Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung


ataupun tak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,
kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik,
yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau
penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif
dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
Pengertian yang luas tersebut memperlihatkan bahwa spektrum diskriminasi dapat
terjadi dalam berbagai bentuk pada setiap bidang kehidupan secara langsung maupun tidak
langsung. Diksriminasi tersebut dapat bersumber dari peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Pemerintah yang mengandung unsur-unsur diskriminasi. Atau dapat pula berakar
pada nilai-nilai budaya, penafsiran agama, serta struktur sosial dan ekonomi yang
membenarkan terjadinya diskriminasi. Dalam rangka menegakkan norma HAM di Indonesia,
Pemerintah telah meratifikasi Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination Against
Women) melalui UU Nomor 7 Tahun 1984 serta Konvensi Internasional Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Rasial 1965 (Convention on The Elimination of All Forms of Racial
Discrimination 1965) melalui UU Nomor 29 Tahun 1999.Berdasarkan konvensi-konvensi
tersebut Pemerintah harus mengambil beberapa langkah dan tindakan yang mendukung
tegaknya norma HAM tersebut. Pemerintah wajib melaksanakan kebijakan anti diskriminasi,
baik melalui peraturan perundang-undangan maupun dalam prakteknya, dengan melarang dan
menghapuskan segala bentuk diskriminasi dan menjamin setiap orang tanpa membedakan
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin,
bahasa, atau keyakinan politik, dan kesederajatan di muka hukum, terutama kesempatan untuk
menggunakan hak-haknya. Pihak Pemerintah pun wajib menjadikan segala bentuk
penghasutan, kekerasan, provokasi, pengorganisasian, dan penyebarluasan yang didasarkan
pada diskriminasi sebagai tindak pidana. Kemudian pihak Pemerintah pun harus menjamin
adanya perlindungan dan perbaikan yang efektif bagi setiap orang yang berada di bawah
yurisdiksinya atas segala tindakan diskriminasi, serta hak atas ganti rugi yang memadai dan
memuaskan atas segala bentuk kerugian yang diderita akibat perlakuan diskriminasi. Untuk
itu Pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang segera dan efektif, khususnya di
bidang pengajaran, pendidikan, kebudayaan, dan penyebarluasan nilai-nilai anti diskriminasi
dengan tujuan untuk memerangi berbagai prasangka yang mengarah pada praktek-praktek
diskriminasi.
1

ANALISA KASUS:
Kerusuhan bernuansa SARA juga meletup di Temanggung, Jawa Tengah. Massa yang
tak puas terhadap tuntutan 5 tahun terhadap Antonius Richmond Bawengan, terdakwa
penistaan agama di Pengadilan Negeri Temanggung, mengamuk. Massa menilai vonis ini
terlalu ringan.
Ada pengadilan penodaan agama divonis hari ini. Vonisnya sudah maksimum sesuai
tuntutan jaksa yakni 5 tahun. Tapi massa menghendaki hukuman mati. Massa marah, kata
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Edward Aritonang saat dihubungi detikcom, Selasa
(8/2/2011). Meskipun Edward menyebutkan vonis, namun agenda sidang yang betul adalah
tuntutan.
Edward mengatakan, massa kemudian menggulingkan sebuah truk Polri dari kesatuan
Dalmas yang ada di sekitar pengadilan. Polisi mencoba menghadapi massa secara persuasif
karena kasus ini menyangkut agama.
Siapa pun ya marah kalau soal agama. Tapi kita coba memahami. Hakim juga sudah
memvonis maksimum, ujarnya.
Polisi sudah mengevakuasi terdakwa ke Semarang. Menurut Edward, situasi di
pengadilan sudah mulai kondusif. Kejadiannya tadi pukul 10.00 WIB, sekarang sudah mulai
kondusif. Saya lagi di jalan menuju lokasi, ungkap Edward yang berkedudukan di Semarang
ini.
Sidang kasus ini selalu dihadiri pengunjung dari berbagai ormas dan sering terjadi
kericuhan. Menyitir Media Indonesia Online edisi Kamis, 20 Januari 2011, kasus yang
menjerat warga asal Manado ini terjadi pada 3 Oktober 2010. Ketika itu Antonius yang
menggunakan KTP berdomisili di Kebon Jeruk, Jakarta menginap di tempat saudaranya di
Dusun Kenalan, Desa/Kecamatan Kranggan, Temanggung.
Sedianya ia hanya semalam di tempat itu untuk melanjutkan pergi ke Magelang.
Namun waktu sehari tersebut digunakan untuk membagikan buku dan selebaran berisi tulisan
yang dianggap menghina umat Islam. Karenanya, sejak 26 Oktober 2010, ia ditahan.
Dalam selebaran dan buku itu antara lain ditulis dinding Kabah yang terpasang hajar
aswad merupakan kelamin wanita. Tempat pelemparan jumroh yang merupakan bangunan
setengah lingkaran itu disebut terdakwa berkelamin laki-laki. Selain itu, terdakwa
2

menggambarkan wajah Islam sebagi bengis dan kejam. Tulisan ini memancing emosi umat
Islam.
detik.com juga memberitakan, Kerusuhan di Temanggung merupakan buntut dari
sikap massa yang tidak puas dengan sikap jaksa yang hanya menuntut terdakwa kasus
penistaan agama Antonius Richmond Bawengan. Massa meminta Jaksa Penuntut Umum
(JPU) mendakwa terdakwa dengan hukuman mati.
Berikut kronologi singkat proses hukum Antonius seperti yang dituturkan Kepala Biro
Penerangan Umum Mabes Polri Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana saat ditemui wartawan
di ruang kerjanya, Jl Trunojoyo, Jaksel, Selasa (8/2/2011).
23 Oktober 2010, Antonius yang merupakan warga Duren Sawit, Jakarta Timur, diketahui
tertangkap tangan menyebarkan selebaran yang berisi penistaan agama. Salah satu selebaran
itu diletakkan di depan rumah warga.
Warga yang mengetahui perbuatan Richmond langsung melaporkannya ke Polres
Temanggung dan kemudian polisi menangkap dan menjebloskannya ke penjara sambil
menunggu jadwal sidang.
Sidang telah berlangsung 3 kali di PN Temanggung, yaitu pada tanggal 20, 27 Januari,
dan 8 Februari. Sidang hari ini berupa pembacaan tuntutan. Saat persidangan berlangsung,
tidak terjadi keributan di dalam ruang sidang. Namun, massa yang berada di luar ruangan
mulai memanas usai pembacaan tuntutan oleh jaksa. Polisi berusaha menenangkan namun
massa bergerak dan melakukan perusakan.
Mabes Polri mencatat ada 3 gereja yang dirusak oleh massa yang tidak puas dengan
sidang kasus penistaaan agama di PN Temanggung, Jawa Tengah. 2 Truk milik kesatuan
Pengendalian Massa (Dalmas) Polres Temanggung dirusak. Tiga buah gereja dirusak, dua di
antaranya dibakar. Mobil polisi dua, beberapa yang mengalami luka akibat benturan, tapi
nggak ada yang serius, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri
Brigjen Untung Yoga Ana di kantornya, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (8/2/2011)..
Sementara itu Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar menyatakan,
pihaknya masih belum mengetahui siapa massa yang melakukan tindak anarkis tersebut.
Namun siapa pun mereka, polisi tidak akan menolerir tindakan tersebut dan akan menindak
tegasKita belum tahu. Siapapun yang terlibat harus ditindak tegas, ujarnya.Hingga kini,
3

lanjut Boy, polisi masih melokalisir tempat, mengumpulkan sejumlah saksi, dan barang bukti
serta menangkap para pelaku.Kita sangat menyesalkan adanya kejadian tersebut yang terkait
sidang terdakwa Antonius soal penistaan agama, ungkapnya.
Massa yang mengamuk di depan PN Temanggung, Jawa Tengah semakin bengis. Tak
cuma membakar mobil Dalmas di depan pengadilan, 3 gereja pun diserang. Sejumlah
kendaraan yang terparkir di gereja tersebut dibakar.
3 Gereja yang diserang yakni Gereja Bethel Indonesia Jl Soepeno, Gereja Kristen
Protestan Kanisius, dan Gereja Katolik Temanggung.Di Gereja Bethel, massa membakar 5
motor dan pos satpam. Pintu gereja juga ikut dijebol. Kantin gereja, kantor serta sekolah
Kristen Shekinah yang berada di halaman gereja dirusak.Seorang satpam Gereja Bethel, Heru
mengatakan, sekitar pukul 10.30 WIB, tiba-tiba ada segerombolan orang datang dan
menyerang gereja. Massa melempari gereja dengan batu dan balok-balok kayu. Sontak Heru
dan sejumlah guru di sekolah menyelamatkan diri dari serangan batu massa.Saat itu saya
sedang berada di dalam pos satpam. Tiba-tiba segerombolan massa datang dan melempari
batu. Saya lari mengamankan diri, begitu juga dengan guru-guru di sini, ujar Heru.
Tak puas dengan melempari batu, massa kemudian membakar pos satpam dan 5 motor
yang tengah di parkir di halaman gereja. Setelah itu massa pun pergi.
Massa lalu menyerang Gereja Kanisius. Di gereja ini, massa membakar 3 mobil. Kemudian
massa beralih ke Gereja Katolik. Di Gereja Katolik, massa melempari gereja dan menjebol
pintu masuk.
Temanggung, Jawa Tengah, selama ini dikenal sebagai kota yang sejuk dan tenang.
Kesejukan itu juga terlihat dalam kehidupan sosial. Kerukunan dan keharmonisan sesama
umat beragama sangat terjaga.Hari ini, Selasa 8 Februari 2011, kesejukan kota itu robek oleh
kerusuhan. Tiga gereja dirusak massa lantaran mereka dihalangi polisi menghadiri sidang
yang mengadili Antonius Richmond Bawengan, seorang Kristen Protestan yang didakwa
melakukan penodaan agama. Polisi cemas massa akan melakukan tindakan anarkis di ruang
sidang.Perusakan tempat ibadah ini, menurut Romo Aloysius Budi Purnomo, Ketua Komisi
Hubungan Antar Agama Gereja Katolik yang bertugas di Semarang, merupakan pelampiasan
ketidakpuasan massa terhadap tuntutan jaksa lima tahun penjara kepada Antonius.Tradisi
kerukunan di Temanggung, kata Romo Budi, sebetulnya sudah berlangsung turun-temurun
dan selama ini tidak pernah terganggu aksi rusuh semacam itu. Romo Budi tidak mau
4

berprasangka buruk ada dalang di balik aksi ini. Dia percaya pihak yang berwajib akan dapat
segera mengungkapnya.
Kasus yang menjerat Antonius ini, kata Romo Budi, bermula sekitar setahun lalu,
yaitu di tahun 2010. Saat itu, Antonius yang memegang KTP Jakarta, datang ke Temanggung
untuk mengunjungi rumah sanak saudaranya. Di Temanggung, dia malah terjerat hukum
karena menyebarkan pamflet-pamflet dan buku yang isinya memprovokasi sekaligus
melecehkan agama Katolik maupun Islam.Salah satu isinya, dia menyebarkan pamflet anti
Bunda Maria. Itu kan pengingkaran iman Katolik seutuhnya. Nah, dalam rangka itu, dia juga
mengutip Alquran, kata Romo Budi.Bunda Maria sangat dimuliakan dalam Gereja Katolik.
Setelah selesai disidik, Selasa ini, 8 Februari 2011, sidang pembacaan tuntutan terhadap
terdakwa dilangsungkan di PN Temanggung. Mendengar jaksa menuntut Antonius lima tahun
penjara, massa yang menghadiri persidangan marah.Dengan beringas, mereka lalu merusak
gedung pengadilan, termasuk membakar dan merusak tiga gereja Katolik dan Kristen
Protestan.Romo Budi heran kenapa massa merusak gereja, dan juga merusak Gereja Katolik
Santo Petrus dan Paulus. Padahal, kata Romo Budi, Katolik sendiri sebenarnya ikut dinodai
oleh tindakan ngawur Antonius.Dalam perkara ini, Gereja Katolik setempat tidak ikut
mengadukan Antonius ke pihak berwajib. Provokasi yang dilakukan Antonius itu sangat
merugikan iman Katolik dan juga iman saudara kami yang Muslim, kata Romo Budi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengecam keras tindakan anarkis yang
dilakukan sekelompok orang yang membakar rumah peribadatan dan fasilitas lain di
Temanggung, Jawa Tengah. Selain itu, aparat keamanan diminta melakukan tindakan tegas.
Presiden mengecam, kata Menko Polhukam, Djoko Suyanto dalam pesan singkatnya yang
diterima di Jakarta, Selasa malam 8 Februari 2011.
Presiden, kata dia, memerintahkan Polda Jawa Tengah segera mencari pelaku tindakan anarkis
tersebut dan segera ditindaklanjuti dengan proses hukum yang berlaku.
Selain itu, Djoko menuturkan, Presiden juga meminta aparat Pemda dan keamanan di daerah
agar meningkatkan deteksi, dan tindakan pencegahan dini, serta menindak tegas setiap
tindakan anarkis apapun alasan yang melatarbelakanginya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan ini bermula dari sidang penistaan agama di
Pengadilan Negeri Temanggung. Massa yang tidak puas, merangsek ke luar pengadilan dan
5

melakukan perusakan. Tiga gereja jadi korban, ada yang dibakar dan dirusak. Sejumlah mobil
dna motor dibakar. Sebanyak sembilan warga terluka dan sempat dibawa ke RSUD
Temanggung.

GAMBAR

KERUSUHAN ANTAR WARGA DAN APARAT

GEREJA MENJADI AMUKAN WARGA

MOBIL KEAMANAN JADI AMUKAN WARGA

PENANGANAN KASUS INI :


langkah langkah menurut masing-masing pendapat pemerintah :
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan mengirim tim ke
Temanggung, Jawa Tengah. Hal ini dilakukan untuk mengungkap dalang di balik aksi
perusakan tiga gereja di Temanggung, Jawa Tengah, silam. Karena itulah, agenda pertama
yang akan dilakukan Komnas HAM adalah meminta penjelasan soal kejadian ini dari
aparat kepolisian.
Sebab aparat kepolisian terkesan lalai, jadi ini yang mau kita periksa untuk mengetahui
terjadinya keusuhan.

Fokus dari tim yang akan melakukan pemeriksaan dan akan diungkap, menurutnya, adalah
kelalaian kepolisian atas kejadian tersebut., kejadian tersebut sangat terkait dengan
tanggung jawab polisi di lapangan.
Pemerintah mengerahkan Anggota keamanan terus menyelidiki kasus ini sampai selesai
sehingga tercipta suasana rukun dan damai di daerah temangung.

PENUTUP
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah soal diskriminasi ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang saya peroleh hubungannya
dengan makalah ini saya banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan
kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi saya para pembaca khusus pada penulis. Aamiin

DAFTAR PUSTAKA

KOMPAS,9 FEBRUARI 2011

VIVANEW.COM, KERUSUHAN TEMANGGUNG 8 FEBRUARI 2011

Anda mungkin juga menyukai