pendidikan
Standar
Nasional
Kedokteran,
Pendidikan,
Anestesiologi
dan
Terapi
Intensif
menjadi
wewenang
utama
bagi
institusi
pendidikan
kedokteran
dalam
- 13 -
4.
5.
6.
- 14 -
7.
- 15 -
BAB II
SISTEMATIKA STANDAR KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS
ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
Standar
Kompetensi
terdiri
atas
(tujuh)
area
kompetensi
yang
diturunkan dari gambaran tugas, peran dan fungsi seorang Dokter Spesialis
Anestesiologi
dan
Terapi
Intensif.
Setiap
area
kompetensi
ditetapkan
Landasan Kepribadian
Elemen kompetensi ini adalah kompetensi dalam mengembangkan
diri menjadi manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap,
dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
b.
c.
Kemampuan Berkarya
Elemen kompetensi ini bertujuan mampu menghasilkan tenaga ahli
dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang
dikuasai.
d.
dan
Terapi
Intensif
berdasarkan
dasar
ilmu
dan
- 16 -
Area Kompetensi
Elemen
Kompetensi
Penyetaraan KKNI
Kompetensi Inti
Capaian Pembelajaran
Sikap
Pengetahuan
nn
Keterampilan
Gambar 1.
Kompetensi
Dasar
Kompetensi
Lanjut
Indonesia
(KKNI)
dan
Peraturan
Meteri
Pendidikan
dan
b.
di
bidang
multidisipliner;
keilmuannya
melalui
pendekatan
inter
atau
- 17 -
c.
d.
- 18 -
BAB III
STANDAR KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS
ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif
yang disusun mengacu pada gambaran Dokter Spesialis Anestesiologi dan
Terapi Intensif yang dibutuhkan untuk mencapai Indonesia sehat dengan
memberikan standar pelayanan paripurna dan berstandar internasional.
Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif disusun
berdasarkan 5 (lima) ranah (domain) yaitu: ranah Ilmu Kedokteran Perioperatif,
ranah ilmu anestesia, ranah penatalaksanaan nyeri, ranah kedokteran gawat
darurat (emergency) dan intensive care, dan ranah ilmiah atau penelitian.
A.
Area Kompetensi
Kompetensi
dibangun
dengan
pondasi
yang
terdiri
atas
Bertakwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa
dan
mampu
c.
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara
dan bangsa.
d.
- 19 -
e.
Ketaatan
tugas
yang
diberikan,
dan
Ketaatan
g.
h.
i.
2.
Anestesiologi
dan
Terapi
Intensif,
mengatasi
masalah
Menginternalisasi
semangat
kemandirian,
kejuangan,
dan
kewirausahaan.
b.
c.
Mampu
argumen,
mengomunikasikan
atau
karya
hasil
inovasi
kajian,
yang
kritik,
apresiasi,
bermanfaat
bagi
- 20 -
institusinya.
e.
pengalaman
kerja
dengan
mempertimbangkan
g.
Mampu
mendokumentasikan,
menyimpan,
mengaudit,
3.
untuk
mengidentifikasi,
menjelaskan
dan
2.
3.
Mampu
memberikan
dan
menerapkan
ilmu
kedokteran
pengetahuan
anatomi,
fisiologi,
farmakologi
dan
Mampu
memberikan
dan
menerapkan
penanganan
nyeri
serta
penanganan
nyeri
intervensi
maupun
non-
intervensi;
6.
Mampu
memberikan
dan
menerapkan
ilmu
kedokteran
- 21 -
4.
b.
keterampilan
menangani
permasalahan
kesehatan
5.
d.
e.
ataupun
masyarakat
secara
komprehensif,
holistik,
Berkontribusi
dalam
peningkatan
mutu
kehidupan
c.
6.
- 22 -
Menciptakan
dan
mempertahankan
Komunikasi
terhadap
c.
d.
e.
7.
Menggunakan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
3.
4.
- 23 -
5.
6.
Memanfaatkan
informasi
kesehatan
diantaranya
dengan
Rumusan Sikap
a.
Bertakwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa
dan
mampu
c.
Berkontribusi
dalam
peningkatan
mutu
kehidupan
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara
dan bangsa;
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Menginternalisasi
semangat
kemandirian,
kejuangan,
dan
kewirausahaan;
k.
- 24 -
m.
2.
Rumusan Pengetahuan
a.
2.
Memahami
farmakologi,
meliputi
prinsip-prinsip
4.
Memahami
teori
dasar-dasar
keseimbangan
cairan,
- 25 -
b.
Pengetahuan
a.
b.
foto
thorax,
scan
kepala,
EKG,
selama
operasi
dan
mengetahui
akibat
buruknya.
d.
e.
Menguasai
pengetahuan
tentang
patofisiologi
g.
h.
Memahami teori anestesia regional yang meliputi sarafsaraf tepi, subarakhnoid dan epidural.
i.
dan
pengelolaan
pasca
anestesia/pasca
bedah.
j.
Memahami
problema
kekhususan
anestesia
pada
Memahami
tanda-tanda
penyulit
anestesia
serta
Memahami
secara
dini
keadaan
darurat
yang
- 26 -
m.
n.
Memahami
pengelolaan
pasien
trauma
dalam
p.
dan/atau
penatalaksanaan
golongan
komplikasi
nyeri
pasien,
nyeri
serta
paripurna
pada
semua
dengan
atau
tanpa
baik
non-farmakologi,
alat
bantu
diagnostik,
Keterampilan
a.
b.
Mampu
mengoptimalkan
kondisi
pasien
sebelum
operasi.
c.
Mampu
melakukan
teknik
dan
interpretasi
e.
f.
g.
trakeal
serta
melakukan
pemeliharaan
Mampu
mengelola
jalan
napas
dengan
cara-cara
j.
Mampu
melakukan
ekstubasi
dan
pengawasan
- 27 -
k.
l.
Mampu
melakukan
resusitasi
jantung
paru
otak
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.
farmakologi
dan
terapi
non-farmakologi
mengatasi
efek
samping
komplikasi
yang
disebabkannya.
c.
Pengetahuan
a.
- 28 -
c.
Ganz,
krikotirotomi,
pungsi
pleura
pada
2.
e.
f.
Keterampilan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
vena
sentral,
intra-arterial,
krikotirotomi,
punksi intrapleural.
i.
j.
- 29 -
d.
Pengetahuan
a.
b.
c.
Mampu
menjelaskan
indikasi
dan
pengelolaan
kateter
Swan-Ganz,
(continuous
renal
kateter
intra-arterial,
replacement
therapy),
perikardiosentesis, trakeostomi.
d.
e.
f.
Mampu
menjelaskan
pengelolaan
nutrisi,
sedasi,
h.
dan
menunda
bantuan
hidup
(with-
Keterampilan
Menguasai keterampilan dalam posedur klinik, baik
untuk pemantauan, diagnosis, maupun untuk terapi:
a.
b.
c.
Menanggulangi
keadaan
yang
mengancam
nyawa
- 30 -
Mampu
mengelola
nutrisi,
sedasi,
analgesia
dan
f.
g.
h.
i.
j.
k.
3.
Rumusan Keterampilan
a.
Program
Spesialis
(satu)
wajib
memiliki
2.
Mampu
membuat
keputusan
yang
independen
dalam
- 31 -
atau
karya
inovasi
yang
bermanfaat
bagi
6.
Mampu
meningkatkan
keahlian
keprofesiannya
pada
pelatihan
dan
pengalaman
kerja
dengan
Intensif
di
tingkat
nasional,
regional,
dan
internasional;
7.
Mampu
meningkatkan
mutu
sumber
daya
untuk
9.
meningkatkan
kapasitas
pembelajaran
secara
nasional
dalam
rangka
peningkatan
mutu
- 32 -
pendidikan
Anestesiologi
dan
Terapi
Intensif
atau
mendokumentasikan,
mengamankan,
dan
menyimpan,
menemukan
kembali
mengaudit,
data
serta
b)
Mampu
melakukan
keterampilan
anestesi
elektif
d)
Mampu
melakukan
keterampilan
anestesi
elektif
f)
Mampu
melakukan
keterampilan
anestesi
kasus
h)
i)
j)
k)
l)
- 33 -
2.
b)
c)
d)
e)
f)
3.
Mampu
menjelaskan
dasar-dasar
terapi
intensif
dengan benar.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
- 34 -
4.
b)
5.
c)
d)
Mampu
menjelaskan
proses
pembelajaran
klinis
c)
C.
d)
e)
f)
g)
Rumusan Kompetensi
Capaian Kompetensi adalah capaian jumlah kasus minimal yang
pernah ditangani atau dikerjakan selama masa pendidikan Dokter
Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, baik dikerjakan secara mandiri
atau dalam supervisi/bimbingan sesuai dengan level kompetensi atau
tingkat kemampuan yang ditentukan dalam Standar Kompetensi ini.
Kasus yang dimaksud dapat berupa jenis tindakan, jenis penyakit, atau
kondisi/komorbid khusus yang merupakan bagian dari keahlian minimal
yang harus dikuasai.
Level kompetensi adalah tingkat kemampuan yang harus dicapai.
Level kompetensi dibagi menjadi 4 tingkat kemampuan, antara lain :
1.
- 35 -
dalam
didemonstrasikan
masa
pendidikannya
suatu
menguasai
pengetahuan
penekanan
pada
pernah
keterampilan
teoritis
dari
clinical reasoning
klinis.
melihat
Selain
keterampilan
dan
atau
itu
ini
juga
dengan
problem solving
serta
menguasai
pengetahuan
teori
dasar
dan
ilmiah
dari
Spesialis
Anestesiologi
dan
Terapi
Intensif
dapat
- 36 -
a.
Kompetensi Umum
Tingkat Capaian
Kompetensi
Kompetensi
Kompetensi Umum
Etika Profesionalisme
Etika profesionalisme peserta didik Anestesiologi dan
Terapi Intensif adalah untuk menjadi Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif yang baik dan
bermanfaat
bagi
masyarakat
yang
mempunyai
< 60
60- 7069
79
> 80
terhadap
kolega,
pasien/keluarga,
< 60
2. Terbuka
60- 7069
79
> 80
3. Bersikap baik
Kemampuan Kerjasama
1. Kerjasama yang baik antara kolega, dokter,
perawat,
karyawan
kesehatan,
pasien
dan
keluarga pasien
2. Bisa
bekerjasama
dalam
bentuk
tim
< 60
60- 7069
79
> 80
secara
1-6:
Identifikasi,
Cuci
tangan,
Time
Out, < 60
60- 7069
79
> 80
- 37 -
b.
Kompetensi Dasar
Pencapaian
Kompetensi
Tingkat
Kompetensi
Kompetensi
(jumlah Kasus)
Kompetensi Dasar
Jumlah semua tindakan anestesi untuk bedah
elektif dan darurat
1000
850
150
Anestesi Umum
835
165
90
50
15
620
Digestif
150
50
Mata
20
Urologi
25
Ortopedi
100
Plastik
15
Onkologi
25
Minimal Invasif
30
50
- 38 -
di atas)
Manajemen Nyeri
50
Nyeri akut
40
Nyeri kronik
Nyeri paliatif
10
90
100
Ginekologi
Pre-eklamsi dan eklamsi
Lain-lain (operasi selain eklamsi
dan pre-eklamsi)
Anestesi Bedah Pediatri
75
Neonatus
10
Bayi
15
Anak-anak
50
c.
Kompetensi Lanjut
Pencapaian
Kompetensi
Kompetensi
Tingkat Kompetensi
(jumlah Kasus)
Kompetensi Lanjut
Anestesi Bedah Saraf
35
Trauma kepala
Perdarahan
intracranial
non-
trauma
Tumor intrakranial
Ventricular
drainage
(VP
shunt,
EVD)
Medula spinalis
15
15
10
35
- 39 -
DM
Tiroid
Geriatri
Obesitas
50
30
10
20
kateter
intra-arterial
pungsi intra-arterial
dan
- 40 -
BAB IV
EVALUASI
A.
Log Book
Log book merupakan buku kegiatan harian yang dilakukan oleh
peserta program selama mengikuti pendidikan, yang meliputi :
1.
2.
jurnal,
tutorial
klinis
dengan
pembimbing,
dan
sebagainya.
3.
4.
5.
B.
Ujian Lokal
Ujian lokal adalah ujian yang diikuti oleh peserta program yang
bersifat institusional untuk mengevaluasi capaian hasil pembelajaran
berdasarkan standar pendidikan dan kurikulum institusional. Ujian lokal
mengikuti ketentuan yang berlaku dimasing-masing IPDS. Ujian lokal
yang direkomendasikan dapat berupa:
1.
kompetensi
lokal
bertujuan
untuk
mengevaluasi
Mini-cex
(Mini-clinical
evaluation
exercise),
DOPS
(Direct
- 41 -
3.
secara
komprehensif
meliputi
pengetahuan,
Ujian Nasional
Ujian nasional ialah evaluasi kompetensi keprofesian tahap nasional
yang
dikoordinasikan
oleh
KATI
dengan
tujuan
menjamin
dan
Nomor 14 Tahun 2013 tentang Adaptasi Dokter dan Dokter Gigi Warga
Negara Asing, dan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 17
- 42 -
1.
(Basic
Spesialist)
yang
diselenggarakan
dua
kali/tahun
(Januari dan Juli). Ujian ini ditujukan kepada peserta program yang
telah menyelesaikan pendidikan tahap 1 (semester 4). Tujuan ujian
ini adalah untuk menjamin dan menyetarakan kemampuan dan
pengetahuan klinis spesialis dasar (Basic specialist).
2.
3.
b.
c.
Menyelesaikan
karya
ilmiah
akhir/penelitian
dengan
- 43 -
BAB V
PENYELENGGARA PROGRAM DAN TATA KELOLA
A.
Penyelenggara Program
IPDS sebagai penyelenggara program pendidikan profesi dokter
spesialis harus memiliki izin penyelenggaraan yang sah dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan bekerjasama dengan Rumah Sakit
pendidikan utama yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Program
pendidikan dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Negeri dan Rumah
Sakit
pendidikan
yang
telah
terakreditasi.
IPDS
harus
dikelola
berdasarkan prinsip tata kelola yang baik dan program kerja yang jelas,
termasuk memiliki struktur organisasi, uraian tugas, dan hubungan
dengan fakultas atau program studi lain di dalam universitas dan rumah
sakit pendidikan utama.
B.
Tata Kelola
Tata kelola perguruan tinggi yang baik meliputi prinsip transparansi,
akuntabilitas, berkeadilan, dapat dipertanggungjawabkan dan obyektif.
IPDS dipimpin oleh Ketua Program Studi (KPS) dengan latar belakang
pendidikan dokter spesialis dua dan/atau doktor. seorang KPS dapat
dibantu oleh seorang Sekretaris Program Studi (SPS). Keberadaan
departemen, fakultas, universitas dan rumah sakit pendidikan utama
yang mewadahi penyelenggaraan proses pembelajaran di suatu IPDS
harus mampu mendukung visi, misi dan tujuan pendidikan profesi dokter
spesialis.
KPS dan SPS bertanggung jawab untuk terselenggaranya pendidikan
sesuai dengan kurikulum dengan melakukan koordinasi dengan Ketua
Departemen. Pemilihan KPS dilakukan melalui mekanisme internal
Departemen yang kemudian diusulkan oleh Ketua Departemen kepada
Dekan, dan diangkat dengan Surat Keputusan Rektor. SPS dipilih oleh
KPS melalui mekanisme internal Departemen yang kemudian diusulkan
oleh Ketua Departemen kepada Dekan, untuk mendapatkan Surat
Keputusan Rektor. Surat keputusan tersebut berlaku selama periode
tertentu. Persyaratan dan mekanisme pengangkatan KPS dan SPS tidak
boleh bertentangan dengan peraturan yang berlaku dimasing-masing
institusi dan peraturan dari Dirje Dikti atau peraturan perundangan yang
lebih tinggi.
- 44 -
BAB VI
PENUTUP
Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif ini
disusun sebagian besar mengacu kepada Standar Kompetensi Dokter yang
telah disusun dan disahkan oleh KATI Tahun 2008. Kompetensi Dokter
Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif disusun berdasarkan 5 (lima) ranah
(domain) yaitu: ranah ilmu kedokteran perioperatif, ranah ilmu anestesia,
ranah penatalaksanaan nyeri, ranah kedokteran gawat darurat (emergency)
dan intensive care, dan ranah ilmiah atau penelitian.
Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif ini
merupakan
bagian
dari
Standar
Pendidikan
Profesi
Dokter
Spesialis
dimanfaatkan
oleh
institusi pendidikan
kedokteran,
kementerian