Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Bicara Tentang masalah hukum dan politik di Indonesia memang tidak ada habis-

habisnya.Karena hukum dan politik saling berkaitan. Apalagi dengan jabatan dan jenjang
karir

yang

menjanjikan,seperti

menjadi

Calon

PNS,Direktur,dan

Petinggi-petinggi

Negara.Bahkan sampai-sampai mereka tidak sadar Bahwa Ada hukum yang mengikat kuat
dibalik semua itu.
Banyak sekali Dari mereka yang menyalahgunakan wewenang dan jabatan hanya
untuk kepentingan mereka sendiri.Seperti halnya yang terjadi dengan Kasus Gayus
Tambunan,Seorang Pegawai Dirjen Pajak yang hanya Pegawai negri Sipil (PNS) Golongan
III A.Yang gajinya kurang dari dua juta Rupiah.tetapi di rekeningnya terdapat uang miliaran
Rupiah.
Susno Duadji adalah mantan Kabareskrim yang berhasil membongkar Markus Pajak
tentang kasus gayus tambunan tersebut dan markus di Institusinya sendiri.Keberaniannya
membongkar kasus tersebut bahkan menyeret nama-nama seperti Andi Kosasih,Syahril
johan,sejumlah petinggi negara yang terlibat dengan kasus Gayus,bahkan nama-nama di
institusinya sendiri .
1.2

Rumusan Masalah

o Apakah kasus gayus tambunan ?


o Siapa saja orang yang terlibat ?
o Termasuk pelanggaran etika apa yang dilakukan oleh Gayus?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Kasus penggelapan pajak


Nama yang akhir-akhir ini mencuat karena namanya disebut oleh mantan

Kabareskrim Komjen Susno Duadji memiliki uang sebesar Rp 25 miliar dalam rekening
pribadinya. Hal tersebut sangat mencuri perhatian karena Gayus Tambunan hanyalah seorang
PNS golongan III A yang mempunyai gaji berkisar antara 1,6-1,9 juta rupiah saja.
Lelaki yang memiliki nama lengkap Gayus Halomoan Tambunan ini bekerja di kantor
pusat pajak dengan menjabat bagian Penelaah Keberatan Direktorat Jenderal Pajak. Posisi
yang sangat strategis, sehingga ia dituduh bermain sebagai makelar kasus (markus). Kasus
pun berlanjut karena di duga banyak pejabat tinggi Polri yang terlibat dalam kasus Gayus.
Gayus dijadikan tersangka oleh Polri pada November 2009 terkait kepemilikan uang yang
mencurigakan di rekeningnya mencapai Rp 25 miliar. Gayus terindikasi melakukan pidana
korupsi, pencucian uang, dan penggelapan senilai Rp 395 juta.
Namun di persidangan, jaksa hanya menjerat pasal penggelapan saja, dengan alasan
uang yang diduga hasil korupsi telah dikembalikan. Sisa uang Rp 24,6 miliar, atas perintah
jaksa, blokirnya dibuka. Hakim pun memutuskan Gayus divonis 6 bulan penjara dan masa
percobaan setahun
Setelah dilakukan pemeriksaan, dari uang total Rp 25 miliar, uang sejumlah Rp 395 juta
disita, dan sisanya sebesar Rp 24,6 miliar pun hilang entah kemana dan tidak ada pembahasan
lanjut mengenai uang sebesar itu. Dalam kasus ini, Gayus dijerat 3 pasal sekaligus, yakni
Korupsi, Pengelapan Uang dan Pencucian Uang. Tetapi pada persidangan ia hanya didakwa
kasus Penggelapan Uang saja. Alhasil, hukuman sangat ringan pun ia dapatkan, yaitu 1 tahun.
Tetapi, tak lama kemudian, Gayus pun malah dibebaskan. Dikarenakan ada penghapusan
pasal yang dilakukan jaksa, yakni menghilangkan pasal korupsi dan pencucian uang dan
hanya mengenakan pasal penggelapan,

2.2

Pihak yang terlibat


Seperti yang kita tahu bahwa dalam kasus pajak ini bukan hanya gayus saja yang

bekerja sendiri tetapi ia juga mempunyai jaringan. Sebelum Gayus Tambunan pergi ke
Singapura ia pernah memberi pengakuan ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum bahwa
bukan hanya dirinya yang bertugas tetapi ada orang lain.
Selain sejumlah petinggi negara yang terlibat istri Gayus(Milana Anggraeni) juga
ditetapkan sebagai tersangka karena ia diketahui menerima dana dari suaminya (Gayus
Tambunan) sebesar 3,6 miliar .Andi kosasih juga menerima dana dari Gayus tambunan
Sebesar Rp 1,9 miliar,masuk ke rekening Gayus Rp 10 miliar dan tabungan Gayus Rp 1
miliar. Jaksa Agung Muda Pengawasan (Jamwas), Hamzah Tadja mencurigai adanya itikad
tidak baik dari Cirus Sinaga selaku jaksa peneliti berkas perkara Gayus Tambunan. Memang
ada informasi bahwa Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) tersebut diambil sendiri
oleh Cirus ke Mabes Polri. Namun, pihaknya belum bisa memastikan kebenarannya karena
masih harus mengkonfirmasikan dengan pihak Mabes. Cirus sendirilah yang mengantarkan
SPDP tersebut langsung kepada Direktur Prapenuntutan Jampidum saat itu, Poltak
Manullang. semestinya SPDP masuk dari Mabes Polri langsung ke Kabbag TU Jampidum.
Setelah itu diproses untuk diberikan kepada Jampidum supaya ditunjuk jaksanya.
Oleh karena itu, hasil pemeriksaan jajaran Pengawasan Kejagung menilai ada itikad
tidak baik dari jaksa Cirus dalam menangani perkara Gayus Tambunan. Itu sebabnya ia
dihukum karena ada itikad tidak baik.
Sebelumnya, jaksa Cirus Sinaga dan mantan Direktur Prapenuntutan Jampidum
Poltak Manullang terbukti tidak cermat dalam menangani kasus Gayus. Keduanya dikenai
sanksi pembebasan dari jabatan struktural.
2.3

Pelanggaran etika profesi


Dalam hal ini,Gayus sudah melanggar beberapa prinsip dari etika profesi, antara lain:

Prinsip Pertama Tanggung Jawab Profesi


Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional seorang pejabat perpajakan

untuk mengelola pendapatan keuangan Negara harus senantiasa menggunakan pertimbangan


moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Tapi dalam kasus

pengelapan pajak keuangan Negara seorang Gayus telah melupakan tanggung jawab (tidak
bertanggiung jawab) sebagai profesinya. Sejalan dengan peranan tersebut, seorang pejabat
perpajakan gayus seharusnya mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka.

Prinsip Kedua Kepentingan Publik


Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan

kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas


profesionalisme. Melihat kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh pejabat perpajakan
Gayus jelas tidak menghormati kepercayaan masyarakat luas(kepercayaan public). Dan
semua itu tidak dilakukan oleh pejabat perpajakan Gayus. Dalam mememuhi tanggungjawab profesionalnya, pejabat perpajakan mungkin menghadapi tekanan yang saling
berbenturan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam mengatasi benturan ini,
anggota harus bertindak dengan penuh integritas, dengan suatu keyakinan bahwa apabila
pejabat memenuhi kewajibannya kepada publik, maka kepentingan penerima jasa terlayani
dengan sebaik-baiknya.

Prinsip Ketiga Integritas


Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus

memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas(perilaku,kejujuran,kebulatan)


setinggi mungkin. Dalam kasus penggelapan pajak oleh pejabat pajak Gayus tidak
ditemukan sama sekali integritas yang tinggi, dalam hal kejujuran pejabat tersebut telah
membohongi public, dalam hal perilaku pejabat persebut telah melukai hati public sebagai
pembayar pajak.

Prinsip Keempat Obyektivitas


Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan

dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Menengok kasus pejabat perpajakan Gayus


syarat dengan banyak kepentingan yang berbenturan dan bertentangan dengan kewajiban dan
etika profesi. Sementara dalam kasus pejabat pajak Gayus tidak menunjukkan indikasi
seperti diatas alias bertentangan dengan prinsip Obyektifitas yang mana harus bekerja dalam

berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai
situasi.

Prinsip Kelima - Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Dalam masalah pejabat perpajakan Gayus Kompetensi dan kehati-hatian Profesional

tidak ditunjukkan dengan memihak kepada organisasi dan golongan tertentu untuk memupuk
keuntungan sendiri.

Prinsip Keenam Kerahasiaan


Setiap anggota harus, menghormati Kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antara
anggota dan klien atau pemberi kerja berakhir. Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali
jika persetujuan khusus telah diberikan atau terdapat kewajiban legal atau profesional untuk
mengungkapkan informasi. Melihat kasus terhadap penyimpangan pajak yang dilakukan
pejabat perpajakan Gayus, seharusnya kerahasiaan itu benar benar dilakukan untuk dan
demi kepentingan pembangunan Negara dan Bangsa dan bukan untuk melindungi
kepentingan golongan tertentu.

Prinsip Ketujuh Perilaku Profesional


Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan

menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi: Hal ini sama sekali tidak di
tunjukkan oleh pejabat perpajakan Gayus dimana prilaku profesinya jelas jelas merugikan
masyarakat bangsa dan Negara.

Prinsip Kedelapan - Standar Teknis

Bahwa setiap pejabat harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan sebagai seorang pejabat perpajakan. Dalam kasus
penggelapan pajak oleh pejabat perpajakan Gayus tidak ditemukan standar teknis dan
standar professional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang mana harus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tentunya bermuara pada penerimaan pendapatan
Negara guna pembangunan Bangsa sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.

BAB III
KESIMPULAN

Tindak penggelapan pajak, korupsi dan pencucian uang ini, merupakan salah satu
pelanggaran dari etika profesi oleh Gayus Tambunan. Dalam etika profesi terdapat beberapa
prinsip yang dilanggar sebagai seorang pekerja yaitu Tanggung Jawab Profesi, Kepentingan
Publik, Integritas, Obyektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, Kerahasiaan,
Perilaku Profesional, dan standar teknis. hal ini berdampak negatif bagi institusi bidang
perpajakan, karena dianggap lalai dalam mengawasi tindakan oknum pegawai pajak.
Ditambah lagi dengan memperburuknya citra perpajakan di mata masyarakat dengan adanya
kasus ini.
Banyak sekali para aparat penegak hukum itu sendiri yang menyalahgunakan
wewenang dan jabatannya dengan merugikan Negara . Kebobrokan institusi yang seharusnya
menjadi pelindung, pengaman, pengayom merupakan contoh bahwa Hukum merupakan
barang yang dapat dibeli.

DAFTAR PUSTAKA
http://liputan6.com diakses pada tanggal 26 Mei 2013
http://vivanews.com diakses pada tanggal 26 Mei 2013
http://yayuqamariah.blogspot.com/ diakses pada tanggal 26 Mei 2013
http://profil.merdeka.com/indonesia/g/gayus-tambunan/ diakses pada tanggal 26 Mei 2013
http://septikomariyah.blogspot.com/ diakses pada tanggal 24 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai