Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH : EKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN

SUMBERDAYA AIR DAN PENCEMARAN

OLEH :
DWI FAJRIANTI
P3300216013

PROGRAM PASCA SARJANA


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

SUMBERDAYA AIR DAN PENCEMARAN


A. PENGERTIAN
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas dan di bawah
permukaan tanah termasuk didalamnya air permukaan, air hujan, air tanah dan
air laut yang berada di darat. Sumberdaya air adalah air, sumber air dan daya air
yang terkandung didalamnya. Air memegang peranan penting di dalam
kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Oleh Manusia air
dipergunakan untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air
juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih
banyak lagi.
Manusia dan semua makhluk hidup membutuhkan air sebagai salah satu sumber
kehidupan. Dengan kata lain air merupakan material yang sangat dibutuhkan
bagi kehidupan di bumi. Semua organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang
berisi air sedikitnya 60% dan aktifitas metaboliknya mengambil tempat di larutan
air (Enger dan Smith dalam Tasambar Mochtar, 2000). Untuk kepentingan
manusia dan kepentingan komersial lainnya ketersediaan air dari segi kualitas
dan kuantitas mutlak diperlukan.

B. PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR


Sumber daya air mempunyai peran cukup besar dalam menunjang
kegiatan bidang pertanian, air bersih perkotaan dan pedesaan, industri,
perikanan tambak, pariwisata, tenaga listrik dan lain-lain. Untuk menunjang
kegiatan di berbagai bidang, perlu dibangun prasarana yang cukup banyak
dalam skala besar, sedang dan kecil. Untuk mencapai terwujudnya kelestarian
sumber daya air diperlukan pengelolaan sumber daya air yang baik guna
mewujudkan

pendayagunaan

sumber

daya

air

yang

optimal

dengan

meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat secara adil, merata dan


berkelanjutan. Pertanyaannya adalah bagaimanakah system pengelolaan
sumber daya air. Konsep pengelolaan sumberdaya air pada dasarnya mencakup
upaya serta kegiatan pengembangan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya
air berupa penyaluran air yang tersedia dalam konteks ruang dan waktu, dan
komponen mutu serta komponen volume pada suatu wilayah untuk memenuhi
kebutuhan pokok kehidupan makhluk hidup. Dengan demikian pengelolaan
sumber daya air yang berkelanjutan merupakan suatu system dalam rangka
upaya membentuk lingkungan hidup yang serasi dan lestari serta memenuhi
kebutuhan secara terus menerus.
Tiga aspek dalam pengelolaan sumberdaya air yang tidak boleh
dilupakan, yakni aspek pemanfaatan, aspek pelestarian dan aspek perlindungan.
1) Aspek pemanfaatan. Kebanyakan inilah yang langsung terlintas dalam
pikiran manusia jika berhubungan dengan air. Baru setelah terjadi ketidak
seimbangan antara kebutuhan dengan yang tersedia, manusia mulai
sadar atas aspek yang lain.
2) Aspek pelestarian. Agar pemanfaatan tersebut bisa berkelanjutan maka
air perlu dijaga kelestariannya baik dari segi jumlah maupun mutunya.
Menjaga daerah tangkapan hujan dihulu maupun daerah pedataran
merupakan salah satu begian dari pengelolaan, sehingga perbedaan
debit air musim kemaru dan musim hujan tidak besar. Demikian pula
menjaga air dari pencemaran limbah.
3) Aspek pengendallian. Perlu disadari bahwa selain memberi manfaat, air
juga memiliki daya rusak fisik maupun kimiawi. Badan air (sungai, saluran
dsb,) terbiasa menjadi tempat pembuangan barang tak terpakai, baik
berupa cair (limbah rumah tangga dan industri), maupun benda padat
berupa sampah dan terjadilah pencemaran dengan akibat gangguan

terhadap hidup manusia. Binatang dan tumbuh-tumbuhan. Karena itu


dalam pengelolaan sumberdaya air tidak boleh dilupakan adalah
pengendalian terhadap daya rusak yang berupa banjir maupun
pencemaran.
Dalam pengelolaan sumberdaya air, ketiga aspek penting tersebut harus
menjadi satu kesatuan, tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Salah satu
aspek saja terlupakan, akan mengakibatkan tidak lestarinya pemanfaat air daan
bahkan akan membawa akibat buruk. Jika kita kurang benar dalam mengelola
sumberdaya air, tidak hanya saat ini kita akan menerima akibat, tetapi juga
generasi mendatang.
Pengelolaan sumberdaya air adalah upaya dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumberdaya
air, pendayagunaan sumber air dan pengendalian daya rusak air. Sumberdaya
air perlu dikelola agar permasalahan air dapat diminimalisir adapun beberapa
permasalah air yaitu :
1)
2)
3)
4)

Apabila air terlalu banyak maka akan menyebabkan banjir


Apabila air terlalu kotor akan mengakibatkan pencemaran air
Apabila air terlalu sedikit akan mengakibatkan masyarakat kekurangan air
Bertambahnya penduduk dan berkembangnya sosial - ekonomi
mengakibatkan kebutuhan air meningkat
Prinsip dan Kebijakan Dasar Pengelolaan Sudanti dan Budiharjo (2000)

ada dua hal pokok yang harus diperhatikan yaitu :


1) Prinsip pengelolaan sumberdaya air :
a) Pengelolaan sumberdaya air pada dasarnya berupa pemanfaatan,
perlindungan dan pengendalian.
b) Pengelolaan sumberdaya air dilaksanakan secara terpadu (multi sektor),
menyeluruh (hulu-hilir, kualitas-kuantitas), berkelanjutan (antar generasi),
berwawasan lingkungan ( konservasi dengan wilayah sungai ( satuan
wilayah hidrologis ) sebagai kesatuan pengelolaan. Satu sungai, satu

rencana, satu pengelolaan terpadu dengan memperhatikan sistem


pemerintahan yang disentralisasi : (a) Satu sungai dalam artian Daerah
Pengalir Sungai ( DPS) merupakan kesatuan wilayah hidrologis yang
dapat mencakup wilayah administrative yang ditetapkan sebagai satu
kesatuan wilayah fasislitas yang tidak dapat dipisah-pisahkan; (b) Dalam
satu sungai hanya berlaku satu rencana induk dan satu rencana kerja
yang terpadu, menyeluruh, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
(c) Dalam satu sungai diterpkan satu sistem pengelolaan yang dapat
menjamin

keterpaduan

kebijaksanaan

strategis

dan

perencanaan

operasional dari hulu sampai hilir


c) Lingkup pengelolaan sumber air : (a) Pengelolaan daerah tangkapan
hujan/watershed management, (b) Pengelolaan kuantitas air/water
quantity management; (c) Pengelolaan kualitas air/water quantity
manajement; (d) Pengendalian banjir lood control manajement; (e)
Pengelolaan lingkungan sungai (river environtment management);
d) Berdasarkan asas kelestarian, kemanfaatan, keadilan dan kemandirian
e) Pengelolaan menyeluruh dan terpadu infrastruktur keairan yang meliputi :
(1) Sistem penyediaan air, termasuk di dalamnya waduk,
penampangan air, jaringan transmisi dan distribusi, fasilitas
pengelolaan air (treatment plant)
(2) Sistem pengelolaan air limbah (waste water), termasuk di
dalamnya fasilitas pengumpul, pengolahan, fasilitas pembuangan,
sistem daur ulang
(3) Fasilitas pengelolaan limbah (solid-waste management)
(4) Falisitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi
(5) Fasilitas lintas air dan navigasi
(6) Sistem kelistrikan PLTA
2) Kebijaksanaan dasar Pengelolaan Sumberdaya Air :
a) Pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air secara nasional
dilakukan

secara

holistic,

berdasarkan UUD 45 pasal 33;

terencana

dan

berkelanjutan,

b) Perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air


yang bersifat spesifik harus dilakukan secara terdesentralisasi
dengan tetap berdasarkan satuan wilayah daerah pengaliran
c) Pendayagunaan sumberdaya air harus berdasar prinsip partisipasi
dan konsultasi pada masyarakat di setiap tingkat dan mendorong
pada tumbuhnya komitmen bersama antar pihak terkait (stake
holders) dan penyelenggara aktifitas-aktifitas yang layak secara
nasional;
d) Pendayagunaan sumber air yang berhasil, memerlukan komitmen
untuk mengembangkan dan pengelolaan secara berkelanjutan
dengan pemantauan, evaluasi, penelitian dan pembelajaran pada
berbagai tingkat untuk menjawab secara efektif kebutuhan yang
berkembang di tingkat nasional, DPS, proyek, daerah layanan dan
wilayah administrasi;
e) Masyarakat yang memperoleh

manfaat

kenikmatan

atas

pengelolaan sumberdaya air (pemanfaatan pengalokasian atau


pendistribusian, perlindungan, pengendalian) secara bertahap
wajib menanggung biaya pengelolaan dll.

C. PENCEMARAN AIR
Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau
komponen lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu

yang

menyebabkan

air

tidak

berfungsi

lagi

sesuai

dengan

peruntukannya. Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air,


pencemaran air didefinisikan sebagai : pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air
oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Pasal 1,

angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna
pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau
pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Menurut Kristanto (2002) pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat
air dari keadaan normal. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi
kehidupan. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,
sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun
demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi
yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat
didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk
keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan
pertanian dan lain sebagainya. Air sebagai komponen lingkungan hidup akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya
buruk akan mengakibatkan lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas,
daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan
menurunkan kekayaan sumberdaya alam. Untuk mendapat air yang baik sesuai
dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah
banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan
manusia, sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan.
Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan
yang terus meningkat. Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik,
diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam
berat ini berasal dari kegiatan industri. Kegiatan industri yang melibatkan
penggunaan logam berat antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/ tinta

warna, percetakan, bahan agrokimia dll. Beberapa logam berat ternyata telah
mencemari air, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan ( Wisnu, 1995).
Menurut Josua (2013), ada 3 jenis limbah rumah tangga yaitu limbah
pertama berupa sampah, kemudian limbah kedua berupa air limbah yang
dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci, kemudian limbah ketiga adalah
kotoran yang dihasilkan manusia. Limbah-limbah ini, jika tak dikelola dengan
baik, dapat berpotensi tinggi mencemari lingkungan sekitar.
a) Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak
ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan
selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut
jenis-jenisnya. Berdasarkan sumbernya :
1) Sampah alam
2) Sampah manusia
3) Sampah konsumsi
4) Sampah nuklir
5) Sampah industri
6) Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya :
1) Sampah organik dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah
lebih lanjut menjadi kompos
2) Sampah anorganik tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti


plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa
sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus
makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas
koran, HVS, maupun karton.
b) Air limbah.
Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi
industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran
limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan
manusia sehingga dilakukan penanganan terhadap limbah. Air kotor adalah air
bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus
dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit.
c) Sampah manusia.
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah
manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan
sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan
bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah
pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup
yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori
penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang
misalnya melalui sistem urinoir tanpa air. Selain itu sampah manusia juga dapat
berupa sampah konsumsi. Sampah konsumsi merupakan sampah yang

dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampahsampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum
dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih
jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.

D. DAMPAK PENCEMARAN AIR


Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni
air minum,
meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan
danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah Menyebabkan
pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi
(eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang
seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi
berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih
banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)
dampak terhadap kehidupan biota air
dampak terhadap kualitas air tanah
ampak terhadap kesehatan
dampak terhadap estetika lingkungan
(1) Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya

zat

pencemar

pada

air

limbah

akan

menyebabkan

menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan
dalam air

yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.


Selain itu
kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan
kerusakan
pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga
terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga
akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan dahulu.
(2) Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey
sumur dangkal di
Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran
tersebut.
(3) Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara
lain :
air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri
air sebagai media untuk hidup vector penyakit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne
diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak
terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba
penyebabnya dapat masuk ke dalam

sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri,
protozoa dan metazoa
(4) Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai
dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi
estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi
estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya
menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan
penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
E. PENANGGULANGANGAN PENCEMARAN AIR
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi
pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius
yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah
melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk
menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha
skala

menengah

dan

besar, serta

dilakukan

secara

bwertahap

untuk

mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini


juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan
masyarakat
setempat (KLH, 2004). Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi
pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis.
Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang

dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan


industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran
secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi
AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku
disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan
industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses,
mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari
diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air
dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap
hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai
(reuse) sampah tersebut. Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita
buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang
menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci,
memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita
harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam
kemasan kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur
pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat
pembuangan akhir. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut dapat dilaksanakan,
maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Pada akhirnya, banyak
pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang harus ditetapkan, secara
sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran dimanapun
kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih efektif dan
bijaksana.

Melalui

penanggulangan

pencemaran

ini

diharapkan

bahwa

pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan,
sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Lingkungan Hidup, 2004, Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta.
Ruhiat.D, dkk . Materi Kuliah. Pengelolaan Sd Air Kuliah I
Samidjo. J. 2014. Pengelolaan Sumber Daya Air . Vol : XXI, No : 1, Maret 2014
Majalah Ilmiah Pawiyatan 43 . FPIPS IKIP Veteran. Semarang
Setiawan. H. 2001, Pengertian Pencemaran Air Dari Perspektif Hukum.
Wardhana, dkk. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi Offset
Jogyakarta, Jogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai