Laporan Hasil Analisis Produk Jurnalistik - Pelecehan Seksual Terhadap Anak
Laporan Hasil Analisis Produk Jurnalistik - Pelecehan Seksual Terhadap Anak
Oleh:
Iladiena Zulfa
(1113051000117)
Syahidah Azzahra
(1113051000174)
Martini
(1113051000120)
Jurnalistik 2B
KATA PENGANTAR
Jakarta,
Penulis
Juni 2014
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
Penulisan
D.
Metode
penulisan
E.
Sistematika
Penulisan
BAB
II
PERMASALAHAN
BAB
TEORI
III
BAB
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
b.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
IV
ANALISIS
LANDASAN
DAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menjadi orangtua di zaman modern seperti sekarang ini adalah sebuah
tantangan yang besar. Seiring berkembangnya teknologi dan komunikasi,
manusia semakin mudah untuk melakukan apapun, termasuk perbuatan
baik maupun perbuatan buruk. Pendidikan adalah hal terpenting yang
harus dimiliki setiap orang, terlebih bagi orangtua yang memiliki anak di
zaman ini. Perhatian dan pengawasan yang baik harus dimiliki setiap
orangtua, khususnya untuk ibu. Karena, ibu adalah orang yang
bertanggung jawab mendidik anaknya. Tetapi, peran ayah tidak kalah
penting untuk mendidik anaknya.
Maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak yang terjadi
belakangan ini membuat resah para orangtua. Hal tersebut disebabkan
oleh kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak, baik di lingkungan
rumah, maupun di lingkungan sekolah. Anak yang berumur di bawah lima
tahun berada pada tahap perkembangan dan proses belajar. Pada masa
itu, anak juga patuh dengan perkataan orang yang lebih tua. Masalahnya
di sini adalah, perkataan orang lain atau orang asing membuat anak
seperti terdoktrin dan terhasut untuk melakukan hal yang tidak baik.
Penyebab lain dari masalah ini adalah, pada zaman modern ini, banyak
orangtua yang terlalu sibuk bekerja, begitupun pada ibu. Ibu terlalu
menyerahkan anaknya kepada pengasuh. Padahal, peran ibu sangat
penting dalam menjaga, mendidik, merawat, memelihara dan mengawasi
anak.
Hal yang akan kami bahas dalam laporan ini adalah mengenai
pelecehan seksual terhadap anak yang akhir-akhir ini terjadi. Hal ini
penting dibahas karena sebagai pembelajaran untuk para orangtua yang
agak kesulitan dalam menjaga anak, dan sebagai pembelajaran juga bagi
calon orang tua, untuk mengetahui bagaimana menjaga dan mengawasi
anak dengan baik.
B.
Rumusan Masalah?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C.
1.
Tujuan Penulisan
Memberitahu kepada orangtua bagaimana menjaga dan mengawasi
anak.
2.
3.
4.
5.
Meningkatkan
keadilan.
D.
pengawasan
aparat
Negara
dalam
menegakkan
Metode Penelitian
Pada pembuatan laporan ini, metode yang kami gunakan dalam
mengumpulkan data adalah melalui buku-buku teori perkembangan
manusia, melalui internet, dan media massa seperti koran.
E.
Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. PERMASALAHAN
Berisi mengenai permasalahan yang terdapat dalam produk jurnalistik.
BAB III. LANDASAN TEORI
Berisi mengenai teori mengenai kasus pelecehan seksual yang terjadi
pada anak.
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi mengenai analisis dan pembahasan mengenai kasus pelecehan
seksual yang terjadi pada anak dan kaitannya dengan teori psikologi.
BAB V. PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang sumber penulisan makalah
BAB II
PERMASALAHAN
Pada laporan ini, kami mengmbil kasus yang belakangan ini marak
terjadi, bersumber dari media online.
Bocah Disodomi
Ibu Korban: Kasus AK Bukan yang Pertama di JIS
Sabtu, 19 April 2014 18:26 WIB
dan sekarang sudah pindah sekolah ke Bali," kata TH, didampingi kuasa
hukumnya, OC Kaligis.
Namun demikian, keesokan harinya, TH mengatakan, orangtua/wali murid
ini bungkam. Menurut TH, pihak JIS telah melarang mereka berbicara
kepada pers maupun polisi tanpa seizin sekolah.
"Saya bilang, kamu enggak usah takut. Jadi biar pun kamu bule, kamu
tetep dilindungi sama kayak saya (WNI)," kata TH.
Terkait informasi ini, pihak JIS belum memberikan klarifikasi. Kompas.com
telah melakukan konfirmasi ke Head of Communication Jakarta
International School Chisato Hara, namun belum ada tanggapan.
Saat ini, kasus pelecehan seksual terhadap AK telah ditangani polisi. Polisi
telah memeriksa 11 saksi. Dua di antaranya, Agun Iskandar dan Virgiawan
Amin alias Awan telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal
82 tentang Pencabulan Anak di Bawah Umur, dengan ancaman hukuman
15 tahun penjara.
BAB III
LANDASAN TEORI
Barker
(dalam
Huraerah,
2007),
mendefinisikan child
house merupakan tindakan melukai berulang-ulang secara fisik dan
emosional terhadap anak yang ketergantungan, melalui desakan hasrat,
hukuman badan yang tak terkendali, degradasi, dan cemoohan permanen
atau kekerasan seksual.
Kekerasan seksual merupakan bentuk kontak seksual atau bentuk
lain yang tidak diinginkan secara seksual. Kekerasan seksual biasanya
disertai dengan tekanan psikologis atau fisik (OBarnett et.al., dalam
Matlin, 2008). Perkosaan merupakan jenis kekerasan seksual yang
spesifik. Perkosaan dapat didefinisikan sebagai penetrasi seksual tanpa
izin atau dengan paksaan, disertai oleh kekerasan fisik (Tobach, dkk dalam
Matllin, 2008).
Kekerasan seksual (sexual abuse) meliputi hubungan seksual yang
dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga
tersebut, seperti istri, anak dan pekerja rumah tangga. Selanjutnya
dijelaskan bahwa sexual abuse adalah setiap perbuatan yang berupa
pemaksaan hubungan seksual, pemaksaan dengan cara tidak wajar dan
atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk
tujuan komersil, atau tujuan tertentu.
Familial Abuse
Incest merupakan sexual abuse yang masih dalam hubungan darah,
menjadi bagian dalam keluarga inti. Seseorang yang menjadi pengganti
orangtua, misalnya ayah tiri, atau kekasih, termasuk dalam
pengertian incest.
Mayer (dalam Towe, 2002) menyebutkan kategori incest dalam keluarga
dan mengaitkan dengan kekerasan pada anak.
2. Extrafamilial Abuse
Extrafamilial Abuse, dilakukan oleh orang lain di luar keluarga
korban, dan hanya 40% yang melaporkan peristiwa kekerasan. Kekerasan
seksual yang dilakukan orang dewasa disebut pedophile, yang menjadi
korban utamanya adalah anak-anak. Pedophiliadiartikan menyukai anakanak (deYoung dalam Tower, 2002). Pedetrasy merupakan hubungan
seksual antara pria dewaasa dengan anak laki-laki (Struve & Rush dalam
Tower, 2002)
Pornografi anak menggunakan anak-anak sebagai sarana untuk
menghasilkan gambar, foto, slide, majalah fan buku (OBrien, Trivelpiece,
Pecora et al., dalam Tower, 2002). Biasanya ada tahapan yang terlihat
dalam melakukan kekerasan seksual. Kemungkinan pelaku mencoba
perilaku untuk mengukur kenyamanan korban. Jika korban menuruti
kekerasan alan berlanjut dan intensif, berupa:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Masturbasi
8)
9)
Cunnilingus (stimulasi pada vulva atau area vagina, pada korban atau
pelaku).
Betrayal (penghianatan)
Kepercayaan merupakan dasar utama bagi korban kekerasan seksual.
Sebagai anak, individu percaya kepada orangtua dan kepercayaan itu
dimengerti dan dipahami. Namun, kepercayaan anak dan otoritas
orangtua menjadi hal yang mengancam anak.
2.
4.
Stigmatization
Korban kekerasan seksual merasa bersalah, malu memiliki gambaran diri
yang buruk. Rasa bersalah dan malu terbentuk akibat ketidakberdayaan
dan merasa bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol
dirinya Korban sering merasa berbeda dengan orang lain, dan beberapa
korban marah pada tubuhnya akibat penganiayaan yang dialami. Korban
lainnya menggunakan obat-obatan dan minuman alkohol untuk
menghukum tubuhnya, menumpulkan inderanya, atau berusaha
menghindari memori kejadian tersebut (Gelinas, Kinzl, dan Biebl dalam
Tower, 2002). Dampak yang diakibatkan peristiwa kekerasan tentu saja
mempengaruhi remaja secara psikologis, kognitif, emosi, sosial, dan
perilakunya. Menurut Maschi (2009), dampak yang ditimbulkan
mempengaruhi masa remaja hingga dewasa.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kehidupan manusis tidak terlepas dari perkembangan. Anak-anak
adalah masa awal perkembangan manusia yang pada masa itu
terbentuklah karakter dan kepribadian seseorang.
Pada masa modern seperti sekarang ini, banyak anak yang hidup
terbelenggu permasalahan sosial, seperti kasus pelecehan seksual anak,
yang marak akhir-akhir ini.
Padahal, anak adalah aset bagi masa depan bangsa. Menjadi kewajban
bersama untuk menciptakan generasi yang berkualitas baik. Untuk itu
peningkatan peran dan fungsi masing masing anggota keluarga. Terutama
orang tua dalam menciptakan suasana komunikasi dan interaksi yang
harmonis, didalam pengasuhan anak dan kehidupan berkeluarga sehari
hari.
B.
Saran
Ciptakan suasana komunikasi yang baik dalam keluarga.
Jaga dan awasi anak dengan baik, tanpa berlebihan atau posesif.
Tingkatkan pengamanan yang ada di lingkungan belajar anak.
Biarkan anak berekspresi dengan kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA