Anda di halaman 1dari 15

Latar Belakang

Pembangunan yang
lebih sustainable

Belajar kembali pada prinsip bangunan tradisional


Krishan, et.al, 2001

Perbedaan kondisi lingkungan melahirkan elemen khas pada


tiap-tiap rumah tradisional
Siswanto, 2009

Pemenuhan
kenyamanan termal

Dataran tinggi memiliki lingkungan dengan temperatur lebih


rendah dan kelembaban lebih tinggi dari dataran rendah
McMullan, 2007; Evans, 1980

Balkon dan lantai panggung menjadi strategi pendinginan pasif


pada bangunan tradisional dataran rendah
Prianto, 2002; Sukawi, 2009

Pernyataan Permasalahan

Penggunaan elemen balkon


(lepo) dan lantai panggung pada
bangunan tradisional Gayo di
dataran tinggi berpotensi
mempercepat pelepasan panas
bangunan

Pertanyaan Penelitian

Bagaimana kinerja termal rumah tradisional Gayo yang


dipengaruhi iklim dataran tinggi?
Bagaimana keberadaan elemen lepo dan lantai
panggung efektif dalam membentuk iklim mikro
bangunan untuk memenuhi kenyamanan termal rumah
tradisional gayo?

Konteks
Lingkungan
Termal

Konteks
Desain

Konteks Iklim

Aspek pembentuk termal


* T, RH, Radiasi, dan Aliran
udara
Desain lingkungan termal
* Balkon
* Lantai panggung
Keseimbangan termal

Szokolay, 2004
Prianto, 2002
Sukawi, 2009
Givoni, 1998
Evans, 1980
Koenigsberger, et.al, 1973
Moore, 1993
McMullan, 2007
Lechner, 2000

Rumah tradisional di dataran


tinggi
Strategi desain pasif untuk
dataran tinggi tropis lembab.

Samodra, 2009
Koenigsberger, et.al, 1973
Evans, 1980

Iklim Indonesia
Variasi iklim di dataran tinggi
Variasi iklim harian

Koenigsberger, et.al, 1973


Evans, 1980
McMullan, 2007

Metode Penelitian: Simulasi


Komputer AIOLOS - ARCHIPAK
Terikat: Kinerja Termal - Ti
Veriabel
Bebas: Disain selubung/elemen lepo & lantai panggung
Data Lokasi
Data Bangunan
Data

Data ACH
Data Ti dan Elemental Breakdown
Analisa Data iklim

Analisa Pengaruh Elemen

Analisa Kinerja Termal

Analisa Efektifitas

Analisa Data

Subjek
Penelitian

Rumah Tradisional Gayo : Umah Edet Pitu Ruang


Luas: 120 m
Tinggi panggung: 2 m
Material: papan kayu (lantai dan dinding), daun serule
Lepo: di sisi Timur, terbuka hanya bagian depan
Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Tengah

Model
Simulasi

Model 1
Simulasi
AIOLOS

Model 2

Model 3

Model 4

Dilakukan untuk mendapatkan prediksi ACH keempat model selama 24 jam


Bukaan diaktifkan mulai pukul 7.00 hingga pukul 18.00

Simulasi
ARCHIPAK

Dilakukan untuk mendapatkan prediksi Ti dan aliran panas keempat model


selama 24 jam

Model 1

Model 2

Model 3

Model 4

Seluruh simulasi dilakukan pada puncak bulan terpanas dan terdingin dalam satu tahun

Temperatur Harian

28
23
18
13
jan

feb

mar

apr

mei

jun

jul

ags

sep

okt

nop

des

25
23

maks

min

rata-rata

21
19
17
15
13
1

3To bulan
4 5terdingin
6 7

10 11 12 13 14 15 16
17 Bawah
18 19Zona
20 Nyaman
21 22 23 24
Batas

Batas Atas Kenyamanan

To bulan terpanas

Lingkungan Aceh Tengah cenderung bertemperatur


rendah dengan kelembaban dan intensitas radiasi
mataharai yang tinggi

Radiasi Matahari Harian

Kelembaban Harian

1000
800
600
400
200
0
1

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Radiasi Matahari Bulan Terdingin

Radiasi Matahari Bulan Terpanas

Kelembaban (%)

Radiasi Matahari (W/h)

Temperatur (C)

27

Temperatur Rata-rata 5 Tahun


Temperatur (C)

Letak Geografis: 410 - 458 LU


Ketinggian: >1200 meter DPL

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Kelembaban Rata-rata Pagi Hari

86,3 83,58 82,32 82,75 80,6

6
79

10

11

12

80,82 82,3 81,78 80,8 83,32 85,84

Kelembaban Rata-rata Siang Hari 71,76 65,3 63,88 65,75 65,225 62,55 64,58 69,06 64,48 65,58 71,2

73,2

Rumah tradisional Gayo seharusnya memiliki kemampuan menyerap panas sebanyak-banyaknya pada
siang hari dan menyimpannya untuk penghangatan pasif pada malam hari.

Membandingkan Ti masing-masing model


Membandingkan lamanya durasi nyaman
Membandingkan lamanya durasi tidak nyaman

14
12
Waktu (Jam)

Waktu (Jam)

20
15
10
5

10
8
6
4
2
0

0
Model 1

Model 2

Durasi Nyaman

Model 3

Durasi Tak Nyaman (underheating)

Model 4

Model 1

Durasi Nyaman

Model 2

Model 3

Durasi Tak Nyaman (underheating)

Hasil:
Ketidaknyamanan ruang akibat underheating
Model 3 memiliki durasi nyaman terlama yang terjadi pada siang hari

Model 4

Membandingkan tingkat kebutuhan


pemanasan (H-Kh) masing-msing model

Hasil:
Model 1 memiliki H-Kh yang lebih
kecil dari model 3.
Model 2 memiliki H-Kh paling besar.

Lantai
Membandingkan aliran panas yang terjadi melalui tiap
elemen masing-masing model.
Membandingkan properti termal tiap elemen masing-masing
model.

150
100

Material

U-value
(W/mK)

Conductivity
(W/m deg C)

Resistivity
(m deg C/W)

Papan
kayu
Papan
kayu di
atas
tanah

3,19

0,14

7,14

1,00

0,3

Admittance
(W/mdegC
)
2,0

0,63

0,14

7,14

1,00

0,2

2,0

50

Decr

T-lag
(hour)

-100
-150
-200
Model 1

Waktu (Jam)
Model 2
Model 3

Model 4

0:00

23:00

22:00

21:00

20:00

19:00

18:00

17:00

16:00

15:00

14:00

13:00

12:00

11:00

9:00

10:00

8:00

7:00

6:00

5:00

4:00

3:00

-50

2:00

0
1:00

Heat Flow Rate (dekaWh)

200

Hasil : Lantai model 1 dan 2 memiliki U-value lebih tinggi, lebih banyak aliran panas yang
terjadi.

Dinding

200

0:00

23:00

22:00

21:00

20:00

19:00

18:00

17:00

16:00

15:00

14:00

13:00

12:00

11:00

10:00

9:00

8:00

7:00

6:00

5:00

4:00

3:00

-200

2:00

-400

60
40
20
0
-20

1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
9:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
0:00

400

1:00

Heat Flow Rate (dekaWh)

600

Heat Flow Rate (dekaWh)

Atap

-40
-60
Model 1

-600
Model 1

Waktu (Jam)
Model 2
Model 3

U-value
(W/mK)
6,8

Conductivity
(W/m deg C)
0,085

Model 2

Waktu (Jam)
Model 3

Model 4

Model 4

Decr
1,00

T-lag
(hour)
0,1

40
20
0
-20

1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
9:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
0:00

Daun/Jerami, sudut
kemiringan hingga
40

Resistivity
(m deg C/W)
11,8

Heat Flow Rate (dekaWh)

60

Material

-40
-60
Model 1

Hasil: variasi selubung model


mempengaruhi aliran panas pada
atap dan dinding, meskipun memiliki
properti termal yang sama.

Material
Papan kayu

U-value
(W/mK)
3,19

Conductivity
(W/m deg C)
0,14

Waktu (Jam)

Resistivity
(m deg C/W)
7,14

Decr
1,00

Model 2

T-lag
(hour)
0,3

Admittance
(W/mdegC)
3,0

Hasil:
Perbedaan luasan dinding Timur
mengakibatkan variasi jumlah aliran panas.
Model 2 dan 4 menerima panas lebih besar.

Hasil:
Model 1 dan 3 mengalami heat gain
tertinggi.
Model 1 dan 2 mengalami heat loss
tertinggi.

Jadwal Bukaan Terbuka


Model 1

Waktu (Jam)
Model 2
Model 3

Model 4

0:00

23:00

22:00

21:00

20:00

19:00

18:00

17:00

16:00

15:00

14:00

13:00

12:00

11:00

9:00

10:00

8:00

7:00

Jadwal Bukaan
Tertutup

6:00

5:00

4:00

3:00

Jadwal
Bukaan
Tertutup

2:00

1550
1500
1450
1400
1350
1300
1250
1200
1150
1100
1050
1000
950
900
850
800
750
700
650
600
550
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
-50
-100
-150
-200
-250
-300
-350
-400
-450
-500
-550
-600
-650

1:00

Heat Flow Rate (dekaWh)

Ventilasi

Membandingkan tingkat ACH


Membandingkan Total Aliran Panas pada Elemen
Melihat Dampaknya terhadap Ti
ACH

Total Aliran Panas melalui Atap

30
Jadwal Bukaan
Tertutup

4000
Jadwal Bukaan
Tertutup

20
ACH pada Model 1

15
10

ACH pada Model 2

5
24.00

23.00

22.00

21.00

20.00

19.00

18.00

17.00

16.00

15.00

14.00

13.00

12.00

11.00

9.00

10.00

8.00

7.00

6.00

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

3000
2000
1000

Heat Loss

0
-1000

Heat Gain
Model 1

Model 2

Model 3

Model 4

-2000
-3000
-4000

Waktu (Jam)

Total Aliran Panas melalui Ventilasi

Total Aliran Panas melalui Dinding

8000
400

6000
5000
4000

Heat Loss

3000
Heat Gain

2000

Heat Flow Rates


(dekaWh)

7000
Heat Flow Rates (dekaWh)

ACH

25

5000

Jadwal
Bukaan
Terbuka

Heat Flow Rates (dekaWh)

35

200
Heat Loss
0

Heat Gain
Model 1

Model 2

Model 3

Model 4

-200
-400

1000
0
-1000

Model 1

Model 2

Model 3

Model 4

-2000

Hasil: lepo meningkatkan ventilation rates dan memicu peningkatan heat loss pada elemenelemen bangunan.

Membandingkan kinerja bangunan berpanggung


dan tanpa panggung

Total Aliran Panas melalui Atap


Jadwal Bukaan Terbuka

5000

Jadwal Bukaan Tertutup

Model 2

Heat Flow Rates


(dekaWh)

24.00

23.00

22.00

21.00

20.00

19.00

18.00

17.00

16.00

15.00

14.00

13.00

12.00

11.00

9.00

8.00

7.00

4000

6.00

5.00

4.00

3.00

2.00

Jadwal Bukaan
Tertutup

10.00

35
30
25
20
15
10
5
0
1.00

ACH

ACH

2000

Heat Gain

0
Model 2

Model 4

-2000

Model 4

-3000

Total Aliran Panas melalui Dinding

2000
1500

600

500
0
Model 1

Model 2

Model 3

Model 4

Heat Flow Rates


(dekaWh)

1000

-500

Heat Loss

1000

-1000

Total Aliran Panas melalui Lantai


Heat Flow Rates (dekaWh)

3000

-1000

400
200

Heat Loss

Heat Gain

-200

Model 2

Model 4

-400

-1500
Heat Loss

Heat Gain

Total Aliran Panas melalui Ventilasi

Hasil:
Lantai panggung memicu peningkatan heat gain
melalui elemen bangunan terutama lantai.
Lantai panggung memicu peningkatan
ventilation rates, sehingga heat loss lebih tinggi

Heat Flow Rates


(dekaWh)

6000
4000
Heat Loss
2000
Heat Gain
0
Model 2
-2000

Model 4

Perbandingan prosentase kenyamanan


Perbandingan prosentase temperatur terendah
Model 3

Model 4

Ti (C)

T (K)

Ti (C)

T (K)

Ti (C)

T (K)

1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
9:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00

20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5
20,5

16,3
16
15,8
15,6
15,7
15,8
16
14,7
15,4
16,6
18,1
19,8
21,4
22,6
23,3
23,6

4,2
4,5
4,7
4,9
4,8
4,7
4,5
5,8
5,1
3,9
2,4
0,7
0
0
0
0

13,9
14
14,3
14,7
15,2
15,8
16,5
14,8
15,6
16,8
18,1
19,8
21,5
22,7
23,5
23,7

6,6
6,5
6,2
5,8
5,3
4,7
4
5,7
4,9
3,7
2,4
0,7
0
0
0
0

16,1
15,6
15,1
14,8
14,7
14,7
14,9
15,1
15,6
16,7
18
19,5
21
22,1
22,8
23

4,4
4,9
5,4
5,7
5,8
5,8
5,6
5,4
4,9
3,8
2,5
1
0
0
0
0

14,7
14,2
13,9
13,9
14
14,3
14,8
15
15,7
16,7
17,8
19,4
20,9
22,1
22,8
23

5,8
6,3
6,6
6,6
6,5
6,2
5,7
5,5
4,8
3,8
2,7
1,1
0
0
0
0

17:00
18:00
19:00
20:00
21:00

20,5
20,5
20,5
20,5
20,5

23,3
23
19,6
19
18,4

0
0
0,9
1,5
2,1

23,4
23
15,9
15,3
14,7

0
0
4,6
5,2
5,8

22,9
22,6
20,9
20,1
19,3

0
0
0
0,4
1,2

22,9
22,6
19,9
18,9
17,9

0
0
0,6
1,6
2,6

22:00
23:00
00:00

20,5
20,5
20,5

17,8
17,2
16,7

2,7
3,3
3,8

14,3
14
13,9

6,2
6,5
6,6

18,4
17,6
16,8

2,1
2,9
3,7

16,9
16,1
15,3

3,6
4,4
5,2

Keterangan :
: Selisih Terbesar ( 5 K)
: Selisih Sedang ( 3 - 4,9 K)
: Selisih Kecil ( 1,5 - 2,9 K)
: Selisih Terkecil ( 0,1 - 1,4 K)
: Nyaman (0)
: Jadwal Bukaan Aktif
: Jadwal Bukaan Tidak Aktif
30
Efektifitas Desain Termal
(%)

Model 2

29,7

25
25

25

Model 1

Model 2

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

Model 3

Model 4

45,8
37,5
25

8,3
Model 1

Hasil: Model 1 paling efektif karena prosentase


temperatur terendahnya paling kecil.

25

20

Efektifitas Desain Termal (%)

Jam

Model 1
Batas
Bawah Ti (C) T (K)

Model 2

Model 3

Model 4

Aktifitas siang hari

Aktifitas malam hari

Kesimpulan

Model 3 memiliki durasi nyaman 4,7% lebih tinggi dari model lainnya.
Kinerja termal rumah tradisional Gayo, yang diwakili model 1 (ber-lepo, lantai
panggung) paling baik dengan H-Kh lebih rendah 16,7% dari model 3.
Elemen lepo dan lantai panggung tidak dapat digunakan sebagai strategi
pemanasan pasif, ACH 50%, heat loss melalui ventilasi > 3x.
Elemen lepo dan lantai panggung tidak efektif untuk membentuk iklim mikro
dalam ruang yang lebih baik, Ti malam hari < 20,5C.
Saran

Penggunaan lepo disarankan untuk meningkatkan aliran udara kedalam


ruang.
Penggunaan lantai panggung disarankan untuk mengurangi resiko
kelembaban di ruang dan struktur bangunan.
Diperlukan studi lanjutan yang mempertimbangkan keberadaan celahcelah konstruksi bangunan.
Diperlukan studi lanjutan yang melihat komponen kenyamanan termal
lainnya seperti kelembaban, radiasi matahari, dan aliran udara.

Anda mungkin juga menyukai