Anda di halaman 1dari 9

BAB IV : IKATAN KRISTAL (CRYSTAL BINDING )

Perbedaan yang teramati antara bentuk zat padatan (terkondensasi-condensed


matter) disebabkan perbedaan dalam distribusi dari elektron2 di orbital terluar
(outermost valence band) dan inti atom (nuclei ion cores) . Kita telah mengetahui
gaya kohesif (major cohesive force) yang mengikat Kristal menjadi suatu kesatuan ,
adalah gaya tarik-menarik elektrostatik antara muatan negatip electron dan muatan
positip inti (nuclei).
Bila kita ingin memaksimal kan gaya Coulombic (tarik menarik) antara electron
valensi dan muatan positip inti, maka electron valensi harus berada sedekat mungkin
kepada inti atom.
Bagaimanapun, hal ini dibatasi oleh Prinsip Ketidakpastian Heisenberg ( Heisenberg
Uncertainty Principle) ,

Bila kita memilih


, maka
, yang mendemonstrasikan bahwa setiap
lokalisasi (localization) cenderung meningkatkan enerji kinetic.
Enerji total :
UTOT = enerji kinetic + enerji potensial
Kita perlu membandingkan enerji ini dalam keadaan atomik bebas (atom-atom
netral) dengan enerji dalam Kristal padat untuk menentukan apakah Kristal dalam
keadaan stabil atau tidak,

Repulsive (Pauli exclusion Principle)

U cohesion
0

R=a
(a - u)

(a + u)

Macam Ikatan Kristal :


1.
2.
3.
4.
5.

Ikatan Kovalen
Ikatan Ionik
Ikatan Metalik
Ikatan Molekular (Van der Waals)
Ikatan Hidrogen

Kekuatan Ikatan (Bonding Force) :


Ikatan Kovalen

Sangat Kuat

Ikatan Ionik
Ikatan Metalik
Ikatan Wan der Waals
Ikatan Hydrogen

Lemah

Sifat Kristal (Material property) :


-

Titik Leleh (Melting point)

Kekerasan (Hardness)

Kekuatan tensile (tensile strength)

Kerapatan

Tekanan uap (Vapour pressure)

Kompresibilitas

Koefisien pemuaian thermal (thermal coefficient of linear expansion)

Elongation (pemanjangan)

4.1.

Molecular (Van der Waal) Crystal


Gas mulia (Noble gases) membentuk padatan Kristal (Argon) -> sangat
stabil
Enerji kohesif kecil
Titik leleh rendah 20 -200K
Spasi dengan atom tetangga terdekat yang besar : 3 4

Element
Ne
Ar
Kr
Xe
4.2.

Ro/
1,14
1,11
1,10
1.00

3s2 3p6

U (V/atom)
0,02
0,08
0,116
0,17

Ikatan Ionik

Alkali halides : NaCl, KCl, CaI


Kohesif enerji besar : 5-10 eV
Titik leleh yang tinggi > 1000C
Jarak tetangga terdekat yang kecil (2-3 Angstrom)
KCl (Kalium Chloride) :
-18

Cl

O+17

-18
O+19 K+

3s2 3p5 (terionisasi)


3s2 3p6 4s (netral)

O+19

O+17 Cl-

3s2 3p5 (netral)


3s2 3p6 (terionisasi)

4.2. Ikatan Kovalen (Covalent Bonding)


Ikatan kovalen ikatan atom-atom bertetangga dengan membagi
elektron di orbital valensi (terluar) sehingga jumlah pasangan elektron
dengan spin berlawanan di masing sub-orbital (xs2 xp6 xd10 xf14 , x = 1,
2, 3..) lengkap

Representasi (a) elektron silicon valensi, and (b) ikatan kovalen di kristal Si
Group IV (Diamond)
Carbon : Ge

+4

Si+4

Compound semiconductor : GaAs, SiGe, InP


Alloy : III-V

Alloy : II-VI

Ikatan antar atom dalam istilah kimia disebut bonds, enerji kohesif ikatan
kovalen 4-8eV/atom.

Si dengan 4 elektron di kulit terluar (kulit valensi), membentuk ikatan


Kovalen :

+4

+4

+4

+4

Carbon NA (nomor atom) = 6 : C

1s2 2s2 2p2

Si dengan NA= 14

Si

1s2 2s2 2p6 3s2 3p2

Ge dengan NA=32

Ge

1s2 2s2 2p6 3s2 3p63d10 4s2 4p2

Untuk Silikon dengan elektron menempati kulit terluar : 3s2 3p2 , dengan
pasangan elektron dengan spin berlawan di kulit 3s2 yang sudah lengkap

terjadi hybridisasi, yaitu elektron di kulit 3s2 promosi ke kulit 3p seperti


dibawah ini. Dengan orbital terluar : 3s 3px 3py 3pz yang belum lengkap dengan
pasangan elektron dengan spin berlawanan, maka dengan 4 atom tetangga
terdekat sharing elektron. Dengan demikian kulit terluar 3s 3p menjadi
lengkap dan stabil dengan ikatan atom Kovalen yang kuat, ditunjukan dalam
gambar ilustrasi diatas sebelum ini.

Untuk Alloy atau compound semicoductor seperti dari golongan III-V dengan
struktur Zincblende diilustrasikan dibawah :

Ikatan Alloy III-V adalah kombinasi Ikatan Kovalent dan Ikatan Ionik

Ga

As

+3

+5

As

Ga

+5

+3

Compound Semiconductor (Semikonduktor Majemuk)


- III V (Semikonduktor majemuk-alloy : dari golongan III-V )
Alloy golongan II-VI : CaSe sangat Ionik

+6

+6

+6

+6

4.4. Ikatan Metalik (Metalic Bonding)

K, Na, Al, Cu
+19
+19

+19

+19

+19

+19

+19

+19

Gas elektron (uniform)

+19

Enerji kohesif 1-4 eV/atom, spasi dalam equilibrium 3Angstrom


Misalnya Sodium (Na) memiliki struktur atom dengan kulit/orbital elektron 1s2
2s2 2p6 3s1 . Sehingga atom-atom dalam material Sodium akan memiliki elektron di
orbital 3s yang tidak lengkap dan di-share oleh 8 atom yang berjarak spasi yang jauh.
Sehingga elektron di orbital 3s1 akan mudah lepas dan digantikan elektron yang lain
dan seterusnya, sehingga terdapat elektron yang mudah bergerak di antara kisi-kisi
material sodium, yang dikenal sebagai elektron konduksi. Jumlah elektron tersebut
demikian besar sesuai dengan jumlah atom/volum , sehingga seperti lautan elektron
(sea-of- electrons), sehingga arus listrik akan mudah mengalir di material dengan
ikatan metalik seperti Sodium (Na) ini.
Tabel 4.2. Material metalik dengan struktur BCC pada temperature kamar 20C
Konstanta kisi-kisi (a) dan jari-jari atom R (nm)

Tabel 4.3. Material metalik dengan struktur FCC pada temperature kamar
20C Konstanta kisi-kisi (a) dan jari-jari atom R (nm)

Tabel 4.4. Material metalik dengan struktur HCP pada temperature kamar
20C Konstanta kisi-kisi (a) dan jari-jari atom R (nm) dan ratio c/a

4.5. Ikatan Hidrogen (Hydrogen Bonding)


Hydrogen difluoride HF 2Molekul Air , DNA, Si-H
Enerji kohesif 0,1eV

Anda mungkin juga menyukai