Anda di halaman 1dari 36

1.

Generic transferable skill


Pemberian ilmu atau kemampuan secara umum
Kecakapan untuk menguasai dan memiliki konsep dasar keilmuan
Berfungsi sebagai landasan belajar lebih lanjut
Bersifat transferable = dapat menguasai kecakapan kecakapan lain
2. Disciplinary content
Penguasaan materi ajar secara mendalam
Disiplin belajar
Penguasaan sumber bahan ajar secara luas dan mendalam
Pemahaman individu tentang konsep materi pelajaran dan bagaimana
konsep tersebut berhubungan untuk membentuk pengetahuan
Kesimpulan: Penguasaan dan pemahaman sumber bahan ajar secara luas
dan mendalam.
3. Lifelong learning skill
Keterampilan belajar seumur hidup
Kemampuan seseorang untuk menerapkan konsep untuk terus mengupdate
ilmu secara terus menerus sepanjang hayat
4. Andragogy
Pola pembelajaran dewasa
Seni dan sains yang membantu pembelajaran orang dewasa
Suatu strategi pembelajaran orang dewasa
Andragogy menekankan bahwa orang dewasa yang mengarahkandirinya
sendiri dan berharap untuk mengambl tanggung jawab atas keputusanya
sendiri
Suatu pembelajran orang dewasa dimana dituntut aktif mandiri dan
konsekwen dalam mencapai apa yang dia targetkan.
Konsep pembelajaran secara dewasa dan di wujudkan dalam bentuk
kegiatan belajar mandiri baik sendiri atau kelompok dan tidak tergantung
kepada ahli.
Kesimpulan: suatu strategi pembelajaran orang dewasa dimana individu
dituntut aktif, madiri, dan bertanggung jawab untuk mencapai apa yang dia
targetkan.
5. Soft skill
Keterampilan bersosialisasi
Kemampan untuk mengatur diri sendiri
Membantu memaksimalkan proses belajar
Kemampuan diri sendiri untuk mengembangkan keterampilannya
Pengembangan seni yang teredapat pada diri kita untuk berinteraksi
kepada sesama
Kemampuan diluar teknis dan akadmis yang berhubungan dengan
sosialisasi antar sesama

Keterampilan sesorang dalam berhubungan degan orang lain dan


keterampilan dalam mengatur diri sendiri yang mampu digunakan dalam
pengembangan untuk kerja secara professional, contohnya : kemapuan
beradaptasi, berkomunikasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, dll
Kemampuan seseorang dalam penggunaan EQ
Kemampuan yang ada dalam diri setiap manusia yang dapat berkembang
seiring pengetahuan tentang yang ada dalam diri setiap orang tersebut
baggaimana menjalani hidupnyadan mengantisipasi setiap masalah yang
dihadapinya
Merupakan kemapuan diluar kompetensi akademikyang nantinya akan
digunakan untuk penerapan kompetensi akademik di lapangan, diperoleh
dari kegiatan berorganisasi maupun kegiatan sosial yang membutuhkan
interaksi dengan individu lain
Kemampuan interaksi sosial
Kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan
kemampuan dalam mengatur dirinya sendiri untuk memaksimalkan proses
bekerja dan belajar.
Terdiri dari inisiatif atau kemauan, komitmen, motivasi, kreatif,
komunikasi, kritis, mandiri dan disiplin.
Kesimpulan :Kemampuan seseorang untuk berkembang dalam diri setiap
orang tersebut, bagaimana cara menjalani hidupnya dan bagaimana cara
mengantisipasinya. Kemampuan soft skill dapat di peroleh dari kegiatan
sosialisasi dan keorganisasian lainnya. Terdiri dari dari sikap inisiatif,
kemauan, komitmen, motivasi, kreatif, komunikasi, kritis, mandiri dan
disiplin.
6. Antisipasi
Proses pencegahan
Persiapan untuk menghadapi sesuatu
7. Peer assessment
Bentuk penilaian yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap mahasiswa
lainnya berada se level untuk tujuan tertentu
Bentuk penilaian dari segi akademik maupun non akademik terhadap
mahasiswa dengan sebayanya
Bentuk penafsiran dengan lawan bicara
Penilaian terhadap rekan se level mulai dari jumlah tingkat nilai dan
kualitas
Suatu proses dimana seseorang menilai hasil belajar teman yang berada
dalam satu tingkatan untuk meningkatkan kemampuan penilaian mandiri

8. Continuing profesional education


Pembelajaran dimana mahasiswa berbicara untuk saling bertukar pikiran

Proses belajar yang dilakukan secara terus menerus


Pembelajaran yang diaksanakan pada saat seseorang pada saat ia sudah
melaksanakan profesinya
Pembelajaran secara terus menerus untuk menjadi professional
Pendidikan secara profesional yang dilakukan secara rutin
Proses pembelajaran yang didalamnya terdapat seorang pengajar
profesional yang menerapkan disiplin ilmu
Upaya pebinaan bersistem untuk mempertahankan peningkatan dan
pengembangan performens sesuai profesi secara baik dan profesional
Kesimpulan: upaya pembelajaran secara terus menerus yang didalamnya
seorang pengajar yang profesional yang menerapkan disiplin ilmu yang
menghasilkan individu yang baik dan profesional.
9. Self reflection
Mengintrospeksi diri sendiri dalam berapa hal secara sadar
Kegiatan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan dari hal yang
telah dilakukan
Proses meng-evaluasi pembelajaran mandiri untuk mendapatkan suatu
pandangan
Proses pembelajaran dengan menerapkan pada diri sendiri untuk
memahami suatu permasalahan
Kapasitas manusia untuk melakukan instrospeksi dan kemauan untuk
mempelajari lebih lanjut tentang dasar dan tujuan mereka sifat dan
esensinya.
10. Collaborative learning
Sistem pembelajaran dengan cara kerjasama
Defisinisi istruksional bersama orang yang berbeda kemapuan untuk
bekerja dan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
Pembelajaran dengan metode penggabungan beberapa konsep sehingga
menghasilkan suatu hasil yang maksimal
Metode belajar yang mengutamakan kerjasama antar mahasiswa yang
didasarka pada mufakat yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok,
sedangkan masalahnya sendiri berasal dari materi yang tersaji
Desain intruksional diman kelompok kecil untuk meraih tujuan
pembelajaran
Suatu pembelajaran yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang
dikolaborasikan
Pengetahuan untuk bekerja sama walau tugas atau masalah tersebut dari
dosen
Metode pembelajaran secara diskusi yang saling bertukar pendapat untuk
menarik suatu kesimpulan
Sistem pembelajaran yang dilakukan oleh beberapa orang dimana sistem
tersebut menuju suatu masalah untuk di selesaikan bersama
Kesimpulan: suatu pembelajaran yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang
mecoba untuk belajar sesuatu bersama, dimana sistem tersebut menuju
pada penyeleesaian masalah.

11. Contextual studies


Pembelajaran yang menggunakan sumber - sumber yang terpercaya
Konsep belajar dimana materi disesuakan dengan kehidupan sehari hari
Proses pemahaman pembelajaran dengan memahami konteks pada suatu
materi
Pembelajaran berdasarkan bacaan
12. Assessment
Penilaian dari suatu pemahaman materi
Proses penghargaan atau penilaian terhadap suatu prestasi
13. Independen learning
Suatu pembelajaran dimana mahasiswa belajar dengan kemampuannya
sendiri dengan mengembangkan kemampuan, mem-fokuskan, dan
merefleksikannya
Suatu proses pembelajaran yang dimana mahasiswa dituntut mencari
sendiri materi
Suatu pembalajaran secara mandiri
Suatu proses pembelajaran yang aktif dan mandiri
Kemauan atau kesadaran dari dalam diri mahasiswa itu sendiri
Metode pembelajaran yang mengharuskan peserta didik bertanggungjawab
untuk bekerja dan belajar
Metode pembelajaran dimana seseorang dipersilahkan secara mandiri
untuk menganalisa dan memutuskan dengan kemampuan sendiri
14. Student centered
Pembelajaran yang pusat pembelajarannya berada di mahasiswa/siswa,
sehingga siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun
sendiri pengetahuannya
Pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa
Sistem pembelajaran yang menuntut siswa atau mahasiswa aktif mencari
pengetahuan/informasi yang dibutuhkan
Pola pendidikan di suatu PT yang menjadikan mahasiswanya menjadi
individu yang aktif dalam mencari ilmu yang ia butuhkan
Sistem pembelajaran yang membuat mahasiswa/siswa tidak bergantung
kepada apa yang di ajarkan
Suatu konsep pembelajaran dimana mahasiswalah yang aktif dalam
kegiatan pembelajaran sedangkan dosen atau tutor hanya berperan sebagai
fasilitator dan pembatas kegiatan diskusi
15. Teacher centered
Proses pembelajaran yang dimana dosen menjadi pusat pembelajaran,
sehingga terjadi komunikasi satu arah
Sebuah paradigma berupa metode pembelajaran dalam dunia pendidikan
dimana guru selaku pakar di bidangnya mengfokuskan diri untuk
menyampaikan ilmu pegetahuan yang ia miliki kepada siswa siswanya
selaku orang awam
Sebuah pembelajaran yang terpusat pada seorang guru yang mentransfer
ilmunya ke muridnya

Suatu metode pembelajaran dimana pusat kegiatan belajarnya terpusat


pada dosen saja dalam metode ini kurang efektif yang menimbulkan
kurangnya kreatifitas mahasiswa
Pembelajaran di kelas yang perencanaan dan instruksinya dilakukan oleh
guru atau dosen
Konsep pembelajaran yang masih konvensional dimana tutor atau dosen
yang berperan aktif dalam pembelajaran sehingga mahasiswa kurang
menyadari tujuan dalam belajar
Kesimpulan: Konsep pembelajaran yang masih konvensional dimana tutor
atau dosen yang berperan aktif dalam pembelajaran sehingga mahasiswa
kurang menyadari tujuan dalam belajar tersebut, mahasiswa terkesan lebih
pasif karena sumber belajar hanya dari dosen tanpa mencari sumber lain.
16. Self directed learning
Belajar membuat keputusan atau pilihan
Suatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif dengan atau tanpa
bantuan orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri,
merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber belajar,
memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi
hasil belajarnya sendiri.
17. Up-date
Pembaharuan yang frekuensinya setiap hari
18. Pola pendidikan
Tata cara yang dilakukan untuk memperolah hasil yang maksimal dalam
dunia pendidikan
Tatanan pembelajaran untuk memenuhi visi dan misi
19. Perguruan tinggi
Tempat dimana mahasiswa mencari ilmu
Tingkatan pendidikan yang lebih tinggi dari SMA
20. Self assessment
Kegiatan mengevaluasi diri untuk meningkatkan kualitas belajar.
21. Deep Learning
Suatu pembelajaran dimana dalam belajar tidak hanya mengartikan saja
tetapi juga bisa mengerti, memahami dan menguasai secara mendalam.
22. Continuing Professional Education (CPE)
Tahap lanjutan seseorang setelah mendapatkan pendidikan formal
Pendidikan yg berlanjut seiring perkembangan metode
suatu pembelajaran untuk mempertahankan, meningkatkan dan
mengembangkan suatu performa secara bertahap.
Lanjutan pembelajaran yg dilakukan secara terus menerus atau secara aktif
Kelanjutan proses pembelajaran seseorang tanpa keluar dari konteks
pembelajaran yg dipelajari sebelumnya
23. Adult Learning
Teori belajar yang tepat bagi orang dewasa khususnya bagi mahasiswa
Pembelajaran bagi orang dewasa dengan menggunakan konsep-konsep
tertentu

Suatu konsep dalam proses belajar dan mahasiswa dituntut berpikir secara
dewasa untuk menyikapinya
Proses pembelajaran dengan lebih mengedepankan pola pikir seperti orang
dewasa sehingga diharapkan setelah selesai dalam pembelajaran ini siswa
dapat menerapkan ilmunya dalam hidup bermasyarakat
24. Ilmu
sesuatu yang kita peroleh dan ada manfaatnya.pengetahuan yang kita dapatkan
baik ilmu tata cara berkelakuan yang baik .sesuatu yang harus kita amalkan .

1. Bagaiman cara yang efektif agar mahasiswa tidak terkejut dengan perubahan
pola pendidikan dari teacher centered menjadi student centered
- Seorang mahasiswa baru harus membuat study plan dan harus bisa
merubah cara belajar dari konvensional menjadi PBL
- Mencari tahu informasi secara mandiri tentang prosedur PBL kepada
kakak tingkat atau yang sudah berpengalaman
2. Dampak positif dari andragogy bagi siswa FK
- Siswa lebih aktif, kritis, memanage waktu dengan baik
- Siswa lebih rajin untuk mencari referensi
- Terbiasa menerapkan longlife learning skill dalam hidupnya
- Siswa lebih sadar tujuannya dalam belajar
3. Bagaimana metode pembelajaran dari student centered dan apa manfaatnya
- Dapat dilakukan dengan SGD
- Mengidentifikasi masalah
- Mengumpulkan data
- Analisis data
- Pemecahan masalah berdasarkan analisis data
- Memilih cara pemecahan masalah
- Merencanakan penerapan pemecahan masalah
- Uji coba terhadap rencana yang di terapkan
- Melakukan tindakan untuk pemecahan masalah
- Manfaat:
- Berfikir kritis kreatif kooperatif aktif mandiri dan berwawasan luas
-

4. Apa positif dan negatif dari student centered dan teacher centered
Positif:
- Berfikir kritis kreatif kooperatif aktif mandiri dan berwawasan luas
- Siswa yang pasif semakin aktif
- Bahan pembelajaran lebih banyak dan lebih update
- Materi yang masuk dapat tersimpan di long term memory
- Mahasiswa memiliki kemampuan soft skill yang terasah
Mahasiswa memiliki karakter aktif, kritis, kreatif, etis, inovatif, dan kooperatif
(scrib.com- publish by naim)
Negatif:
- Waktu yang tersedia lebih singkat
- Waktu untuk belajar mandiri lebih lama
- Adanya kerancuan jawaban
(scrib.com- publish by naim)
Negatif: (teacher centered)
- siswa yang aktif semakin aktif sedangkan yang pasif semakin pasif.
5. Bagaimana cara penerapan deep learning
- Mahasiswa di tuntut untuk belajar secara mendetail
- Belajar mandiri dalam mencari pemecahan suatu masalah, dan apabila
tidak menemukan jawabannya bisa bertanya pada pakar atau ahli
6. Bagaimana cara mengatasi persoalan pembelajaran di FK
- Sharing ke keluarga atau teman
- Ke konseling
- Terus berkomunikasi dengan konselor agar bisa di pantau
7. Bagaimanakah peran dari konsep pembelajaran student centered dalam
pembentukan soft skill
- Dapat mendorong siswa agar mandiri dan aktif
8. Apa saja macam dari soft skill (macam) dan sebutkan manfaatnya?
Inisiatif
Inisiatif adalah satu tema pernyataan yang saat ini sedang saya
alamatkan kepada diri sendiri. Inisiatif dekat hubungannya dengan
kepeloporan. Para pelopor adalah pribadi-pribadi yang memiliki
kekuatan inisiatif kerja yang menembus ruang-ruang waktu.Inisiator
seringkali mengawali kerjanya dari kritik terhadap realitas. Terlebih
ketika mereka melihat adanya jarak yang menjeda antara cita-cita
dengan karakter zaman.
Kemauan
Kemauan adalah kata kunci dari segala sukses Punya bakat dan ilmu
tidak akan membuat kita sukses. Keinginan harus disertai dengan
tindakan untuk mewujudkannya. Bukan hanya sekedar ingin tetapi
harus mau dan berusaha memperjuangkannya.
Komitmen
sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan, perselisihan dan
pertengkaran. Ia tidak dapat dihancurkan oleh kekurangan, kelemahan
maupun keterbatasan lahiriah karena ketika kita berani mengikatkan

diri dalam sebuah komitmen, kita telah mati terhadap kepentingan


diri sendiri.
Motivasi
sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Alasan atau
dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya
pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar
hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut.
Kreativitas
proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru,
atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang
disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan
kepantasan,tindakan membuat sesuatu yang baru.
Komunikasi
suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya.
Berfikir kritis
suatu aktifitas kognitif yang berkaitab dengan
penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan
proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan,
seleksi, dan menilai/memutuskan.
Mandiri
melakukan perencanaan hidup dengan baik, bertanggung jawab, dgn
sadar akan resiko setiap melakukan sesuatu, dan tanpa campur tangan
orang lain. Mandiri juga berarti mengetahui dan memahami mana yang
benar dan yang salah, jadi bisa menentukan sikap dengan berlandaskan
pemikiran dan pengetahuan sendiri, tanpa *dibumbui atau
dipengaruhi* orang lain. Mandiri itu pada intinya tidak mudah minta
belas kasihan pada orang lain.
Integritas diri
Suatu pemahaman tentang terwujudnya perkembangan yang seimbang
dan sinergis atas berbagai dimensi diri.
Terwujudnya perkembangan diri pribadi secara utuh, tanpa satu pun
aspek atau dimensi yang terabaikan.
Adanya perhatian yang seimbang, tepat dan proporsional terhadap
semua dimensi diri.

Disiplin
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan
peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap
menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Ada beberapa karakter yang dapat dibentuk berkat Disiplin:
1. Lebih bertanggung jawab,
2. Lebih tegar dalam menghadapi segala situasi kondisi
3. Lebih menghargai orang lain dan waktu.
4. Tidak mudah berputus asa (menyerah)
5. Melatih kejujuran
Manfaat soft skill :
1. sebagai atribut kualitas jasa
2. dapat bersifat mandiri
3. softskill dapat membangun karakter
4. membangun kepribadian yang berkualitas
5. menumbuhkan rasa percaya diri
6. dapat bersosialisai dalam team
7. menumbuhkan kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian kita
8. juga dapat membentuk jiwa yang kritis di dalam diri kita
(Sumber : http://www.gcu.ac.uk/employability/documents/Generic
%20Skills.pdf)
1. Kecerdasan Emosi.
diperkenalkan pertama kali oleh Salovey dan Mayer untuk
menyatakan kualitas-kualitas seseorang, seperti kemampuan
memahami perasaan orang lain, empati, dan pengaturan emosi
untuk meningkatkan kualitas hidup (Gibbs, 1995). Kecerdasan
emosi juga meliputi sejumlah keterampilan yang berhubungan
dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang
lain; dan kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi,
merencanakan, dan meraih tujuan hidup.
2. Gaya Hidup Sehat. Marchand dkk (2005)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup yang sehat
mempengaruhi tingginya ketahanan, fleksibiltas dan konsep diri
yang sehat yang mempengaruhi tingginya partisipasi dalam
komunitas.

3. Komunikasi Efektif.
Cangelosi dan Petersen (1998) Secara tidak langsung keterampilan
komunikasi mempengaruhi tingkat kepercayaan diri dan dukungan
sosial yang kemudian dilanjutkan pengaruhnya kesuksesan.
(http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/makalah_soft_skills.pdf )
9. Karakteristik dari konsep adult learning?
Orang dewasa termotivasi untuk belajar dalam suatu pelajaran
mereka
menemukan suatu kebutuhan atau pembelajaran tersebut sesuai
dengan minat mereka dan juga sesuai dengan dunia kerja mereka.
Orang dewasa membawa pengalaman hidup dan pengetahuan yang
mereka miliki kepada situasi pembelajaran
Orang dewasa akan belajar dengan baik ketika mereka secara aktif
dilibatkan dalam proses pembelajaran tersebut.
Orang dewasa mempunyai bermacam-macam gaya belajar.
Ketika kepribadian dan profesionalisme untuk berkembang maka
orang dewasa juga mempunyai keinginan untuk mengarahkan
mereka sendiri.
Orang dewasa belajar karena mereka mempunyai kebutuhan untuk
itu.
Orang dewasa belajar dengan baik apabila dia dapat secara penuh
ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan belajar yang dilaksanakan.
Orang dewasa belajar dengan baik apabila meteri belajar
menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari.
Orang dewasa akan belajar dengan baik mungkin apabila apa yang
dia pelajaari bermanfaat dan praktis
Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan
membantu seseorang belajar lebih baik.
Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang lalu
dan daya pikir dari warga belajar
Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan cirri-ciri utama dari
orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.
((sumut.kemenag.go.id))
-

Terpusatpadasuatumasalah,
mencarisolusipendidikanketempatmerekadibandingkandengandima
namerekainginberada
Berorientasipadahasil, memilikihasiltertentuuntukpendidikan.
Atasputusjikapendidikantidakmegarahpadahasilkarenabiasanyapart
isipasiadalahsukarela
Self-directed, tidakbergantungpada orang lain untukpengarahan
Seringkalimasihragutentanginformasibaru,
lebihmemilihuntukmencobasebelummenerima
Mencaripendidikan yang
berhubunganatauberlakusecaralangsungdengankebutuhanygmereka
rasakan, yang tepatwaktudansesuaiuntukkehidupansaatini

Menerimatanggungjawabataspembelajaran.
Belajarhatustepatwaktudansesuai

(http://online.rit.edu/faculty/teaching_strategies/adult_learners.cfm)
10. Manfaat dari self assesment
- Lebih bisa instrospeksi diri
- Lebih bisa mengukur kemampuan diri sendiri
- Menambah rasa percaya diri
- untuk mendiagnosa tingkat kemampuan dan keterampilan Mahasiswa ,
sekaligus memonitor pencapaian tujuan pembelajaran.
- bahkan bisa digunakan untuk menilai 4 area utama, yaitu pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap.
(Sumber: http://gieonedhana.blogspot.com/2011/03/self-assessment.html)

memiliki kebebasan untuk memilih bahan atau materi dan


mengendalikan kemajuan pembelajaran mereka sendiri
dapat memutuskan bagaimana menggunakan sumber belajar yang
tersedia
dapat bekerja sama dengan teman lain dalam bertukar ide, mencari
bantuan bila diperlukan.
(Sumber : model pembelajaran efektif, Prof. Dr. H. Suryana, M. Si
file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI...FPEB/.../FILE_16.pdf)
11. Apa yang di maksud dengan spices
Strategi PBL: S-P-I-C-E-S
S-tudent centered :
Mahasiswa bukan lagi anak didik, melainkan peserta didik yang
dewasa
Dosen beralih fungsi sebagai fasilitator
Sebagai pusat pembelajaran adalah ilmu yang telah dirancang dalam
bentuk modul (terpadu & kontekstual)
Terjadi proses active learning (mentally not phisically)
Mahasiswa sebagai explorer bukan sebagai receiver
P-roblem based :
Pemicu belajar dirancang dalam bentuk problem/masalah/skenario
(terdapat di dalam modul)
Problem dirancang secara terintegrasi (horisontal, vertikal, spiral) dan
kontekstual
Peserta didik belajar (diskusi) secara terstruktur / berurutan ( seven
jump)
Problem based berbeda dengan problem solving
I-ntegrated curriculum :
Horisontal: materi dari level / semester yang sama tersaji dalam satu
modul

Vertikal: materi dari level / semester yang berbeda tersaji dalam satu
modul
Spiral: terjadi pengulangan materi secara proporsional (menyinggung
kembali materi sebelumnya, menuju materi di level atasnya)

C-ommunity oriented
Dalam arti yang luas: kurikulum selalu disesuaikan dengan perubahan
dan tuntutan komunitas, sesuai dengan perkembangan zaman dan
IPTEK
Dengan demikian kurikulum bersifat fleksibel , mengacu
perkembangan yang terjadi di komunitas, tetapi dengan tujuan yang
jelas
Dalam arti yang lebih sempit: sarjana macam apa yang dibutuhkan
oleh komunitas?- Social accountability
Dengan demikian diperlukan tracer study(pendekatan yang
memungkinkan PT memperoleh informasi tentang kekurangan tentang
pembelajaran kepada mahasiswa atau kurikulum)
E-lective Early professional exposure
- Sejak semester I para peserta didik sudah dikenalkan dengan masalah
nyata, sesuai dengan profesinya kelak di kemudian hari
- Diikuti dengan latihan ketrampilan / studio / laboratorium / tugas
lapangan
- Dengan demikian para peserta didik sejak awal benar-benar merasakan
dan menghayati kehidupan dan aktivitas sebagai calon intelektual dan
professional dalam bidangnya
- Elective: disiapkan modul-modul yang relevan dengan dunia kerja di
luar kurikulum wajib

S-ystematic Self directed learning


- Peserta didik dilatih untuk belajar secara mandiri: active learning,
selalu ada motivasi internal untuk mencari informasi lanjutan/lebih
dalam sesuai dengan konteks pembelajaran
- Fakultas menyediakan fasilitas
- Sebagai pembekalan untuk life-long learning
- Systematic : dalam konteks kerja nyata, terstruktur dan segala
sesuatunya disiapkan dengan baik
(Sumber : http://ppp.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/bukupanduanpelaksanaanscl-star.pdf)

SPICES yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa


berdasarkan keterkaitan ilmu dalam masalah yang nyata dan berorientasi
pada hal-hal tertentu dan lebih spesifik (www.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/.../fakultas-kedokteran.pdf)

12. Kurikulum apa yang di terapkan dalam pembelajaran student centered?

Kesimpulan:
Problem-Based Learning (PBL)
KEGIATAN FASILITATOR:

Merancang tugas untuk mencapai kompetensi tertentu

Membuat petunjuk (metode) untuk peserta dalam mencari pemecahan


masalah yang dipilih oleh peserta sendiri atau yang ditetapkan.
KEGIATAN PESERTA:

Belajar dengan menggali/ mencari informasi (inquiry) serta


memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/
yang dirancang oleh fasilitator

Project-Based Learning (PjBL)


KEGIATAN FASILITATOR:

Merancang suatu tugas (proyek) yang sistematik agar mahasiswa belajar


pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian/ penggalian
(inquiry), yang terstruktur dan kompleks.

Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan dan asesmen.


KEGIATAN PESERTA:

Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara


sistematis.

Menunjukkan kinerja dan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di


forum.

Collaborative Learning (CbL)

KEGIATAN FASILITATOR:
Merancang tugas yang bersifat open ended.
Sebagai fasilitator dan motivator

KEGIATAN PESERTA:
Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas
Membuat rancangan proses

Experiential Learning (EL)


KEGIATAN FASILITATOR:

memetakan taksonomi

merancang rencana pembelajaran

di dalam kelas: pembukaan, memastikan peserta aktif dalam siklus


belajar

menjembatani pengalaman dengan teori


KEGIATAN PESERTA:

.mencari informasi ilmiah

menceburkan diri (perlu kepercayaan)

mengikuti aturan main

mengaktifkan seluruh aspek diri secara total

Computer-Assisted Learning (CAL)


KEGIATAN FASILITATOR:

persiapan pembelajaran

penyampaian materi

menjelaskan materi

memberi tugas

pendampingan
KEGIATAN PESERTA:

.mengikuti tatap muka

melaksanakan tugas

bertanya

Case Study (CS)


KEGIATAN FASILITATOR:

Merancang pembelajaran dengan menggunakan kasus

Mengarahkan diskusi kelas

Menengahi perdebatan

Mengemukakan isu penting

Menarik simpulan diskusi


KEGIATAN PESERTA:

.Menganalisis kasus

Mendiskusikan pemecahan kasus dalam kelompok dan di kelas

Collaborative Learning (CL)


belajar secara kelompok adalah desain instruksional di mana siswa
dengan kemampuan berbeda bekerja dan belajar bersama dalam kelompok
kecil untuk meraih tujuan pembelajaran.
Self-Directed Learning (SDL)
setiap peningkatan pengetahuan, keterampilan atau kinerja yang dikejar
oleh setiap individu untuk alasan pribadi menggunakan cara apapun, di
mana saja setiap saat pada setiap usia. (Gibbon, 2008)
(Sumber : Universitas Hasanuddin . Lembaga Kajian dan Pengembangan
Pendidikan (LKPP)
13. Bagaimana cara mahasiswa FK Unissula dapat mengembangkan ketrampilan
belajar sepanjang hayat, soft skill atau generic transferable skill?
Mengatur waktu, membuat study plan, membuat catatan atau
rangkuman.

Memaksimalkan
potensi
yang
telah
dimiliki
dan
mengembangkannya.
Mengikuti organisasi.
14. Mengapa pola pendidikan dari Teacher cetered perlu diubah menjadi Student
centered?
Karena agar seseorang tidak selalu bergantung pada orang lain dan
dapat belajar mandiri sebelum seseorang menghadapi dunia kerja.
15. Bagaimana cara mahasiswa beradaptasi terhadap perubahan sistem
pembelajaran dari TC menjadi SC?
Trial And Error. Bersikap aktif, berfikir kritis, mandiri, berinisiatif
sendiri dan meningkatkan kepercayaan diri untuk mengemukakan
pendapat.
16. Apa kendala perubahan sistem pembelajarn TC menjadi SC?
Bagi mahasiswa yang pasif, dibutuhkan adaptas yang lebih keras
untuk dapat mengikuti pembelajaran SC.
Menurut hasil Kuliah Pakar dari Ibu Putri R.Ayuningtyas S.Psi
MHSPY mengatakan bahwa kendala perubahan sistem
pembelajaran TC menjadi SC terletak pada individu pelajar sendiri.
Tinggal bagaimana pelajar menghadapi perubahan tersebut. Jika
pelajar menganggap bahwa perubahan tersebut merupakan
hambatan, maka seterusnya pelajar tersebut tidak akan
berkembang. Dengan kata lain bahwa pelajar harus positive
thinking dan harus berusaha beradaptasi dengan perubahan
tersebut, maka pelajar tersebut akan semakin berkembang.
Bagi mahasiswa yang pasif, dibutuhkan adaptasi yang lebih keras
untuk dapat mengikuti pembelajaran SC. Motivasi internal harus
tinggi, untuk beradaptasi mengubah dependent learning menjadi
independent learning.
1. Untuk mahasiswa dalam jumlah besar lebih sulit
diimplementasikan
2. Ada kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih
banyak
3. Belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum
4. Belum tentu sesuai untuk mahasiswa yang tidak terbiasa
aktif,mandiri dan demokratis
ppp.ugm.ac.id/wp.../pembelajaranberpusatmahasiswa.pdf
Ada beberapa cara agar dapat beradaptasi dengan student centered
antara lain:
Perubahan Metode Belajar :Beberapa metode belajar yang
mengacu pada belajar secara alamiah dan mengacu pada keunikan
individu yang perludikembangkanadalah collaborative learning,
problembased learning, portfolio, team project, resource-based
learning. Metode-metode ini menekankan padahal-hal seperti
kerjasama tim, diskusi, jawaban-jawaban terbuka (openended
answer), interaktivitas, mengerjakan proyeknyata bukan hanya

menghafal, serta belajar cara untuk belajar, bukan hanya


memperoleh ilmu pengetahuan dan sebagainya
17. Apa perbedaan antara Andragogy dan Pedagogy?
Andragogy : Adult learning. Pembelajaran dengan model SC.
Pedagogy : Child learning. Pembelajaran dengan model TC.
Pedagogy : Biasa disebut pendidikan anak-anak, adalah proses
pemberian dasar-dasar pengetahuan, pembentukan sikap mental,
dan moral serta pendidikan kewarganegaraan.
Andragogy : biasa disebut pendidikan dewasa, lebih menitik
beratkan kepada perkembangan hidup mereka, memberikan
keterampilan dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan suatu
masalah yang di alami dalam hidup mereka dan dalam masyarakat.
Sumber :
http://www.prasko.com/2012/07/pengertianandragogy-dan-pengertian.html
Andragogy : Adult learning. Pembelajaran dengan model SC.
=Andragogy atau ilmu dan seni untuk pembelajaran orang dewasa
(Merriam, 2001:5)
Pedagogy : Child learning. Pembelajaran dengan model TC.

Pertama, kita lihat dari sisi siswa atau pemelajar; dalam pedagogi,
siswa sangat tergantung pada guru. Guru mengasumsikan dirinya
bahwa ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang akan
diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Gurulah yang
mengevaluasi hasil belajar. Sementara dalam andragogi, siswa
adalah mandiri (dialah yang mengarahkan dirinya untuk belajar apa
dan bagaimana). Jadi, dialah yang bertanggung jawab atas
belajarnya sendiri bukan guru, guru hanya sebatas fasilitator.
Begitu pula dengan evaluasi, siswa penting sekali diberikan
peluang yang cukup besar untuk melakukan evaluasi diri (selfassessment).
Kedua, kita lihat dari sisi peran pengalaman siswa atau pemelajar;
dalam pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Siswa
mengikuti aktifitas belajar, dimana ia sendiri tidak banyak
mengalami sesuatu, kecuali sebagai peserta pasif. Sedangkan
dalam andragogi, pemelajar mengalami sesuatu secara leluasa.
Pengalaman menjadi sumber utama mengidnetifikasi penguasaan
dirinya akan sesuatu. Satu sama lain saling berperan sebagai
sumber belajar.

Ketiga, kita lihat dari sisi orientasi terhadap belajar; dalam


pedagogi, dalam pedagogi pembelajaran dianggap sebagai proses
perolehan suatu pengetahuan (mata ajar) yang telah ditentukan
sebelumnya. Materi ajar telah diourutkan secara sistematis dan
logis sesuai dengan topik-topik mata ajar. Sedangkan dalam
andragogi sebaliknya. Pemelajar harus memiliki keinginan untuk
menguasai suatu pengetahuan/keterampilan tertentu, atau
pemecahan masalah tertentu yang dapat membuat ia sendiri puas.
Pelajaran harus relevan dengan kebutuhan tugas nyata pemelajar
itu sendiri. Mata ajar didasarkan atas situasi pekerjaan atau
kebutuhan real pemelajar, bukan berdasarkan topik-topik tertentu
yang sudah ditentukan.
Keempat, kita lihat dari sisi motivasip belajar; dalam pedagogi,
motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau dipaksa atau
diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan
tertentu. dalam andragogi, motivasi lebih bersifat internal, datang
dari diri sendiri sebagai wujud dari aktualisasi diri, penghagraan
diri dan lain-lain
http://fakultasluarkampus.net/2009/10/pedagogy-vs-andragogy/

o Sasaran andragogi orang dewasa di masyarakat, sasaran


pedagogi anak-anak di sekolah
o Orang dewasa di masyarakat dianggap sebagai gelas yang
sudah berisi (pengetahuan, pengalaman, status sosial, dll),
sedangkan anak-anak dianggap sebagai gelas yang masih
kosong.
o Pada andragogi diciptakan suasana hubungan sama status
antara fasilitator dan peserta, sedangkan pada pedagogi
terpolakan hubungan guru yang mengetahui segalanya dan
berkuasa dengan murid yang tidak tahu apa-apa dan harus
menerima.
o Pada andragogi diciptakan proses saling membelajarkan
diri, pada pedagogi tercipta proses belajar dari guru.
o Pada andragogi peserta mutlak harus aktif berpartisipasi,
pada pedagogi murid lebih banyak menerima.
Dari segi pengertian:
Andragogi (Andragogy) berasal dari kata Yunani andr atau
aner yang berarti orang dewasa, dan agogi (agogy) yang juga
berasal
dari
Yunani
agogus
berarti
memimpin/membimbing. Agogi berarti aktivitas memimpin/
membimbing atau seni dan ilmu mempengaruhi orang lain.
Paedagogi (Pedagogy) berasal di kata Yunani paid (berarti
anak) dan agogus (berarti memimpin). Paedagogi berarti seni

dan imu mengajar anak-anak (the art and sience of teaching


children).
18. Apa yang dimaksud konsep pembelajaran adult learning?
Usaha untuk mengembangkan teori khusus untuk orang dewasa
dengan belajar dari pengalaman diri sendiri.
19. Apa yang harus dilakukan mahasiswa untuk dapat menguasai dan menerapkan
konsep pembelajaran adult learning?
Mahasiswa lebih aktif, lebih mandiri dalam belajar dan lebih
percaya diri dalam mengemukakan pendapat.
20. Apa manfaat konsep pembelajaran adult learning bagi mahasiswa FK
Unissula?
Lebih memahami dan mendalami materi dari kasus yang dihadapi.
Siap terjun ke masyarakat.
Membuat mahasiswa lebih produktif.
Meningkatkan kreatifitas mahasiswa.
21. Apa perbedaan Independent learning dan Self directed?
Mudjiman (dalam MH Muflihatul Ulfa, 2011) mengatakan bahwa
Independent Learning adalah kegiatan belajar aktif yang didorong
oleh niat atau motif untuk menguasai suatu maslah dan dibangun
dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.
Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara
pencapaiannya, baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, cara
belajar, sumber belajar, maupun evaluasi belajar, dilakukan oleh
pembelajar sendiri.
Gibbon (dalam MH Muflihatul Ulfa, 2011) mengatakan bahwa Self
Directed Learning adalah setiap peningkatan pengetahuan,
keterampilan kinerja yang dikejar oleh setiap individu untuk alas
an pribadi menggunakan cara apapun, dimana saja setiap saat pada
setiap usia. Dalam SDL, individu mengambil inisiatif dan
tanggungjawab atas apa yang terjadi. Individu pilih, mengelola,
dan menilai kegiatan belajar mereka sendiriyang dapat ditempuh
kapan saja, di tempat manapun, melalui cara apapun, di segala usia.
Di sekolah, guru dapat bekerja kea rah panggung SDL pada suatu
waktu.
Namun, IL lebih berarti bebas dalam belajarnya, sedangkan SDL
lebih sistematis dan menekankan pada motivasi SDL dan IL secara
umum memilki pengertian yang sama yaitu belajar mandiri.
Namun, IL cenderung memiliki penekanan pada kebebasannya.
Bebas dalam arti di sini bebas dengan belajarnya. Bisa belajar
betul-betul sendiri, dengan kelompok tanpa pembimbing, atau
hanya kita dengan pembimbing. Pembimbing di sini hanya
berperan sebagai fasilitator saja. Pebelajar yang aktif mencari
materi yang diperlukan. SDL adalah konsep yang hendak
dimasukkan dalam sistem pendidikan formal-tradisional yang lebih

menekankan pada motivasi, agar pembelajar dapat menerapkan


longlife learners selepas mereka dari pendidikan formal.
http://repository.upi.edu/operator/pembelajaran_mandiri.html
22. Siapa yang menjadi tujuan dari sistem Andragogy ?
Andragogi berlaku untuk setiap bentuk pembelajaran orang dewasa
dan telah digunakan secara luas dalam desain program pelatihan
organisasi (terutama untuk domain "soft skill" seperti
pengembangan manajemen ).
Mahasiswa dimana mahasiswa sudah harus menerapkan proses
pembelajaran yang dewasa.
Dosen juga bisa belajar dari mahasiswanya, intinya dosen dan
mahasiswa saling take and give informasi.
Sumber : Andragogy Malcolm Knowles, submitted by Steven
R. Crawford scrawf@odu.edu
23. Kapan sistem Andragogy di terapkan ?
Knowles (1984, Lampiran D) memberi contoh penerapan prinsipprinsip andragogy dengan desain pelatihan komputer pribadi:
1. Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal-hal tertentu
yang diajarkan (misalnya, perintah tertentu, fungsi, operasi, dll)
2. Instruksi harus berorientasi tugas bukan menghafal kegiatan belajar harus dalam konteks tugas umum yang akan
dilakukan.
3. Instruksi harus mempertimbangkan berbagai latar belakang
yang berbeda dari peserta didik, materi pembelajaran dan
kegiatan harus memungkinkan untuk berbagai tingkat / jenis
pengalaman sebelumnya dengan komputer.
4. Karena dewasa adalah self-directed, instruksi harus
memungkinkan peserta didik untuk menemukan hal-hal untuk
diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika
kesalahan yang dibuat.

24. Di mana sistem Andragogy di berlakukan ?


Penerapan Andragogi dalam performansi Tutor
Tutor sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran orang
dewasa. Tutor memasuki kelas dengan bekal sejumlah pengetahuan
dan pengalaman. Pengetahuan dan pengalaman ini seharusnya
melebihi dari yang dimiliki oleh peserta. Seorang tutor dengan
pengetahuan dan pengalamannya itu tidaklah cukup untuk membuat

peserta untuk berperilaku belajar dalam kelas melainkan sikap tutor


sangatlah penting. Seorang tutor bukan merupakan pemaksa untuk
terjadinya pengaruh terhadap peserta, namun pengaruh itu timbul
karena adanya keterlibatan mereka dalam kegiatan belajar. Untuk
mengusahakan adanya perubahan, tutor hendaknya bersikap positif
terhadap warga belajar.
Sikap seorang tutor mempunyai arti dan pengaruh yang sangat
besar terhadap perilaku warga belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Umumnya tutor yang memiliki daya tarik akan lebih efektif dari pada
tutor yang tidak menarik. Sikap menyenangkan yang ditampilkan oleh
tutor akan ditanggapi positif oleh peserta, pada gilirannya berpengaruh
terhadap intensitas perilaku belajarnya. Sebaliknya, fasilitator yang
menampilkan sikap tidak menyenangkan akan dinilai negatif oleh
peserta, sehingga mengakibatkan kegiatan belajar menjadi tidak
menyenangkan.
Ada beberapa hal yang dianggap penting dimiliki oleh para
tutor dalam proses interaksi belajar yang memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya warga belajar, yaitu (1) bersikap manusiawi dan tidak
bereaksi secara mekanis atau memahami masalah peserta didik hanya
secara intelektual; ikut merasakan apa arti manusia dan benda bagi
mereka; berada dan bersatu dengan peserta didik; membiarkan diri
sendiri mengalami atau menyatu dalam pengalaman para peserta didik;
merenungkan makna pengalaman itu sambil menekan penilaian diri
sendiri, (2) Bersikap kewajaran: jujur, apa adanya, konsisten, terbuka;
membuka diri; merespon secara tulus ikhlas, (3) Bersikap respek:
mempunyai pandangan positif terhadap peserta; mengkomunikasikan
kehangatan, perhatian, pengertian, menerima orang lain dengan
penghargaan penuh; menghargai perasaan dan pengalaman mereka,
dan (4) Membuka diri: menerima keterbukaan orang lain tanpa menilai
dengan ukuran, konsep dan pengalaman diri sendiri; secara aktif
mengungkapkan diri kepada orang lain dan mau mengambil resiko jika
melakukan kekeliruan.
Penerapan Andragogi dalam Pengorganisasian Bahan Belajar
Pengorganisasian bahan belajar sedemikian rupa, memudahkan
warga belajar dalam mempelajarinya. Pengorganisasian bahan belajar

dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pembelajaran. Setiap bahan


belajar yang ingin disampaikan, harus dilihat dari ketertarikan warga
belajar terhadap materi yang disampaikan, kesesuaian materi dengan
kebutuhan warga belajar, dan kesamaan tingkat dan lingkup
pengalaman antara tutor dan warga belajar
Bahan belajar yang berisi pengetahuan, keterampilan dan atau
nilai-nilai akan disampaikan oleh tutor kepada warga belajar. Bahan
belajar itu pula yang akan dipelajari oleh warga dalam mencapai tujuan
belajar. Materi harus dipilih atas pertimbangan sejauh mana
peranannya dalam menciptakan situasi untuk penyesuaian perilaku
warga belajar di dalam mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Materi itu pun akan mempengaruhi pertimbangan tutor dalam memilih
dan menetapkan teknik pembelajaran.
Seorang tutor hendaknya mengetahui faktor-faktor yang patut
dipertimbangkan dalam memilih bahan belajar untuk diajarkan.
Ketertarikan warga belajar dalam memilih dan mempelajari bahan
belajar adalah merupakan manifestasi dari perilaku belajar warga
belajar. Faktor-faktor yang patut dipertimbangkan dalam memilih
bahan belajar adalah tingkat kemampuan peserta, keterkaitannya
dengan pengalaman yang telah dimiliki oleh peserta, tingkat daya tarik
bahan belajar, dan tingkat kebaharuan dan aktualisasi bahan.
Penerapan andragogi dalam Metode Pembelajaran
Penggunaan metode pembelajaran dalam pendidikan orang
dewasa berimplikasi pada penggunaan teknik pembelajaran yang
dipandang cocok digunakan di dalam menumbuhkan perilaku warga
belajar. Knowles mengklasifikasi teknik pembelajaran dalam mencapai
tujuan belajar berdasarkan tipe kegiatan belajar, yakni; sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Kegiatan belajar pada pendidikan orang dewasa masih
merupakan kegiatan belajar yang paling efisien dan paling dapat
diterima serta merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalam
membantu orang dewasa belajar. Oleh karena, kegiatan belajar
merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalam membantu orang
dewasa, maka penggunaan metode belajar diperlukan berdasarkan
prinsip-prinsip belajar orang dewasa. Metode belajar orang dewasa

adalah cara mengorganisir peserta agar mereka melakukan kegiatan


belajar, baik dalam bentuk kegiatan teori maupun praktek. ( Anonim:
2006)
Metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan
belajar, harus (1) berpusat pada masalah, (2) menuntut dan mendorong
peserta untuk aktif, (3) mendorong peserta untuk mengemukakan
pengalaman sehari-harinya, (4) menumbuhkan kerja sama, baik antara
sesama peserta, dan antara peserta dengan tutor, dan (5) lebih bersifat
pemberian

pengalaman,

bukan

merupakan

transformasi

atau

penyerapan materi.
Sumber : tim pengembang ilmu pendidikan FIP UPI : ilmu dan
aplikasi pendidikan, ilmu pendidikan praktis
25. Mengapa sistem Andragogy diterapkan pada mahasiswa ?
Karena peserta didik dalam pendekatan andragogy pada umumnya
adalah orang dewasa. Orang dewasa tidak hanya dapat dilihat dari
segi biologis tetapi juga dari segi sosial, psikologis dan fungsional.
Dan itu terdapat pada mahasiswa pula.
Sumber : tim pengembang ilmu pendidikan FIP UPI : ilmu dan
aplikasi pendidikan, ilmu pendidikan praktis
Sebagai pembelajaran untuk bekal kejenjang berikutnya (karir).
Karena pada umumnya mahasiswa adalah pribadi-pribadi yang
matang, dapat mengarahkan diri mereka sendiri, mengerti diri
sendiri, dapat mengambil keputusan untuk sesuatu yang
menyangkut dirinya. Sehingga dapat menerapkan system
andragogi.
Sumber : www.oocities.org

26. Bagaiman sistem Andragogy diterapkan ?


a. Dengan membina keakraban antara peserta didik dan antara peserta
didik dgn fasilitator
b. Mengidentifikasi kebutuhan belajar,sumber-sumber,dan hambatan
yang mungkin terjadi
c. Merumuskan tujuan pembelajaran
d. Menyusun program pembelajaran
e. Melaksanakaan program pembelajaraan
f. Mengevaluasi proses,hasil,dan pengaruh pembelajaran
Sumber : tim pengembang ilmu pendidikan FIP UPI : ilmu dan
aplikasi pendidikan, ilmu pendidikan praktis

menggunakan asas-asas pendekatan andragogi, selalu melibatkan


tujuh proses sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim untuk belajar
2. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama
dan saling membantu
3. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilainilai
4. Merumuskan tujuan belajar
5. Merancang kegiatan belajar
6. Melaksanakan kegiatan belajar

27. Apa kelebihan dan kekurangan penerapan self directed learning?


o Kelebihan
1. Fleksibel. (Zulkabir, 2005)
2.
Mendorong disiplin dan ketrampilan. (Zulkabir, 2005)
3.

Mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah sesuai dengan

kecepatan belajarnya masing-masing. (Zulkabir, 2005)


o Kekurangan
1.
Menuntut disiplin tinggi dan kemandirian belajar yang
tinggi. (Zulkabir, 2005). Baru saja menerapkan self directed
learning.
2.
Memerlukan bimbingan dan tutorial yang intensif.
(Zulkabir, 2005)
3.
Membuat mahasiswa terlena/keblabasan. (Zulkabir,
2005).
28. Bagaimana cara menerapkan self directed learning pada mahasiswa ?
Belajar dengan diberitahu - melalui pelajaran, ceramah,
presentasi.
Belajar dengan ditampilkan - dari contoh, demonstrasi, dan
model.
Belajar dari kursus pendidikan on-line atau jarak.
Pelajari dengan mengamati intens.
Pelajari dengan mempelajari buku atau sumber daya cetak
lainnya.
Pelajari dengan meminta seseorang apa yang Anda ingin tahu.
Belajar dengan pencarian di Internet.
Belajar dengan meniru kinerja yang terampil.
Pelajari dengan berlatih berulang-ulang, terutama praktik
dilatih.
Belajar dengan mental berlatih.

Pelajari dengan mencari pengalaman langsung.


Belajar dengan melakukan percobaan.
Pelajari dengan mengambil tindakan di lapangan, dengan
melakukan hal itu.
Belajar dengan bekerja sama dengan orang lain sebagai sebuah
tim. Belajar dengan mengajar orang lain.
Belajar dengan mengajar diri sendiri.
Pelajari dengan mempelajari media: video, CD, kaset, dan
DVD.
Belajar dengan mempersiapkan presentasi publik.
Belajar dengan bekerja atau belajar dengan mentor.
Belajar dengan trial and error.
Belajar dengan dramatisasi, dengan bertindak keluar.
Belajar dengan pengelompokan, kategorisasi, dan
mengklarifikasi.
Pelajari dengan membentuk konsep berdasarkan bukti dan
alasan.
Belajar dengan membuat peta konseptual hubungan antara
barang-barang atau ide.
Belajar dengan menggambarkaan - dengan melihat dan
mengingat hal-hal yang.
Pelajari dengan memvisualisasikan - dengan membayangkan
hal-hal yang mungkin.
Pelajari dengan berpikir metaforis: menghubungkan diketahui
tidak diketahui.
Pelajari tentang ide-ide dengan menghubungkan mereka untuk
apa yang Anda sudah tahu.
Belajar dari kegagalan bagaimana untuk tidak gagal, dari
kesuksesan, bagaimana untuk sukses.
Belajar dari simulasi.
Belajar dengan mengambil pekerjaan yang membutuhkan
kinerja yang Anda cari.
Pelajari dengan berpikir untuk diri sendiri - membentuk
pendapat, mencapai kesimpulan.
Belajar intuitif: menemukan apa yang Anda ketahui secara
naluriah.
Belajar dengan bersaing dengan orang lain.
Belajar dengan bermain spontan atau dalam permainan.
Belajar dari mengamati diri Anda sendiri: pikiran, emosi, dan
tindakan.
Belajar dengan berusaha untuk mencapai tujuan ambisius.
Belajar dari refleksi dan kontemplasi dalam kesendirian.
Belajar dari perjalanan - tempat-tempat baru, orang-orang baru,
kegiatan baru.

Belajar dengan melakukan apa yang memiliki nilai moral


(misalnya, membantu orang lain).
Sumber : Hook. Peter and andy vas, 2002, teaching with
influence London : david fulton publisher
29. Dimana saja kita dapat menerapkan self directed learning ?
Di institusi maupun non institusi pendidikan
Penerapan pembelajaran mandiri pernah diteliti oleh Uwes Anis
Chaeruman (Staff Ahli Teknologi Informatika PUSTEKKOM
DEPDIKNAS dengan studi kasus "Pendidikan Guru Model
Kualifikasi Dengan Sistem Belajar Mandiri Yang Setara Dengan
Pendidikan D2 Dan D3 Di Wilayah Banten (Dalam Jurnal
TEKNODIK No.21/XI/TEKNODIK/Agustus/2007). Dari
penelitian tersebut diperoleh hasil penelitian bahwa salah satu
langkah untuk meningkatkan kualifikasi seseorang baik itu peserta
didik maupun pendidik dalam penguasaan kompetensi
pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis kemandirian
(Self Directed Learning).
Penerapan pembelajaran mandiri pernah diteliti oleh olh Uwes
anis KHoiruman staff ahli teknologi informatika dari penelitian
tersebut di peroleh hasil bahwa salah satu penerapan kualifikasi
self directed pada peserta didik atau pendidik .
30. Sejak kapan self directed learning di terapkan ?
Instrumen penelitian Self-Directed Learning Readiness Scale
(SDLRS) dikembangkan oleh Guglielmino pada tahun 1978
melalui disertasinya yang berjudul "Development of the selfdirected learning readiness scale" (Guglielmino, 1978).
Instrumen SDLRS dikembangkan melalui tiga-putaran survei
Delphi yang terdiri dari 14 orang yang dianggap ahli di bidang
belajar mandiri. Para ahli tersebut adalah Herbert A. Alf, B.
Frank Brown, Edward G. Buffie, Arthur W. Chickering,
Patricia M. Coolican, Gerald T. Gleason, Winslow R. Hatch,
Cyril O. Houle, Malcolm S. Knowles, Wilbert J. McKeachie,
Barry R. Morstain, Mary M. Thompson, Allen M. Tough dan
Morris Weitman (Candy, 1991). Instrumen tersebut kemudian
diuji coba. Dari hasil uji coba dilakukan analisis faktor dan
pada akhirnya diperoleh delapan faktor, yaitu: openness to
learning opportunities, self-concept as an effective learner,
initiative and independence in learning, informed acceptance of
responsibility for ones own learning, love of learning,
creativity, future orientation, and ability to use basic study and

problem -solving skills (Keterbukaan kesempatan belajar,


konsep diri sebagai inisiatif, pembelajar yang efektif dan
kemandirian dalam belajar, penerimaan informasi dari
tanggung jawab untuk belajar sendiri, cinta belajar, kreativitas,
orientasi masa depan, dan kemampuan untuk menggunakan
studi dasar dan kemampuan memecahkan masalah.)
Sumber : Guglielmino, L. M. (1978). Development of the self-directed learning
readiness scale (Doctoral dissertation University of Georgia, 1977). Dissertation
Abstracts International, 38, 6467-A.
31. Hasil apa yang kita dapat dari self directed learning ?
1. Dapat melatih pengembangan self learning skills yang diperlukan untuk
melaksanakan

lifelong

learning

selepas

masa

pendidikan

formal.

(Mudjiman,2008)
2.
Dapat menggugah motivasi belajar. (Mudjiman, 2008)
3.
Menghilangkan strees dalam belajar. (Mudjiman, 2008)
a. Dapat melatih pengembangan self learning skills yang diperlukan untuk
melaksanakan lifelong learning selepas masa pendidikan formal.
(Mudjiman,2008)
b. Dapat menggugah motivasi belajar. (Mudjiman, 2008)
c. Menghilangkan strees dalam belajar. (Kebiasaan dan bukan merupakan
d.
e.
f.
g.
h.

beban,melainkan kebutuhan)
Dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan
Mudah berbaur dalam kegiatan organisasi
Dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan
Membuat kita lebih siap ketika terjun ke masyarakat
Membuat kita menjadi lebih mandiri
Sumber : pedoman pendidikan dan pelatihan professional kedokteran
berkelanjutan.

32. Mengapa kita harus menerapkan self directed learning ?


untuk membekali pebelajar dengan ketrampilan yang
dibutuhkan agar termotivasi untuk belajar hari ini dan
seterusnya disepanjang hidupnya (life long learners).
(Bernadette, 2005)
Karena mood yang naik turun. Saat mood kita turun drastis kita
harus mengingat tujuan untama kita yaitu belajar sepanjang
hayat.
33. Sistem apa saja yang dapat di terapkan dalam proses pembelajaran di FK
Unissula ?
Self directed learning
Deep learning

Seven jump steps (SGD)


PBL (Problem based learning/ belajar berdasarkan masalah, termasuk
student centered)
Small group discussion
Skill lab
Lab

Sumber : unissula medical academic club


34. Bagaimanakah kita menerapakan belajar sepanjang hayat ?
Dengan belajar dari sejak usia dini sampai lanjut usia
menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK
Sumber : unissula medical academic club

1.
2.
3.
4.
5.

Tahapan tahapan belajar dalam pendidikan sepanjang hayat


dijalankan melalui beragam program pendidikan yaitu .
Mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan
Mendiskusikan tujuan yang ingin dicapai
Menyusun rancangan program yang ingin dilaksanakan
Melaksanakan program yang telah direncanakan
Melakukan penilaian terhadap proses hasil dan pengaruh dari program yang
telah dilaksanakan
Sumber : Pemimpin Adi Luhung Genealogi Kepemimpinan Kontemporer
( maret 2006 ) hal : 68

Menerapakan konsep self assessment dan reflection, untuk


memperdalam pengetahuan kita.
Konsepsi belajar sepajang hayat
Upaya sesungguhnya dari seseorang yang melakukan proses belajar adalah
sistematik untuk menjawab rasa ingin tahu yang terumuskan dalam pertanyaan
Pencapainnya adalah dengan :
Berguru (bersifat subjektif): mencari jawaban dari orang yang lebih
tahu. Syaratnya adalah dapat berkomunikasi dengan bahasa, gerak, dan
rasa.
Membaca buku : mencari jawaban dengan cara menggali informasi
keilmuan yang merupakan kompilasi pengalaman manusia yang ditulis
secara sistematik. (bersifat objektif) tergantung pada kemampuan
pemilihan buku, menguasai bahan, dan membaca cepat (kemampuan
berbahasa dan maatematika sangat berperan).
Membaca buku dengan metode SQ3R
Dimana huruf : lambang bunyi
Kata : lambang arti
Kalimat : lambang pesan
Alinea : lambang pokok pikiran
Membaca langsung kenyataan alami : mencari jawaban dengan alam

Pelajaran biologi, kimia fisika adalah pelajaran-pelajarn ilmiah yang


dapat digunakan saat kita berdialog dengan alam.
Sumber : kuliah.ftsl.itb

Konsep life long learning sangat relevan dengan keberadaan


perpustakaan sebagai institusi pendidikan informal. Sebab,
perpustakaan dalam era informasi ini akan menjadi agen yang
memungkinkan setiap orang pada berbagai tingkat usia,
pendidilkan dan status social untuk selalu memperoleh
keberhasilan. perpustakaan memainkan peran yang utama guna
mendukung pengembangan diri memakiai perpustakaan yang
merupakan bagain inti dari konsep long life learning.

Sumber : perpustakaan nasional RI majalah visi pustaka vol.9 no 3


( desember 2007 )
35. Kendala apa saja yang kita aliami dalam penerapan sistem belajar sepanjang
hayat ?
Sumber daya manusia
Bahan bahan pustaka lainnya
Model-model pengajaran
Kelebihan informasi
Tutor yang tidak dapat mengajar , tutor menikmati pola kerangka
pengetahuan tutor sendiri, dan akhirnya paham memfasilitasi PBL itu
sulit.
Sumber : unissula medical academic club
36. Mengapa independent learning dan self derected learning di butuhkan dalam
pembelajaran dewasa ?
Karena ilmu pengetahuan selalu berkembang sehingga kita perlu
belajar secara terus menerus secara mandiri tanpa harus dibimbing
oleh guru.
37. Apa yang harus kita lakukan agar konsep pembelajaran andragogy dapat
terlaksana ?
Kita harus mempersiapkan materi dari rumah, kita juga harus lebih
aktif dalam mencari bahan pembelajaran.
Mengubah kebiasaan lama sewaktu SMA dengan kebiasaan baru
yang menerapkan konsep belajar dewasa.
Berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan tidak pasif dan
mengevaluasi hasil belajar.
Menguasai keterampilan seperti deep learning, collaborative
learning, self assessment, peer assessment dan self reflection.
38. Apa peran soft skill yang dimiliki pembelajaran dewasa ?

menunjang proses pembelajaran dewasa.


39. Apa konsep konsep pembelajaran dan ketrampilan belajar bagi orang
dewasa?
- Deep learning
- Collaborative learning
- Self assessment
- Peer assessment
- Self reflection
(modul 1, buku pegangan mahasiswa ketrampilan pembelajaran dan berfikir
kritis,2012)
40. Ciri-ciri adult learner ?
- Mandiri dalam mencari bahan belajarnya
- Bertanggungjawab
- Belajar dari pengalaman
- Bisa mengatur waktu
- Mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi
- Mahasiswa memiliki beragam latar belakang ilmu pengetahuan dan
pengalaman
- mahasiswa berpeluang untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran secara suka rela [voluntarily]
- Dosen memerankan diri sebagai fasilitator dan pengendali suasana
pembelajaran
- pendekatan pembelajaran menggunakan aspek aplikasi
- Pendekatan ini memungkinkan adanya kolaborasi antar elemen
pembelajaran secara menyenangkan [enjoy collaboration]
- Dosen dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk
mengintegrasikan konsep-konsep baru dengan pengetahuan yang telah
dimiliki [prior knowledge]
- menyadarkan para mahasiswa pentingnya belajar sepanjang masa
[lifelong learning
- Pendekatan ini memungkinkan para mahasiswa untuk menjadi agen
perubahan [change agents] dalam masyarakat.
(http://qac.ums.ac.id/?pilih=lihat&id=36)
41. Apa kelebihan dari konsep adult learning?
- Dapat mengetahui kebutuhan apa yang akan dipelajari
- Mahasiswa lebih aktif dan kreatif
- Mahasiswa terbiasa untuk mengupdate ilmunya sendiri
- Meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa
- Mahasiswa dapat belajar memanajemen semua kegiatannya
- Menjadi mahasiswa yang kritis
- Dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan
- Mudah berbaur dalam kegiatan organisasi
- Dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan
- Membuat kita lebih siap ketika terjun ke masyarakat

Membuat kita menjadi lebih mandiri


Sumber :

www.pelopor-adventure.co.id
www.delivery.org
www.depsos.go.id

42. Berapa persen keberhasilan belajar menggunakan konsep adult learning bagi
IP mahasiswa FK?
Prosentase keberhasilan belajar menggunakan adult learning di FK
unissula sendiri telah mencapai 80% dinyatakan berhasil, karena
saya melihat angkatan 2011 sebagian besar memiliki IP diatas 3,00.
Itu menunjukan keberhasilan proses belajar adult learning.
43. Ciri ciri independen learning?
a. Sistem harus dapat dilakukan di semua tempat dimana terdapat
pebelajar.
b. Sistem harus memberikan tanggungjawab untuk belajar yang lebih
besar kepada pebelajar.
c. Sistem harus membebaskan anggota fakultas dari tipe tugas lain
yang tidak relevan.
d. Sistem harus menawarkan kepada pebelajar pilihan yang lebih luas
(lebih banyak peluang) baik dari segi mata kuliah, bentuk maupun
metodologi.
e. Sistem harus memanfaatkan segala bentuk media dan metode
pembelajaran yang telah terbukti efektif.
f. Sistem harus mencampur dan mengkombinasikan media dan metode.
g. Sistem harus mempertimbangkan desain dan pengembangan mata
ajar yang sesuai dengan program media yang sudah ditetapkan
h. Sistem harus memelihara dan meningkatkan peluang untuk dapat
beradaptasi denganperbedaan-perbedaan individu
i. Sistem harus mengevaluasi keberhasilan belajar secara sederhana.
j. Sistem harus memungkinkan pebelajar untuk memulai, berhenti dan
belajar sesuai dengan kecepatannya.
(Chaeruman, 2007)

44. Masalah di fakultas kedokteran unissula dan solusinya?


o Sumber daya manusia
o Bahan bahan pustaka lainnya
o Model-model pengajaran
o Kelebihan informasi
o Tutor yang tidak dapat mengajar , tutor menikmati pola
kerangka pengetahuan tutor sendiri, dan akhirnya paham
memfasilitasi PBL itu sulit.
Sumber : unissula medical academic club
Solusi :
o
o
o
o
o
o
o

Self directed learning


Deep learning
Seven jump steps
Latar belakang masalah
Smaal group discussion
Skill lab
Lab

Sumber : unissula medical academic club


45. Konsep dan ciri ciri dari keterampilan belajar dewasa, dan alasan di
terapkan?
Konsep :
belajar mandiri
belajar dari pengalaman (learning by experiencing)
belajar berdasarkan kebutuhan, dan
belajar sepanjang hidup(Abdullah Aly,2006)
a. Self acceptance, pada konteks andragogi, dewasa berarti individu yang
memiliki pandangan positif tentang dirinya sebagai sasaran belajar (peserta
didik). Penerimaan diri berakar pada pengalaman keberhasilan ekstensif
sebelumnya. Penerimaan diri tidak hanya terungkap ketika mengatakan
sanggup mengerjakan ini dan itu, akan tetapi dewasa mampu menilai dirinya
secara positif sebagai seorang pribadi yang utuh untuk memperbaiki diri dan
kehidupannya.
b. Planful intents, dewasa berarti memiliki kemampuan mendiagnosis kebutuhan
belajar, menetapkan tujuan pribadi secara wajar sesuai kebutuhan tersebut dan
merancang strategi yang efektif untuk merealisasikan tujuan belajar. Dalam
prosesnya, dewasa juga berarti kemampuan memanfaatkan
bantuan/pertolongan dan nasehat orang lain sambil mempertimbangkan
kepentingan dan tujuan belajarnya.
c. Intrinsic motivation, dewasa berarti orang yang memiliki motivasi intrinsik,
dimana motivasi tersebut dapat bertahan dalam menyelesaikan tugas-tugas
belajar tanpa ada tekanan eksternal dalam bentuk hadiah, sanksi atau hukuman
(rewards, sanctions or punishment). Orang dewasa dapat meneruskan kegiatan
belajar, serta mampu menunda atau menghentikan kepentingan lain demi

d.

e.

f.

g.

kelanjutan kegiatan belajarnya.


Internalized evaluation, dewasa berarti mampu bertindak sebagai agen
evaluator, terutama dalam menilai kualitas kinerja yang akurat sesuai dengan
informasi yang dikumpulkan sendiri. Dengan demikian dewasa berarti mampu
mengiternalisasi proses evaluasi, sehingga memperoleh masukan dari orang
lain dan terbuka terhadap penialian orang lain.
Opennes to experience, dewasa berarti terbuka kepada pengalaman baru, serta
mampu melibatkan diri dalam berbagai kegiatan belajar dan menetapkan
tujuan, memiliki curiosity, tolerance of ambiguity, preference of complexity
and even playfulnees, juga mempunyai motif untuk memasuki kegiatan baru.
Konsepsi tersebut dapat memberikan sesuatu yang memuat konstruk-konstruk
yang lebih spesifik dalam mempelajari pengelaman-pengelaman barunya.
Learning flexibility, fleksibilitas dalam belajar menyiratkan kedewasaan dalam
mengubah tujuan atau cara belajar dan menggunakan eksplorasi dan
pendekatan trial and error untuk memecahkan masalahnya. Fleksibilitas tidak
menyatangkan kekurang atau ketidak tahanan dalam belajar menyelesaikan
tugas-tugasnya. Akan tetapi kedewasaan biasanya terbuka dalam memahami
kegagalan yang biasanya diasosiasikan dalam bentuk penyesuaian diri dan
perilakunya (adaptive behavior) daripada kemunduran (withdrawal).
Autonomy, dewasa berarti memiliki kemampuan memilih kegiatan belajar
yang dipandang penting meski bagi orang lain dipersepsi sebagai suatu resiko
atau bahaya dalam konteks budaya tertentu. Kedewasaan dalam konteks
autonomy dapat dipandang sebagai suatu kemampuan dalam memasalahkan
standar, norma dalam kurun waktu dan tempat tertentu terutama berkaitan
dengan jenis kegiatan belajar yang memungkinkan dan dianggap memiliki
nilai bagi hidup dan kehidupannya. Autonomy dapat dibelajarkan dan
dilatihkan untuk melayani kepentingan pribadi dan sosial kemasyarakatan.
Andragogi memandang, bahwa dalam memacu tumbuhnya dewasa dalam
belajar diperlukan terciptanya belajar sepanjang hayat, terutama dalam
pengembangan hasrat, minat, kebutuhanm motivasi dan kemampuan lainnya
Alasan :
Agar siswa mampu mengintegrasikan apa yang didapatkan dalam
kuliah dengan apa yang apakan dihadapinya dalam masyarakat.(UII,-)
46. Apa yang harus di putuskan dalam self directed learning secara mandiri?
1. Putuskan tujuan hidup,mulai dari jangka pendek,menengah,ataupun
panjang.
2. Rencanakan secara terperinci kegiatan dari hari ke hari berikut nya.
3. Kenali rintangan dan halangan yang akan dihadapi.
4. Berkomitmen dan sepenuh hati menjalani rencana yang telah
dirumuskan .
5. Bertanggung jawab terhadap semua hal yang dilakukan.
6. Terus perbaharui diri dari waktu ke waktu.
7. Refleksi diri.
47. Kegiatan apa yang dilakukan oleh dokter untuk mengembangkan profesinya?

Terdapat misi pembinaan secara bersistem dalam suatu program


pengembangan keprofesian bersinambung atau continuing
professinal development. Secara salah kaprah program itu resmi
disebut sebagai program pengembangan dan pendidikan
keprofesian berkelanjutan, atau program P2KB. Organ IDI yang
bertanggung jawab mengelola program pembinaan ini, yaitu Badan
Pengembangan dan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, yang
memiliki kepanjangan tangan di tingkat wilayah, BP2KB Wilayah.
Dalam badan otonom tersebut duduk dokter dan spesialis yang
mewakili perhimpunan sekaligus kolegiumnya Program P2KB
pada dasarnya memang merupakan upaya pembinaan bersistem
yang dimaksudkan agar dokter senantiasa dapat menjalankan
profesinya dengan baik dan itu baru bisa terjadi kalau pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan (skill) senantiasa ditingkatkan, serta
sikap (attitude) profesionalnya terjaga. Oleh karena itu, upaya ini
tidak dapat dilepaskan dari mekanisme licensure atau pemberian
izin praktik.
Profesionalisme bagi dokter meliputi kompetensi, etika, altruism,
collegiality, dan accountability.Mengembangkan profesionalisme
merupakan kewajiban profesi (professional imperative) bagi setiap
dokter dan itu dimulai saat seorang calon dokter menjalani
pendidikan di fakultas kedokteran.
Dengan belajar dari sejak usia dini sampai lanjut usia
menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK
Sumber : unissula medical academic club
48. Bagaimana cara mengembangkan soft skill?
Banyak berlatih seperti mengikuti organisasi seperti bekerja sama.
Menumbuhkan sifat keingintahuan dalam persoalan lebih tinggi
dengan cara selalu mengupdate ilmu-ilmu yang baru.
49. Apa manfaat soft skill di perguruan tinggi? Dan berikan contoh serta macammacam soft skill!
Contoh soft skill : Berorganisasi
Manfaatnya untuk dapat bersosialisai dengan baik, melatih mental
dalam berorganisasi, mengembangkan bakat, menumbuhkan jiwa
kreatif dan inovatif dalam diri mahasiswa, meningkatkan
kepercayaan diri seseorang
50. Apa tantangan sebagai mahasiswa di fakultas kedokteran?
Manajemen waktu, penyesuaian diri terhadap pola pembelajaran,
mahasiswa lebih banyak belajar mandiri, menuntut keaktifan dalam
belajar, dituntut untuk fokus dan update ilmu, dituntut memiliki
mental yang kuat.
51. Bagaimana cara kita dalam menuntut ilmu agar tetap berada atau tidak keluar
dari disiplin ilmu?

Kita harus fokus terhadap peraturan-peraturan yang dibuat serta


taat terhadap study plan yang sudah kita buat
52. Bagaimanakah kriteria seorang mahasiswa yang berhasil menerapkan konsep
pembelajaran adult learning?
Lebih mandiri dan berwawasan luas
Lebih menguasai materi
Lebih mengenal kemampuan diri sendiri
Pandai mengatur waktu
Dapat menyelesaikan masalah dengan baik
53. Seperti apakah collaborative learning itu?
Belajar dengan cara diskusi atau belajar kelompok berbagi
pengetahuan
54. Bagaimana konsep pembelajaran dan mengapa diterapkan pada pembelajaran
andragogy?
a. deep learning,
Memperdalam materi dengan cara mencari sumber-sumber
referensi yang akurat.
b. collaborative learning,
pembelajaran dengan cara diskusi kelompok
c. self assessment,
pembelajaran dengan cara mengevaluasi hasil belajar sendiri
d. peer assessment
pembelajaran dengan cara bertukar pikiran dengan sesama
mahasiswa
e. self reflection
pembelajaran dengan cara evaluasi dari pengalaman diri sendiri.
55. kiat-kiat apa saja yang kita lakukan untuk menyesuaikan pola pendidikan
dalam perguruan tinggi?

Banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

Belajar bekerja sama dengan teman satu angkatan

Tidak menutup diri

Aktif bertanya apabila belum paham atau belum mengerti

Mengikuti aturan yang berlaku atau yang ada


56. apa yang akan terjadi jika mahasiswa mengesampingkan disciplinary content?

Tidak akan fokus terhadap suatu pembelajaran

Masalah tidak akan terselesaikan dengan baik

Akan mempersulit diri sendiri

Tidak tercapainya tujuan belajar

Anda mungkin juga menyukai