Anda di halaman 1dari 8

Filsafat Hukum - VON

SAVIGNY
Friedrich Karl von Savigny (1770-1861), Pemikir utama dalam Mahzab
Sejarah Hukum
Sunday, 26 September 2010

Jurnal Hukum IV
TOPIK IV : Pengelompokan Ilmu-ilmu
TANGGAL : 1 September 2010
SUBSTANSI :
1. Pengelompokan ilmu-ilmu terbagi atas:

2. Perbedaan antara ilmu Teoretis dan imu Praktis, antara lain:


a) ilmu teoretis
- dalil logika: bisa kausalitas, bisa imputasi
- contoh ilmu yang termasuk kelompok ini adalah ilmu formal dan ilmu empiris
- tujuannya adalah sekadar menambah pengetahuan
b) ilmu praktis
* Nomologis:
- dalili logikanya adalah kausalitas (hukum alam)
- yang termasuk ilmu ini adalah ilmu kedokteran, teknik, manajemen dan komunikasi
- tujuannya untuk menawarkan penyelesaian atas suatu problema konkret
* Normologis:
- dalil logikanya adalah imputas (preskriptif),
- yang termasuk ilmu ini adalah ilmu hukum.
Ilmu teoretis terbagi atas ilmu formal dan ilmu empiris. Perbedaan antara ilmu formal dan ilmu empiris antara lain:
Ilmu empiris:
- dari hal yang diselidiki yaitu mengenai sistem penalaran dan sistem perhitungan
- pendekatan kebenaran yang digunakan adalah formal
- pengetahuan yang dihasilkan bersifat apriori
ilmu formal:
- hal yang diselidiki mengenai gejala faktual
- pendekatan kebenaran yang digunakan adalah material
- pengetahuan yang dihasilkan bersifat aposteriori
Ilmu empiris terbagi juga atas ilmu alam dan ilmu kemanusiaan. Perbedaan dari masing-masing ilmu ini antara lain:
ilmu alam:
- hal yang diselidiki adalah gejala faktual berupa realitas fisik alam semesta
- cara kerjanya yaitu dengan menerangkan

- metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif


ilmu kemanusiaan:
- hal yang diselidiki berupa gejala faktual berupa kompeksitas manusia secara keseluruhan
- cara kerjanya yaitu dengan memahami
- metode penelitian yang digunakan bisa kualitatif dan kuantitatif
3. Pohon disiplin hukum:
- disiplin hukum adalah ilmu hukum dalam arti luas, juga cabang filsafat hukum yang paling konkret.
a. Filsafat hukum, yaitu mencari hakikat hukum dengan merefleksikan hukum secara umum, bukan pada norma positifnya.
Seperti: legitimasi (dasar mengikat) dan kriteria keadilan.
b. Teori (ilmu) hukum, yaitu memberi penjelasan tentang bahan hukum tersaji dan kegiatan yuridis dalam kenyataan
pemasyarakatan. Seperti: sejarah hukum, perbandingan hukum, sosiologi hukum, psikologi hukum dan politik hukum.
c. Ilmu hukum, yaitu mempelajari makna objektif dari norma positif (dogmatik hukum).

REFLEKSI :
Dalam pengelompokkan ilmu-ilmu terdapat ilmu teoretis dan ilmu praktis yang memiliki perbedaan dalam berbagai aspek
seperti dalil logikanya, tujuannya, penggunaan produknya, kerja samanya dengan ilmu lainnya dan kandungan seninya.
Dalam ilmu praktis juga terbagi menjadi dua yaitu dari segi nomologis dan normologis, dimana nomologis dalil logikanya itu
bersifat kausalitas. Contohnya: jika A, maka B (atau sudah pasti). Sedangkan normologis bersifat preskriptif
(menganjurkan/menyarankan). Contohnya: jika A, maka seyogyanya B. Selanjutnya ilmu teoretis itu terbagi atas ilmu formal
dan ilmu empiris. Dari kedua ilmu ini memiliki perbedaan dalam pengetahuan yang dihasilkan yaitu apriori yang dihasilkan
oleh ilmu formal dan aposteriori yang dihasilkan oleh ilmu empiris. Apa yang dimaksud dengan Apriori dan
Aposteriori? Yang dimaksud dengan Apriori adalah hasil yang dapat diketahui sebelum betul-betul dialami atau terjadi
(perhitungan). Sedangkan yang dimaksud dengan Aposteriori adalah hasil yang akan diperoleh dengan cara menunggu
sampai benar-benar terjadi (observasi). Tidak sampai disitu saja, ilmu empiris terbagi atas ilmu alam dan ilmu kemanusiaan.
Ilmu hukum merupakan ilmu praktis, dimana ilmu praktis juga disebut dengan ilmu hilir karena bersentuhan langsung dengan
kenyataan sosial atau dapat dikatakan ilmu paling dekat dengan kenyataan sosial. Sehingga menyebabkan ilmu hukum harus
dibantu dengan ilmu-ilmu yang lain.
Ilmu hukum atau dsiebut dengan rechtswetenschap (ilmu hukum), rechtsleer (ajaran hukum), rechtsdogmatiek (dogmatika)
hukum. Ilmu hukum berbicara tentang apa hukumnya (memaparkan, mensistematisasi, juga bisa menjelaskan hukum
positif -> preskriptif (normatif) dan deskriptif dan tidak bebas nilai.
Teori hukum atau disebut dengan Rechtstheorie, legal theory, jurisprudence berbicara tentang cara ilmuwan hukum
memaparkan, mensistematisasi, juga bisa menjelaskan hukum positif. Bersifat interdisipliner dan bebas nilai.
Filsafat hukum atau disebut dengan Legal Philosophy dikaitkan dengan berbagai pandangan aliran/ideologi dan membahas
secara mendalam dimensi:
a. ontologi hukum (hakikat hukum)
b. epsitemologi hukum (pola penalaran hukum)
c. aksiologi hukum (nilai-nilai dalam hukum)
Apa yang dapat menyebabkan Teori Hukum dapat menjembatani antara filsafat hukum dan ilmu hukum?
Hal ini disebabkan karena Teori Hukum itu terbagi atas dua jenis yaitu:
1. empiris
2. kontemplatif
dimana empiris itu lebih mendekati ilmu hukum dan kontemplatif lebih mendekati filsafat hukum. Dan objek dari empiris
dan kontemplatif yaitu mengenai gejala umum dalam hukum positif dan kegiatan yuridis (yang meliputi dogmatika hukum,
pembentukan hukum dan penemuan hukum). Tujuan dari keduanya adalah teoretikal. Sedangkan perspektif dari empiris
adalah eksternal dan kontemplatif adalah internal. Mengenai teori kebenaran dari empiris adalah korespondensi dan dari
kontemplatif adalah pragmatis. Yang terakhir dalam hal proposisi dari empiris itu hanya informatif atau empirik sedangkan
dari kontemplatif adalah selain normatif juga evaluatif.
Jadi pohon displin hukum itu terbagi atas filsafat hukum, teori hukum dan ilmu hukum dimana ketiganya tersebut
mempunyai hubungan masing-masing. Dimana teori hukum menjembatani filsafat hukum yang bersifat terlalu abstrak
dengan ilmu hukum yang bersifat terlalu konkrit. Ada catatan yaitu, walaupun dekat dengan filsafat hukum, teori yang
diajukan harus tetap terbuka terhadap kritik.

DISKUSI :
1. Mengapa ilmu hukum sebagai ilmu praktis harus didukung dengan ilmu-ilmu lainnya?
2. Apakah filsafat hukum turut mempengaruhi perkembangan dari ilmu hukum?
Posted by Floral at 00:59
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

No comments:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)

WELCOME
Selamat datang pada blog kami.
Blog ini kami susun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Hukum pada Semester Ganjil 2010/2011 di Fakultas
Hukum Universitas Tarumanagara.
Blog ini berisi jurnal-jurnal hukum selama mengikuti perkuliahan mata kuliah Filsafat Hukum dan juga biografi singkat dari
Friedrich Karl von Savigny untuk memberikan penjelasan lebih lanjut dan ringkas mengenai ajaran Friedrich Karl von Savigny.
Selamat membaca!

Bach - Cello Suite No.1 I-prelude.mp3


get more free mp3 & video codes at

www.musik-live.net

Mengapa Von Savigny?

Karena Beliau sebagai pemikir utama dalam aliran Mazhab Hukum Sejarah yang
memberikan kontribusi yang besar kepada aliran filsafat ini. Menurut beliau, "Das Rechts
wird nicht gemacht, es ist und wird mit dem Volke." (Hukum tidak dibuat, tetapi ia
tumbuh dan berkembang bersama masyarakat).
Filsuf - Filsuf

About Me

Dosen Mata Kuliah


John Austin
Jerome Frank
Roscoe Pound
Thomas Aquinas
Jeremy Bentham

Blog Archive
2010 (23)

Floral
View my
complete

November (9)
September (11)
Jurnal Hukum
VIII
Jurnal Hukum
VII
Jurnal Hukum VI
Jurnal Hukum V
Jurnal Hukum IV
Jurnal Hukum III
Jurnal Hukum II
REVISI Jurnal
Hukum I
Jurnal Hukum I
THE BIOGRAPHY
OF KARL FRIEDRICH VON SAVIGNY (Revis...
THE BIOGRAPHY
OF KARL FRIEDRICH VON SAVIGNY
August (3)

Penyusun:

Ratna Mariana205070095
Sartika Dewi
Jaoe205070100
Wira Dharma205070111
Anastasia
Saraswati205070118
Arminto Putra205070183
Maria Fransiska205070190
Jon Warif Sitorus205099103
wira-tika-maria-anas-ratna-jon-arminto

profile

Savigny's card to Goethe, announcing his


visit in 1832.

There was an error in this gadget

Search This Blog

savigny in english, 100 years Peace


Palace Library
Search

Das Rechts wird nicht gemacht, es ist und wird mit dem Volke

other philosophers

montaigne,descartes,newton,spinoza,lei
bniz
The famous 4 philosophers

Friedrich Karl von Savigny. Drawing by Ludwig Emil Grimm, 1809

Travel template. Powered by Blogger.

Followers

Anda mungkin juga menyukai